Home / Romansa / Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan / Dua Ratus Lima Puluh Ribu Dollar, Apa Itu Cukup?

Share

Dua Ratus Lima Puluh Ribu Dollar, Apa Itu Cukup?

Author: Marlynazizah
last update Last Updated: 2024-06-19 09:57:06

Kehadiran Shanum di rumah bordir dengan mengenakan hijab panjang dan blazer yang kebesaran membuat semua orang di sana terkesima, seakan tidak percaya bahwa wanita yang mereka lihat adalah Shanum.

"Sudah kubilang berulang kali, pakaian ini aku pakai atas permintaan pelanggan. Kenapa kalian tidak bisa percaya itu?" gerutu Shanum dengan nada kesal.

"Bagaimana kami bisa percaya? Kita ini kan menjual tubuh kita sebagai barang dagangan, kalau tertutup seperti itu bagaimana bisa dilihat?" ujar salah satu wanita pelacur bernama Clara.

"Sudah-sudah! Kembali ke tempat masing-masing!"

"Shanum harus di hias untuk tampil sebagai bintang di acara pelacuran malam ini," ucap Mamih Elish yang tiba-tiba muncul dan membubarkan para wanita jalang yang sedang berkumpul.

"Acara pelacuran apa yang Mamih maksud?" Tanya Shanum.

"Fotomu di media sosial banyak dilirik oleh para turis asing. Karena terlalu banyak pria yang memintamu malam ini, jadi Mamih putuskan untuk membuat sebuah acara pelacuran agar bisa menentukan harga untukmu."

"Nanti siapapun yang berani membayar paling mahal dia yang akan mendapatkanmu," jelas Mamih Elish.

Shanum hanya mengangguk, karena acara semacam ini telah dia lakukan sebelumnya, dan penawaran tertinggi yang pernah diterimanya adalah lima puluh juta untuk dua malam.

Sudah dapat diprediksikan bahwa harganya akan semakin tinggi tahun ini.

Di luar rumah bordir tersebut, Rasyid tiba dan segera turun dari mobilnya.

Saat pria Sholeh itu keluar dari mobil, sontak saja seluruh tatapan liar para jalang di sana langsung tertuju padanya.

Tak butuh waktu lama, kini Rasyid sudah dikelilingi oleh wanita yang hanya mengenakan bikini sebagai busana mereka.

"Hai tuan tampan," rayu salah satu pelacur itu sambil berusaha menyentuh tangan Rasyid. “Kau ingin bermain?”

"Aku mencari seorang wanita bernama Shanum," ujar Rasyid tanpa menolehkan wajahnya.

Mendengar nama Shanum, si jalang primadona, membuat para wanita jalang itu merasa kesal.

"Kenapa setiap pria tampan selalu menanyakan Shanum? Dengar, Tuan, Shanum itu sebentar lagi akan menjadi bintang di acara pelacuran, dia tidak bisa disewa sekarang."

"Kau harus menunggu sampai tengah malam. Satu jam lagi, pelelangan dilakukan."

"Jadi, daripada kau tersiksa karena menunggunya, lebih baik kita bersenang-senang dulu," ucap wanita pelacur itu yang dengan sengaja mendekatkan dadanya ke badan Rasyid.

Cpak!

Satu amplop coklat berisi uang seratus ribuan ditamparkan Rasyid ke dada gadis itu. “Aku tidak butuh tubuhmu. Sekarang, pergilah!”

“Cih,” desis lacur itu.

Tepat pukul 12 malam, rumah bordir tersebut terlihat telah dihiasi dengan dekorasi yang mempercantik rumah tersebut.

Tidak hanya rumahnya, para wanita pelacur itu juga telah di hias dengan sangat cantik, hingga membuat mereka tak kalah indahnya dengan bulan di malam ini.

Sayangnya, kecantikan para wanita itu di gunakan untuk memikat para lelaki yang akan menyewa mereka.

Di dalam rumah bordir tersebut, terlihat telah tersusun banyak kursi yang mengelilingi sebuah tempat tidur yang dihiasi dengan pernak-pernik dan taburan kelopak mawar yang harum.

Di tempat tidur itulah Shanum akan berpose dengan sangat anggun dan memikat, sehingga semua mata yang menatapnya akan terpesona pada saat itu juga.

Setelah beberapa saat, terdengar suara gemerincing gelang kaki yang mempesona, dan semua mata segera tertuju pada Shanum yang melangkah dengan anggun.

Mata para pria di sana tidak dapat berkedip saat melihat Shanum mengenakan gaun berwarna emas yang dipadu dengan selendang jaring yang menutupi wajahnya, serta perhiasan yang memperindah tubuhnya.

Sambil terus menebar senyum manisnya, Shanum melangkah dengan anggun dan kemudian duduk di atas kasurnya.

Senyum di bibir wanita itu segera memudar ketika dia melihat pria yang telah membuatnya merasa menjadi wanita terhina di dunia ini. Namun, wajah Shanum berubah ketika dia melihat sosok Rasyid berdiri di ujung ruangan.

"Kyai? Kenapa Kyai berada di sini?" gumam Shanum sambil terus menatap ke arah Rasyid yang terus menundukkan kepalanya. “Tidak. Tidak mungkin. Dia pasti memiliki niat lain.”

Ingin sekali Shanum menghujani Rasyid dengan berbagai pertanyaan, tapi semua itu terlambat karena Mami Elish lebih dulu membuka acaranya.

Shanum dan beberapa wanita lacur lain berdiri di atas panggung.

"Baiklah, para hadirin yang terhormat, dia adalah Shanum, wanita yang paling cantik dan memesona di rumah bordir ini."

"Dia juga merupakan bintang utama di sini, sehingga tidak mengherankan jika harganya sangat tinggi. Dan, lama waktu untuk bersamanya juga akan tergantung dengan harga yang ditawarkan."

"Siapapun yang bisa memberikan harga tertinggi, maka liburannya kali ini akan di temani oleh si cantik Shanum."

"Dan sudah dapat dipastikan, siapapun yang bisa memberikan harga terbaiknya akan merasakan sebuah kepuasan dan kebahagiaan yang tiada tara!"

"Untuk penawaran pertama, saya akan memulai dari angka seribu dollar!" ucap Mamih Elish dengan lantang dan logat bahasa Inggris yang unik.

Tidak lama kemudian, terdengar suara riuh para pria bule yang mulai mengajukan penawaran dengan nilai yang jauh lebih tinggi.

Namun, hal itu tidak terjadi pada Rasyid, pria itu hanya diam dengan ekspresi tenangnya.

"Tiga ribu dollar!" teriak salah satu pria berambut pirang.

"Tiga ribu dollar! Penawaran pertama mencapai tiga ribu dollar! Apakah ada yang bersedia menawar dengan harga yang lebih tinggi?" ujar Mamih Elish sambil memandang sekeliling.

"Empat ribu!" jawab pria berbadan besar dengan kulit seputih susu.

"Lima ribu!" ujar yang lainnya.

"Sepuluh ribu!" teriak seorang pria yang mengenakan jas dan dianggap paling karismatik di antara yang lain.

Suasana seketika menjadi hening karena para pria itu sedikit ragu untuk menawarkan harga yang lebih tinggi.

Senyum di bibir pria bule berjas itu seketika timbul, saat dia merasa dialah yang akan mendapatkan wanita cantik itu.

Teng! Teng! Teng!

Suara lonceng yang digerakkan oleh Mamih Elish dengan penuh kegembiraan bergema ke segala penjuru ruangan.

"Tawaran terakhir mencapai sepuluh ribu dollar! Apakah ada yang bersedia menawarkan harga yang lebih tinggi untuk bisa bersama wanita ini selama masa liburan?" ucap Mamih Elish sambil menunjuk ke arah Shanum.

Sementara, Shanum sendiri terus memperhatikan sang kyai yang masih setia dengan kesunyiannya di kursi itu. Hingga dia lupa bahwa dia seharusnya menebar pesonanya saat ini.

Merasa sudah tidak ada yang berani menawarkan harga lebih untuk Shanum, Mamih Elish pun segera mengumumkan pemenangnya.

"Baiklah, jika sudah tidak ada yang berani menawarkan harga yang lebih baik, maka saya nyatakan-"

"Lima puluh ribu," tiba-tiba saja Rasyid berdiri dan memberikan penawaran harga terbaiknya. “Aku akan membayarnya, malam ini juga!”

Sontak saja tawaran harga dari Rasyid membuat seluruh hadirin di sana merasa terkejut, sebab harga itu bisa di bilang terlalu mahal jika hanya untuk menyewa seorang wanita pelacur selama liburan.

"No! Aku pemenangnya di sini! Kau tidak boleh merebutnya dariku!" ucap pria bule sebelumnya yang merasa tidak terima dengan tindakan Rasyid.

"Hah? Kau ingin gadis itu?” Rasyid menatap remeh bule di sampingnya. “Ambil saja, aku tidak masalah. Aku yakin, saldomu tidak akan bisa mengalahkan tawaranku!”

“Orang Arab sialan!” desis bule itu. “Mami Elish, aku akan menawarnya…,”

“Penawaran ditutup. Kita mendapat pemenang. Selamat, Tuan, Anda berhak memiliki Shanum seumur hidup. Dia adalah milik Anda selama liburan tiga bulan ini.”

Mami Elish tampak bahagia karena mendapat keuntungan ratusan kali lipat dari pada harus merawat Shanum di rumah bordir.

“Lihatlah, mucikari tidak akan membuang waktu untuk ratusan ribu dollar!” Rasyid mengejek bule di sampingnya. “Mentalmu tak cukup kuat untuk mengalahkan tawaranku. Sekarang, dia milikku!”

Shanum sendiri hanya bisa terperangah mendengar harga yang di berikan oleh Rasyid. Ternyata, sang kyai yang sedari tadi diam berhasil menyewanya dengan satu kali tawaran harga yang cukup fantastis.

"Aku tidak menyewanya, tapi aku membelinya." ucap Rasyid yang membuat senyum di bibir Mamih Elish memudar, wanita itu kini memasang ekspresi seriusnya.

"Maaf tuan, ini adalah acara pelacuran bukan pelelangan wanita," ucap mamih Elish tanpa mengurangi rasa hormatnya.

Rasyid hanya diam sambil mengeluarkan koper hitamberisikan uang. Lalu memperlihatkannya pada Mamih Elish.

"Total jumlah uang ini adalah lima puluh ribu dollar, dan ada dua ratus ribu dollar lagi di dalam mobil asal kau memberikan Shanum sepenuhnya padaku," ucap Rasyid.

“Bagaimana? dua ratus lima puluh ribu dollar untuk seorang wanita?”

Melihat sejumlah uang sebesar itu membuat Mamih Elish terpana, dan tanpa ragu dia membawa Shanum mendekat ke arah Rasyid lalu berkata, "Baiklah tuan, bawalah wanita ini, aku tidak membutuhkannya lagi!”

"Mih? Kau menjualku? Bukankah acara ini bertujuan untuk menyewa diriku saja?" tanya Shanum. Mata wanita itu terlihat mulai memancarkan kekecewaannya.

"Ah, sudahlah! Berhenti berbicara! Kapan lagi aku bisa mendapatkan sebanyak ini? Pergilah sekarang! Dan jangan pernah kembali ke rumah bordir ini! Kamu sudah aku jual!" ujar mamih Elish dengan nada sarkastik.

Mendengar ucapan Mamih Elish, tentu saja Shanum merasa sedih, dan kini tatapan tajamnya terus tertuju pada Rasyid.

"Apa yang kau mau, Kyai?! Kenapa kau membuat hidupku jadi sulit?! Apa salahku padamu?!"

"Kenapa kau mengganggu ketenanganku sampai-sampai aku harus diusir dari rumahku ini?!" teriak Shanum dengan penuh emosi pada pria yang sholeh itu.

Related chapters

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Iblis Berparas Kyai!

