Share

Tugas Dokter

Author: A-Cantika
last update Last Updated: 2024-01-21 14:27:45

Sementara itu, Senjani masuk ke ruangannya dengan raut wajah kesal, dan ketika dia membuka pintunya betapa terkejutnya Senjani saat melihat dokter Sera, temannya itu masih berada di ruangannya bahkan gadis itu yang tadinya duduk di kursi itu langsung terbangun dan berjalan menghampiri Senjani.

"Masih di sini Ser? Aku kira kamu sudah balik je ruangan kamu." ujar Senjani dengan santai membuka jas dokternya lalu mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Sera.

Sera tidak menjawab pertanyaan Senjani, gadis itu justru malah mengikuti Senjani seolah ingin tahu sesuatu dari yang lebih muda satu tahun itu.

"Kamu enggak mau cerita apa apa sama aku Senja?" tanya Sera dengan raut penasaran dan kini malah Senjani yang mengernyitkan keningnya bingung.

"Cerita apaan?"

Sera terlihat gemas ingin berteriak pada Senjani saat respon temannya itu malah seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya.

"Itu bodoh, bagaimana pengalaman kamu tadi mengobati mafia!" seru Serana karena gemas akhirnya dia berteriak mengatakannya.

Senjani terlihat terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh sahabatnya itu.

"Hah? Apa maksudnya itu? Mafia darimana? kamu tahu darimana kalau dia mafia?!" Senjani bertanya tanya membuat Sera menepuk keningnya.

"Yatuhan, harusnya dari cara dia datang saja kamu sudah tahu Janii kalau lelaki yang kamu datangi itu mafia. Aku benar benar bersyukur kamu kembali ke ruangan kamu dengan keadaan sehat tanpa kekurangan apapun di tubuh kamu. Aku sudah ngeri membayangkan kamu salah mengoperasi dan malah hilang nyawanya gara gara ditembak para penjaga si mafia itu!" ujar Serana hiperbolis membuat Senja menggeleng tidak habis pikir.

"Amit amit! Bisa bisanya kamu memikirkan hal buruk seperti itu." Senja menatap kesal ke arah Sera yang sekarang menyengir lebar.

"Ya aku hanya memikirkan kemungkinan terburuknya saja Senja. Lagian tidak ada dokter yang mau menanganinya karena takut nyawa mereka kenapa kenapa."

"Pemikiran aneh, mereka lebih takut nyawa mereka kenapa kenapa daripada pasien yang butuh pertolongan." Senjani menggeleng tidak habis pikir.

Sedangkan Sera tertawa canggung mendengar itu, sejujurnya ucapan Senjani ada benar tapi dia juga takut karena dari awal saja mereka sudah mengancam dengan senjata api.

"Eh tapi, kamu tahu tidak Ser? Tadi saat melakukan operasi untuk menjahit lengannya yang terluka karena peluru, pria itu meminta untuk tidak menggunakan bius. Dia mau dijahit dalam keadaan sadar, Dia bahkan tidak mengeluh kesakifan Ser! Mungkin yang kamu bilang saat dia yang ternyata adalah mafia benar."

Sera terlihat terkejut dan juga takjub sampai sampai gadis itu menutup mulutnya sendiri dengan tangannya.

"Wah ternyata mafia di dunia nyata itu beneran ada ya. Nggak nyangka banget deh bisa ngeliat mafia secara langsung diumur gua yang baru menginjak 25 tahun ini." Sera berujar dengan hiperbola, Senja sendiri hanya memutar bola matanya malas ketika mendengar ucapan dari sahabatnya itu.

Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu, baik Sera maupun Senjani yang tadi masih bercakap cakap itu menghentikan perkataannya. Keduanya kelihatan saling pandang satu sama lain.

"Siapa Jani? Kenapa dia nggak bicara ya pas ngetuk pintu kamu? Kalau itu perawat pasti dia ngomong sesuatu." ujar Sera dengan kerutan di keningnya.

Senjani mengedikkan bahunya acuh, "Tidak tahu, kamu tunggu di sini biar aku yang bukakan pintunya."

Senjani lantas bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang datang. Belum sempat mulutnya bertanya siapa yang datang, pintu itu sudah terbuka menampilkan sosok pria dengan tato di tangannya, pria itu tidak lain adalah Dion, asisten pribadi dari Travis.

"Um ... Ada apa tuan? Apakah terjadi sesuatu pada tuan Travis?" tanya Senjani bingung ketika dihadapkan dengan raut datar Dion.

