Teman masa kecil, dimana Jhon sangat mencintai Nindi, namun Nindi tidak membalas cinta Jhon.
"Jhon?" Sapa Nindi.
"Eh? Nindi? Hehehe," gugup Jhon.
Lusy sangat kesal melihat mereka berdua, dia langsung batik, "khemmm ..."
Namun Jhon dan Nindi langsung melihat kearah Lusy yang sedang berdiri diam disamping kiri menatap kemesraan mereka berdua.
"Eh? Eee ini aku cuma mau balikin dompet kamu aja kok Jhon, hehe ..." Ucapnya mengulurkan dompet Jhon.
Jhon menerima dompetnya dengan berkata, "terimakasih Nin ..."
Nindi menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan semuanya.
Lusy langsung berkata, "cantik doang, tapi caper."
Entah Nindi mendengar atau enggak, namun Jhon lah yang malah marah dengan ucapan Lusy.
"Lebih baik kamu diam Lusy!" Bentaknya seolah hinaan Lusy kepada Jhon.
Saskia terkejut dan berkata, "Lus ... Udah ya?"
Lusy hanya membuang muka tanpa mengubis ucapan Saskia, dia berpikir, 'ngapain sih ... Kak Jhon marah gitu, padahal kan aku cuma menghina cewek tadi."
Lalu hari pernikahan Saskia datang, bukan hanya itu ... Namun ternyata Rion dan Peby datang, mereka sedang menuju ketempat pesta, tetapi Peby kaget.
"APA?" Dengan nada kencang mendengar bahwa orang yang menikah dengan Saskia adalah Jhon.
'Kenapa Rion gak bilang ke aku dari awal sih, kalau Jhon yang menjadi bonekanya.' batinya.
'kalau Jhon yang jadi bonekanya, terus aku sama siapa?' pikirnya.
Didapur, Lusy sangat kesal melihat Jhon terus saja memainkan hpnya tanpa melihat kearah lain.
Jhon sedang duduk memainkan hp dengan seragam pengantinnya, dia sedang mengirim pesan kepada Nindi memohon agar Nindi mau datang ke acaranya.
Jhon berdiri sambil memainkan hpnya tanpa melihat apa-apa.
'haha ... Aku kerjain aja deh," niatnya, dengan gesit Lusy menepis kaki Jhon hingga Jhon terjatuh.
"Aghh!" Teriak Jhon.
Teriakan Jhon terdengar oleh Saskia, 'tadi suara Mas Jhon kan? Kenapa dia teriak?' pikirnya.
Saskia menghentikan maksupnya dengan berkata, "bentar yah mbak ..." Dan berdiri dengan melangkah pergi kedapur membuat pengiasnya kesal.
Didapur itu Jhon sedang memandang tajam Lusy dengan tatapan kesal, Lusy hanya tenang-tenang saja seolah-olah tidak ada apa-apa.
Sambil meminum minuman yang dia pegang ditangannya, Lusy berkata, "lagian Kakak juga ngapain ngirim pesan sambil jalan-jalan kaya gitu, itu kan akibatnya."
Jhon membatukan tanganya, "berani kamu bilang itu ke saya ..." Jhon sudah siap menampar Lusy, Lusy sangat kaget dan mencoba menghindar namun tangan Jhon dipegang oleh Saskia untuk menghentikan niat Jhon.
Namun gelas yang Lusy pegang jatuh dan kacanya mengenai kaki Saskia, "AGH."
"Saskia ..." Kaget Jhon, dia langsung menunduk tubuh berlutut didepan Saskia untuk melihat apa luka Saskia parah atau tidak, "kamu tidak apa-apa?"
Lusy terpukul melihat kemesraan mereka berdua, dia mengelengkan kepala dan pergi dari hadapan mereka ke kamar.
Jhon tidak habis pikir dengan tindakan Lusy yang bahkan tidak meminta maaf kepada kakaknya.
Namun Jhon lebih memikirkan kondisi Saskia saat ini.
Jhon dengan rusuh meminta seseorang yang tidak sengaja baru datang kedapur untuk mengambilkan P3K.
Wanita itu memberikan P3K nya kepada Jhon dan dengan gesit Jhon mengambilnya lalu mengobati Saskia.
Lusy langsung pergi ketoilet dan menutup pintu toilet dengan cukup keras membuat yang berada disekitar melihat kearah Lusy.
