Share

Kamu Lupa?

Penulis: A-Cantika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-20 22:40:11

Di sisi lain, Travis tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Senjani sejak gadis itu masuk.

Travis terus memperhatikan gerak gerik gadis yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama itu tanpa berkedip.

"Tolong berbaring di tempat tidurnya tuan, karena saya akan memberikan bius untuk mengeluarkan peluru dan menjahit lukanya." ujar Senjani dengan tersenyum ramah meskipun dalam hati gadis itu ketakutan karena tatapan Travis yang seolah olah memelototi dirinya bahkan tidak mengalihkan pandangan darinya.

"Lakukan tanpa bius, aku bisa menangani rasa sakitnya." jawab Travis tapi matanya terus menatap ke arah Senjani.

Bukan tanpa alasan Travis berkata seperti itu, dia hanya ingin melihat wajah dokter yang akan mengobatinya itu dan jika dia dibius maka dia tidak akan bisa melihat wajah Senjani karena terpengaruh obat biusnya. Lagi pula luka kecil seperti ini bukanlah masalah besar untuknya, di rumah pun sebenarnya bisa diobati oleh dokter profesional yang dia punya tapi asistennya itu terlampau cerewet sampai sampai membuatnya kesal dan akhirnya menyetujui untuk pergi ke rumah sakit. Dan secara kebetulan dia malah kembali bertemu gadis tempo hari yang sudah menamparnya di club malam itu.

'Kebetulan sekali kita kembali bertemu di sini Senjani, sepertinya saya telah salah paham karena mengira kamu adalah jalang tempo hari, tapi karena itu pula saya menjadi sangat tertarik pada kamu. Dan apapun yang membuat saya tertarik tidak akan saya lepaskan begitu saja, termasuk kamu' batin Travis tersenyum menyeringai.

"Eh? Tapi tuan, ini akan sangat sakit jika anda tidak menggunakan obat bius. Saya tidak mau ambil resiko jika anda kenapa kenapa karena tidak mau menggunakan obat bius." ujar Senjani dengan menukikkan alisnya kesal.

Travis tersenyum, "Tenang saja, aku tidak akan meminta pertanggung jawaban kamu untuk ini kecuali untuk hal lain,"

"Hah?" beo Senjani, dia semakin di buat bingung dengan pasiennya itu, namun karena melihat sang pasien yang terlihat baik baik saja tanpa merasakan kesakitan bahkan dia juga sempat mendebat Senjani membuat gadis itu menghela napas lalu mengangguk perlahan.

"Baiklah, aku akan melakukannya dengan sangat hati hati tuan. Semoga anda tidak menyesal karena tidak mau menggunakan bius," ujar Senjani dengan nada sedikit jengkel.

Baru kali ini dia menemukan pasien yang aneh dan sangat menyebalkan seperti orang yang ada di depannya ini. Mungkin karena dia orang penting makanya sifatnya seperti itu, bahkan satu lantai ini di sewa hanya untuk ruang rawatnya saja. Ini jadi membuat Senjani berpikir seberapa kaya lelaki di depannya ini ya sampai bisa menyewa satu lantai VVIP hanya untuk ruang rawatnya saja.

'Percuma kaya jika sombong dan menyebalkan' Batin Senjani dengan menggelengkan kepalanya.

Lalu gadis itu memulai operasinya untuk mengeluarkan peluru dalam lengan yang dekat bahu itu dengan hati hati. Dan selama melakukan tugasnya Senjani tidak mendengar keluhan apalagi ringisan dari lelaki yang ditanganinya itu, dan pernah sesekali Senjani melirik lelaki itu untuk melihat ekspresi nya namun malah Senjani yang dibuat tercengang karena ekspresi datar dan mata yang terus terpaku ke arahnya.

'Lelaki ini kenapa sih? Dari awal datang matanya tidak pernah teralihkan ke arah lain. Selalu menatapku, bahkan saat ini pun bukannya merasa kesakitan dia malah terlihat santai dengan wajah datarnya itu. Apa jangan jangan pasienku kali ini adalah monster?' Batin Senjani namun detik berikutnya dia menggelengkan kepalanya, berusaha untuk fokus pada kerjaannya agar tidak terjadi kesalahan yang bisa membuat dirinya dan pekerjaannya dalam bahaya.

