Share

Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan
Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan
Author: Marlynazizah

Sumpah Gila!

Author: Marlynazizah
last update Last Updated: 2024-06-19 09:22:24

“Ra-Rasyid, akhirnya, kamu memenuhi janjimu.”

Setelah menyelesaikan doa, Ummi Zulaikha tersenyum melihat dengan penuh kasih sayang putra semata wayangnya yang telah menikah, namun ia harus segera mengalihkan perhatiannya ketika seorang tamu mendekat.

"Apa benar mereka telah resmi menjadi pasangan hidup, Ummi?"tanya tamu tersebut. Ummi Zulaikha sedikit bingung mendengarnya.

"Tentu saja, mereka baru saja menyelesaikan akad nikah, dan kau sendiri telah melihatnya, bukan?"jawab Ummi Zulaikha.

"Apakah Ummi tahu, seperti apa wanita yang telah Ummi pilih?" Pertanyaan tamu tersebut membuat Ummi Zulaikha merasa agak kesal, karena tamu itu dianggap terlalu ingin tahu tentang kehidupan pribadinya.

"Bagaimanapun juga, dia tetap menantu saya,"jawab Ummi Zulaikha dengan penuh keyakinan. "Meskipun dia seorang wanita penghibur?"tanya tamu tersebut. Ummi Zulaikha seketika menoleh mendengar ucapan tamu itu.

"Aku tidak berbohong Ummi. Aku adalah korban wanita itu, suamiku jadi tidak pulang dan menghabiskan banyak uang hanya untuk bersenang-senang dengan wanita itu," jelas tamu tersebut dengan mimik wajah serius.

Ucapan tamu itu menyebabkan tatapan Ummi Zulaikha tak dapat berpaling dari Shanum yang sedang berjalan mendekatinya bersama dengan Rasyid.

"Tidak mungkin," lirih Ummi Zulaikha. Dia begitu tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh tamu itu. Dan pada saat itu, Rasyid tiba sambil bergandengan tangan dengan Shanum. “Tidak mungkin anakku menikahi seorang lacur!”

“Ummi, kita sudah belasan tahun berada dalam majelis yang sama. Sumpah, Demi Allah, Ummi! Aku tidak bohong. Wanita itu adalah pelacur yang setahun terakhir bekerja di rumah bordir pinggiran kota!”

Belum sempat Ummi Zulaikha membalas, Rasyid lebih dulu datang dengan senyuman mengembang di bibirnya.

"Mohon doa restunya Ummi,"ucap Rasyid, lalu pria itu membungkuk ingin mencium tangan sang ibu.

Namun, Ummi Zulaikha sudah lebih dulu menarik tangannya sambil membuang pandangan ke sembarang arah.

"Ummi tidak akan memberikan restu dan doa sebelum kamu menceritakan kebenaran pada Ummi,"ucap Ummi Zulaikha dengan intonasi yang tenang namun penuh penekanan. Rasyid dan Shanum hanya bisa saling bertukar pandang ketika mendengar ucapan sang ibu.

"Katakan siapa dia, Rasyid! Siapa wanita ini sebenarnya?! Dan darimana kau mengenalnya?!"seru Ummi Zulaikha yang tiba-tiba meradang. Rasa takut di hatinya menyebabkan wanita sholehah itu kehilangan kendali.

Ekspresi kemarahan sang ibu membuat Rasyid dan Shanum dengan cepat memahami maksud dari ucapan Ummi Zulaikha.

Kedua pengantin baru itu menarik nafas dalam lalu saling melempar pandang. Perlahan, Rasyid bersimpuh di hadapan ibunya, diikuti oleh Shanum. Mereka mulai memegang kaki sang ibu dengan penuh rasa hormat.

"Ummi, dia adalah wanita yang pertama duduk di mobil Rasyid."

"Sesuai dengan janjiku, aku harus menikahinya tanpa memandang siapa pun dia dan bagaimana kehidupannya," ucapan Rasyid itu berhasil membuat Ummi Zulaikha semakin tak karuan.