    "Kenapa kau marah begitu padaku? Bukankah seharusnya kau senang karena kau terjual dengan harga dua ratus ribu dollar?" Tanya Rasyid, entah apakah ia sedang mempertanyakan amarah Shanum atau mengejeknya."Aku tidak senang, Kyai! Sebenarnya, acara ini dibuat hanya untuk menyewaku!""Tapi, kau malah membeliku dan membuat aku terusir begitu saja dari rumah dan keluargaku!" sentak Shanum dengan mata yang sudah berkaca-kaca."Rumah dan keluarga? Kamu sebut semua ini sebagai rumah dan keluarga?" Tanya Rasyid sambil mengangkat alisnya. "Tentu saja! Mereka semua adalah keluargaku! Dan rumah bordir ini adalah tempat tinggalku!" ucap Shanum sambil terus menatap Rasyid dengan tajam. Wanita itu merasa semakin kesal saat Rasyid malah tertawa pelan. "Kenapa tertawa begitu?! Aku sedang tidak bercanda, Kyai!" Shanum menggebu-gebu, emosi dalam dirinya semakin meningkat karena ekspresi wajah Rasyid."Kau ini lucu sekali, Nona. Kau menyebut mereka semua sebagai keluargamu, tapi apakah mereka memperlak

    Last Updated : 2024-06-19
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Kacaunya Pernikahanku

    Di sebuah ballroom hotel, terlihat berbagai dekorasi pernikahan yang sangat memukau telah dipasang di setiap sudutnya. Pelaminan dan kursi untuk para tamu telah dihiasi dengan sangat apik untuk acara yang akan diselenggarakan malam ini. Pernikahan yang sangat terhormat dengan pesta yang sangat mewah belum pernah terbayangkan oleh Shanum sebelumnya. Dia berpikir bahwa, kehidupannya akan terus berputar di sekitar rumah bordir tersebut, di mana berbagai pria akan datang dan pergi. Dia merasa bahwa takdirnya saat ini sedang berpihak padanya, hingga dia diberikan hadiah terbesar dalam hidupnya. Yaitu seorang suami yang sangat tampan, mapan, dan saleh. Wanita itu juga begitu merasa malu kepada sang kuasa. Dia yang pendosa saja masih di berikan seorang suami sebaik ini, apalagi kalau dia sungguh-sungguh bertaubat? Sungguh, Shanum saat ini benar-benar sudah tidak sabar untuk belajar ilmu agama bersama Rasyid. Di atas pelaminan itu, Shanum terus memandangi wajah Rasyid yang terli

    Last Updated : 2024-06-29
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Mencari Tempat Tinggal

    Wanita berpakaian pengantin itu terus tergugu di sebuah kursi kayu yang terletak di tepi jalan. Terangnya lampu di padu dengan cahaya rembulan dan semilir angin malam yang menerpa lembut wajah Shanum membuat kesedihannya semakin terasa.Dia tahu saat ini dirinya sedang menjadi pusat perhatian orang yang berlalu lalang. Tapi kali ini dia tidak perduli. Rasa sakit di hatinya terlalu besar hingga menutupi rasa malunya. Tak dapat di elakkan, semua hinaan yang di berikan oleh Ummi Zulaikha begitu menyayat hatinya.Saat di hotel itu, Shanum merasa begitu sakit hati hingga membuat dia memutuskan untuk menyerah di hari pernikahannya.Tetapi sekarang, rasa sedih itu berubah menjadi sebuah penyesalan yang cukup dalam. Wanita ini menyesal karena cintanya begitu lemah, hingga baru di uji sedikit dia sudah langsung kalah.Di tengah kesedihannya, wanita itu sadar bahwa sekarang dia harus mencari jalan untuk menyambung hidup. “Persetan dengan hinaan itu! Sekarang yang harus aku pikirkan adalah ba

    Last Updated : 2024-07-01
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Dosa Ini Jauh Lebih Besar, Rasyid!

    Di kediaman keluarga besar Al-Hafiz, terlihat Syekh Abdurrahman mendesah kecewa setelah mendengar penjelasan dari Ummi Zulaikha yang menurutnya, tindakan dia sudah benar. “Tindakanku sudah benar. Rasyid sangat tidak pantas jika harus bersanding dengan wanita hina seperti Shanum,”ucapnya dengan penuh keyakinan.“Tindakanmu ini salah, Zulaikha! Kau seharusnya tidak bertindak seperti ini pada menantumu, apalagi saat itu banyak orang luar yang menyaksikan.” Syekh Abdurrahman sangat tidak mengerti dengan cara berpikir wanita di hadapannya.“Dia bukan menantuku, Syekh!” sarkas Ummi Zulaikha. Dia menolak mentah-mentah jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Shanum adalah menantunya. “Kenapa kau tidak ingin mengakui dia sebagai menantumu, huh? Karena dia seorang pelacur?” “Bukankah ini semua terjadi juga karena ulahmu yang terus mendesak Rasyid untuk menikah?”pertanyaan yang di lontarkan oleh Syekh Abdurrahman berhasil membuat Ummi Zulaikha mati kutu.“Aku akui, Shanum memang bukan wanita

    Last Updated : 2024-07-01
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Namamu Shanum? Si Wanita Penghibur Itu?