Helaan napas lega keluar dari belah bibir Senjani, begitupun suster yang membantunya operasi karena operasi itu berjalan lancar bahkan tanpa obat bius yang seharusnya mereka pakai.

"Sudah selesai tuan, anda bisa beristirahat setelah ini. Saya pamit pergi dulu, pencet tombol ini saja jika anda membutuhkan sesuatu. Saya akan segera datang." ujar Senjani berniat untuk pergi setelah sebelumnya membungkuk kecil dan disertai dengan senyuman manis yang dibuat buat.

"Tunggu dulu," panggil Travis mencegah langkah Senjani untuk keluar dari ruangan yang terasa pengap menurutnya itu.

"Ya? Tuan? Anda membutuhkan sesuatu? Atau ada keluhan?" tanya Senjani dengan lembut.

Bibir Travis terangkat menciptakan seringaian di wajahnya, " Anda tidak mengingat saya nona Dokter galak?"

Kening Senjani berkerut bingung, "Maaf? Anda memanggil saya apa tadi? Dan memangnya kita pernah bertemu ya?"

"Pernah, dan kamu melupakan pertemuan kita itu," Dengan yakin Travis berkata membuat Senjani juga yakin mungkin pasiennya itu terkena efek karena tidak memakai bius saat di jahit tadi makanya berbicara melantur seperti barusan.

Tapi tentu Senjani tidak bisa sejahat itu mengatakan jika pasiennya ini pasti melantur, "Ah saya rasa anda memerlukan istirahat tuan. Saya akan kembali ke sini untuk memeriksa keadaan anda setelah tiga jam."

Dan kali ini Travis membiarkan gadis itu untuk pergi dari hadapannya. Tidak menahan Senjani lagi karena dia tahu gadis itu sungguh berkata jujur jika tidak ingat dengan pertemuan mereka berdua yang ada di club.

"Tuan, bagaimana keadaan anda sekarang? Saya dengar anda menolak untuk memakai bius saat operasi berlangsung. Kenapa anda melakukan itu tuan? Saya benar benar sangat khawatir pada anda," Dion masuk dan langsung bertanya dengan nada khawatir.

Travis yang mendengarnya menghela napas, asisten pribadi pilihan ibunya ini benar benar sangat duplikat ibunya sekali. Super duper cerewet mengenai kesehatan Travis.

"Aku tidak apa apa Dion, tapi jika kamu terus melanjutkan kalimat panjang kamu itu aku tidak yakin kepalaku tidak akan sakit. Berhentilah mengomel," ujar Travis datar membuat Dion detik itu juga bungkam.

Travis melirik pada bawahannya itu lalu mengangguk, "Bagus lebih baik seperti itu kamu diam dan jangan beritahu pada mommy."

Dion terlihat akan memprotes ucapan Travis, "Untuk yang itu saya tidak bisa tuan, nyonya Irene pasti akan mendesak saya meskipun saya mencoba tidak memberitahukan nyonya besar soal ini."

Travis mendengus mendengar perkataan Dion barusan, "Kamu ini sebenarnya asistenku atau mommy ku sih?"

Dan Dion tertawa mendengar itu, "Tentu saja saya adalah asisten anda tuan tapi saya juga bekerja untuk nyonya Irene untuk melaporkan semua yang terjadi pada anda."

"Ck terserahlah, omong omong ternyata kamu benar Dion. Gadis itu seorang dokter dan dia yang baru saja menangani ku tadi. Aku bersumpah dia terlihat sangat mempesona saat sedang serius menjahit luka ku ini," Travis tersenyum kecil seraya melirik lengannya yang sudah di perban dengan rapih.

Dion terdiam, "Ah apakah ini alasannya anda tidak mau di bius agar bisa melihat dokter cantik itu bekerja,"

"Tentu saja, tapi yang membuatku agak kesal adalah karena dia melupakan ku. Melupakan pertemuan kita berdua sebelumnya."

Dion yang mendengar itu memutar bola matanya malas, "Oh tuan, tentu saja nona itu tidak akan mengingat anda. Waktu itu dia dalam keadaan mabuk dan juga anda itu adalah orang asing baginya. Jadi wajar jika dia melupakan anda tuan Travis."

"Dia seharusnya tidak boleh melupakanku."

