"Dasar anak tidak tahu diri, anak tidak tahu diuntung! Susah payah aku mengeluarkan banyak uang demi menikahkan Theo denganmu, tapi kau malah menyia-nyiakannya begitu saja. Tidak cukup dengan memperkosanya dan kau ingin membunuhnya juga? Kenapa kau tidak mati saja, huh?! Kenapa aku harus berusaha payah mencari donor jantung untukmu kalau kau menjadi seperti ini?"Habis sudah kesabaran seorang Lakeswara. Dua tahun lebih ia menahan kekesalannya atas sikap putranya dan sekarang ia tidak bisa menahannya lagi. Berulang kali ia mengingatkan agar bersikap baik pada Theona, tapi apa sekarang. Bukannya hidup bahagia dengan putranya, ia justru membuat hidup Theona semakin menderita."Apa? Jadi, Papi tahu semuanya?" tanya Ikosagon terkejut.Selain Ikosagon yang terkejut karena sang ayah tahu segalanya, Hexagon pun tidak kalah terkejut. Tubuh wanita itu menegang seketika mengetahui kenyataan betapa bejat putranya."A-apa kau bilang? Apa yang aku dengar barusan tidak benar bukan? Osa dan Theo suam
"Pa-papi?" terkejut Ikosagon mendengar suara yang sangat-sangat ia kenali. Ia menoleh ke samping dan mendapati sang ayah sedang menatap tajam ke arahnya."Kenapa? Apa kau terkejut?" tanya Lakeswara mengejek.Ikosagon melihat Tiger di sisi kanan ayahnya. Akhirnya, ia tahu alasan mengapa sang ayah mengetahui segalanya. Ternyata, Tiger adalah mata-mata ayahnya."Apa kau benar-benar tidak menginginkan Theo?" Lakeswara menyandarkan tubuhnya ke belakang. Kemudian, ia melanjutkan kata-katanya, "Kalau begitu, kau bukan lagi anakku dan kau tidak berhak atas harta warisan keluarga ini.""Tidak, Pi. Osa ... Osa menyesal karena tidak bersikap baik pada Theo selama ini. Osa sangat mencintai Theo dan Osa sangat menginginkan Theo. Untuk masalah harta warisan, Osa sama sekali tidak peduli sekarang. Mau Papi sumbangkan semuanya jatah Osa, Osa tidak peduli. Yang Osa inginkan hanya satu, yaitu Theo," sanggah Ikosagon menggebu.Apa gunanya kekayaan melimpah, tetapi tidak bahagia. Apa gunanya harta menggu
Lakeswara mengangguk cepat. "Mungkinkah seperti itu?" tanya pria itu.Hexagon menggeleng ragu. Apa yang Ikosagon alami memang mirip dengannya ketika awal-awal mengandung. Namun, ia tidak tahu kalau ada istri hamil, tetapi suami yang mengidam."Pi, Mi?" panggil Nonagon.Sejak tadi, wanita itu hanya sibuk memperhatikan dan mencermati. Ia menunggu sampai waktunya tepat baru mulai membuka suara."Ya, Sayang. Ada apa?" sahut Hexagon bertanya.Nonagon meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. "Nona pernah menonton drama dan pernah membaca novel di mana suami yang mengidam, tapi Nona belum pernah menjumpai hal itu di kehidupan nyata." Hexagon langsung menatap suaminya di mana sang suami juga menatapnya. Mereka berdua saling mengerutkan keningnya seolah mempertanyakan ucapan putrinya."Sebentar!" Nonagon meraih tas branded miliknya dan meraih ponsel di dalamnya, "Nona coba cari di internet, yah. Mudah-mudahan saja ada penjelasan mengenai hal itu," imbuhnya.Wanita itu mulai berselancar
Tiga bulan berlalu dan Ikosagon masih belum menemukan Theona. Mual dan muntah yang ia alami pun semakin parah. Meski dokter pribadi datang ke rumah, tidak ada diagnosa apa pun. Jadi, pria itu melewati hari-harinya seperti orang yang mengidam pada trimester pertama."Satu botol lagi," kata Ikosagon sambil menunjukkan jari telunjuknya.Saat ini, ia berada di klub malam. Bahkan tidak hari ini saja dan setiap malam pria itu akan menjadi penghuni tetap di sana.Awalnya, ia meminta anak buahnya dan sekretarisnya untuk memesan banyak botol minuman untuk persediaan di rumahnya agar tidak perlu pergi ke klub. Namun, mereka dilarang oleh Lakeswara. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Ikosagon menyerah. Pria itu memesan banyak botol minuman dan diantar ke rumah. Akan tetapi, ia kembali gagal karena sang ayah langsung menahannya dan memusnahkannya. Oleh karena itu, Ikosagon akan berada di klub di setiap malamnya."Kenapa lama sekali? Kenapa minumanku tidak datang juga?" tanya Ikosagon mengel