Apalagi ketika melihat Shanum mulai terisak di bawah kakinya.

"Ummi, aku ini mantan wanita pelacur, tolong maafkan aku yang baru jujur pada Ummi..."ujar wanita itu lirih, mendengar pengakuan Shanum, Ummi Zulaikha refleks memegangi dadanya sambil beristighfar.

Beberapa hari yang lalu. Di sebuah rumah bordir, seorang wanita berpenampilan menarik, berwajah cantik, dan memiliki keindahan tubuh yang sempurna sedang merasa sangat kesal pada sang mucikari, Mamih Elish namanya.

"Mih, aku kan gundik yang paling berkelas di sini, kenapa aku diminta mencari pelanggan di pinggir jalan?!" keluh wanita cantik itu kepada pemilik rumah bordir.

"Ya ampuunn! Kamu itu cantik sekali, tapi sayangnya kurang berpikir! Coba pikirkan, Shanum! Saat ini sedang musim liburan, pasti akan banyak turis asing yang datang."

"Mamih ingin banyak turis asing berkunjung ke rumah ini, dan menurutku kamu sangat cocok untuk menarik perhatian mereka," ucap mami Elish sambil terus menyempurnakan riasannya dengan bedak mahal.

Mendengarkan penjelasan dari Mamih Elish membuat Shanum terdiam sejenak, memikirkan bagaimana teriknya sinar matahari di sana.

"Tapi Mih, nanti kulit aku yang indah ini akan terbakar jika terus berdiri di pinggir jalan," kata Shanum sambil mengerucutkan bibirnya.

Karena kesal, Mamih Elish memukul dahi Shanum hingga membuat wanita itu mengaduh kesakitan. "Aduh Mamih! Itu sakit sekali! Jika kecantikan Shanum berkurang, tanggung jawabmu lho," ucap Shanum sambil mengusap dahinya.

"Sudah berhenti dengan pemikiranmu yang konyol itu! Tidak mungkin ada wanita jalang yang berjalan-jalan di siang hari. Kamu benar-benar kacau Shanum," kesal mamih Elish yang membuat anak gundiknya tersenyum kikuk.

"Ayo segera bersiap! Malam ini kamu akan diantarkan ke lokasi oleh si Darmo," ucap mamih Elish lagi sebelum pergi ke panggung untuk menyambut tamu yang datang.

Di dalam ruangannya, wanita itu mulai duduk di depan meja rias, menatap wajahnya di depan cermin, lalu mulai mengaplikasikan make-up dari berbagai produk mahal ke wajahnya.

"Aku memang akan selalu terlihat cantik," bisik Shanum ketika wajahnya telah terhias dengan make-up yang begitu elegan dan mewah.

Sekarang, wanita cantik itu mulai membuka lemari pakaian, memilih sebuah gaun berwarna merah yang sangat menonjolkan lekuk tubuhnya meskipun tidak terlalu terbuka.

"Mamih! Aku sudah siap!" seru Shanum sambil berpose di depan pintu kamarnya. Dengan senyum yang memancar, Mamih Elish berjalan mengelilingi Shanum sambil berdecak kagum.

"Wow, wow! Kalau sudah cantik seperti ini, Mamih yakin kamu akan mudah mendapatkan banyak pelanggan," ucap Mamih Elish sambil mencubit gemas pipi Shanum.

Di sisi lain, seorang pria berkulit putih, bermata biru yang tampan rupawan, dengan tubuh yang tinggi dan atletis sedang berjalan di dalam bandara sambil menarik kopernya.

Pria itu mengenakan jas hitam, celana panjang dan peci di kepalanya, juga syal yang melingkar di lehernya.

Saat pria itu sedang berjalan, dia dihentikan oleh panggilan telepon dari ibunya. "Assalamualaikum, Ummi," sapa pria itu dengan lembut.

"Waalaikumsalam. Bagaimana Rasyid? Sudah adakah calon istri yang kau bawa dari Mesir?" tanya sang ibu. Pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh sang ibu untuk kesekian kalinya, membuat Rasyid menghela nafas panjang.

