Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Buktikan Kalau Kau Tidak Berbohong

Share

Buktikan Kalau Kau Tidak Berbohong

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-12 11:11:53
"Apa kau mau memakai garpu ini lagi?" Bastian menyodorkan garpu milik Sierra sambil tersenyum miring.

"Tidak!" jawab Sierra tegas sambil langsung meminta sendok baru pada pelayan.

Bastian pun tidak berhenti tersenyum menatap Sierra. Bahkan, Bastian sengaja terus memakai garpu Sierra untuk memakan sisa steaknya dan terus mengulum garpu itu sampai membuat Sierra makin kesal.

"Wah, Julio kenyang sekali, Uncle!"

"Hmm, baguslah kalau kau kenyang, Julio! Tapi kau bilang mau membelikan makanan untuk Mamamu kan? Pesan saja, nanti Uncle akan membayarnya."

"Tidak perlu! Aku bisa membayarnya sendiri," sela Sierra cepat.

Tanpa mempedulikan Bastian, Sierra pun segera bangkit berdiri dan pergi dari sana untuk memesan makanan untuk Rosella.

Dan Julio yang melihatnya pun terkikik. "Hehe, Aunty memang galak, Uncle. Tapi sebenarnya dia baik kok. Aunty cantik kan, Uncle?"

Bastian memicingkan mata mendengarnya. "Hmm, cantik! Tentu saja dia cantik," aku Bastian jujur.

"Hehe, Uncle suka ya sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fatmawati Paseng
seru Author ceritanya.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Merasa Bersalah

    Bastian melangkah perlahan saat Sierra akhirnya menyerah dan membawanya masuk ke bangunan yayasan. Ada dua bangunan rumah yang letaknya berdekatan. Yang satu adalah tempat berkumpulnya anak-anak yatim piatu dan yang satu lagi adalah tempat berkumpulnya para wanita dewasa. Yayasan itu sendiri memang menampung wanita korban pelecehan dan anak yatim piatu. Ada beberapa ibu dan anak kandung yang bisa tidur di kamar yang sama, salah satunya adalah Rosella dan Julio yang menempati sebuah kamar di gedung untuk para wanita dewasa. Beberapa orang terlihat lalu lalang di rumah yang mirip asrama itu dan mereka menyapa Sierra dengan ramah karena memang mereka sudah mengenal Sierra. Sierra sendiri tersenyum ramah sambil terus melangkah. Sesekali Sierra akan menoleh ke belakang dan tatapannya bertemu dengan tatapan Bastian yang masih menatapnya penuh tanya. Bastian pun masih terus mengikuti langkah Sierra sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling dan menunduk singkat saat ada yang terseny

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Menggoda Ibu Tiriku   Maafkan Aku!

    Sierra masih tidak bisa menghentikan tangisannya saat ia sudah menemani Julio dan Rosella tidur. Walaupun Sierra berusaha tetap terlihat tegar di depan Julio karena Sierra selalu mengajarkan Julio untuk tidak cengeng, tapi nyatanya air mata Sierra terus mengalir lagi dan lagi. Hati Sierra begitu sakit. Entah bagaimana menjelaskannya, namun memiliki seorang kakak yang mengalami gangguan kejiwaan sama sekali bukan hal yang membanggakan dan Sierra pun selalu bersedih setiap ada satu orang baru yang mengetahuinya. Rasanya seolah bertambah orang yang akan berpikiran buruk tentang Rosella. Sierra pun makin merasa bersalah karena secara tidak langsung dirinyalah yang membuat Rosella menjadi seperti ini. Seketika ingatannya pun melayang pada malam tragis itu saat Sierra dan Rosella sedang melarikan diri dari kejaran para pria yang menangkapnya. Waktu itu Sierra tidak tahu pasti siapa para pria itu, rentenir atau penagih hutang lain, namun mereka menarik paksa Sierra dan Rosella dari rum

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Menggoda Ibu Tiriku   Gangguan di Tengah Malam

    Sierra seketika mematung mendengar ucapan Bastian. Untuk sesaat, suasana hening dan Sierra pun menoleh ke arah Bastian. Bastian sendiri sudah melangkah mendekati Sierra sambil menatapnya dengan begitu hangat. "Aku sudah salah sangka padamu dan bersikap seperti orang bodoh. Maafkan aku!" kata Bastian lagi saat ia sudah tiba di hadapan Sierra. Mereka pun berdiri berhadapan dipisahkan oleh pintu mobil Sierra yang masih terbuka. Dan Sierra pun salah tingkah. Pertama, Sierra sama sekali tidak menyangka kalau Bastian akan menunggunya. Dan kedua, Sierra juga tidak menyangka bahwa pria itu bisa meminta maaf seperti ini. Sierra masih terdiam dan tidak bicara lagi, sampai akhirnya Bastian yang kenmbali berbicara. "Aku tidak tahu kalau Rosella itu benar ada dan dia adalah kakakmu."Sierra menelan saliva mendengarnya dan ia pun berusaha untuk bersikap seperti Sierra biasanya. Tentu saja rasanya akan aneh kalau mendadak ia dan Bastian bersikap lembut seperti barusan. "Ehem ... itu ... kau .