Bab terkait

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Tugas Dokter

    Sementara itu, Senjani masuk ke ruangannya dengan raut wajah kesal, dan ketika dia membuka pintunya betapa terkejutnya Senjani saat melihat dokter Sera, temannya itu masih berada di ruangannya bahkan gadis itu yang tadinya duduk di kursi itu langsung terbangun dan berjalan menghampiri Senjani."Masih di sini Ser? Aku kira kamu sudah balik je ruangan kamu." ujar Senjani dengan santai membuka jas dokternya lalu mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Sera.Sera tidak menjawab pertanyaan Senjani, gadis itu justru malah mengikuti Senjani seolah ingin tahu sesuatu dari yang lebih muda satu tahun itu."Kamu enggak mau cerita apa apa sama aku Senja?" tanya Sera dengan raut penasaran dan kini malah Senjani yang mengernyitkan keningnya bingung."Cerita apaan?"Sera terlihat gemas ingin berteriak pada Senjani saat respon temannya itu malah seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya."Itu bodoh, bagaimana pengalaman kamu tadi mengobati mafia!" seru Serana karena gemas akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pergi

    "Dokter Sera!" Sera yang baru keluar dari ruangan Senjani itu mengernyit bingung melihat kehadiran pria yang dia ketahui sebagai kekasih dari Senjani itu."Iya, kenapa, Gibran? Mau cari Senja ya?" tebaknya yang langsung diangguki oleh pria itu dengan tersenyum malu."Iya dokter, Senjanya ada? Aku mau ketemu buat ngebicarain sesuatu sama dia." ujar Gibran lagi dia mengambil kesempatan karena sepertinya dokter Sera ini tidak tahu tentang keadaan hubungannya dengan Senjani yang tengah renggang hingga dia masih bersikap baik pada Gibran.Sera menghela napas, "Yah sayang banget Senjani lagi nanganin pasien khusus, dan kayanya butuh waktu lama. Mau aku sampaikan saja pesan kamu pada Senjani?" Senyum Gibran luntur seketika saat mendengar itu, "Eh tidak perlu dokter. Aku akan menunggu di sini saja kalau begitu." Sera memilih mengangguk saja, sudah biasa dengan hal itu karena saat Senjani sedang bertugas pun Gibran selalu menunggu gadis itu."Baiklah kalau begitu tapi maaf Gibran aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-13
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pacar Senjani

    Dion terlihat bingung mau menjawab apa karena dia hanya melihat sekilas lelaki itu yang sedang memohon mohon pada Senjani dan setelah itu Dion langsung bergegas pergi ke ruang rawat bos nya ini."Umm ... Kalau itu saya tidak tahu tuan, setelah saya memastikan nona Senjani kembali ke ruangannya maka saya langsung kembali ke sini, jadi saya hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka yang saya lihat juga jika lelaki itu memohon mohon ampun pada nona Senjani." ujar Dion melaporkan yang didapatnya."Cari informasi tentang pria itu Dion lalu katakan padaku dengan selengkap lengkapnya informasi itu. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun. Aku ingin tahu semua tentang Senjani, tanpa terkecuali." Perintah Travis membuat Dion menganggukkan kepalanya."Baik tuan akan saya cari nanti informasinya." ujar Dion yang langsung mendapat tatapan tajam Travis."Apa aku ada bilang jika kamu boleh mencarinya nanti? Aku ingin sekarang juga informasi nya Dion, cari sekarang juga. Ini perintah."Dion mengh

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Prolog

    Senjani Rakhesa Aulia menatap tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Kekasihnya yang hilang tanpa kabar kini tengah bermesraan dengan wanita lain?Tanpa pikir panjang, Senjani menghampiri kekasihnya yang tengah berselingkuh itu.Byur!Disiramnya muka sang pengkhianat."Anj--Senjani?!" paniknya, "Sayang ini nggak seperti yang kamu lihat, aku dan dia hanyalah teman saja." Gibran mencoba menjelaskan. Raut wajahnya terlihat panik.Sayangnya, Anjani tak peduli."Jelaskan? Kamu pikir aku bodoh Gibran? Aku memintamu untuk menjemput-ku dan kamu malah menolak dengan alasan sedang sibuk, tapi sekarang apa yang ku lihat ini? Yah kamu benar, kamu sibuk. Sibuk berselingkuh dengan wanita itu benarkan?" Dengan tatapan sinis Senjani menunjuk wanita yang berdiri di belakang Gibran yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.Luar biasa!Kekasihnya itu berselingkuh dengan sahabatnya sendiri yang sudah Senjani anggap seperti seorang saudari. "Senjani! Jaga bicaramu! Dia ini sahabatmu sendiri, kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Terluka