"Nona, apakah anda bisa datang ke kamar rawat tuan saya? Dia membutuhkan bantuan anda, ada yang terjadi padanya." ujar Dion namun sekali lagi ekspresi lelaki itu tetap datar membuat Senjani menelan ludahnya susah payah.

"Apa yang terjadi? Tunggu sebentar ya tuan, saya ambil jas kerja saya dulu." ujar Senjani meskipun dia ketakutan dengan tatapan dari lelaki di depannya itu tapi dia tetap harus profesional sebagai seorang dokter untuk membantu pasiennya.

Dion hanya mengangguk sekilas, namun tubuh tingginya itu berdiri tegap di depan pintu ruangan dokternya Senjani tanpa bergeser sedikitpun.

"Aku tidak tahu jika tuan muda semanja ini hingga butuh wanita itu untuk makannya." gumam Dion tidak habis pikir dengan Travis.

•••

Senjani menatap tidak percaya pada pemandangan di depannya. Dokter cantik itu berkali kali mengedipkan matanya untuk memastikan jika yang dia lihat ini mungkin saja salah namun setelah berkedip berkali kali pun pemandangan di depannya tetap sama.

Travis, pasiennya yang ditakuti banyak dokter itu kini terlihat baik baik saja dan duduk dengan wajah angkuhnya namun saat Senjani datang, seutas senyuman tampil diwajahnya yang sama sama datar seperti lelaki yang meminta Senjani untuk datang ke ruangan ini.

Tidak ada yang mengkhawatirkan sama sekali dari tubuh pria itu, bahkan jauh dari kata mengkhawatirkan. Travis terlihat sangat baik baik saja, lalu kenapa pria yang sempat mengaku sebagai bawahan dari Travis itu mengatakan jika Travis membutuhkan dirinya karena ada sesuatu yang terjadi pada Travis.

Apakah semua itu kebohongan?

"Kenapa kamu hanya diam dan memperhatikanku saja dokter? Kamu tidak mau datang dan memeriksa keadaanku?"

Pertanyaan itu sukses membuat Senjani kembali dari lamunannya. Dengan perasaan dongkol, gadis itu mengulas senyum tipis sebelum berjalan menghampiri tempat tidur pasiennya itu.

"Tuan, anda terlihat baik baik saja. Tidak ada yang aneh tapi kenapa anda memanggil saya?" tanya Senjani masih dengan mengulas senyum tipis diwajahnya saat dia berhasil menangkap raut wajah menjengkelkan dari pasiennya itu.

Travis terkekeh, "Kamu benar, aku baik baik saja tapi aku membutuhkan bantuan kamu. Bukankah sudah menjadi tugas seorang dokter juga untuk membantu pasiennya?"

Senjani mengangguk dan Travis menyeringai melihatnya.

"Benar, jadi apa yang kamu butuhkan dariku tuan?" tanya gadis itu dengan polosnya.

Travis melirik nampan makanan pasien miliknya yang masih penuh isinya tanpa tersentuh sedikitpun lalu dia kembali melirik pada Senjani.

"Tolong suapi aku, tanganku masih sakit untuk mengangkat sendok itu. Kamu tahu kan jika tanganku ini terkena tembakan dan aku jadi susah menggerakkannya." ujar Travis.

Untuk sesaat Senjani sempat membulatkan matanya, terkejut dengan permintaan dari pasiennya itu.

Yang benar saja? Dia ini seorang dokter bukan baby sitter, kenapa pasiennya ini malah meminta dia suapi makanan? Padahal di luar ruangan ini terdapat banyak orang yang berjaga, kenapa tidak minta orang orang itu saja?

"Tuan, saya ini seorang dokter bukan baby sitter. Tugas saya adalah memeriksa keadaan pasien saya dan juga ---"

"Membantu pasien itu kan? Aku sudah minta tolong, apakah kamu tetap tidak mau membantu pasien kamu ini Bu dokter? Jika kamu tidak mau membantuku maka aku juga tidak akan meminum obat yang sudah kamu suruh." ujar Travis memotong ucapan Senjani.

Gadis itu menghela napas, kemudian secara terpaksa menganggukkan kepalanya, "Baiklah, akan saya bantu anda untuk makan."

Travis tersenyum penuh kemenangan mendengar itu, dia sudah bersiap untuk menerima suapan dari dokter cantik di hadapannya ini. Selama Senjani menyuapi Travis, tidak ada hentinya lelaki itu menatap Senjani membuat dokter muda itu sedikit tidak nyaman.

"Kenapa anda menatap saya seperti itu tuan?"

Travis menghela napas, "Kamu sungguh tidak mengenalku?"

