Share

25. Gelembung Air

Penulis: Irma W
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-23 19:37:59

“Mari ikut duduk dengan kamu, Nek,” Montana beranjak, lalu memberi satu kursi kosong untuk nenek. Dia lupa kalau di belakang Megan ada Jesika.

“Tidak usah. Nenek akan makan di sebelah sana,” tolak Megan dengan lembut.

Megan menarik lengan Jesika lalu mengajaknya pergi menuju meja nomor tiga. Meja yang tidak terlalu jauh dengan posisi Antonio duduk saat ini.

“Hei, apa dia istrimu?” sikut Glen sambil memainkan kedua alis dan dagu terangkat. Tatapan yang lain sudah begitu penasaran.

“Hm.”

“Kenapa tidak kamu kenalkan pada kamu?” tanya Amelda.

“Iya, seharusnya kamu kenalkan dia pada kami,” sambung Montana.

Tatapan mereka semua penuh rasa curiga sekarang. otak mereka mulai berasumsi yang bukan-bukan tentunya. Melihat bagaimana Antonio yang tampak cuek ketika melihat istrinya datang, lalu ketika dia sama sekali tidak mencoba untuk mengenalkannya pada teman-teman.

“Siapa mereka, Nek?” tanya Jesika.

Jesika menarim satu kursi untuk nenek duduk lebih dulu, lalu menarik satu kursi kosong lagi unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   26. Jangan Berlebihan

    Jesika meletakkan wadah air sabunnya di dekt toilet dekat kolam renang. Setelahnya, Jesika masuk ke dalam untuk mengambil minum. Tenggorokan benar-benar kering dan tubuhnya berkeringat sekalipun petang hampir datang.Di saat Jesika tengan menuang air kedalam gelas, di belakang ada seseorang yang tengah mengamatinya dengan sinis. Kedua tangan terlipat seperti hendak mengintimidasi lalu memberi sebuah penghinaan.“Apa yang kamu lakukan pada Antonio?”Jesika hampir saja tersedak karena rasa terkejut. Dia sudah sedikit menumbahkan air dari dalam gelas, tapi buru-buru menariknya lalu meletakkan kembali di atas meja. Sambil mengelap kasar bibirnya yang basah dengan lenggannya, Jesika pun menoleh.“Nyo-nyonya?”Agatha menatap sinis lagi. “Aku heran kenapa Antonio bisa menikah dengan kamu? muncul dari mana kamu bisa sampai tepat di sana sudah mengenakan gaun pengantin?”Jesika menelan susah payah salivanya. Matanya berekedip lebih cepat tanda ia mulai gugup. Semua orang di rumah ini belum tah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   27. Tidur Di Kamar Lain

    “Aku harus tidur di mana?” Jesika tengah mondar-mandir di lantai utama lantai dua.Sambil terus mondar-mandir Jesika sesekali menggigit ujung-ujung kukunya mencoba untuk berfikir. Selama tinggal di sini, Jesika belum pernah berani masuk ke ruangan lain kecuali kamarnya sendiri bersama Antonio. Menurut Jesika masuk ke ruangan lain bisa dikatakan tidak sopan karena memang dirinya hanya orang lain di sini. Kalau pun menjelajahi rumah ini, Jesika hanya akan berakhir di balkon atau taman di belakang rumah. di lain ruang, Jesika hanya akan masuk ke sebuah ruang yang tentunya tak berpintu.Jesika menghentikan gerak kedua kakinya lalu menatap pintu yang tadi ditutup dengan keras. Ujung jemarinya masih ia gigiti, lalu tidak kama kemudian mulai merengek.“Harus apa sekarang? tidur di mana aku?”Jesika melangkah ke tepi, berpegangan pada pagar besi pembatas lalu melihat ke lantai bawah. Suasana di bawah sana terlihat sepi. Sekarang masih pukul enam, Jesika akan bertemu dengan penghuni rumah saat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   28. Komputer