Lusy duduk dibalik pintu toilet dengan menyenderkan dirinya kebelakang, 'yatuhan, kenapa aku melihat Jhon begitu perhatian kepada Kak Saskia begitu sakit buat aku? Kenapa aku merasa kalau Haikal tidak pernah seperti itu kepadaku? Hiks ... Hiks ... Aneh sekali yatuhan, aku ingin sekali tidak perhatian dan peduli dengan Saskia, namun Kak Saskia terus saja membuatku terus memperhatikannya ...'
Air mata Lusy terus saja menetes dengan suara mulutnya yang tidak karuan, dia terus saja memikirkan tentang Haikal.
Saat beberapa saat Lusy menangis dia memutuskan untuk keluar dari toilet meskipun mekupnya sudah luntur karena tangisan, saat dia baru berada didepan masuk antara toilet cewek dan cowok Haikal menabrak seseorang.
"Agh ... Sory," ucap pria itu.
Lusy hanya tersenyum tipis menjawab, "Iyah tidak apa kok."
Namun entah apa yang dipikirkan oleh lelaki itu, dia mengambil sarung tangannya dari saku kanan dan menghapus air mata Lusy mengunakan tangan kanan.
Tatapan mereka berdua sangat tajam, Lusy yang entah kasih biasa saja atau gugup dengan lelaki itu, tetapi sikap lelaki itu biasa saja kepadanya.
Lelaki itu memberikan sarung tangan itu kepada Lusy dengan berkata, "tangisan itu hanya bisa membuatmu lemah dan tidak berdaya." Dan pergi dari hadapan Lusy masuk kedalam toilet.
Lusy membalikan badan terus memperhatikan lelaki itu,' dia keren banget,' pikirnya.
Lusy menyadarkan dirinya, dia memegang sarung tangan miliknya dan terus saja dia pegang lalu pergi dari sana.
Jhon sedang mengikat kain perban dikeliling kaki Saskia, "lain kali ... Jangan sok jagoan yang berdiri ditengah ular berantam dengan singa, dan kamu adalah harimau, tentu saja singa dan ular itu akan lebih dulu kerja sama untuk menyakitimu!"
Saskia tidak megubis sepatah kata pun dari Jhon, dia terus saja melamun memikirkan Lusy.
Sedangkan Rion dan Peby baru sampai dari sana karena mobil Rion harus ke bengkel terlebih dahulu, "mobil bagus, tapi rajin ke bengkel!" Ejek Peby.
Lusy sedang memegang sarung tangan namun langsung terhenti dan bersembunyi dibalik dinding persimpangan, 'Loh? Tadi kan ada Kak Peby dan Kak Haikal?' pikir pusingnya.
Rion sangat pusing mendengar ocehan Peby, dia langsung menjawab, "lain kali, kalau gak ikhlas bantuin saya, gak usah repot-repot bantuin saya ... Cih."
Peby menyadari Rion marah, "Iyah ... Iyah canda, gitu aja ngambek!" Rion hanya megubis.
"Kalau bukan karena rencana kamu yang enggak bermanfaat buat saya, saya dan kamu tidak akan capek-capek kesini!"
Peby berhenti melangkah, "loh? Bukannya kamu yang merencanakan semua ini?" Ucapnya sedikit merasa kesal namun disabari.
Rion langsung menjawab, "tapi awalnya ini semua rencanamu, Peby."
Peby merasa kalau Rion tidak menghargainya, "tapi kamu yang buat rencana agar Saskia nikah dengan Jhon!"
Lusy kaget mendengar, 'Kak Jhon? Apa maksud mereka?' pikirnya.
Bruk ...
Lusy terus bergeser kearah kiri untuk menjauhi Rion dan Peby, tapi dirinya membuat tempat sampah jatuh. "Hah?" Lusy menutup mulutnya.
Rion langsung berhenti dan memperjelas pendengarnya dengan melingkari telinganya, "kamu dengar gak?"
Peby bingung dengan ucapan Rion, "dengar apa?" Tanyanya.
Rion menunjuk kearah bawah, "aku yakin kalau tadi ada suara barang jatuh ..."
"Hah?" Lusy semakin panik.
Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara. Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!" Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy. 'fyuhh," leganya. Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby. Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang. "Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon. Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?" Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu ma
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit
Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga
Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap
Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming
Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap
Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga
Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara. Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!" Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy. 'fyuhh," leganya. Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby. Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang. "Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon. Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?" Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu ma