Kembali Senjani mengernyitkan keningnya, "Pertanyaan itu lagi? Baiklah saya jawab jujur sekarang, saya mengenal anda tapi sebagai pasien selebihnya saya tidak mengenal anda sama sekali," jawab Senjani membuat Travis menghela napas kecewa karena tadi dia sempat berharap jika jawaban yang akan diberikan Senjani berbeda dari sebelumnya.

Related chapters

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pergi

    "Dokter Sera!" Sera yang baru keluar dari ruangan Senjani itu mengernyit bingung melihat kehadiran pria yang dia ketahui sebagai kekasih dari Senjani itu."Iya, kenapa, Gibran? Mau cari Senja ya?" tebaknya yang langsung diangguki oleh pria itu dengan tersenyum malu."Iya dokter, Senjanya ada? Aku mau ketemu buat ngebicarain sesuatu sama dia." ujar Gibran lagi dia mengambil kesempatan karena sepertinya dokter Sera ini tidak tahu tentang keadaan hubungannya dengan Senjani yang tengah renggang hingga dia masih bersikap baik pada Gibran.Sera menghela napas, "Yah sayang banget Senjani lagi nanganin pasien khusus, dan kayanya butuh waktu lama. Mau aku sampaikan saja pesan kamu pada Senjani?" Senyum Gibran luntur seketika saat mendengar itu, "Eh tidak perlu dokter. Aku akan menunggu di sini saja kalau begitu." Sera memilih mengangguk saja, sudah biasa dengan hal itu karena saat Senjani sedang bertugas pun Gibran selalu menunggu gadis itu."Baiklah kalau begitu tapi maaf Gibran aku tidak

    Last Updated : 2024-04-13
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pacar Senjani

    Dion terlihat bingung mau menjawab apa karena dia hanya melihat sekilas lelaki itu yang sedang memohon mohon pada Senjani dan setelah itu Dion langsung bergegas pergi ke ruang rawat bos nya ini."Umm ... Kalau itu saya tidak tahu tuan, setelah saya memastikan nona Senjani kembali ke ruangannya maka saya langsung kembali ke sini, jadi saya hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka yang saya lihat juga jika lelaki itu memohon mohon ampun pada nona Senjani." ujar Dion melaporkan yang didapatnya."Cari informasi tentang pria itu Dion lalu katakan padaku dengan selengkap lengkapnya informasi itu. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun. Aku ingin tahu semua tentang Senjani, tanpa terkecuali." Perintah Travis membuat Dion menganggukkan kepalanya."Baik tuan akan saya cari nanti informasinya." ujar Dion yang langsung mendapat tatapan tajam Travis."Apa aku ada bilang jika kamu boleh mencarinya nanti? Aku ingin sekarang juga informasi nya Dion, cari sekarang juga. Ini perintah."Dion mengh

    Last Updated : 2024-04-23
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Prolog

    Senjani Rakhesa Aulia menatap tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Kekasihnya yang hilang tanpa kabar kini tengah bermesraan dengan wanita lain?Tanpa pikir panjang, Senjani menghampiri kekasihnya yang tengah berselingkuh itu.Byur!Disiramnya muka sang pengkhianat."Anj--Senjani?!" paniknya, "Sayang ini nggak seperti yang kamu lihat, aku dan dia hanyalah teman saja." Gibran mencoba menjelaskan. Raut wajahnya terlihat panik.Sayangnya, Anjani tak peduli."Jelaskan? Kamu pikir aku bodoh Gibran? Aku memintamu untuk menjemput-ku dan kamu malah menolak dengan alasan sedang sibuk, tapi sekarang apa yang ku lihat ini? Yah kamu benar, kamu sibuk. Sibuk berselingkuh dengan wanita itu benarkan?" Dengan tatapan sinis Senjani menunjuk wanita yang berdiri di belakang Gibran yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.Luar biasa!Kekasihnya itu berselingkuh dengan sahabatnya sendiri yang sudah Senjani anggap seperti seorang saudari. "Senjani! Jaga bicaramu! Dia ini sahabatmu sendiri, kenapa