"Ummi, aku baru saja pulang. Kenapa Ummi tidak mau menanyakan perjalananku dulu?" keluh pria sholeh itu kepada ibunya.

"Astaghfirullah... Ummi sampai lupa karena terlalu tidak sabar ingin memiliki menantu," ucap ibunya dari seberang sana. "Sabar ya, Ummi. Aku belum menemukan pasangan yang tepat," ucap Rasyid.

"Kapan menurutmu kamu akan membawakan Ummi menantu? Ummi ini sudah tidak muda lagi Rasyid.”

"Sampai kapan Ummi harus menunggu? Kamu sudah mengecewakan Ummi, Rasyid..." sahut sang ibu dengan suara parau di seberang sana, wanita itu terus mendorong anaknya untuk segera menikah.

"Yasudah kalau begitu Ummi, demi Allah, aku tidak ingin membuat Ummi kecewa."

Aku berjanji Ummi, atas dasar bakti ku pada Ummi dan atas izin Allah, wanita pertama yang duduk di mobilku saat perjalanan, dia adalah jodohku."

"Wallahi, Ummi, aku janji akan menikahi dia," ucap Rasyid tanpa berpikir panjang lagi ketika mendengar suara ibunya yang terdengar sedih.

Ketika sang Ummi hendak merespons, tiba-tiba panggilan tersebut terputus karena jaringan yang mendadak hilang.

Saat panggilan telepon terputus, Rasyid baru menyadari akan janji konyol yang telah dia buat.

Dengan cepat dia menghubungi ibunya kembali untuk meminta maaf atas janji yang tidak dapat ia tepati.

"Astaghfirullahalazim... Apa yang baru saja kau katakan, Rasyid? Bagaimana mungkin aku membuat janji seperti itu kepada Ummi?” Pria itu tertunduk lesu.

“Nadzar adalah janjiku pada Tuhan-ku. Aku tidak boleh ingkar!”

“Gadis yang duduk di mobilku, dia adalah calon istriku, tidak peduli walau dia sudah tua, meski pelacur sekalipun!” Rasyid memantapkan hatinya seraya berdoa dipertemukan dengan wanita terbaik.

Related chapters

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Wanita Hina

    Ketika Rasyid sedang di rundung kegundahan karena tak kunjung bisa menghubungi sang ibu, tiba-tiba bahunya disentuh oleh seseorang hingga membuat pria tersebut menoleh. "Assalamualaikum Rasyid, bagaimana perjalanmu kemari?" tanya seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah panjang dengan peci di kepalanya.Melihat kehadiran sang guru, membuat rasa gundah di hatinya sedikit berkurang. Dengan penuh hormat, pria itu mencium punggung tangan gurunya. "Waalaikumsalam Syekh, Alhamdulillah perjalanan Rasyid lancar," jawab Rasyid dengan senyum yang merekah."Alhamdulillah... Aku ingin mengingatkanmu tentang jadwal pengajian yang telah disiapkan untuk malam ini. Sebagai seorang Kyai, kamu diharapkan datang tepat waktu," ucap syekh Abdurrahman."Insyaallah, jika tidak ada halangan apapun Rasyid akan hadir tepat waktu," sahut Rasyid, tak lama sang guru berpamitan untuk menyambut kedatangan putrinya. Meskipun Rasyid merasa sedikit penasaran dengan anak perempuan sang guru. Namun, dia memutus

    Last Updated : 2024-06-19
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Akan Aku Jadikan Dia Milikku!

