Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara.
Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!"
Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy.
'fyuhh," leganya.
Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby.
Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang.
"Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon.
Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?"
Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu malah pergi begitu saja."
Lusy terkejut mendengar ucapan Jhon, 'benar juga apa kata Jhon ... Aku harus temui Kak Saskia.' tanpa menjawab ucapan Jhon, Lusy langsung pergi dari hadapannya masuk kedalam rumah untuk menemui Kak Saskia.
Terlihat Kak Saskia sedang bicara dengan tamu, Lusy langsung berjalan cepat menghampiri Saskia, "Kak Saskia ..."
Saskia membalikan badan melihat kearah Lusy dengan keheranan karena Lusy berjalan terburu-buru, "Lusy?"
Lusy berhenti didepan Saskia dengan tatapan kaku merasa bersalah, Lusy memegang tangan Kak Saskia dengan berkata, "Kak ... Maafin Lusy karena Lusy kakak terluka tetapi Lusy gak peduliin Kakak."
Saskia tersenyum manis dan membalas tegangan tangan Lusy, "gapapa Lusy, lagian luka Kakak gak parah kok."
Lusy membalas senyuman Kak Saskia lalu Saskia memegang pundak Lusy.
Jhon melihat hal itu dari kejauhan dan merasa kebingungan dengan mereka berdua, 'dasar keluarga udik! Fyuh ... Tapi besok, aku pastikan hari-hari Saskia akan menderita ...' ucap batinya.
Lalu saat Jhon ingin membalikan badannya dia terhenti karena kedatangan Rion dan Peby.
"Halo Jhon ..." Ucap ketus Peby.
"Hemmm? Halo," jawab ketus Jhon.
Lusy yang tidak sengaja melihatnya merasa bingung, 'loh? Kak Jhon kenal Kak Peby sama Kak Rion?' batinya.
Jhon melihat kearah meja dan mengatakan, "ayo duduk?"
Peby dan Rion hanya menganggukan kepala dan ikut untuk duduk di meja tersebut.
Treneng ... Treneng ...
Tiba-tiba telepon Lusy berbunyi, Lusy meminta ijin kepada Saskia untuk mengangkat teleponnya, "Kak ... Aku ijin jawab telepon dulu yah?"
Saskia hanya menganggukkan kepala dan menatap Lusy melangkah pergi keluar.
Saskia hanya terdiam namun tiba-tiba Peby melihat Saskia saat dirinya sudah duduk dikursi, 'haha ... Aku punya ide,' pikirnya.
Peby langsung mengatakan, "aku ijin pergi sebentar yah ..." Kepada Rion dan Jhon yang sedang sibuk berbicara.
"Oh? Iyah," jawab Rion.
Sedangkan Jhon hanya menganggukan kepala tanpa menjawab apa-apa.
Peby menghampiri Saskia, "Hai ..." Memegang pundak Saskia yang sedang membelakanginya.
Saskia membalikan badan kearah Peby, "eh? Hai ..."
"Yaampun sudah lama kita gak ketemu yah Saskia," basa-basi Peby.
"Oh iyah, udah lama sekali yah," jawab Saskia.
"Oh iyah, kamu udah kenal sama calon suami aku?" Tanya Saskia.
"Oh iyah, udah kok ... Kenal dekat malah," ucapnya yang sengaja untuk memanas-manasi Saskia, namun Saskia tidak terbakar apa-apa, tetapi dia kepo hubungan apa yang terikat dengan Peby dan Jhon.
'Apa yah ikatan mereka? Ada apa mereka dimasa lalu?' batinya.
"Oh Iyah ... Kamu mau gabung? Ada Rion juga kok!"
Saskia sekarang sadar bahwa Peby terlihat sedang memanas-manasi dirinya, "hemmm tidak perlu," tetapi Saskia menutupinya.
Peby sangat sabar untuk mengatur rencananya, 'Saskia benar-benar nyeselin! Tapi aku harus sabar ngadepin dia, nanti rencanaku berantakan.' lalu Peby tersenyum manis dan berkata, "ayo ... Gapapa kok!" Peby menarik-narik Saskia.