"Tuan? Sepertinya saya melihat menantu Anda di sini dalam keadaan perut yang membesar dan dibawa ke ruang gawat darurat."Dokter pribadi keluarga Candramawa, Lucas, melihat Theona berbaring di atas brankar yang didorong ke arah ruang gawat darurat. "Apa kau tidak salah lihat, Dokter Lucas?" tanya Ikosagon.Berbulan-bulan ia sudah berusaha mencari dan tidak mendapatkan hasil apa pun. Kini, Dokter Lucas berkata bahwa pria itu melihat Theona di rumah sakit. Terlebih dengan kondisi perut yang membesar. Jujur, Lakeswara cukup sulit untuk mempercayainya."Tidak, Tuan. Saya ingat dengan jelas meski saya hanya pernah melihatnya satu kali bahwa wanita yang saya lihat saat ini adalah memang menantu Anda, Nyonya Theona," jawab Dokter Lucas terdengar sangat yakin.Beruntung, saat ini ia sedang berada di shift siang. Jika ia berada di shift malam, mungkin ia tidak akan melihat Theona. "Baiklah. Coba kau tanyakan bagaimana kondisinya. Sebentar lagi aku dan istriku akan segera ke sana.""Baik, Tua
Bi Sudan menatap Lakeswara dan Hexagon sekilas. Kemudian, ia menundukkan kepalanya sambil meremas jemari tangannya. Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Setelah itu, ia mulai berkata-kata. "Setiap kali berhubungan, Tuan Osa selalu memberikan obat kontrasepsi pada Non Theo, tapi Non Theo berpura-pura meminumnya dan selalu membuangnya. Jika Non Theo tidak meminum obat itu dan ketahuan hamil. Maka, Tuan Osa akan membunuh janin yang ada di kandungan Non Theo dengan tangannya sendiri," jelas Bi Sudan sambil terisak. Setiap kali mengingat kejadian di mana Theona menceritakan perihal itu padanya, dadanya selalu terasa sesak dan air matanya jatuh begitu saja. "Apa?" terkejut Lakeswara langsung beranjak berdiri. Hexagon pun tidak kalah terkejutnya. Wanita itu menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan manik mata yang membola. Ia benar-benar tidak menyangka putranya akan sekejam itu pada Theona. Pantas saja wanita itu berani kabur dan menghilang bagai di telan bumi.
Langkah Dokter Lucas terasa sangat lambat. Jarak mereka hanya beberapa ratus meter, tetapi rasanya seperti berkilo-kilometer."Bagaimana kondisi, Theo?" tanya Lakeswara tidak sabar."Keadaan Nyonya Theo baik-baik saja, bahkan tidak jadi dilakukan operasi sesar," jawab Dokter Lucas santai."Loh! Bukankah sebelumnya kau bilang Theo harus melakukan operasi sesar?" terkejut Hexagon langsung bertanya."Iya, Nyonya. Jadi begini ..."Dokter Lucas mulai bercerita di mana tepat setelah Lakeswara menandatangani surat persetujuan, Theona langsung mengeluh mulasnya berbeda. Lalu, dokter langsung memeriksa kondisi jalan lahir dan sudah sampai pembukaan terakhir. Bahkan dalam hitungan menit, bayi langsung lahir dengan sangat mudah. "Begitu, Nyonya, Tuan. Jadi, Nyonya Theo tidak jadi dilakukan operasi sesar. Kalau menurut saya, Nyonya Theo dan bayinya memang menunggu Tuan dan Nyonya datang," imbuh Dokter Lucas menilai.Kelihatannya memang seperti itu. Jika tidak, mungkin Theona akan melahirkan seja
"Ma-maksud Papi apa?" tanya Theona terbelalak.Bukankah ayah mertuanya sudah berjanji tidak akan memberitahukan keberadaannya dan bayinya pada Ikosagon? Lalu, bagaimana bisa ia tinggal di rumah mertuanya, meski di rumah yang lain?"Ya. Tinggallah di rumah kami, agar kami bisa terus berada di sisi kalian," sanggah Lakeswara."Bagaimana bisa, Pi? Kalau sampai Osa tahu bagaimana?" tanya Theona tidak percaya."Tidak akan. Kau tahu? Tempat yang paling aman adalah tempat di mana musuhmu tinggal. Dengan begitu, Osa tidak akan pernah menemukanmu karena tidak akan pernah berpikir bahwa kau bersembunyi di salah satu rumah kami," jelas Lakeswara menggebu.Theona melirik ibu mertuanya dan mendapat sebuah anggukan diiringi senyuman lembut. "Baiklah. Mudah-mudahan saja apa yang Papi katakan benar," kata wanita itu memutuskan.Alasan Theona menerima penawaran itu karena tidak ada pilihan lain. Jika ia menolak, ia takut ayah mertuanya akan memberitahu Ikosagon. Sebenarnya, ia ragu untuk menerima pena