    "Kau mengatakan apa, Nona?" tanya Rasyid dengan ekspresi cemas di wajahnya. "Aku adalah seorang pelacur, Kyai. Awalnya aku ingin menggoda kamu, tapi ternyata aku salah mengira. Maafkan aku," jawab Shanum sambil tertunduk malu.Rasyid sendiri saat ini sedang sibuk dalam pikirannya hingga menyebabkan dia tak mendengar perkataan Shanum barusan. "Bagaimana aku akan menjelaskan asal-usul wanita ini pada Ummi? Ya Allah... Aku harus melakukan apa sekarang? Aku terjebak dalam janji yang aku buat sendiri," ucap Rasyid dalam hati."Andai aku lebih teliti, tentu aku tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini.”"Huh! Jika aku mengikuti pengajian, bagaimana caraku untuk mendapatkan banyak pelanggan seperti yang di inginkan Mamih?" gerutu Shanum dalam hati sambil terus memasang wajah cemberutnya.Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini mobil Rasyid berhenti di sebuah Masjid. Dimana Masjid tersebut sudah dipenuhi oleh ribuan orang, dan dapat dipastikan mereka sedang menunggu kedatanga

    Last Updated : 2024-06-19
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Dua Ratus Lima Puluh Ribu Dollar, Apa Itu Cukup?

    Kehadiran Shanum di rumah bordir dengan mengenakan hijab panjang dan blazer yang kebesaran membuat semua orang di sana terkesima, seakan tidak percaya bahwa wanita yang mereka lihat adalah Shanum."Sudah kubilang berulang kali, pakaian ini aku pakai atas permintaan pelanggan. Kenapa kalian tidak bisa percaya itu?" gerutu Shanum dengan nada kesal."Bagaimana kami bisa percaya? Kita ini kan menjual tubuh kita sebagai barang dagangan, kalau tertutup seperti itu bagaimana bisa dilihat?" ujar salah satu wanita pelacur bernama Clara."Sudah-sudah! Kembali ke tempat masing-masing!""Shanum harus di hias untuk tampil sebagai bintang di acara pelacuran malam ini," ucap Mamih Elish yang tiba-tiba muncul dan membubarkan para wanita jalang yang sedang berkumpul. "Acara pelacuran apa yang Mamih maksud?" Tanya Shanum. "Fotomu di media sosial banyak dilirik oleh para turis asing. Karena terlalu banyak pria yang memintamu malam ini, jadi Mamih putuskan untuk membuat sebuah acara pelacuran agar bis

    Last Updated : 2024-06-19
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Iblis Berparas Kyai!

    "Kenapa kau marah begitu padaku? Bukankah seharusnya kau senang karena kau terjual dengan harga dua ratus ribu dollar?" Tanya Rasyid, entah apakah ia sedang mempertanyakan amarah Shanum atau mengejeknya."Aku tidak senang, Kyai! Sebenarnya, acara ini dibuat hanya untuk menyewaku!""Tapi, kau malah membeliku dan membuat aku terusir begitu saja dari rumah dan keluargaku!" sentak Shanum dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Rumah dan keluarga? Kamu sebut semua ini sebagai rumah dan keluarga?" Tanya Rasyid sambil mengangkat alisnya. "Tentu saja! Mereka semua adalah keluargaku! Dan rumah bordir ini adalah tempat tinggalku!" ucap Shanum sambil terus menatap Rasyid dengan tajam. Wanita itu merasa semakin kesal saat Rasyid malah tertawa pelan. "Kenapa tertawa begitu?! Aku sedang tidak bercanda, Kyai!" Shanum menggebu-gebu, emosi dalam dirinya semakin meningkat karena ekspresi wajah Rasyid."Kau ini lucu sekali, Nona. Kau menyebut mereka semua sebagai keluargamu, tapi apakah mereka memperlak

    Last Updated : 2024-06-19
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Kacaunya Pernikahanku

    Di sebuah ballroom hotel, terlihat berbagai dekorasi pernikahan yang sangat memukau telah dipasang di setiap sudutnya. Pelaminan dan kursi untuk para tamu telah dihiasi dengan sangat apik untuk acara yang akan diselenggarakan malam ini. Pernikahan yang sangat terhormat dengan pesta yang sangat mewah belum pernah terbayangkan oleh Shanum sebelumnya. Dia berpikir bahwa, kehidupannya akan terus berputar di sekitar rumah bordir tersebut, di mana berbagai pria akan datang dan pergi. Dia merasa bahwa takdirnya saat ini sedang berpihak padanya, hingga dia diberikan hadiah terbesar dalam hidupnya. Yaitu seorang suami yang sangat tampan, mapan, dan saleh. Wanita itu juga begitu merasa malu kepada sang kuasa. Dia yang pendosa saja masih di berikan seorang suami sebaik ini, apalagi kalau dia sungguh-sungguh bertaubat? Sungguh, Shanum saat ini benar-benar sudah tidak sabar untuk belajar ilmu agama bersama Rasyid. Di atas pelaminan itu, Shanum terus memandangi wajah Rasyid yang terli

    Last Updated : 2024-06-29
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Mencari Tempat Tinggal

    Wanita berpakaian pengantin itu terus tergugu di sebuah kursi kayu yang terletak di tepi jalan. Terangnya lampu di padu dengan cahaya rembulan dan semilir angin malam yang menerpa lembut wajah Shanum membuat kesedihannya semakin terasa.Dia tahu saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian orang yang berlalu lalang. Tapi kali ini dia tidak perduli. Rasa sakit di hatinya terlalu besar hingga menutupi rasa malunya. Tak dapat di elakkan, semua hinaan yang di berikan oleh Ummi Zulaikha begitu menyayat hatinya.Saat di hotel itu, Shanum merasa begitu sakit hati hingga membuat dia memutuskan untuk menyerah di hari pernikahannya.Tetapi sekarang, rasa sedih itu berubah menjadi sebuah penyesalan yang cukup dalam. Wanita ini menyesal karena cintanya begitu lemah, hingga baru di uji sedikit dia sudah langsung kalah.Di tengah kesedihannya, wanita itu sadar bahwa sekarang dia harus mencari jalan untuk menyambung hidup. “Persetan dengan hinaan itu! Sekarang yang harus aku pikirkan adalah ba

    Last Updated : 2024-07-01
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Dosa Ini Jauh Lebih Besar, Rasyid!

    Di kediaman keluarga besar Al-Hafiz, terlihat Syekh Abdurrahman mendesah kecewa setelah mendengar penjelasan dari Ummi Zulaikha yang menurutnya, tindakan dia sudah benar. “Tindakanku sudah benar. Rasyid sangat tidak pantas jika harus bersanding dengan wanita hina seperti Shanum,”ucapnya dengan penuh keyakinan.“Tindakanmu ini salah, Zulaikha! Kau seharusnya tidak bertindak seperti ini pada menantumu, apalagi saat itu banyak orang luar yang menyaksikan.” Syekh Abdurrahman sangat tidak mengerti dengan cara berpikir wanita di hadapannya.“Dia bukan menantuku, Syekh!” sarkas Ummi Zulaikha. Dia menolak mentah-mentah jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Shanum adalah menantunya. “Kenapa kau tidak ingin mengakui dia sebagai menantumu, huh? Karena dia seorang pelacur?” “Bukankah ini semua terjadi juga karena ulahmu yang terus mendesak Rasyid untuk menikah?”pertanyaan yang di lontarkan oleh Syekh Abdurrahman berhasil membuat Ummi Zulaikha mati kutu.“Aku akui, Shanum memang bukan wanita

    Last Updated : 2024-07-01
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Namamu Shanum? Si Wanita Penghibur Itu?

    Di kasur tanpa ranjang tersebut, Shanum terlihat masih asyik bermain di alam bawah sadarnya. Padahal, sinar sang surya telah menyapa hangat wajah wanita cantik itu melalui celah-celah jendela.Tidur lelapnya terusik ketika mendengar suara gaduh dari para penghuni kost lain yang sedang berebut kamar mandi. “Astaga!... Apa Clara dan Dian berebut seorang pria lagi?” racaunya sambil mengusap air liur yang mengalir di pipi sebelah kiri.Wanita itu duduk di atas kasur sambil mengucek matanya. Saat kesadarannya hampir terkumpul, sayup-sayup dia kembali mendengar suara dua orang wanita yang sedang berebut kamar mandi.Seketika matanya terbelalak. Dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. “Ya ampun! Aku kesiangan!”pekiknya sambil meloncat dari kasur dan gegas menyambar handuk lalu keluar dari kamar.Mood-nya di pagi hari semakin hancur saat melihat barisan antrian yang begitu panjang berasal dari dua bilik kama

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Cemas

    “Jangan menuduhku seperti itu, Rasyid. Aku ini ibumu, jaga ucapanmu itu. Kau tahu dosa besar akibat dari menyakitkan hati seorang ibu, kan?” cekat Ummi Zulaikha sambil memberikan tatapan sengitnya kepada sang anak. Mendengar itu, Rasyid pun mendengus kesal. Bukan tanpa alasan dia mencurigai sang Ummi, tapi, beberapa kejadian belakangan ini membuat rasa curiga itu tidak dapat di elakkan. “Maaf, Ummi.” ucap Rasyid pada akhirnya. Biar bagaimanapun, ucapan Ummi nya memang benar, dia bisa mendapatkan dosa besar jika dia dengan sengaja menyakiti hati Ummi nya itu. Seketika suasana di dalam mobil itu menjadi hening. Pada awalnya, Rasyid tidak menghiraukan itu. Namun, berlama-lama dengan keadaan seperti ini membuat Rasyid canggung sendiri. “Ekhem, kok nggak di lanjutin ngobrol nya?” tanya Rasyid dengan hati-hati sambil melirik ke arah spion. Di belakang sana, Ummi Zulaikha dan Zulfah langsung memberikan lirikan sinisnya. “Pikir aja sendiri. Huh!” ucap keduanya secara bersamaan lalu

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Kehilangan

    Pov Author “A-aku mohon, Tuan...” mohon Shanum sambil terus menatap sendu ke arah Tuan Abrahah. Sebenarnya, Shanum tahu jika permohonannya ini sia-sia, tapi ia tidak punya pilihan. Shanum sampai melupakan pakaiannya yang sobek hingga sebagian tubuhnya terlihat. Kali ini, dia bukan lagi seorang wanita yang berusaha mempertahankan kehormatannya, atau, seorang istri yang berusaha menjaga kepercayaan sang suami. Kali ini, Shanum hanyalah seorang ibu yang ingin anak di dalam kandungannya baik-baik saja. Tuan Abrahah berjongkok. Ia menukik senyum seringainya lalu membelai lembut pipi Shanum yang bengkak. “Baiklah, Sayang. Aku akan menolongmu. Tapi nanti, setelah keponakanku mati di perutmu! Hahaha!” ucap Tuan Abrahah. Tawa jahatnya menggema di ruangan tersebut. Pria ini seolah telah berubah menjadi iblis yang tidak memiliki hati nurani. Shanum menggeleng pelan dengan ekspresi yang menyedihkan. Ia benar-benar cemas akan kandungannya, tapi sepertinya, Tuan Abrahah tidak peduli ata

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Awal Bencana Besar

    Sesuai apa yang di ucapkannya semalam, Rasyid sudah siap dengan mobilnya seusai sholat subuh. Sepertinya, dia masih sedikit marah padaku perihal ucapanku semalam. Memang, setelah sentakannya semalam, dia tidak mau mendengarkan perkataanku lagi dan meminta aku untuk segera tidur.“Berhati-hatilah di jalan, Rasyid,” ucap Tuan Abrahah sambil menepuk bahu suamiku. Sungguh sandiwara yang sempurna. Ingin sekali rasanya aku meneriaki semua niat busuknya di hadapan semua orang.Tapi, aku yakin tidak akan ada yang mempercayaiku. Yang ada aku hanya akan mendapatkan cibiran dari mertuaku dan amarah yang semakin besar dari suamiku. Setelah menutup bagasi mobilnya, Rasyid berjalan menghampiriku.Aku langsung mencium punggung tangannya saat dia menyodorkan tangannya padaku. Dia memelukku cukup lama, lalu berbisik, “Maafkan aku karena semalam telah membentakmu.”Kami mengendurkan pelukan kami. Aku menatapnya lalu mengangguk pelan. Saat dia tersenyum tipis, aku pun ikut tersenyum. Rasa kesal ya

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Dia Menggodaku, Buby!”