"Ta-tapi Peb ..."
Saskia sampai didepan meja yang diduduki Jhon lalu Peby memaksa Saskia duduk dikursi itu.
Sedangkan Lusy yang berhenti didepan pesta dan mengangkat telepon Haikal, "Halo sayang?"
"Sayang ... Aku minta sama kamu untuk datang ke rumahku besok gak?"
Lusy merasa bingung, "untuk apa yah?"
"Pokonya kamu datang aja yah?"
"Eh Iyah, besok siang aku kerumah kamu yah."
"Yaudah oke, misyu sayang ..."
"Iyah syu ..."
Lalu Lusy menutup teleponnya.
Mata Lusy terarahkan kepada sosok wanita cantik yang baru datang dengan jalannya yang rumawan.
'itu kan cewek yang waktu di cafe mengembalikan dompet Kak Jhon?' ucap dalam hati Lusy.
Nindi menghampiri Lusy dan bertanya, "maaf ... Boleh saya masuk?"
Pertanyaan cewek itu sangat kampungan, Lusy sempat berpikir, 'gak boleh,' didalam hatinya untuk ejekan.
Lusy tersenyum sok manis dan menjawab, "silahkan masuk ..."
Nindi membalas senyumannya seperti ikhlas tanpa paksaan beda dengan Lusy.
Lalu Nindi masuk ke dalam pesta itu dan diikuti oleh Lusy yang pura-pura kebetulan jalan seperti mengikutinya.
Nindi melihat ke meja Jhon dan menghampirinya, 'Halo Jhon?"
Jhon mengangkat kepalanya dan melihat kearah Nindi, "Nindi?" Kagetnya.
Lalu Jhon berdiri dari duduknya dan menjabat tangan Nindi, "terimakasih udah mau datang yah?"
Nindi tersenyum manis dengan menjawab, "Iyah Jhon ... Aku juga sekalian terimakasih dengan tawaanya.
Jabatan tangan mereka sangat lama seolah-olah ditahan dan tidak ingin dilepas, tetapi batukan yang pura-pura dari Peby sontak membuat Nindi melepaskan pegangan tangan mereka.
Lusy yang melihatnya dari kejauhan dengan senderan kebelakang dinding tersebut, 'iyuh ... Caper banget!' batinya.
Lalu Nindi berkata, "aku boleh gabung?" Kepada semua orang yang duduk di meja itu.
Tidak ada jawaban secuali dari Saskia, "tentu ..." Sedangkan Peby membuang muka, Rion tidak menganggap Nindi ada dan Jhon bersiap untuk duduk.
Nindi duduk disamping Jhon dan di samping lain Jhon yang ditempati oleh Saskia.
Semuanya bercanda dan Lusy hanya terus mencari makanan.
Jhon tertawa bersedu-sedu dan menyengol minuman yang ada disana hingga mengenai Nindi.
"Yaampun," kaget Nindi.
"Eh? Maaf-maaf." Jhon mengelap baju Nindi mengunakan tanganya karena panik.
Tetapi karena tangan Nindi juga memegang bajunya hingga tanpa sengaja tangan Jhon memegang tangan Nindi.
Lusy yang sedang minum langsung tersedak melihat adegan itu, Lusy langsung menghampiri meja itu dan mengambil gelas minuman milik Nindi lalu menyiramnya kearah baju Nindi.
"Yaampun?" Kaget Nindi, yang lain langsung berdiri dari duduknya melihat Lusy yang berani melakukan hal itu.
Jhon melihat kearah wanita yang berani melakukan itu dan berkata, "LUSY?" Dengan nada keras hingga pengunjung lain melihat kearah mereka dengan keheranan.
Jhon berdiri dan mengangkat tangannya berniat untuk menampar Lusy, tetapi Lusy dengan cepat menampar Jhon terlebih dahulu.
Jhon dengan kaget memegang pipi yang sudah Lusy tampar dengan Nindi yang ikut bangun dari duduknya.
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit
Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga
Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap
Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming