Share

8. Dia Akan Menyukaimu

Author: Irma W
last update Last Updated: 2023-12-10 05:45:00

Jesika termenung diam memandangi tangannya yang memerah. Sesaat dia sempat mengedarkan pandangan, lalu kembali menunduk sambil tersenyum getir. Hidupnya selucu ini ternyata. Membayangkan bagaimana kemarin dia kabur, membuat Jesika hampir setengah gila. Gaun pengantin yang menyentuh tanah, ia angkat untuk memudahkan kedua kakinya berjalan cepat tanpa suara. Para tamu yang Jesika intip dari balik jendela kamarnya, membuat jantung semakin berdegup.

Jesika tidak sengaja mendengar obrolan kedua orang tuanya dan satu adik permpuannya di ruang makan. Mulanya tidak ada yang serius, tapi betapa terkejutnya ketika secara jelas mereka mengatakan kalau seseorang akan menikahi Jesika minggu depan.

Dari balik dinding, Jesika tertegun mematung. Dengan siapa menikah? Pacar saja sudah tidak punya. Ya, satu bulan yang lalu hubungan baru saja berakhir.

“Kenapa tidak turun ke bawah.”

Suara dari belakang menegur, membuat Jesika langsung terkesiap. Jesika memandangi pria itu saksama seperti tengah membandingkan sesuatu.

Aku baik-baik saja di sini. Pria ini mengerikan, tapi dia membiarkanku tetap hidup. Lalu … bagaimana jika aku di sana?

“A-aku belum terbiasa,” jawabnya asal.

Antonio melenggak menuju ruang ganti. Cukup lama pria itu di sana, membuat Jesika yang mendunggu kian merasa gelisah. Banyak hal yang Jesika pikirkan sampai-sampai merasa dirinya sedang dikejar-kejar sesuatu. Rasanya membuat duduk ini tidak nyaman sama sekali.

“Tuan …” panggil Jesika lirih ketika pria berbadan tinggi tegap berisi itu keluar dari ruang ganti. “Boleh aku bertanya?”

Antonio tidak mengeluarkan kata dari dalam mulutnya, tapi sorot matanya mempersilahkan.

“Sampai kapan aku ada di sini?”

“Jadi kamu mau ke luar?”

“Bu-bukan begitu, maksudku …”

“Kamar ini tidak nyaman? Aku bahkan membiarkan kamu tidur ranjang.”

Apa-apaan pria ini? semalam aku tidur di sofa. Jadi dia pikir aku tidur diranjang dengannya?

Jesika menarik nafas sebelum kembali bicara. telapak tangan sudah berkeringat menahan rasa gugup.

“Bukan begitu, tapi kenapa harus aku. Ini hanya karena aku tidak sengaja masuk ke dalam bagasi mobil anda. Apakah tidak berlebihan sampai aku harus menikah dengan anda?”

Senyum miring tergambar di wajah Antonio. Pria itu melangkah maju, lantas mencondongkan badan sampai wajahnya sejajar dengan wajah Jesika.

“Jangan memancingku. Kalau kamu terus bertanya tentang hal itu, sungguh aku akan menjebloskan kamu ke dalam penjara.”

Tatapan penuh ancaman yang membuat Jesika merinding. Bagaimana bibir itu bergerak menuturkan kata, seketika membuat seluruh tubuh Jesika membantu dingin. Tidak ada pilihan, Jesika sadar hal itu sekarang.

“Berdiri dan ayo turun ke bawah,” perintahnya tenang, tapi dengan nada menekan.

Jesika menelan susah salivanya, lalu perlahan mengangkat pantatnya yang begitu berat. Kedua kakinya sampai terasa gemetaran. Semengerikan inikah pria ini? seperti apa kuasanya.

“Besikaplah biasanya saja. Aku tidak mau nenek banyak tanya nanti,” jelasnya tegas.

Jesika mengangguk sambil menutup pintu kamar. Dia menangkup tangan di bawah, berjalan di belakang Antonio. Sampai di tengah anak tangga, Antonio menghentikan langkah kakinya. Wanita di belakang yang tengah melamun seketika menabrak punggung pria di depannya.  Setelah mengaduh, Jesika menarik diri lalu mengusap ujung hidungnya yang mungil.