    Hari-hari berlalu, sangat terasa bagiku setiap detiknya saat Tuan Abrahah tinggal di sini bersamaku. Dia gila! Tuan Abrahah sangat gila! Dia berkali-kali berusaha mencelakai aku dan kandunganku.Tuan Abrahah seringkali membasahi lantai yang akan aku pijak dengan menggunakan minyak agar aku terpeleset dan jatuh, atau, sengaja mencampurkan bahan-bahan makanan yang dapat menggugurkan kandunganku.Untunglah aku memiliki suami yang sangat perhatian padaku. Semua siasat busuk Tuan Abrahah selalu di gagalkan oleh Rasyid. Saat aku hendak terjatuh karena memijak lantai yang licin, Rasyid dengan sigap menangkapku dan memarahi para asisten rumah tangga yang dia anggap kurang teliti dalam mengeringkan lantai.Begitupun saat Rasyid mengetahui jika ada bahan makanan yang membahayakan ibu hamil di makananku. Seluruh koki yang baru di sewa oleh Rasyid setelah mengetahui kehamilanku langsung di marahi habis-habisan bahkan di pecat. Padahal, ini bukan kesalahan mereka, tapi kesalahan dari kakaknya.

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Selamat Atas Kehamilanmu

    “Tidak! Rasyid!” aku berteriak. Ini memang sangat nekat. Tapi, lebih baik aku di marahi Rasyid dan menjadi bulan-bulanannya Ummi Zulaikha daripada harus melayani Tuan Abrahah. Tuan Abrahah panik seketika. Ia langsung membekap mulutku saat Rasyid mulai menggedor-gedor pintu. “Shanum? Kau kah itu yang berteriak? Tolong buka pintunya, Sayang.” kata Rasyid sambil terus menggedor pintu.Aku berusaha memberontak, tapi, tenaganya sangat kuat. “Dasar pelacur gila!” umpatnya padaku dengan suara berbisik sambil menyeret diriku bersembunyi di balik bak. Kamar mandi ini memang di sediakan untuk art di rumah ini. Itulah sebabnya tidak ada bathub di sini, melainkan sebuah bak yang terbuat dari semen dan di lapisi dengan keramik.Ukuran bak ini cukup untuk menyembunyikan aku dan Tuan Abrahah. Gedoran pintu terdengar semakin keras. “Shanum, jangan membuat aku cemas, cepat buka pintunya!” teriak Rasyid dari arah luar.Tuan Abrahah sedikit mengintip sambil terus memegangiku. Dari suara yang aku de

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Terjebak!

    “Apa maksudmu, Bang?” tanya Rasyid pada Tuan Abrahah. Lelaki itu mengalir pandangannya dariku. Dia tersenyum pada Rasyid. “Ah, bukan apa-apa. Aku hanya bergurau,” jawabnya. Dia memang sedang berbicara dengan Rasyid, tapi, matanya selalu mengarah kepadaku.Di ruang tamu ini, ada beberapa orang yang wajahnya sangat asing bagiku, tapi, jika di perhatikan, Tuan Abrahah terlihat mirip dengan Rasyid. Ada dua orang perempuan seusiaku dan tiga orang perempuan seusia Ummi Zulaikha, juga ada tiga orang pria di sini, tiga pria itu terlihat sudah cukup berumur.Kami pun duduk di sofa yang sudah tersedia. Aku cukup terkejut saat melihat dua perempuan seusiaku itu duduk mengapit Tuan Abrahah, lalu, melingkarkan tangan mereka di kedua lengan lelaki itu.“Shanum, perkenalkan, mereka adalah kerabat almarhum Abi mertuamu yang baru sah warga negara Indonesia satu pekan yang lalu,” ucap Ummi Zulaikha padaku. Oh, shit! Jadi, Tuan Abrahah sudah menetap selama satu pekan di sini?Aku tersenyum singkat p

