Share

Kenang-Kenangan

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 09:16:17

"Baiklah, tiketnya sia-sia dan kita juga tidak menyelesaikan filmnya."

"Aku bahkan tidak tahu filmnya bercerita tentang apa, Sierra. Haha!"

Sierra hanya ikut tertawa sambil melangkah keluar dari gedung bioskop sebelum filmnya selesai.

"Kurasa memang kita tidak boleh menonton, Bastian. Lebih baik kita kembali ke kantor saja!"

"Hei, siapa bilang kita akan kembali sekarang? Aku belum selesai."

"Belum selesai bagaimana?"

"Aku mau mengajakmu ke suatu tempat, Sierra! Ikutlah denganku!"

Bastian menggandeng tangan Sierra berkeliling mall dan masuk ke sebuah toko perhiasan. Sierra pun membelalak penuh tanya, tapi Bastian hanya tersenyum dan terus menarik Sierra ke sana.

Bastian memilih sebuah kalung, sedangkan Sierra hanya duduk menunggu tanpa banyak bicara, sampai tidak lama kemudian, Bastian pun berdiri di belakang Sierra dan mendadak memasangkan kalung di leher Sierra.

"Astaga, Bastian! Apa yang kau lakukan?" pekik Sierra kaget.

"Jangan bergerak, Sierra! Aku mau kau mencobanya!"

Sierr
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatmawati Paseng
siera jangan pergi..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Ucapan Selamat Tinggal

    Sierra akhirnya kembali ke kantornya sore itu. Setelah menikmati kencan singkatnya dengan Bastian, Sierra merasa puas, sangat puas. Bahkan, Sierra mendapatkan kenang-kenangan foto bersama Bastian, foto yang akan ia simpan nanti agar saat Sierra merindukan Bastian, Sierra bisa melihatnya. Sierra sempat tersenyum menatap foto di ponselnya sejenak, sebelum akhirnya ia sadar waktunya tidak banyak. Seperti janjinya pada Jacob, tiga hari lagi ia harus angkat kaki dari rumah dan perusahaan. Sierra sangat paham itu sampai Sierra menyelesaikan pekerjaannya dengan begitu giat sepanjang sisa hari itu. "Aku sudah menandatangani semua yang harus kutandatangani dan mulai hari ini, semua wewenang akan pindah ke Pak Bastian. Aku sudah tidak punya wewenang apa pun. Semua proyek yang kutangani juga sudah kualihkan ke Pak Bastian. Termasuk proyek baru tadi. Tapi jangan memberitahunya dulu! Hari Senin saja. Ya, hari Senin nanti, kau baru boleh memberitahunya sekaligus mulai bekerja padanya," pesan Sie

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pria Pemaksa

    "Hei, matamu bengkak, Sierra! Apa yang terjadi? Kau habis menangis?" Bastian yang malam itu masuk ke ruang kerja Sierra untuk mengajak Sierra pulang pun nampak cemas melihat wajah dan mata Sierra yang sembab. Bastian langsung menghampiri Sierra dan menangkup sebelah pipinya sambil ibu jarinya membelai mata Sierra. "Ah, aku tidak apa, Bastian. Tapi tadi sempat ada debu masuk ke mataku. Cukup lama aku menggosoknya sampai keluar air mata, mungkin itu yang membuat mataku bengkak," dusta Sierra. Tentu saja ia tidak akan mengaku kalau ia menangis begitu heboh tadi saat mengucapkan perpisahan dengan ruang kerjanya. "Ah, benarkah begitu? Apa rasanya sakit? Biar kutiup ...." Bastian membelai lembut mata Sierra dan meniupnya juga dengan lembut. Jantung Sierra pun berdebar kencang merasakannya dan ia membiarkan Bastian melakukannya. "Apa sudah baikan, Sierra? Kau mau matamu dikompres saja?" "Hmm, tidak perlu, Bastian. Rasanya sudah lebih baik.""Baiklah, kalau begitu ayo pulang, aku aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Apa Kau Akan Pergi dari Sini?