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Terluka

    "Mana barangnya?" tanya Travis dengan nada dinginnya.Sayangnya, keinginannya untuk menemui Sanjani harus ditunda beberapa saat. Lelaki tampan itu kini sedang berada di sebuah club besar yang ada di kota ***** dia sedang melakukan transaksi ilegal berupa revolver versi terbatas dan keluaran terbaru dari Eagle Corp, sebuah perusahaan senjata yang ada di Amerika yang membuat senjata dari yang ilegal karena berbahaya sampai yang legal. "Berikan dulu apa yang menjadi kesepakatan kita," ucap lawan bicaranya dengan menatap Travis di sertai seringai licik.Prak! Travis menepuk tangannya satu kali, dan muncullah orang bawahannya yang datang sambil membawa dua buah koper berukuran sedang yang isinya tentu saja emas dan ratusan lembar dolar. "Milikmu. Sekarang serahkan senjata nya," ucap Travis dengan nada dingin. Telunjuk pemuda tampan itu menunjuk pada koper yang di bawa oleh bawahannya tadi.Lelaki di depan Travis tersenyum menyeringai, dia mulai mengeluarkan senjata yang menjadi pertuka

    Last Updated : 2024-01-20
  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Kamu Lupa?

    Di sisi lain, Travis tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Senjani sejak gadis itu masuk.Travis terus memperhatikan gerak gerik gadis yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama itu tanpa berkedip."Tolong berbaring di tempat tidurnya tuan, karena saya akan memberikan bius untuk mengeluarkan peluru dan menjahit lukanya." ujar Senjani dengan tersenyum ramah meskipun dalam hati gadis itu ketakutan karena tatapan Travis yang seolah olah memelototi dirinya bahkan tidak mengalihkan pandangan darinya."Lakukan tanpa bius, aku bisa menangani rasa sakitnya." jawab Travis tapi matanya terus menatap ke arah Senjani.Bukan tanpa alasan Travis berkata seperti itu, dia hanya ingin melihat wajah dokter yang akan mengobatinya itu dan jika dia dibius maka dia tidak akan bisa melihat wajah Senjani karena terpengaruh obat biusnya. Lagi pula luka kecil seperti ini bukanlah masalah besar untuknya, di rumah pun sebenarnya bisa diobati oleh dokter profesional yang dia punya tapi asistennya

    Last Updated : 2024-01-20

Latest chapter

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pacar Senjani

    Dion terlihat bingung mau menjawab apa karena dia hanya melihat sekilas lelaki itu yang sedang memohon mohon pada Senjani dan setelah itu Dion langsung bergegas pergi ke ruang rawat bos nya ini."Umm ... Kalau itu saya tidak tahu tuan, setelah saya memastikan nona Senjani kembali ke ruangannya maka saya langsung kembali ke sini, jadi saya hanya mendengar sedikit pembicaraan mereka yang saya lihat juga jika lelaki itu memohon mohon ampun pada nona Senjani." ujar Dion melaporkan yang didapatnya."Cari informasi tentang pria itu Dion lalu katakan padaku dengan selengkap lengkapnya informasi itu. Jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun. Aku ingin tahu semua tentang Senjani, tanpa terkecuali." Perintah Travis membuat Dion menganggukkan kepalanya."Baik tuan akan saya cari nanti informasinya." ujar Dion yang langsung mendapat tatapan tajam Travis."Apa aku ada bilang jika kamu boleh mencarinya nanti? Aku ingin sekarang juga informasi nya Dion, cari sekarang juga. Ini perintah."Dion mengh

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Pergi

    "Dokter Sera!" Sera yang baru keluar dari ruangan Senjani itu mengernyit bingung melihat kehadiran pria yang dia ketahui sebagai kekasih dari Senjani itu."Iya, kenapa, Gibran? Mau cari Senja ya?" tebaknya yang langsung diangguki oleh pria itu dengan tersenyum malu."Iya dokter, Senjanya ada? Aku mau ketemu buat ngebicarain sesuatu sama dia." ujar Gibran lagi dia mengambil kesempatan karena sepertinya dokter Sera ini tidak tahu tentang keadaan hubungannya dengan Senjani yang tengah renggang hingga dia masih bersikap baik pada Gibran.Sera menghela napas, "Yah sayang banget Senjani lagi nanganin pasien khusus, dan kayanya butuh waktu lama. Mau aku sampaikan saja pesan kamu pada Senjani?" Senyum Gibran luntur seketika saat mendengar itu, "Eh tidak perlu dokter. Aku akan menunggu di sini saja kalau begitu." Sera memilih mengangguk saja, sudah biasa dengan hal itu karena saat Senjani sedang bertugas pun Gibran selalu menunggu gadis itu."Baiklah kalau begitu tapi maaf Gibran aku tidak

