Share

12. Cari Tahu Kebenarannya

Author: Irma W
last update Last Updated: 2023-12-13 20:41:39

“Jadi apa kamu sudah menemukan wanitamu yang kabur?”

“Belum. Sial! aku hampir gila mencarinya.”

“Aku kirim gambar padamu. Sebaiknya kamu melihatnya.”

Panggilan masih tersambung, pria itu melihat sebuah pesan gambar yang masuk. Keningnya mulai berkerut ketika melihat seroang Wanita cantik dengan rambut digulung, dengan poni belah samping. Model rambut yang biasa menjadi tren di Korea.

Pria itu kembali menempelkan ponsel pada telinganya. “Di mana kamu melihatnya.”

“Jalanan dekat pantai kuta. Bukankah sangat mirip?”

“Aku matikan telpon dulu. Kita bisara lagi nanti.”

Saat panggilan sudah selesai, pria dengan rambut Buzz cut itu menepi menuju sebuah apartemen. Dia berjalan cepat menuju apartemennya yang berada di lantai dua puluh. Hari cukup melelahkan karena pekerjaan kantor sangat banyak.

Sampai di dalam apartemnnya, Joseph langsung duduk di sofa dengan punggung bersandar. Dia menyelunjrkan kedua kakinya ke atas sofa, lalu membuka ponselnya lagi.

Tatapan mata pada layar yang menyala itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   13. Postur Yang Sempurna

    “Seharusnya kita segera pindah setelah mendapatkan uang itu, Pa!” decak Sera. “Dia sunggu menakutkan!”Atiqah manarik sang putri dalam pelukannya, sementara matanya menatap sedih bercampr kesal pada sang suami.“Seharusnya kamu mengawasinya lebih ketat supaya dia tidak kabur.”Sanjaya meraup wajah sambil mendesah berat. Bisnisnya mulai berkembang sebenarnya. “Jesika sudah di rumah itu sebelum kabur. Seharusnya pengawal Joseph yang lebih ketat penjagaannya.”“Memang benar, tapi kalau sudah begini, kita yang repot juga. Dia sampai mengancam akan membawa Sera.”Sanjaya meraup kasar wajahnya yang kusam. “Besok kita pindah. Toh sekarang bisnis kita sudah mulai berkembang. kita tidak akan lagi kekurangan. Kalian tenang saja.”Sanjaya berlalu meninggalkan sang istri dan putrinya yang masih berada di dalam kamar. Melihat ponselnya yang tergeletak di atas meja berlaci, Sanjaya mendekat ke sana. Dia ingat kalau Joseph mengirimkan sesuatu di sana,Sebelum duduk, Sanjaya mengambil kaca mata lebih

    Last Updated : 2023-12-14
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   14. Badan Yang Ringan (Nyfi)

    Dia tidak sungguh tidur di sampingku, kan?Jesika masih tidur seperti posisi semula. Niatnya akan beranjak ketika Antonio berada di dalam kamar mandi, tapi siapa sangka kalau pria itu bahkan tidak ada dua menit di dalam sana. Terpaksa Jesika yang sudah membuka mata, kembali mengatupkannya pura-pura tidur lagi.Samar-samar Jesika mendengar suara tapak kaki semakin mendekat. Jantung yang semula berdetak teratur, mendadak bergejolak lebih cepat.Apa dia datang ke sini?Antonio berdiri tepat di hadapan Jesika hanya dengan terhalang sofa panjang tanpa sandaran. Kening Antonio terlihat berkerut. Kepala miring, dia mengamati Jesika yang masih terlelap.Antonio mendesah berat lalu melempar handuk ke sembarang tempat. Dia paling malas melihat orang tidur tanpa posisi yang semenstinya. Kalau bukan karena rasa kantuk yang amat sangat, Antonio enggan sekali mengangkat tubuh Jesika—memindahkan—ke sebelah atas bahkan sampai menatakan bantal.“Apa kamu jarang makan? Kenapa ringan sekali,” seloroh An

    Last Updated : 2023-12-15
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   15. Boneka Pikachu

    Jesika meminta berjalan saja untuk sampai di pantai. Jaraknya terlihat jelas jika terlihat dari kamar hotel, tapi kalau dilalui dengan jalan kaki cukup jauh sekitar ratusan meter. Tian sudah menawarkan untuk mengendarai mobil saja, tapi Jesika menolaknya. Sepertinya berjalan menyusuri trotoar sambil melihat-lihat area sekitar menjadi lebih seru, toh tidak akan melelahkan.Wajah Jesika sangat sumringah bahkan hampir setiap orang yang berpapasan dengannya diberi senyuman merekah. Menganggukan kepala, juga sempat lambai telapak tangan.Sementara di belakang, Tian yang sedari tadi mengikuti diam-diam mulai merekam. Entah sudah medapatkan durasi berapa, tapi sepertinya cukup panjang karena dimulai dari ketika mendekati jalanan yang penuh dengan bunga dan pepohonan.“Ya Tuhan! Apa itu?” Jesika melihat sebuah toko aksesoris di sebelah kiri. “Ayo ke sana sebentar!” ajak Jesika pada Tian.Tian menurut saja.Jesika masuk ke dalam melenggak penuh kagum seperti anak kecil di diajak berbelanja ole

    Last Updated : 2023-12-15
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   16. Belanjaan Yang Banyak

    Tian membukakan pintu cukup lebar, lantas mempersilahkan Jesika masuk lebih dulu. Melihat kamar yang kosong, kening Jesika tampak berkerut. “Apa Tuan Antonio sedang pergi?” “Ya. Tuan pergi menemui temannya.” Jesika manggut-manggut. Cukup menyenangkan tidak ada Antonio di sini. Senyum bibir pun terlihat merekah sambil menatap boneka pikachu dan dua paper bag yang di bawa Tian. “Ini, Nona.” “Oke, terima kasih.” Jesika menerima belanjaannya lalu masuk ke dalam usai pintu ditutup. Senyumnya masih mengembang girang, lalu tanpa pergi mandi atau membersihkan diri lebih dulu, Jesika duduk dan mulai membongkar belanjaannya. Kedua kaki terangkat lalu duduk terlipat. Dia menuang satu paper bag hingga beberapa aksesoris seperti bando, gelang dan juga ikat rambut berjatuhan di atas sofa. “Astaga! ini sangat lucu-lucu sekali!” bibir sampai monyong menggoyangkan pundak betapa gemasnya dengan beberapa barang yang ia beli. Entah kapan Jesika terakhir kali memakai aksesoris Wanita. Dia punya, t

    Last Updated : 2023-12-16
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   17. Punggung Mulus

    Jesika baru selesai mandi. Udara tidak terlalu dingin di sini, meski ac menyala. Mungkin bulan ini sedang musim panas, Jesika tidak terlalu mengerti hal itu. Masih mengenakan jubah handuk, Jesika berjalan menuju kopernya. Antonio belum pulang, setidaknya cukup santai untuk berganti pakaian. “Apa hanya ini yang ada di koperku?” decak Jesika ketika menemukan sebuah piama yang kesekian kalinya. Ini bukan hanya sekedar piama, tapi lebih tepatnya pakaian dinas malam seperti yang orang katakana. Modelnya tidak terlalu terbuka di bagian dada karena memiliki lengan sampai bawah pundak. Panjangnya juga pas selutut, tidak begitu menerawang. Namun, satu hal yang cukup membuat risih yaitu, bagian punggung yang terbuka dengan hiasan tali menyilang. Bagian terbuka itu bahkan hampir sampai ke pinggang. “Kenapa modelnya seperti ini semua, sih!” protes Jesika lagi. “Nenek sengaja, kah?” Ya, yang berkemas kemarin bukanlah Jesika sendiri melainkan Megan. Wanita tua berambut putih itu yang dengan seng

    Last Updated : 2023-12-17
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   18. Bayangan Masa Lalu

    Selepas mandi, Jesika tidak menemukan keberadaan Antonio di kamar. Pria itu menghilang entah kemana tanpa berpamitan.“Aku harus apa sekarang?”Jesika bengong sambil mencoba memikirkan sesuatu. Menit berikutnya setelah pantat mendarat pada sofa yang menghadap pada layar tv lebar, Jesika teringat kalau dia belum menyentuh ponsel lagi sejak kemarin diberi oleh Antonio.Jesika menoleh ke belakang, lalu mengedarkan pandangan. “Di mana ya aku meletakkan ponselnya?”Jesika akhirnya beranjak karena teringat kalau ponselnya masih di dalam kardusnya. Jesika menuju tas jinjing yang kemarin ia bawa. Di sana ada beberapa keperluannya seperti pasta gigi dan sabun mandi.“Astaga! aku belum menyiapkan sabun mandi!” pekik Jesika tiba-tiba ketika tangannya yang merogog tas menemukan sabun Batangan.Dia buru-buru mengambilnya, lalu meletakkan di rak kamar mandi. Jesika keluar dari sana, dengan wajah terheran-heran.“Kenapa ya, kok dia harus ganti sabun setiap mandi? Kenapa tidak pakai sabun botolan saj

    Last Updated : 2023-12-17
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   19. Sebuah Trauma

    Jesika jatuh terduduk di tepi ranjang. Dia terbengong memikirkan hal tadi. Ada rasa bersalah, tapi juga penasaran. Ketika tatapannya mengarah pada pinty, khawatir, takut semakin terasa. Jesika benar-benar lupa tentang pembalutnya yang ia lepas sebelum mandi.“Apa dia benar-benar marah padaku?” gumam Jesika was-was. Entah keberapa kali dia menggigit bibir dan memilin-milin jemarinya.Rasa semakin gelisah ketika sudah dua jam lebih pria itu belum muncul kembali. Jesika menggenggam tangannya sendiri di depan dada, mondar-mandir seperti orang bingung.Mendengar ketukan pintu, Jesika langsung terkesiap. Dia berlari kecil menuju pintu dan segera membukanya. Mulutnya yang terbuka hampir menyebutkan nama Antonio, tapi nyatanya yang datang Tian.“Maaf, Nona. Ini makan malam untuk Nona.”“Oh … oke, terimakasih.”Jesika tersenyum lantas menerima bungkusan tersebut yang berisi sekotak makan malam. Ada raut wajah kecewa di sana. Meski rasa takut masih jelas ada, tapi entah kenap Jesika tetap menun

    Last Updated : 2023-12-18
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   20. Aku Minta Maaf

    Menjadi orang yang tidak tegaan dengan suatu keadaan itu terkadang melelahkan. Selain mudah memaafkan, biasanya akan lebih mudah dipengarui hanya dengan kata ‘maaf’.Setelah diperiksa oleh dokter, Antonio langsung terlelap. Entah apa yang dokter suntikkan tapi sepertinya membuat Antonio tertidur pulas. Entah bahaya atau tidak, tapi dokter lebih tahu segalanya.Antonio tampak panik tadi, dia juga sempat menjerit sampai membuat Jesika terdorong—tersungkur—jatuh ke lantai. Mungkin itu sebabnya dokter menyuntikkan sesuatu.“Apa dia baik-baik saja, Dok?” tanya Jesika khawatir.“Tidak-apa. Tuan Antonio hanya merasa panik karena sesuatu yang membuat dirinya merasa trauma muncul lagi.” Dokter itu menebak dengan benar. “Saya tidak memberinya resep obat apapun. Nanti setelah siuman, kemungkinan besar perasaannya sudah membaik.”Jesika mengangguk lalu mendekat lebih ke ranjang, sementara Tian yang mengantar dokter ke luar. Jesika jadi merasa tidak enak sekarang. dia hanya tidak sengaja meninggal

    Last Updated : 2023-12-19

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status