    "Aku sudah melihat semua berkasnya. Benar dan lengkap. Sekarang kau sudah tidak punya wewenang apa pun di perusahaanku.""Kau benar, Pak Tua. Aku sudah bukan siapa-siapa lagi di sana. Seperti yang sudah seharusnya, semua wewenang sudah pindah kepada Bastian. Dia pimpinannya sekarang."Jacob hanya mengangguk mendengar laporan Sierra. "Baguslah! Kau sudah melakukan tugasmu dengan baik, Sierra! Semuanya sudah berakhir. Kasus hukum Laura dan Stephanie pun berjalan lancar walaupun mereka tidak bisa diajak bekerja sama di sana.""Apa mereka akan dipenjara?""Harus! Mereka harus dipenjara dan aku sudah mencabut semua hak mereka di perusahaan, termasuk tidak akan mengijinkan mereka masuk ke rumahku dan daerah kekuasaanku lagi. Itu sudah seperti yang aku mau." Sierra mengembuskan napas panjang dan mengangguk. "Ya, akhirnya selesai. Semua persis seperti yang kau mau.""Hmm, tentu saja! Aku tidak membayarmu begitu mahal untuk gagal, Sierra. Walaupun kau sudah membuat kekacauan dan masalah baru

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Kabar Baik

    "Mengapa kau tidak bisa, Sierra? Apa kau akan pergi dari sini, Sierra?"Entah mengapa Bik Mala mendadak bertanya seperti itu. Jujur Bik Mala tidak sempat berpikir panjang, namun semua yang dikatakan Sierra seolah wanita itu akan pergi dan menitipkan semuanya. Sierra sendiri langsung berdiri mematung dan menghentikan langkahnya mendengar pertanyaan Bik Mala. Apa ia sudah ketahuan sekarang? Apa Bik Mala tahu ia akan pergi? Apa Bik Mala akan memberitahu semua orang? Bukankah semuanya akan makin sulit kalau ada orang yang mengetahuinya, apalagi Bastian. Jantung Sierra pun memacu begitu kencang, namun ia mencoba bertahan dan bersikap setenang mungkin, bahkan ia menghapus air matanya sampai bersih. Sierra pun berbalik menatap Bik Mala sambil mencoba tersenyum. "Apa yang Bibik katakan? Bukankah sudah kubilang, banyaknya beban di pikiranku membuatku lelah dan akhirnya aku bicara ngelantur."Sierra terus tersenyum tanpa menjawab iya atau tidak, namun Bik Mala malah mengernyit. Ia merasak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Menggoda Ibu Tiriku   Dua Pria yang Berlari ke Arahnya

    Sierra tidak berhenti menyeka air matanya saat ia menyetir mobilnya ke rumah sakit. Ia tertawa dan menangis bersamaan sambil memacu mobilnya begitu kencang. "Terima kasih, Tuhan! Kau mengabulkan doaku! Setelah penantian yang begitu panjang, akhirnya Kau membawa ibuku kembali!""Terima kasih, Ibu! Terima kasih karena sudah berjuang untuk kembali sadar!" Sierra tidak berhenti mengucapkan syukurnya dengan air mata yang tidak berhenti berlinang. Sierra terus memeluk Bik Mala tadi begitu ia menutup teleponnya. Bik Mala sendiri nampak begitu senang sampai ia melupakan pembicaraan mereka tadi. Memang pembicaraan mereka terasa tidak penting lagi setelah mendengar kabar bahwa ibu Sierra telah sadar. Bik Mala pun meminta Sierra segera pergi ke rumah sakit dan ia yang menemui Jacob untuk meminta ijin. Tapi baru saja Sierra berlari dari kamar Lalita dan melewati kamar Jacob, Jacob yang hendak keluar kamar pun akhirnya melihat Sierra. "Ada apa?" tanya Jacob tadi. "Ibuku sadar, Pak Tua! I

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Menggoda Ibu Tiriku   Berdebat Seperti Anak Kecil

    "Apa, ibunya Sierra sudah sadar?""Benar. Dia sendiri yang mengatakannya padaku. Sekarang dia sedang ke rumah sakit.""Terima kasih sudah memberitahuku, Pak! Aku akan ke sana sekarang!""Hmm, pastikan semuanya baik-baik saja, Valdo! Tapi jangan salah paham! Aku mau semuanya baik-baik saja karena aku mau kepergian Sierra berjalan lancar nanti. Jangan sampai kondisi ibunya membuatnya mengurungkan rencananya pergi." Valdo terdiam sejenak di telepon mendengar ucapan Jacob, namun sedetik kemudian Valdo pun mengangguk. "Aku akan memastikan semuanya sesuai dengan rencana. Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan, Pak!""Baguslah! Sekalian bantu aku menyelesaikan administrasinya saat dia akan pindah nanti. Selama Sierra belum pergi, ibunya masih menjadi tanggung jawabku.""Aku mengerti, Pak!""Baiklah, cepatlah ke sana dan lihat keadaan di sana!" Valdo tersenyum lega begitu ia menutup telepon dari Jacob. Valdo memencet nomor telepon Sierra dan berniat meneleponnya, namun ia mengurungkan niatn

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Menggoda Ibu Tiriku   Tidak Tidur Semalaman

    Sierra masih terus tersenyum menatap wajah cantik ibunya yang sedang tertidur itu. Sesekali dahi ibunya akan mengkerut, mungkin ibunya bermimpi atau apa pun itu, yang jelas Sierra senang, karena gerakan itu menandakan bahwa ibunya sedang dalam kondisi sadar, bukan koma lagi. "Ibu, cepatlah membuka mata Ibu, aku sudah tidak sabar melihat Ibu." Sierra terus membelai kepala ibunya dan ia pun menceritakan tentang rumah baru mereka di luar kota. Sierra menceritakan semua rencananya pada ibunya dan memberikan gambaran masa depan yang bahagia untuk mereka. "Hanya ada Ibu, aku, Rosella, dan Julio. Kita akan kembali berkumpul seperti dulu lagi, Ibu."Entah berapa lama Sierra menemani ibunya di kamar itu, namun suster pun akhirnya meminta Sierra keluar karena memang ruang ICU harus steril dari semua pengunjung. Sierra menurut, namun ia sama sekali tidak berniat untuk pulang malam itu. Dengan wajah lelah tapi bahagianya, Sierra pun keluar dari sana dan mendapati dua pria yang masih duduk b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendadak Menjadi Calon Menantu

    "Bolehkah aku melihatnya sebentar, Sierra? Aku lupa kalau aku ada rapat penting pagi ini, jadi aku harus pulang duluan." Valdo baru ingat akan rapatnya pagi ini dan ia segera memberitahu Sierra. Sierra pun mengijinkan Valdo masuk walaupun Bastian yang melihatnya hanya bisa menggerutu kesal. "Hai, Bu Lidya ... ini aku, Valdo. Aku teman Sierra," sapa Valdo saat akhirnya Valdo masuk bersama Sierra ke ruangan Lidya. "Aku sudah sering menjenguk Anda sejak Anda di sini, entah Anda mengingatku atau tidak. Tapi aku senang sekali mendengar Anda akhirnya sadar. Semoga ke depannya, kita bisa terus berhubungan baik."Valdo menggenggam erat tangan Lidya dan tersenyum menatap wajah cantik yang mirip dengan Sierra itu. "Dia sangat cantik, Sierra. Apa aku sudah pernah mengatakannya?" Valdo melirik Sierra yang berdiri di sampingnya. "Hmm, kau sering sekali mengatakannya, Valdo.""Kau mirip dengannya. Kau dan Rosella, kalian sama-sama cantik dan kecantikan itu kalian dapatkan dari Bu Lidya."Sierr