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Menggoda Ibu Tiriku   Penyelamat Dadakan

    Jantung Sierra sudah berdebar tidak karuan melihat para pria itu mendekatinya, tapi ia tidak boleh terlihat ketakutan. "Tidak, terima kasih! Aku sedang menunggu temanku, silakan jalan dulu!" sahut Sierra cepat sambil langsung berkutat dengan ponselnya seolah acuh. Kali ini Sierra pun tidak berpikir panjang untuk mencari nomor Bastian dan meneleponnya. Dengan cepat Sierra meletakkan ponsel itu, di telinganya dan tetap bersikap tenang, padahal jantungnya sudah berdebar tidak karuan dan tubuhnya sudah gemetar. 'Ayo Bastian, angkat! Angkat!' seru Sierra dalam hatinya, namun sayangnya telepon Bastian sedang sibuk, hingga Sierra pun tidak berhenti mengumpat dalam hatinya. Sial! Siapa lagi yang harus Sierra telepon saat ini? Apa pengurus yayasan? Posisi Sierra belum terlalu jauh dari yayasan, namun terbilang tidak dekat juga dan apa tidak apa meminta bantuan mereka di saat seperti ini?Sierra pun begitu galau dengan tangan yang sudah ikut gemetar, tapi ia masih berusaha bersikap biasa s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencemaskannya

    Sierra sudah berpikir bahwa malam naas itu mungkin akan terulang lagi. Sierra sudah mengerahkan seluruh tenaganya untuk memberontak, tapi tenaganya tetap kalah. Namun, saat Sierra mulai merasa tidak ada harapan lagi, mendadak harapan itu datang untuknya. Mendadak tubuh preman yang mendekati Sierra ditarik ke belakang dan sebuah tinju kuat langsung mendarat di pipinya sampai membuat pria itu jatuh tersungkur. Buk! "Akhh!" "Berani sekali kau menyentuhnya, Brengsek!" seru seorang pria dengan nada yang sangat mengancam. Tepat saat itu, Sierra melihat Bastian di sana, berdiri menjulang tidak jauh di hadapannya dan jiwa Sierra yang tadinya sudah melayang entah ke mana mendadak kembali lagi memenuhi tubuhnya. "Bastian ...," lirih Sierra dengan tangisannya yang mendadak meledak. "Kau tidak apa, Sierra?" Bastian menatap Sierra yang penampilannya sudah berantakan dengan dress yang sudah tersingkap dan amarah Bastian pun langsung bangkit. "Brengsek kalian!" seru Bastian sambil lang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Godaan Anak Tiri

    "Ibu tiri? Kau tidak perlu mengatakannya secara gamblang, Bastian!"Sierra terus mengomel kesal saat menyetir mobil Bastian pulang ke rumah. "Apanya yang salah, Sierra? Aku hanya berusaha untuk jujur karena memang kau adalah ibu tiriku.""Tapi posisi kita sangat sulit dimengerti oleh orang lain! Apa kau tidak bisa melihat bagaimana ekspresi dokter itu tadi saat kau bilang kalau aku ibu tirimu? Dia menganggapmu membual! Aku bahkan lebih muda daripada kau, bagaimana aku bisa menjadi ibu tirimu?""Soal itu, tanyakan sendiri pada dirimu!" sahut Bastian singkat. Dan Sierra pun mengembuskan napas kesal. "Baiklah, tidak usah dibahas lagi! Tapi aku tetap saja kesal, apa kau mau memberitahu pada seluruh dunia kalau aku ini ibu tirimu, hah?"Bastian yang mendengar omelan Sierra pun akhirnya memicingkan matanya. "Kalau kau memang tidak suka dengan kenyataan itu, seharusnya kau berbohong saja dan membenarkan bahwa kau adalah istriku, beres kan?" sahut Bastian santai. Namun, Sierra malah membe

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Menggoda Ibu Tiriku   Dia Berbeda

    Sierra tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya sampai ia membiarkan dirinya begitu dekat dengan Bastian saat ini. Seharusnya Sierra menghindar. Ya, seharusnya, tapi Sierra malah bertahan di sana dan tatapannya sudah terpaku pada dada bidang pria itu. Bastian sendiri yang melihat Sierra begitu berminat padanya pun langsung tersenyum kecil. "Apa yang kau lihat, Sierra?" goda Bastian. "Lukanya di bawah, di perut, bukan di dadaku." Sierra yang tersentak pun langsung salah tingkah dan Sierra pun langsung menatap bagian perut Bastian yang masih diperban. "Ah, kau benar. Itu ... itu ... tapi perbannya bersih dan tidak berdarah, Bastian." Sierra terdiam sesaat, sebelum ia menyadari sesuatu. "Jangan bilang kau menipuku, Bastian!" Bastian menaikkan alisnya. "Benarkah tidak berdarah? Aku sungguh merasa sakit dan basah di sana tadi." "Wajahmu sama sekali tidak terlihat seperti orang sakit, Bastian." "Apakah aku harus meringis setiap saat agar kau percaya kalau ini sakit, Sierra

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pertanyaan Mengejutkan

    Sierra memeluk tubuhnya sendiri saat ia sudah duduk di ranjangnya malam itu. Baru saja ia menghabiskan waktu bersama Bastian dan untuk pertama kalinya, Sierra tidak merasa kesal pada pria itu. Padahal selama ini setiap bertemu saja dengan Bastian, emosi Sierra pasti langsung meletup-letup. "Baiklah, ternyata Bastian tidak seburuk yang aku sangka. Di balik sikap menyebalkannya, ada sisi lembut dan hangat yang seperti tadi ...." "Sungguh, aku terkejut saat dia membahas tentang ibunya ...." Tanpa sadar Sierra tersenyum. Hatinya begitu lega karena bahkan setelah Bastian mengetahui tentang Rosella, responnya sama sekali tidak buruk. "Ya, semua orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Bastian benar. Dan tidak semua orang bisa disamakan. Seperti Bastian yang tidak mau disamakan dengan Jacob ...." Mendadak ingatan Sierra pun memutar perbedaan antara Bastian dan Jacob. Saat Jacob tidak pernah menolong Sierra bahkan saat Sierra tersandung, Bastian malah menerima goresan pisau untuk Sie

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Dukungan yang Tidak Disangka

    Para peserta rapat akhirnya mengikuti keluar dengan suara yang masih ribut dan dalam sekejap ruang rapat pun menjadi sepi. Hanya tersisa Tami dan beberapa arsitek yang tergabung dalam tim, Jordan, Rosella, Jessica, dan Livy. Livy nampak tersenyum tipis menatap Rosella dan menatap semua kekacauan ini lalu dengan santai ia melenggang keluar dari ruang rapat. Namun, Jessica tidak membiarkannya pergi begitu saja. "Livy!" teriak Jessica yang mengikutiLivy keluar dari ruangan. Livy pun menoleh menatap Jessica. "Kau juga tidak percaya padaku, hah, Jessica? Dia itu mantan orang gila yang mungkin sampai sekarang masih tetap gila. Untuk apa kau membelanya lagi?" "Bukan dia yang gila, tapi kau yang gila, Livy! Mengapa kau harus mengatakan semua itu di depan banyak orang, hah? Benar saja kata ayahku kalau semua orang di sana tidak berpendidikan, termasuk kau, Livy!" "Terserah kau mau bilang apa, Jessica! Tapi semua yang kukatakan adalah kenyataan!" Jessica yang mendengarnya hanya tertawa

  • Menggoda Ibu Tiriku   Rapat yang Kacau

    Suara lantang Livy membuat semua orang membelalak kebingungan. Jessica sendiri langsung membelalak dan menoleh tidak percaya ke arah Livy. Memang Jessica sudah mengetahui semuanya, namun Jessica tutup mulut dan ikut menyembunyikan semuanya sampai detik ini. Karena itu, Jessica sama sekali tidak menyangka kalau Livy mengetahui kenyataan itu dan membocorkannya seperti ini di depan semua orang. Jordan dan Rosella sendiri juga membelalak. Jordan yang panik mendengar Livy mengatakannya, sedangkan Rosella yang langsung gemetar karena masa lalunya terungkap. Rosella melirik ke arah Jessica dan Rosella pun pasrah kalau memang Jessica yang membocorkan semuanya, walaupun Rosella masih belum mau menuduh. Tapi selama ini Rosella tahu Jessica sangat dekat dengan Livy. Adipura dan Imelda juga membelalak kaget, namun ia masih belum mengerti apa maksud Livy, begitupun dengan peserta rapat yang juga masih tidak mengerti maksud Livy. "Apa maksudnya, Bu Livy? Siapa yang mantan pasien dengan gang

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kesalahan dalam Rapat

    Rosella berangkat ke kantor pagi itu dan semua arsitek yang akan ikut rapat ternyata sudah menunggunya. Mereka pun saling memberi semangat, sebelum akhirnya mereka dibriefing singkat dan masuk ke ruang rapat yang lebih besar daripada biasanya, seperti ruang sebaguna yang besar dan artistik. Jantung Rosella pun berdebar begitu kencang begitu ia masuk, tapi Jordan terus menyemangatinya. Tidak lama kemudian, satu persatu peserta masuk ke sana yang terdiri dari banyak manager senior. Ada juga perwakilan perusahaan lain yang langsung menempati posisi masing-masing. Dan terakhir Adipura dan Imelda juga masuk ke sana, diikuti oleh Jessica dan Livy. "Aku senang sekali semua berkumpul di sini. Seperti yang kita tahu kali ini kita akan mengerjakan proyek besar dan aku juga sudah menunjuk arsitek utama yang akan bertanggung jawab dalam proyek ini." Adipura membuka rapat. "Arsitek muda yang belum lama bergabung dengan WHA, tapi kemampuannya sudah tidak perlu diragukan lagi." "Mari kita sam

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

DMCA.com Protection Status