Share

20. Aku Minta Maaf

Penulis: Irma W
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-19 08:59:27

Menjadi orang yang tidak tegaan dengan suatu keadaan itu terkadang melelahkan. Selain mudah memaafkan, biasanya akan lebih mudah dipengarui hanya dengan kata ‘maaf’.

Setelah diperiksa oleh dokter, Antonio langsung terlelap. Entah apa yang dokter suntikkan tapi sepertinya membuat Antonio tertidur pulas. Entah bahaya atau tidak, tapi dokter lebih tahu segalanya.

Antonio tampak panik tadi, dia juga sempat menjerit sampai membuat Jesika terdorong—tersungkur—jatuh ke lantai. Mungkin itu sebabnya dokter menyuntikkan sesuatu.

“Apa dia baik-baik saja, Dok?” tanya Jesika khawatir.

“Tidak-apa. Tuan Antonio hanya merasa panik karena sesuatu yang membuat dirinya merasa trauma muncul lagi.” Dokter itu menebak dengan benar. “Saya tidak memberinya resep obat apapun. Nanti setelah siuman, kemungkinan besar perasaannya sudah membaik.”

Jesika mengangguk lalu mendekat lebih ke ranjang, sementara Tian yang mengantar dokter ke luar. Jesika jadi merasa tidak enak sekarang. dia hanya tidak sengaja meninggal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   21. Kalung Imitasi

    “Papa yakin kalau ini bukan Kak Jesika?” Sera menyodorkan lagi ponsel pada papanya yang tengah menyesap teh hangat. Sanjaya sudah melirik, tapi meletakkan lebih dulu tehnya sebelum melihat kembali foto di layar pipih itu lagi. “Ck! Kamu tahu gimana kakak kamu kan, Ser. Papa rasa itu memang bukan dia. Hanya mirip.” “Tapi ini benar-benar mirip, Pa.” Atiqah ikut duduk daln langsung menyerobot ponsel itu dari tangan sang suami. “Biar aku perhatikan lagi.” Kening perlahan menurun, mata mulai jeli manatap. Atiqah terus mengamati sebuah foto yang terlihat dari jarak jauh itu. wajahnya sungguh mirip, tapi tampilannya berbanding jauh terbalik dengan Jesika. “Mama rasa ini bukan Jesika. Dan juga, mana mungkin dia menikah dengan Antonio yang notabenya bukan orang sembarangan.” Sera manggut-manggut. Jika dipikir sejauh itu, memang terlalu mustahil bagi Jesika bisa sampai menikah dengan sosok Antonio. “Oh iya, mama tahu berita yang sedang heboh, kan?” tanya Sera antusias. “Tuan Antonio meni

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   22. Namanya Nyfi

    Makan malam datang. Jesika berjalan tidak jauh di belakang Antonio yang entah kenapa selalu sibuk dengan ponselnya. “Apa dia tidak takut kesandung?” gumam Jesika dengan wajah manyun. Antonio mendadak berhenti di tengah tangga. Kali ini Jesika berhasil menghindar sebelum keningnya terabrak punggung lebar itu seperti beberapa minggu yang lalu. Jesika terdiam tidak berani mendahului. “Oh shit!” Seketika Jesika langsung melompat kaget mundur menaiki satu tangga. Tangannya mengusap dadanya yang beregup lebih cepat. Di depan, Antonio mengetik sesuatu dengan cepat seperti jemarinya menekan lebih kuat pada layar ponsel. “Berita bodoh!” umpatnya lagi. Jesika meringis ngeri sekarang. Harus apa sekarang? menyerobot lebih dulu, atau kembali ke kamar? Sepertinya dua pilihan itu tidak ada yang akan membuatnya aman. “Tuan …” Sama sekali tidak ditanggapi, Antonio kembali berjalan menuruni tangga. Jesika langsung memanyunkan bibirnya sambil mendengkus. Jesika hampir saja melempar kepalan ke uda

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   23. Datang Ke Agensi

    Sudaah terlalu lama Antonio bersembunyi menghindari masalah yang ada. Hampir dua bulan sejak pernikahan, Antonio sama sekali tidak berminat dengan undangan beberapa acara untuk memberi klarifikasi tentang kasusnya. Namun, sekarang beberapa media mulai mengatakan kalau Antonio sudah mengirim beberapa bukti ke kantor polisi.Berita tentang penangkapan orang yang membuat nama Antonio tercemar juga sudah ditangkap. Orang itu mengaku mendapat suruhan dari seseorang. Sayangnya sekalipun dia harus dipenjara, mulutnya tidak akan mau membicarakan mengenai siapa orang di belakangnya.Hari ini, Antonio datang ke kantor agensinya untuk sebuah acara. Bukan siaran langsung, tapi hanya untuk sebuah mengisi majalah yang akan terbit. Tentunya Antonio akan melakukan sesi wawancara dulu.“Jadi Antonio datang?” tanya seseroang yang tengah menunggu pintu lift terbuka.Dua orang ini termasuk mengenal Antonio karena memang berasal dari agensi yang sama. Hanya saja meski begitu belum tentu dekat. Antonio han