    Jesika selalu memandangi punggung lebar itu setiap kali berjalan di belakang Antonio. Dua pundak yang kokoh, badan tegak, lalu pinggang yang pas, kedua kaki yang panjang. Jesika tidak bisa menjabarkan lebih detail, tapi dia akan selalu mengatakan kalau pria itu memang sempurna.Lalu, apa yang membuat kekasihnya kabur? Apa dia seorang psycopath?Semalam selepas makan malam, Jesika ingin mengajak nenek ngobrol sekaligus bertanya tentang hal itu, namun sayangnya nenek tidur lebih awal karena paginya ada acara. Meskipun umurnya hampir mencapai tuju puluh tahu, tapi sungguh Wanita berambut putih Bernama Megan masih sangt fit.“Tuan …” panggil Jesika lirih.Antonio menoleh. Sambil menunggu Jesika membuka suara lagi, Antonio meraih tas dan ponsel yang dipegang Jesika.“Boleh aku bekerja? Aku suntuk berada di rumah.”Antonio terdiam lalu menoleh pada Tian yang berada tepat berdiri didepan moncong mobil.“Jadi uang yang aku berikan padamu tidak cukup?”“Bukan, bukan. Uang itu sangat cukup, leb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-25
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   29. Ketenaran yang Sirna

    Nyatanya sekalipun Antonio putra dari salah satu pengusaha ternama dan juga salah satu cucu pemilik agensi besar, tidak membuat Namanya yang sedang buruk bisa terlupakan begitu saja. Mengenai rumor tentang pelecehan yang Antonio lakukan memang sudah beres, tapi pada kenyataanya pamor dia sebagai artis tetaplah menurun. Beberapa acara dan konser yang seharusnya ia lakukan pun terpaksa dibatalkan. Ada yang diikuti penjelasan, ada juga yang menghentikannya begitu saja.Melihat siapa yang berdiri menyapanya sekarang, Antonio sungguh tak berminat walau hanya sekedar tatap mata.“Hei! Hei!” wanita itu mundur lalu menghalangi jalan Antonio. “Jangan begitu. Kita tetap teman satu agensi, kan? Dan juga … memang kamu tidak merindukanku?”“Aku sedang tidak ada mood untuk bertengkar. Sebaiknya kamu menyingkir.”“Jangan begitu, Aku sudah lama menunggu kamu untuk datang lagi ke sini. Setidaknya ayo kita mengobrol.”Antonio menghela nafas panjang. “Aku tidak ada waktu sekarang. aku sedang buru-buru.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   30. Melihatnya

    “Jadi kamu mau mengambil tawaran papa waktu itu?” tanya Jack. Jack meletakkan berkas yang baru saja diantar bawahannya ke ruangannya di atas meja. Setelah itu, dia menghampiri sang putra yang duduk dengan wajah datar di sofa sambil bersandar.“Aku tidak ma uterus-terusan dikejar wartawan,” ujar Antonio.“Hanya itu?”Antonio menarik badan duduk dengan punggung mencondong bersangga kedua siku tangan pada paha lalu mengehela nafas panjang.“Bukan hanya itu saja. Aku bosan dengan semua ini. aku muak dengan berita yang semakin tidak bermutu.”Cukup memalukan memang datang kesini memohon pada ayah kerena waktu itu pernah menolak secara mentah-mentah tentang pekerjaan yang ditawarkannya.“Papa tidak bisa membiarkanmu mengurus perusahaan ini. kalau mau, kamu bisa mendirikan perusahaan sendiri.”Antonio terdiam menyimak.“Papa hanya tidak mau kamu menjadi topik hangat lagi karena masuk ke sini. Kamu bisa dianggap menumpang jabatan oleh mereka.”Mulanya Antonio berpikir kalau ucapan ayahnya it

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   31. Jangan Menyentuhku!

    Yang lain sudah berada di ruang makan, namun Antonio masih belum juga muncul. “Di mana Antonio, Sayang?” tanya Megan pada Jesika. “Katanya menyusul, Nek.” Wajah Megan tampak biasa saja setelah mendengar jawaban Jesika. Hanya saja ada satu Wanita yang memasang wajah sinis. “Kalian sedang tidak ada masalah, kan?” tanya Agatha. Wanita itu tersneyum sinis. “TidaK, Nyonya.” “Berhenti memanggil Nyonya. Dia bukan majikan kamu,” tegur Megan sambil menatap sedikit sipit. Jesika menelan makanannya susah payah merasa tenggorokannya benar-benar sempit. “Maaf, nek, tapi …” “Dia ibu mertua kamu. panggil saja mama seperti Antonio.” Wajah Agatha acuh tak acuh. Dia menikmati makan malam sambil merengut kesal. Kalau bukan karena hormat pada ibu mertua, sekarang ini mungkin Agatha sudah menyalak. Sunggu rasanya merasa rumah ini semakin sempit ketika ada Jesika. “Dan buat kamu, Agatha …” Megan menatap lurus pada menantunya itu. kalimatnya pelan, tapi jelas sekali ada penekanan. “Jesika di sini

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   32. Undangan Reuni

    “Kenapa juga aku harus merasa bersalah?” batin Antonio masih sambil menyusuri wajah itu.Berdiri tegak, kedua tangan terlipat di bawah dada. Berapa lama menjalin hubungan dengan sang kekasih sebelumnya, nyatanya baru Wanita ini yang bisa dengan leluasa tidur di kamarnya. Memang sekarang tangah berada di kamar tamu, akan tetapi biasanya satu kamar dengannya.“Kenapa aku bisa menariknya dalam pernikahanku?” Antonio masih bertanya-tanya sendiri di dalam hatinya. “Seharusnya aku tidak perlu melakukan hal ini, kan?”Antonio mendekat lagi, lalu menghela nafas sambil menarik selimut untuk menutupi Sebagian tubuh Jesika.Hingga pagi menjelang, Jesika terbangun ketika sebuah mimpi buruk datang. Seluruh tubuhnya berkeringat sementara nafanya berderu begitu cepat. Jesika terduduk menatap lurus ke depan. Nafasnya sampai terdengar begitu jelas di telinganya sendiri.“Ya Tuhan, ini Cuma mimpi.” Jesika mendesah berat sambil mengusap dadanya.Bagaimana mungkin sosok Joseph bisa datang di dalam mimpin

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   33. Tidak Sengaja Bertemu

    Saat kedua kaki hendak masuk ke dalam salon, Jesika berhenti dan menoleh ke belakang. Pria dibelakang langsung mendekat.“Ada apa, Nona?”“Ngomong-ngomong kenapa Tuan Antonio menyuruhku ke salon?”“Saya kurang tahu, Nona.”Jesika berdecak. Bibirnya sudah manyun sekarang, sementara wajahnya terangkat melihat sebuah papan led dengan tulisan nama salon kecantikan ini. meski hanya berlantai satu, tapi bangunan ini sangat luas. Pasti mahal jika ingin mempercantik diri di dalam sana.Jesika masuk lalu beberapa pasang mata menatapnya aneh. Salah satu dari mereka menatap sinis dari bawah ke atas dan berbisik.“Jadi rumor itu memang benar?”“Kalau memang benar, kenapa tidak dikenalkan ke public. Kita semua tahu kalau Antonio bintang ternama.”“Mereka kan dijodohkan.”Jesika tidak mau terlalu peduli jika memang benar mereka tengah menggunjingnya. Toh tidak kenal sama sekali. Dia berjalan mengikuti langkah Tian menuju meja para karyawan yang menunggu dan menyambut di sana.Selepas bicara beberap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 124

    Di dalam otaknya, Antonio pernah berpikir untuk membantu keuangan Luna yang sedang merosot. Kabar rumah yang disita waktu itu, bahkan membuat Antonio merasa khawatir. Namun, rasa peduli itu nyatanya tidak dibalas dengan baik. Luna justru memainkan perannya sebagai orang yang licik penuh tipu muslihat. Keluar dari restoran, Antonio langsung meminta Tian untuk membawanya segera pergi. Antonio bahkan meninggalkan meja tanpa menunggu Luna kembali. Antonio tidak mau kalau sampai terjadi pertengkaran di sana, karena memang amarah Antonio sedang berada dipuncaknya. “Ada apa, Tuan?” tanya Tian ketika mobil sudah melaju. Wajah Antonio benar-benar merah padam. Kedua tangan tampak mengepal seperti ingin melayangkan tinju. Melihatnya saja membuat Tian bergidik ngeri. “Antar aku menemui Selena.” Kening Tian berkerut, namun akhrinya tetap menganggukkan kepala. Mobil melaku ke sebuah kompleks perumahan mewah. Sekarang sudah pukul dua siang, sialnya Selena sedang tidak du rumah. “Tian, kamu kump

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 123

    Jesika mengatur pertemuan dengan rekan-rekannya di sebuah restoran berlantai dua di dekat danau. Jaraknya memang cukup jauh dengan kantor, tapi tidak masalah menurt Jesika karena datang beramai-ramai diantar mobil kantor. Setidaknya sekaran juga menjelang hari minggu, jadi berada diluar kantor cukup panjang tidak terlalu masalah.Sementara di kantor sendiri, Antonio dan beberapa infestor mulai kembali membahas tentang dana yang hilang. Pembahasan ini juga langsung teruju pada sebuah cctv yang Tian dapatkan dari setiap ruangan di sini.Siapa sangka kalau ternyata Luna pernah duduk di kursi ruangan kerja Antonio ketika Antonio tengah keluar sebentar untuk mengambil sesuatu kala itu. Antonio tidak pernah manaruh rasa curiga sebelumnya, karena memang yang dia pikir Luna adalah rekan yang baik.“Kamu yakin itu Luna?” tanya Antonio.“Jadi Tuan tidak percaya kalau ini Nona Luna?”Antonio menelan ludah dengan pertanyaan itu. memang sikap Antonio terlalu menyebalkan akhir-akhir ini karena terl

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bagian 122

    Masuk ke dalam kamar, Antonio melihat sang istri meringkuk di atas ranjang tanpa mengenakan selimut. Antonio meletakkan jas yang tersampir pada lengannya di atas sandaran sofa. Selepas itu, dia mendekati ranjang memeriksa keadaan sang istri. Melihat posisi Jesika, sepertinya Wanita itu ketiduran saat menunggu Antonio pulang.“Kenapa kamu tidak mengenakan selimut? Kamar dingin sekali.” Antonio membungkuk lalu meraij selimut.Namun, ketika hendak menutupkan pada Sebagian tubuh Jesika, Jesika malah terbangun. Wanita itu merangkuk lalu membalikkan badan.“Kamu sudah pulang?”Antonio tersenyum, kemudian duduk membantu sang istri yang beranjak duduk. “Kamu ketiduran?”Masih dengan mata sayu belum terbuka sempurna, Jesika mengangguk. “Kenapa baru pulang?” sekarang Jesika mencoba menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.Antonio tersenyum tipis, mengelus lembut pucuk kepala sang istri. “Maaf, hari ini lumayan sibuk.”Jadi dia tidak mau mengatakannya padaku?Jesika terdiam mema

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 121

    Sebelumnya saya minta maaf karena mungkin banyak typo. saya belum sempat untuk mengoreksinya kembali.***Jesika mungkin harus menunggu hingga malam tiba untuk bisa bertemu dengan sang suami. Di kantor, Jesika hanya sempat bertemu ketika tadi nyelonong masuk ke dalam ruangan, tapi setelah itu Jesika tidak melihat lagi bahkan hingga jam pulang kerja. Jesika bahkan pulang lebih dulu karena kata Tian pekerjaan Antonio belum selesai.“Kamu pulang sendiri, Jes?” tanya mama yang menyambutnya di depan pintu ruang tamu.Jesika mengangguk lalu mencium punggung telapak tangan mama mertuanya itu.“Antonio di mana?”Mereka berdua berjalan bersama masuk ke dalam.“Kata Tian, Antonio masih ada kerjaan.”“Tumben?”“Iya, aku juga kurang tahu, Ma. Aku tidak sempat bicara dengannya di kantor.”Menjelang makan malam, Antonio masih belum juga kunjung pulang ke rumah. dia menyempatkan diri menelpon Jesika dengan mengatakan kalau sebentar lagi akan pulang, namun meski begitu tatap saja merasa khawatir kare

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 120

    Jesika tidak mau peduli mengenai Selena, tapi ketika dia hendak pergi membeli beberapa lembar kertas di sebuah toko, dia tidak sengaja melihat Selena tengah berdebat dengan seseorang. Jesika mengamati dari kejauhan.“Aku sudah mengirim banyak pada ayah. Ayah tidak perlu menemuiku ke sini!”“Ayah butuh lebih. Kalau sampai siang ini ayah tidak mendapatkan uang, ayah bisa mati.”“Apa peduliku?”“Anak kurang ajar!”Selena langsung menyingkir ketika tangan itu melayang hendak menampar dirinya. Jesika yang melihat dari kejauhan sampai membelalakkan mata dan menutup mulut.“Ayah jangan macam-macam denganku di tempat umum. Aku sudah beberapa kali memperingati ayah untuk tidak menemuiku di tempat umum. Ayah tahu resikonya, kan?”Pria berjenggot itu berdecak, menghempas tangan lalu berlalu pergi dengan sia-sia tanpa mendapatkan uang. sementara Selena, dia hanya bisa menghela nafas lalu menyapu ke area sekitar berharap tidak ada yang melihat perdebata baru saja.Jesika yang langsung bersembunyi,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 119

    Memang siapa yang sangka kalau Selena bisa melakukan hal sekeji itu hanya demi karirnya? Terkadang memang hal kotor bisa dilakukan demi sesuatu yang ingin sekali digapai, hanya saja cara Selena benar-benar di luar nalar walaupun pada kenyataannya banyak yang begitu di luar sana.“Aku benar-benar tidak menyangka kalau Antonio melupakanku demi Wanita yang jauh di bawahku.” Selena menyulut rokoknya sampai asap mengepul tinggi ke udara.“Jangan bilang sebenarnya kamu masih mengharapkan Amtonio?” Pemela menebak-nebak denga mata sinis. “Kamu masih belum move on?”“Oh come on! Ini sudah satu tahun lebih. Tentu saja aku sudah move on.”Pamela tersenyum miring. “Kamu yakin? Jangan kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu masih sering memantaunya dari jauh. Kamu bahkan meminta Luna untuk bisa lebih dekat dengan Antonio. Kamu Cuma menggunakannya sebagai alat untuk mengetahui tentang mereka kan?”“Brengsek kamu!” umpat Selena. “Aku tidak ada maksud seperti itu. setidaknya Luna lebih tinggi dari istri

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 118

    Ketika Antonio berjalan mendekat setelah turun dari panggung, dengan bangganya Jesika bertepuk tangan. Bibirnya tersenyum menunjukkan deretan gigi yang putih. Reaksi Antonio yang langsung mengusap pucuk kepala Jesika, tentunya membuat siapa pun akan merasa iri.“Ah, kasihan sekali Selena. Pria seperhatian itu malah ditinggal kabur dulu.”“Benar juga. Jesika sangat beruntung mendapatkan Antonio.”Selena yang berdiri hampir di di paling ujung mendengar percakapan tamu undangan itu, tapi dia hanya menarik satu ujung bibir ke atas dengan wajah acuh sambil menenggak minumannya.“Kalau bukan karena keluarganya yang tak merestui, aku juga tidak mungkin meninggalkan Antonio. Mereka pikir sangat mudah menjadi diriku yang tidak disambut di keluarga Antonio. Brengsek!”Selena meletakkan gelasnya lalu beranjak pergi ke toilet.“Kamu ngobrol sama nenek dulu, aku mau ke toilet dulu sebentar.”“Oke.”Jesika menghampiri nenek yang tengah ngobrol dengan rekan-rekan dan beberapa artis di sana. ketika J

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   Bag 117

    Entah kapan Antonio terakhir kali menginjakkan kaki di gedung agensi milik neneknya. Setiap langkah, ketika melihat beberapa poster dan layar monitor di beberapa titik dinding gedung, terkadang membuat rasa rindu untuk kembali lagi ke sini. Namun, Antonio lebih merasa nyaman ketika sudah meninggalkan agensi. Rasanya bisa berekspresi lebih luas lagi, dan juga tidak terlalu banyak tututan.“Ada apa?” tegur Jesika ketika melihat wajah sendu sang suami.Antonio bergidik lalu tersenyum. “Tidak, aku hanya sedikit rindu ketika masih di sini.”Jesika mengusap lengan Antonio lalu menggandengnya dengan erat. Beberapa orang atau tamu lain berjalan di belakang mereka, tapi tentunya tidak terlihat heboh karena memang ini sudah aturannya bagi siapa pun yang ingin datang ke acara tahunan agensi.Mereka menuju lantai tiga di mana acara akan berlangsung. Papa dan mama tidak bisa datang, jadi hanya nenek yang berangkat bersama Antonio dan Jesika. ada Tian dan Bitt juga pastinya.Sampai di ruanga acara,

  • Mendadak Jadi Pengantin Pengganti   116

    “Wanita itu menemui Antonio lagi?”“Iya, Nona.”Jesika yang tengah mengunyah makanan, memegang ponselnya dengan tangan kiri.“Kamu menelpon siapa, Sayang?” tanya nenek yang duduk di hadapannya dengan dibatasi meja bulat.“Tian, Nek.”Megan mengangguk-angguk melanjutkan makan lagi, sementara Jesika membali bicara dengan Tian.“Mau apa dia datang lagi? sudah berapa kali dia datang menemui Antonio?”Nada bicara Jesika membuat Megan menatap penasaran.“Sayang kurang tahu, Nona. Mereka bicara di ruang tamu kantor. Saya hanya bisa melihat dari luar saja.Ruang tamu memang didesain dengan dinding kaca. Tidak ada privasi di sini memang, jadi akan jauh lebih netral untuk bicara dan tidak membuat siapapun salah sangka.“Biarkan saja mereka bicara. perempuan itu tidak akan menyerah sepertinya. Kamu bantu awasi saja. Aku takut dia ada campur tangan dengan klaim karya waktu itu.”“Baik, Nona.”Pemikiran Jesika sepertinya sama dengan Tian. sejujurnya Tian sudah melihat cctv di parkiran belakang ged

DMCA.com Protection Status