“Kemari!” tanpa peduli dengan hidung yang menabrak punggungnya, Antonio meraih tangan Jesika. Dia melingkarkan tangan itu pada lengannya lalu kembali berjalan.

Bukankan ini pemandangan yang sangat menarik? Jesika berjalan menuruni tangga, bergandengan dengan pria tampan gagah perkasa. Ya, Jesika akui bagimana pria ini memang nyaris sempurna. Tidak sadar, Jesika sudah mendongak menatap Sebagian wajah pria itu. wajah yang tegas dan begitu tenang. Sebelum pria itu menyadari sedang ditatap, Jesika buru-buru menurunkan pandangan.

Sampai kembali di ruang makan yang begitu luas dan mewah. Meja kayu panjang yang mengkilap di kelilingi sekitar delapan kursi, sarapan pagi yang tersedia di atasnya, membuat si miskin akan terkagum-kagum. Para pelayan yang sibuk dengan tugas masing-masing, bisa di bayangkan pemilik rumah ini memang memiliki kekayaan yang berlimpah.

Nenek belum terlihat. Jesika hanya melihat dua orang yang duduk di sana sambil mengobrol kecil. Saat melihat Jesika mendekat sambil menggandeng tangan Antonio, ada tatapan risih di sana.

“Sepertinya kalian menikmati malam pertama kalian.”

Belum sempat sampai sampi di meja makan, seorang Wanita berambut putih besuara. Mereka semua menoleh. Ditatapnya lebih dulu Wanita itu itu, lalu perlahan dua orang yang sudah duduk beralih menatap Antonio dan Jesika.

“Kemari, Sayang!” Megan merebut tangan Jesika dari Antonio. Antonio tidak bereaksi selain menyusul ikut duduk.

Kenapa nenek langsung menyukai gadis itu?

Mereka sudah duduk, lalu menunggu pelayan menyiapkan hidangan sarapan.

Megan sudah senyum-senyum sedari tadi ketika menatap Jesika. Jesika yang tidak mengerti, tentunya hanya ikut tersenyum kikuk.

“Hei, jadi bagaimana dia melakukannya? Dia tidak kasar padamu, kan?” Nenek menyikut lengan Jesika.

Jesika merendahkan tengkuknya, lalu melirik mereka bergantian dan berakhir pada Antonio. Tatapan pria itu membuat Jesika menelan berat salivanya.

“Apa maksud nenek?” tanya Jesika lirih.

Sekali lagi Megan menyikut lengan Jesika masih sambil senyum-senyum. Jesika masih belum mengerti sampai kemudian merasa tercekat saat Antonio mengatakan sesuatu.

“Itu urusan kita berdua, Nek. Memangnya harus ditanyakan terang-terangan ya?”

“Kamu ini!” decak Megan. “Nenek juga ingin tahu. Siapa tahu nenek akan segera punya cucu, kan.”

Rasanya ada sesuatu yang nyangkut ditenggorokan, membuat Jesika serasa tersedak. Jadi ini membicarakan tentang malam pertama? Oh, memalukan sekali! Wajah Jesika sudah menunduk.

“Bu, jangan menyudutkan Antonio begitu,” Agatha ikut bicara. “Lagian pernikahan mereka hanya—”

“Aku lapar, aku tidak ingin mengobrol sekarang,” potong Antonio dengan cepat. Ada ekspresi kesal pada wajah Wanita paruh baya di hadapannya itu.

Selesai sarapan, Megan mengajak Jesika pergi ke teras belakang. Ada sebuah taman dengan kolam ikan, kursi panjang dengan meja dari batang pohon, lalu di sisi lain—tepatnya di dekat teras belakang—ada sebuah kolam renang yang luas.

Harus berapa kali Jesika mengagumi tempat ini? sebuah istana yang sama sekali tidak pernah Jesika bayangkan akan menempatinya. Rumah lamanya, tentu hanya satu titik kecil jika dibandingkan.

Mereka duduk di debuah gazebo yang di lengkapi dengan bantal bersegi. Mereka duduk memandangi ikan koi yang berukuran sedang.

“Boleh nenek tanya sesuatu.”

Jantung Jesika seperti mau berhenti saat ini juga. Sebelum ikut nenek ke sini, Antonio sudah memberi sebuah peringatan untuk jangan terlalu banyak bicara dengan nenek. Maksudnya, jangan menjawab sembarangan ketika ditanya. Jawab saja sebagaimana semestinya orang orang yang sudah mengenal lama.

"Ta-tanya apa, Nek?”

Megan sedikit bergeser mundur, lalu bersandar pada tiang gazebo yang dihiasi dengan kain putih menjuntai.

“Apa kamu bisa mencintai Antonio?”

“Ha?” refleks mulut Jesika ternganga. Dengan cepat bibir itu kembali mengatup, “Maaf …” lirihnya kemudian.

“Nenek cukup lega kerena Antonio tidak jadi menikah dengan Selena.”

Siapa Selena? Apa dia kekasih Antonio yang kabur?

“Sepertinya kamu gadis baik-baik.”

Jesika meringis kikuk. Dia menggaruk tengkuknya yang mendadak terasa gatal. Ini pertama kalinya Jesika mendapat sebuah pujian, padahal orang tersebut sama sekali belum tahu siapa dirinya. Bukankah berlebihan?

“Antonio pasti akan menyukai kamu.”

Kata terakhir yang nenek ucapkan seketika mendarat sempurna di kepala Jesika. Kalimat itu terus terbayang-bayang, sampai tidak sadar kakinya sudah melangkah sampai di depan pintu kamar.

***

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   9. Kartu Berwarna Hitam

    “Baca dan cermati!”Selembaran kertas melayang lalu mendarat di atas meja. Jesika yang baru masuk beberapa detik yang lalu, tampak tertegun melihat kertas tersebut.“Apa ini?” tanya Jesika penasaran.“Aturan yang harus kamu patuhi selama menjadi istriku.”Kening Jesika berkerut, kemudian ragu-ragu membungkuk meraih kertas tersebut. Sebelum mulai menyusuri setiap hurup yang tertata rapi pada lembaran tersebut, Jesika sempat menatap Antonio sekilas.Jesika mengibas sekali kertas tersebut supaya menegak. Bola matanya mulai bergerak menyusuri setiap huruf di sana. Wajahnya begitu tenang, sampai perlahan ada raut wajah menyipit.“Apa harus seperti ini?” tanya Jesika usai membaca bagian tengah di mana terdapat nomor lima di dan enam.Turuti semua perintah pihak pertama. Dilarang membantah, patuhi semua.Lakukan tugas layaknya seorang istri pada umumnya.Sungguh konyol.“Anda tidak salah tulis kan, Tuan?”Antonio mengangkat pundaknya. “Tentu saja tidak. semua sudah aku pikirkan matang-matang

    Last Updated : 2023-12-11
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   10. Nama Samaran

    Sebagai cucu pemilik sebuah agensi, seharusnya Antonio tidak harus bersembunyi lama-lama mengenai kasusnya sekarang ini. Kalian tahu bagaimana uang bisa berkata segalanya. Uang akan menang, begitulah kata orang-orang. Namun, untuk saat ini Antonio belum bisa focus dengan kasusnya. Setelah menikah dengan gadis di dalam bagasi, seharusnya sekarang memang harus lebih focus untuk hal itu, apalagi nenek malah mendukung.Dua koper besar sudah berada teras rumah. Jesika tidak tahu kapan dan siapa yang menatap semua barang-barang tersebut sampai masuk semua ke dalam koper. Bukan hanya baju dalam koper saja yang siap untuk dibawa, melainkan juga barang-barang lain seperti tas berisi perlatan wajah, ponsel dompet dan lain sebagainya.“Jadi nenek membiarkan pelayan masuk ke ruang gantiku?” tanya Antonio dengan nada kesal.Megan terlihat santai. “Kalau tidak begitu, kamu pasti akan sengaja mengulur waktu.”Antonio berdecak sambil menyugar kasar rambutnya. Pria itu membuang muka lantas duduk di so