    "Mana barangnya?" tanya Travis dengan nada dinginnya.Sayangnya, keinginannya untuk menemui Sanjani harus ditunda beberapa saat. Lelaki tampan itu kini sedang berada di sebuah club besar yang ada di kota ***** dia sedang melakukan transaksi ilegal berupa revolver versi terbatas dan keluaran terbaru dari Eagle Corp, sebuah perusahaan senjata yang ada di Amerika yang membuat senjata dari yang ilegal karena berbahaya sampai yang legal. "Berikan dulu apa yang menjadi kesepakatan kita," ucap lawan bicaranya dengan menatap Travis di sertai seringai licik.Prak! Travis menepuk tangannya satu kali, dan muncullah orang bawahannya yang datang sambil membawa dua buah koper berukuran sedang yang isinya tentu saja emas dan ratusan lembar dolar. "Milikmu. Sekarang serahkan senjata nya," ucap Travis dengan nada dingin. Telunjuk pemuda tampan itu menunjuk pada koper yang di bawa oleh bawahannya tadi.Lelaki di depan Travis tersenyum menyeringai, dia mulai mengeluarkan senjata yang menjadi pertuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20

Bab terbaru

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pacar Senjani

    Dion terlihat bingung mau menjawab apa karena dia hanya melihat sekilas lelaki itu yang sedang memohon mohon pada Senjani dan setelah itu Dion langsung bergegas pergi ke ruang rawat bos nya ini."Umm ... Kalau itu saya tidak tahu tuan, setelah saya memastikan nona Senjani kembali ke ruangannya maka saya langsung kembali ke sini, jadi saya hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka yang saya lihat juga jika lelaki itu memohon mohon ampun pada nona Senjani." ujar Dion melaporkan yang didapatnya."Cari informasi tentang pria itu Dion lalu katakan padaku dengan selengkap lengkapnya informasi itu. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun. Aku ingin tahu semua tentang Senjani, tanpa terkecuali." Perintah Travis membuat Dion menganggukkan kepalanya."Baik tuan akan saya cari nanti informasinya." ujar Dion yang langsung mendapat tatapan tajam Travis."Apa aku ada bilang jika kamu boleh mencarinya nanti? Aku ingin sekarang juga informasi nya Dion, cari sekarang juga. Ini perintah."Dion mengh

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pergi

    "Dokter Sera!" Sera yang baru keluar dari ruangan Senjani itu mengernyit bingung melihat kehadiran pria yang dia ketahui sebagai kekasih dari Senjani itu."Iya, kenapa, Gibran? Mau cari Senja ya?" tebaknya yang langsung diangguki oleh pria itu dengan tersenyum malu."Iya dokter, Senjanya ada? Aku mau ketemu buat ngebicarain sesuatu sama dia." ujar Gibran lagi dia mengambil kesempatan karena sepertinya dokter Sera ini tidak tahu tentang keadaan hubungannya dengan Senjani yang tengah renggang hingga dia masih bersikap baik pada Gibran.Sera menghela napas, "Yah sayang banget Senjani lagi nanganin pasien khusus, dan kayanya butuh waktu lama. Mau aku sampaikan saja pesan kamu pada Senjani?" Senyum Gibran luntur seketika saat mendengar itu, "Eh tidak perlu dokter. Aku akan menunggu di sini saja kalau begitu." Sera memilih mengangguk saja, sudah biasa dengan hal itu karena saat Senjani sedang bertugas pun Gibran selalu menunggu gadis itu."Baiklah kalau begitu tapi maaf Gibran aku tidak

