Share

109. Sesal Yang Terlambat

**

Semesta seperti turut bersedih atas kehilangan Joseph Sanjaya siang itu. Gerimis mengalun turun. Tidak deras, namun konstan bagaikan air mata langit.

Sebelum Joseph dikebumikan di peristirahatan terakhirnya, dan sebelum berita duka disampaikan kepada seluruh kerabat, Gavin ingin mengabarkan semua ini sendiri kepada Riani.

Maka di bawah rinai gerimis yang turun dalam senyap siang itu, Gavin mengemudi sendirian menuju kantor SR, di mana sang ibu sedang berada.

Jas hitam dan rambutnya yang basah menarik perhatian seluruh penghuni kantor, namun Gavin tidak peduli. Ia masuk lift menuju ruangan pimpinan dalam diam, tidak berbagi sapa kepada siapapun yang ditemuinya.

Riani yang sedang fokus pada pekerjaan mengangkat wajah perlahan saat pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk dulu. Ia gagal menyuarakan hardikan saat mendapati siapa yang datang dan seperti apa keadaannya.

“Gavin?” gumamnya pelan. Kedua matanya tajam menatap sosok sang putra yang tampak sangat tidak biasa. Kulitnya yang pucat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status