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   24. Bertemu Tak Sengaja

    Antonio tampak memasang wajah pias usai menelpon Jesika. Bukan karena Jesika, tapi tentunya karena nenek yang tanpa izin membawa Jesika keluar rumah.“Ada apa, Tuan?” tanya Tian sebelum membukakan pintu mobil.Tian tampak gelisah, jelas dari raut wajahnya yang datar. “Nenek membawa Nyfi keluar.”“Lalu?”Antonio berdecak lalu menyingkirkan tangan Tian dari gagang pintu mobil. “Aku masih belum siap kalau banyak orang yang bertanya tentang Nyfi.”Tian memegang daun pintu mobil yang sekarang terbuka dengan senyum tipis. “Jadi Tuan sedang mengkhawatirkan Nona Nyfi.”“Sialan! Jangan bicara asal kamu!”Antonio melengos lalu masuk ke dalam mobi. Di luar, Tian diam-diam tengah terkekeh geli. Dia menutup pintu lalu memutari mobil dan ikut masuk dari pintu kemudi.“Jadi, mau ke mana sekarang, Tuan?”“Pergi ke restoran dekat perusahaan papa. Glen menungguku di sana.”“Tuan Yakin?”Tian memukul sandaran kursi kemudi membuat Tian sempat terkejut.“Tidak usah banyak tanya! Kamu pikir aku takut denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   25. Gelembung Air

    “Mari ikut duduk dengan kamu, Nek,” Montana beranjak, lalu memberi satu kursi kosong untuk nenek. Dia lupa kalau di belakang Megan ada Jesika.“Tidak usah. Nenek akan makan di sebelah sana,” tolak Megan dengan lembut.Megan menarik lengan Jesika lalu mengajaknya pergi menuju meja nomor tiga. Meja yang tidak terlalu jauh dengan posisi Antonio duduk saat ini.“Hei, apa dia istrimu?” sikut Glen sambil memainkan kedua alis dan dagu terangkat. Tatapan yang lain sudah begitu penasaran.“Hm.”“Kenapa tidak kamu kenalkan pada kamu?” tanya Amelda.“Iya, seharusnya kamu kenalkan dia pada kami,” sambung Montana.Tatapan mereka semua penuh rasa curiga sekarang. otak mereka mulai berasumsi yang bukan-bukan tentunya. Melihat bagaimana Antonio yang tampak cuek ketika melihat istrinya datang, lalu ketika dia sama sekali tidak mencoba untuk mengenalkannya pada teman-teman.“Siapa mereka, Nek?” tanya Jesika.Jesika menarim satu kursi untuk nenek duduk lebih dulu, lalu menarik satu kursi kosong lagi unt

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   26. Jangan Berlebihan

    Jesika meletakkan wadah air sabunnya di dekt toilet dekat kolam renang. Setelahnya, Jesika masuk ke dalam untuk mengambil minum. Tenggorokan benar-benar kering dan tubuhnya berkeringat sekalipun petang hampir datang.Di saat Jesika tengan menuang air kedalam gelas, di belakang ada seseorang yang tengah mengamatinya dengan sinis. Kedua tangan terlipat seperti hendak mengintimidasi lalu memberi sebuah penghinaan.“Apa yang kamu lakukan pada Antonio?”Jesika hampir saja tersedak karena rasa terkejut. Dia sudah sedikit menumbahkan air dari dalam gelas, tapi buru-buru menariknya lalu meletakkan kembali di atas meja. Sambil mengelap kasar bibirnya yang basah dengan lenggannya, Jesika pun menoleh.“Nyo-nyonya?”Agatha menatap sinis lagi. “Aku heran kenapa Antonio bisa menikah dengan kamu? muncul dari mana kamu bisa sampai tepat di sana sudah mengenakan gaun pengantin?”Jesika menelan susah payah salivanya. Matanya berekedip lebih cepat tanda ia mulai gugup. Semua orang di rumah ini belum tah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   27. Tidur Di Kamar Lain

    “Aku harus tidur di mana?” Jesika tengah mondar-mandir di lantai utama lantai dua.Sambil terus mondar-mandir Jesika sesekali menggigit ujung-ujung kukunya mencoba untuk berfikir. Selama tinggal di sini, Jesika belum pernah berani masuk ke ruangan lain kecuali kamarnya sendiri bersama Antonio. Menurut Jesika masuk ke ruangan lain bisa dikatakan tidak sopan karena memang dirinya hanya orang lain di sini. Kalau pun menjelajahi rumah ini, Jesika hanya akan berakhir di balkon atau taman di belakang rumah. di lain ruang, Jesika hanya akan masuk ke sebuah ruang yang tentunya tak berpintu.Jesika menghentikan gerak kedua kakinya lalu menatap pintu yang tadi ditutup dengan keras. Ujung jemarinya masih ia gigiti, lalu tidak kama kemudian mulai merengek.“Harus apa sekarang? tidur di mana aku?”Jesika melangkah ke tepi, berpegangan pada pagar besi pembatas lalu melihat ke lantai bawah. Suasana di bawah sana terlihat sepi. Sekarang masih pukul enam, Jesika akan bertemu dengan penghuni rumah saat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   28. Komputer

    Jesika selalu memandangi punggung lebar itu setiap kali berjalan di belakang Antonio. Dua pundak yang kokoh, badan tegak, lalu pinggang yang pas, kedua kaki yang panjang. Jesika tidak bisa menjabarkan lebih detail, tapi dia akan selalu mengatakan kalau pria itu memang sempurna.Lalu, apa yang membuat kekasihnya kabur? Apa dia seorang psycopath?Semalam selepas makan malam, Jesika ingin mengajak nenek ngobrol sekaligus bertanya tentang hal itu, namun sayangnya nenek tidur lebih awal karena paginya ada acara. Meskipun umurnya hampir mencapai tuju puluh tahu, tapi sungguh Wanita berambut putih Bernama Megan masih sangt fit.“Tuan …” panggil Jesika lirih.Antonio menoleh. Sambil menunggu Jesika membuka suara lagi, Antonio meraih tas dan ponsel yang dipegang Jesika.“Boleh aku bekerja? Aku suntuk berada di rumah.”Antonio terdiam lalu menoleh pada Tian yang berada tepat berdiri didepan moncong mobil.“Jadi uang yang aku berikan padamu tidak cukup?”“Bukan, bukan. Uang itu sangat cukup, leb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status