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Tugas Dokter

    Sementara itu, Senjani masuk ke ruangannya dengan raut wajah kesal, dan ketika dia membuka pintunya betapa terkejutnya Senjani saat melihat dokter Sera, temannya itu masih berada di ruangannya bahkan gadis itu yang tadinya duduk di kursi itu langsung terbangun dan berjalan menghampiri Senjani."Masih di sini Ser? Aku kira kamu sudah balik je ruangan kamu." ujar Senjani dengan santai membuka jas dokternya lalu mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Sera.Sera tidak menjawab pertanyaan Senjani, gadis itu justru malah mengikuti Senjani seolah ingin tahu sesuatu dari yang lebih muda satu tahun itu."Kamu enggak mau cerita apa apa sama aku Senja?" tanya Sera dengan raut penasaran dan kini malah Senjani yang mengernyitkan keningnya bingung."Cerita apaan?"Sera terlihat gemas ingin berteriak pada Senjani saat respon temannya itu malah seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya."Itu bodoh, bagaimana pengalaman kamu tadi mengobati mafia!" seru Serana karena gemas akhirnya

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Kamu Lupa?

    Di sisi lain, Travis tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Senjani sejak gadis itu masuk.Travis terus memperhatikan gerak gerik gadis yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama itu tanpa berkedip."Tolong berbaring di tempat tidurnya tuan, karena saya akan memberikan bius untuk mengeluarkan peluru dan menjahit lukanya." ujar Senjani dengan tersenyum ramah meskipun dalam hati gadis itu ketakutan karena tatapan Travis yang seolah olah memelototi dirinya bahkan tidak mengalihkan pandangan darinya."Lakukan tanpa bius, aku bisa menangani rasa sakitnya." jawab Travis tapi matanya terus menatap ke arah Senjani.Bukan tanpa alasan Travis berkata seperti itu, dia hanya ingin melihat wajah dokter yang akan mengobatinya itu dan jika dia dibius maka dia tidak akan bisa melihat wajah Senjani karena terpengaruh obat biusnya. Lagi pula luka kecil seperti ini bukanlah masalah besar untuknya, di rumah pun sebenarnya bisa diobati oleh dokter profesional yang dia punya tapi asistennya

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Terluka

    "Mana barangnya?" tanya Travis dengan nada dinginnya.Sayangnya, keinginannya untuk menemui Sanjani harus ditunda beberapa saat. Lelaki tampan itu kini sedang berada di sebuah club besar yang ada di kota ***** dia sedang melakukan transaksi ilegal berupa revolver versi terbatas dan keluaran terbaru dari Eagle Corp, sebuah perusahaan senjata yang ada di Amerika yang membuat senjata dari yang ilegal karena berbahaya sampai yang legal. "Berikan dulu apa yang menjadi kesepakatan kita," ucap lawan bicaranya dengan menatap Travis di sertai seringai licik.Prak! Travis menepuk tangannya satu kali, dan muncullah orang bawahannya yang datang sambil membawa dua buah koper berukuran sedang yang isinya tentu saja emas dan ratusan lembar dolar. "Milikmu. Sekarang serahkan senjata nya," ucap Travis dengan nada dingin. Telunjuk pemuda tampan itu menunjuk pada koper yang di bawa oleh bawahannya tadi.Lelaki di depan Travis tersenyum menyeringai, dia mulai mengeluarkan senjata yang menjadi pertuka

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Prolog

    Senjani Rakhesa Aulia menatap tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Kekasihnya yang hilang tanpa kabar kini tengah bermesraan dengan wanita lain?Tanpa pikir panjang, Senjani menghampiri kekasihnya yang tengah berselingkuh itu.Byur!Disiramnya muka sang pengkhianat."Anj--Senjani?!" paniknya, "Sayang ini nggak seperti yang kamu lihat, aku dan dia hanyalah teman saja." Gibran mencoba menjelaskan. Raut wajahnya terlihat panik.Sayangnya, Anjani tak peduli."Jelaskan? Kamu pikir aku bodoh Gibran? Aku memintamu untuk menjemput-ku dan kamu malah menolak dengan alasan sedang sibuk, tapi sekarang apa yang ku lihat ini? Yah kamu benar, kamu sibuk. Sibuk berselingkuh dengan wanita itu benarkan?" Dengan tatapan sinis Senjani menunjuk wanita yang berdiri di belakang Gibran yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.Luar biasa!Kekasihnya itu berselingkuh dengan sahabatnya sendiri yang sudah Senjani anggap seperti seorang saudari. "Senjani! Jaga bicaramu! Dia ini sahabatmu sendiri, kenapa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status