    Last Updated : 2023-12-11
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   11. Bukan Pergi Ke Pantai

    Perjalanan berlangsung sekitar dua jam setengah untuk sampai di tempat tujuan. Sebuah mobil mengantar mereka setelah turun dari persawat menuju sebuah hotel yang tentunya sudah dipesan oleh nenek sebagai tempat singgah bulan madu. Sheraton Resort menjadi pilihan yang cocok untuk mereka sebagai pasangan pengantin baru.Disisi lain karena tempatnya yang mewah, Megan juga mengenal siapa pemilik hotel tersebut. Pernah juga ikut bergabung beberapa kali setiap ada perayaan tahunan di hotel tersebut.Sampai di hotel, mereka langsung diantar oleh dua orang Bellboy menuju kamar yang sudah dipesan. Sepanjang berjalan menyusuri Lorong, Jesika tidak berhenti terkagum-kagum dengan horel ini. di depan dia sudah di manjakan dengan pemandangan yang indah, bangunan mewah, lalu masuk ke dalam disambut layaknya seorang tamu special, hingga sampai diantar ke kamar.Jadi seperti inikah menginap di sebuah hotel?Jesika menoleh ke belakang sebelum pintu kamar dengan nomor 106 terbuka. Beberapa pintu berdere

    Last Updated : 2023-12-12
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   12. Cari Tahu Kebenarannya

    “Jadi apa kamu sudah menemukan wanitamu yang kabur?”“Belum. Sial! aku hampir gila mencarinya.”“Aku kirim gambar padamu. Sebaiknya kamu melihatnya.”Panggilan masih tersambung, pria itu melihat sebuah pesan gambar yang masuk. Keningnya mulai berkerut ketika melihat seroang Wanita cantik dengan rambut digulung, dengan poni belah samping. Model rambut yang biasa menjadi tren di Korea.Pria itu kembali menempelkan ponsel pada telinganya. “Di mana kamu melihatnya.”“Jalanan dekat pantai kuta. Bukankah sangat mirip?”“Aku matikan telpon dulu. Kita bisara lagi nanti.”Saat panggilan sudah selesai, pria dengan rambut Buzz cut itu menepi menuju sebuah apartemen. Dia berjalan cepat menuju apartemennya yang berada di lantai dua puluh. Hari cukup melelahkan karena pekerjaan kantor sangat banyak.Sampai di dalam apartemnnya, Joseph langsung duduk di sofa dengan punggung bersandar. Dia menyelunjrkan kedua kakinya ke atas sofa, lalu membuka ponselnya lagi.Tatapan mata pada layar yang menyala itu

    Last Updated : 2023-12-13
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   13. Postur Yang Sempurna

    “Seharusnya kita segera pindah setelah mendapatkan uang itu, Pa!” decak Sera. “Dia sunggu menakutkan!”Atiqah manarik sang putri dalam pelukannya, sementara matanya menatap sedih bercampr kesal pada sang suami.“Seharusnya kamu mengawasinya lebih ketat supaya dia tidak kabur.”Sanjaya meraup wajah sambil mendesah berat. Bisnisnya mulai berkembang sebenarnya. “Jesika sudah di rumah itu sebelum kabur. Seharusnya pengawal Joseph yang lebih ketat penjagaannya.”“Memang benar, tapi kalau sudah begini, kita yang repot juga. Dia sampai mengancam akan membawa Sera.”Sanjaya meraup kasar wajahnya yang kusam. “Besok kita pindah. Toh sekarang bisnis kita sudah mulai berkembang. kita tidak akan lagi kekurangan. Kalian tenang saja.”Sanjaya berlalu meninggalkan sang istri dan putrinya yang masih berada di dalam kamar. Melihat ponselnya yang tergeletak di atas meja berlaci, Sanjaya mendekat ke sana. Dia ingat kalau Joseph mengirimkan sesuatu di sana,Sebelum duduk, Sanjaya mengambil kaca mata lebih