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Tugas Dokter

    Sementara itu, Senjani masuk ke ruangannya dengan raut wajah kesal, dan ketika dia membuka pintunya betapa terkejutnya Senjani saat melihat dokter Sera, temannya itu masih berada di ruangannya bahkan gadis itu yang tadinya duduk di kursi itu langsung terbangun dan berjalan menghampiri Senjani."Masih di sini Ser? Aku kira kamu sudah balik je ruangan kamu." ujar Senjani dengan santai membuka jas dokternya lalu mendudukkan dirinya di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Sera.Sera tidak menjawab pertanyaan Senjani, gadis itu justru malah mengikuti Senjani seolah ingin tahu sesuatu dari yang lebih muda satu tahun itu."Kamu enggak mau cerita apa apa sama aku Senja?" tanya Sera dengan raut penasaran dan kini malah Senjani yang mengernyitkan keningnya bingung."Cerita apaan?"Sera terlihat gemas ingin berteriak pada Senjani saat respon temannya itu malah seperti tidak terjadi apa apa sebelumnya."Itu bodoh, bagaimana pengalaman kamu tadi mengobati mafia!" seru Serana karena gemas akhirnya

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Kamu Lupa?

    Di sisi lain, Travis tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Senjani sejak gadis itu masuk.Travis terus memperhatikan gerak gerik gadis yang telah membuatnya jatuh hati pada pandangan pertama itu tanpa berkedip."Tolong berbaring di tempat tidurnya tuan, karena saya akan memberikan bius untuk mengeluarkan peluru dan menjahit lukanya." ujar Senjani dengan tersenyum ramah meskipun dalam hati gadis itu ketakutan karena tatapan Travis yang seolah olah memelototi dirinya bahkan tidak mengalihkan pandangan darinya."Lakukan tanpa bius, aku bisa menangani rasa sakitnya." jawab Travis tapi matanya terus menatap ke arah Senjani.Bukan tanpa alasan Travis berkata seperti itu, dia hanya ingin melihat wajah dokter yang akan mengobatinya itu dan jika dia dibius maka dia tidak akan bisa melihat wajah Senjani karena terpengaruh obat biusnya. Lagi pula luka kecil seperti ini bukanlah masalah besar untuknya, di rumah pun sebenarnya bisa diobati oleh dokter profesional yang dia punya tapi asistennya

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Terluka

    "Mana barangnya?" tanya Travis dengan nada dinginnya.Sayangnya, keinginannya untuk menemui Sanjani harus ditunda beberapa saat. Lelaki tampan itu kini sedang berada di sebuah club besar yang ada di kota ***** dia sedang melakukan transaksi ilegal berupa revolver versi terbatas dan keluaran terbaru dari Eagle Corp, sebuah perusahaan senjata yang ada di Amerika yang membuat senjata dari yang ilegal karena berbahaya sampai yang legal. "Berikan dulu apa yang menjadi kesepakatan kita," ucap lawan bicaranya dengan menatap Travis di sertai seringai licik.Prak! Travis menepuk tangannya satu kali, dan muncullah orang bawahannya yang datang sambil membawa dua buah koper berukuran sedang yang isinya tentu saja emas dan ratusan lembar dolar. "Milikmu. Sekarang serahkan senjata nya," ucap Travis dengan nada dingin. Telunjuk pemuda tampan itu menunjuk pada koper yang di bawa oleh bawahannya tadi.Lelaki di depan Travis tersenyum menyeringai, dia mulai mengeluarkan senjata yang menjadi pertuka

  • Mengandung Benih Mafia Posesif    Prolog

    Senjani Rakhesa Aulia menatap tidak percaya apa yang dilihatnya saat ini. Kekasihnya yang hilang tanpa kabar kini tengah bermesraan dengan wanita lain?Tanpa pikir panjang, Senjani menghampiri kekasihnya yang tengah berselingkuh itu.Byur!Disiramnya muka sang pengkhianat."Anj--Senjani?!" paniknya, "Sayang ini nggak seperti yang kamu lihat, aku dan dia hanyalah teman saja." Gibran mencoba menjelaskan. Raut wajahnya terlihat panik.Sayangnya, Anjani tak peduli."Jelaskan? Kamu pikir aku bodoh Gibran? Aku memintamu untuk menjemput-ku dan kamu malah menolak dengan alasan sedang sibuk, tapi sekarang apa yang ku lihat ini? Yah kamu benar, kamu sibuk. Sibuk berselingkuh dengan wanita itu benarkan?" Dengan tatapan sinis Senjani menunjuk wanita yang berdiri di belakang Gibran yang ternyata adalah sahabatnya sendiri.Luar biasa!Kekasihnya itu berselingkuh dengan sahabatnya sendiri yang sudah Senjani anggap seperti seorang saudari. "Senjani! Jaga bicaramu! Dia ini sahabatmu sendiri, kenapa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status