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Tuan Abrahah

    Kenapa orang itu bisa menghubungi Rasyid? Siapa dia? Apa hubungannya dengan Rasyid? Jika orang itu melihatku, itu bisa gawat! Pundakku tiba-tiba di tepuk. Aku yang masih ketakutan pun refleks berteriak keras. “Aaaa! To-tolong menjauh dariku!” teriakku yang refleks berjongkok memeluk lututku.“Hei, Shanum, ada apa? Ini aku,” suara Rasyid terdengar. Aku langsung mendongakkan kepalaku. Aku langsung bangkit dari dudukku sambil meraba tubuh Rasyid. Benar. Ini Rasyid. Tidak ada orang menakutkan itu di sini.“Ada apa?” tanya Rasyid lagi. Apakah aku harus memberitahunya? Tapi, bagaimana jika aku salah dengar? Tidak-tidak. Aku tidak salah dengar. Aku hapal betul bagaimana suaranya.“Shanum?” Rasyid memanggilku sambil mengusap pipiku. Aku yang semula memandang kosong kini beralih menatap manik birunya. Tatapannya yang teduh membuat hatiku sedikit tenang. “Ada apa, Sayang?”tanya Rasyid sekali lagi. “Ta-tadi ada yang menelfon,” jawabku sedikit terbata.Ekspresi Rasyid langsung menunjukkan b

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Ingin di Akui

    Satu pekan telah berlalu. Selama itu, aku sadar bahwa hamil itu tidak enak. Setiap hari aku harus mengalami morning sicknees yang sangat menyiksa. Selama satu pekan itu, Rasyid pun menjadi tempat aku meluapkan emosiku. Aku sering memarahinya tanpa alasan, sering tiba-tiba merajuk. Dan Rasyid sendiri, dia selalu meladeni semua tingkahku dengan penuh kelembutan.Seperti sekarang ini, aku sedang marah pada Rasyid karena gagal membawakan aku bubur ayam langganan kami. Saat Rasyid kembali dengan tangan kosong, aku langsung menangis. Ya, aku akui semenjak hamil aku menjadi cengeng. Tangisanku bahkan belum berhenti sampai sekarang. “Berhenti menangis, Sayang. Aku bisa belikan di tempat lain, mau?” tawarnya. Aku menggeleng cepat. “Cuma mau yang di depan gang itu!” kesalku. “Di sana kan tutup, Sayang. Di tempat lain aja ya?” bujuknya lagi. “No! No! No!” ucapku sambil menggelengkan kepala dan menggerakkan jari telunjuk ke kanan dan ke kiri.“Mau bubur aja ribet! Banyak banget dramanya, h

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Shanum Hamil

    Aku sedang duduk di kursi taman belakang. Menghirup rakus udara yang ada di sana. Berusaha menetralkan hatiku yang tidak beraturan. Bulir-bulir air mataku terus menetes, mewakili berbagai kata yang tak sanggup terucap. Ucapan Rasyid sebelumnya bagai sebuah pisau yang menancap begitu dalam di hatiku. Cukup lama aku duduk di sini, dengan air mata yang terus mengalir. Mataku sudah terasa berat. Sepertinya, aku harus menghentikan tangisanku. Saat aku bangun dari dudukku, tiba-tiba saja kepalaku terasa berkunang. Semua pandangan menjadi kabur dan, perlahan, semuanya menjadi gelap bersamaan dengan jatuhnya keseimbangan kakiku. Samar-samar aku mendengar suara laki-laki yang memanggil namaku. Sepertinya itu Rasyid. Aku ingin membuka mataku, tapi, mataku ini terasa sangat berat. Entah sudah berapa lama mataku terpejam, tapi, saat aku membuka mata, aku sudah berada di kamar. Rasa pening kembali menyerang, namun, tidak senyeri sebelumnya. Pandanganku mengedar mengitari ruangan. Ada Rasyi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status