    Last Updated : 2023-12-14
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   14. Badan Yang Ringan (Nyfi)

    Dia tidak sungguh tidur di sampingku, kan?Jesika masih tidur seperti posisi semula. Niatnya akan beranjak ketika Antonio berada di dalam kamar mandi, tapi siapa sangka kalau pria itu bahkan tidak ada dua menit di dalam sana. Terpaksa Jesika yang sudah membuka mata, kembali mengatupkannya pura-pura tidur lagi.Samar-samar Jesika mendengar suara tapak kaki semakin mendekat. Jantung yang semula berdetak teratur, mendadak bergejolak lebih cepat.Apa dia datang ke sini?Antonio berdiri tepat di hadapan Jesika hanya dengan terhalang sofa panjang tanpa sandaran. Kening Antonio terlihat berkerut. Kepala miring, dia mengamati Jesika yang masih terlelap.Antonio mendesah berat lalu melempar handuk ke sembarang tempat. Dia paling malas melihat orang tidur tanpa posisi yang semenstinya. Kalau bukan karena rasa kantuk yang amat sangat, Antonio enggan sekali mengangkat tubuh Jesika—memindahkan—ke sebelah atas bahkan sampai menatakan bantal.“Apa kamu jarang makan? Kenapa ringan sekali,” seloroh An

    Last Updated : 2023-12-15
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   15. Boneka Pikachu

    Jesika meminta berjalan saja untuk sampai di pantai. Jaraknya terlihat jelas jika terlihat dari kamar hotel, tapi kalau dilalui dengan jalan kaki cukup jauh sekitar ratusan meter. Tian sudah menawarkan untuk mengendarai mobil saja, tapi Jesika menolaknya. Sepertinya berjalan menyusuri trotoar sambil melihat-lihat area sekitar menjadi lebih seru, toh tidak akan melelahkan.Wajah Jesika sangat sumringah bahkan hampir setiap orang yang berpapasan dengannya diberi senyuman merekah. Menganggukan kepala, juga sempat lambai telapak tangan.Sementara di belakang, Tian yang sedari tadi mengikuti diam-diam mulai merekam. Entah sudah medapatkan durasi berapa, tapi sepertinya cukup panjang karena dimulai dari ketika mendekati jalanan yang penuh dengan bunga dan pepohonan.“Ya Tuhan! Apa itu?” Jesika melihat sebuah toko aksesoris di sebelah kiri. “Ayo ke sana sebentar!” ajak Jesika pada Tian.Tian menurut saja.Jesika masuk ke dalam melenggak penuh kagum seperti anak kecil di diajak berbelanja ole

    Last Updated : 2023-12-15
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   16. Belanjaan Yang Banyak

    Tian membukakan pintu cukup lebar, lantas mempersilahkan Jesika masuk lebih dulu. Melihat kamar yang kosong, kening Jesika tampak berkerut. “Apa Tuan Antonio sedang pergi?” “Ya. Tuan pergi menemui temannya.” Jesika manggut-manggut. Cukup menyenangkan tidak ada Antonio di sini. Senyum bibir pun terlihat merekah sambil menatap boneka pikachu dan dua paper bag yang di bawa Tian. “Ini, Nona.” “Oke, terima kasih.” Jesika menerima belanjaannya lalu masuk ke dalam usai pintu ditutup. Senyumnya masih mengembang girang, lalu tanpa pergi mandi atau membersihkan diri lebih dulu, Jesika duduk dan mulai membongkar belanjaannya. Kedua kaki terangkat lalu duduk terlipat. Dia menuang satu paper bag hingga beberapa aksesoris seperti bando, gelang dan juga ikat rambut berjatuhan di atas sofa. “Astaga! ini sangat lucu-lucu sekali!” bibir sampai monyong menggoyangkan pundak betapa gemasnya dengan beberapa barang yang ia beli. Entah kapan Jesika terakhir kali memakai aksesoris Wanita. Dia punya, t

    Last Updated : 2023-12-16

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status