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Dukungan yang Tidak Disangka

    Para peserta rapat akhirnya mengikuti keluar dengan suara yang masih ribut dan dalam sekejap ruang rapat pun menjadi sepi. Hanya tersisa Tami dan beberapa arsitek yang tergabung dalam tim, Jordan, Rosella, Jessica, dan Livy. Livy nampak tersenyum tipis menatap Rosella dan menatap semua kekacauan ini lalu dengan santai ia melenggang keluar dari ruang rapat. Namun, Jessica tidak membiarkannya pergi begitu saja. "Livy!" teriak Jessica yang mengikutiLivy keluar dari ruangan. Livy pun menoleh menatap Jessica. "Kau juga tidak percaya padaku, hah, Jessica? Dia itu mantan orang gila yang mungkin sampai sekarang masih tetap gila. Untuk apa kau membelanya lagi?" "Bukan dia yang gila, tapi kau yang gila, Livy! Mengapa kau harus mengatakan semua itu di depan banyak orang, hah? Benar saja kata ayahku kalau semua orang di sana tidak berpendidikan, termasuk kau, Livy!" "Terserah kau mau bilang apa, Jessica! Tapi semua yang kukatakan adalah kenyataan!" Jessica yang mendengarnya hanya tertawa

  • Menggoda Ibu Tiriku   Rapat yang Kacau

    Suara lantang Livy membuat semua orang membelalak kebingungan. Jessica sendiri langsung membelalak dan menoleh tidak percaya ke arah Livy. Memang Jessica sudah mengetahui semuanya, namun Jessica tutup mulut dan ikut menyembunyikan semuanya sampai detik ini. Karena itu, Jessica sama sekali tidak menyangka kalau Livy mengetahui kenyataan itu dan membocorkannya seperti ini di depan semua orang. Jordan dan Rosella sendiri juga membelalak. Jordan yang panik mendengar Livy mengatakannya, sedangkan Rosella yang langsung gemetar karena masa lalunya terungkap. Rosella melirik ke arah Jessica dan Rosella pun pasrah kalau memang Jessica yang membocorkan semuanya, walaupun Rosella masih belum mau menuduh. Tapi selama ini Rosella tahu Jessica sangat dekat dengan Livy. Adipura dan Imelda juga membelalak kaget, namun ia masih belum mengerti apa maksud Livy, begitupun dengan peserta rapat yang juga masih tidak mengerti maksud Livy. "Apa maksudnya, Bu Livy? Siapa yang mantan pasien dengan gang

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kesalahan dalam Rapat

    Rosella berangkat ke kantor pagi itu dan semua arsitek yang akan ikut rapat ternyata sudah menunggunya. Mereka pun saling memberi semangat, sebelum akhirnya mereka dibriefing singkat dan masuk ke ruang rapat yang lebih besar daripada biasanya, seperti ruang sebaguna yang besar dan artistik. Jantung Rosella pun berdebar begitu kencang begitu ia masuk, tapi Jordan terus menyemangatinya. Tidak lama kemudian, satu persatu peserta masuk ke sana yang terdiri dari banyak manager senior. Ada juga perwakilan perusahaan lain yang langsung menempati posisi masing-masing. Dan terakhir Adipura dan Imelda juga masuk ke sana, diikuti oleh Jessica dan Livy. "Aku senang sekali semua berkumpul di sini. Seperti yang kita tahu kali ini kita akan mengerjakan proyek besar dan aku juga sudah menunjuk arsitek utama yang akan bertanggung jawab dalam proyek ini." Adipura membuka rapat. "Arsitek muda yang belum lama bergabung dengan WHA, tapi kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi." "Mari kita sam

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

DMCA.com Protection Status