    Di kasur tanpa ranjang tersebut, Shanum terlihat masih asyik bermain di alam bawah sadarnya. Padahal, sinar sang surya telah menyapa hangat wajah wanita cantik itu melalui celah-celah jendela.Tidur lelapnya terusik ketika mendengar suara gaduh dari para penghuni kost lain yang sedang berebut kamar mandi. “Astaga!... Apa Clara dan Dian berebut seorang pria lagi?” racaunya sambil mengusap air liur yang mengalir di pipi sebelah kiri.Wanita itu duduk di atas kasur sambil mengucek matanya. Saat kesadarannya hampir terkumpul, sayup-sayup dia kembali mendengar suara dua orang wanita yang sedang berebut kamar mandi.Seketika matanya terbelalak. Dia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi. “Ya ampun! Aku kesiangan!”pekiknya sambil meloncat dari kasur dan gegas menyambar handuk lalu keluar dari kamar.Mood-nya di pagi hari semakin hancur saat melihat barisan antrian yang begitu panjang berasal dari dua bilik kama

    Last Updated : 2024-07-01
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Jika Kau Tidak Mau Ikut, Biar Aku Yang Mengikutimu!

    Hari demi hari Shanum lalui. Tak terasa, sudah hampir dua pekan dia berada di sini. Dari pagi sampai sore dia habiskan untuk bekerja sebagai OG di salah satu pabrik yang ada di sana. Dan dari sore hingga malam dia habiskan untuk belajar mengaji juga beristirahat.Sekarang wanita itu paham arti dari sulitnya hidup. Seperti saat ini, awalnya dia begitu kesulitan, apalagi pekerjaan sebagai office girl tidaklah mudah bagi wanita manja sepertinya. Tetapi perlahan dia mulai terbiasa dengan semua itu.Mulai dari mengantri di kamar mandi, membersihkan terlebih dahulu wc yang kotor sebelum ia pakai, istiqomah memakai hijab, serta baju gamis panjang selepas Shanum bekerja.Memang, terkadang Shanum kerap kali mengeluh. Tapi tak apa, bukankah ini sebuah kemajuan besar untuk Shanum?Selepas membersihkan diri, Shanum merebahkan dirinya di kasur. Menatap langit-langit kamar lalu beralih menatap jam yang terus berdetak.Suara jam itu berhasil membawa Shanum ke alam lamunan yang membuat pikirannya

    Last Updated : 2024-07-02
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Aku, Suamimu!

    “Tidak-tidak. Dia pasti hanya membual. Walaupun dia menyusulku, aku yakin dia tidak akan tahan dengan kost yang aku tempati,” Shanum membatin. Merasa ucapan Rasyid hanya sebuah bualan belaka, Shanum akhirnya hanya mengibas-ngibaskan tangannya lalu melenggang pergi menuju kerumunan para jama'ah.“Kau yang telah menantang aku, jadi bersiaplah, Shanum.” Rasyid tersenyum. Dia sangat bersyukur bisa kembali bertemu dengan istrinya. Doa dan ikhtiar nya selama ini akhirnya membuahkan hasil. Dengan kuasa-Nya, Allah kembali mempertemukan mereka sama seperti pada awal pertemuan keduanya. Dalam ketidak sengajaan dan acara pengajian.“Alhamdulillah,” pria itu mengusap wajahnya lalu kembali menyapa para jama'ah nya. Situasi memang menjadi sedikit canggung. Sebab, mereka semua bingung ketika sang Kyai tiba-tiba menarik seorang gadis menjauh dari kerumunan.Namun, mereka semua enggan untuk bertanya. Karena khawatir akan menyinggung hati Kyai terhormat itu. Setelah acara majelis ta'lim selesai, S

    Last Updated : 2024-07-02
  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Panggil Aku Buby!

    Brak! “Astagfirullahaladzim!”keduanya sama-sama terkejut. Shanum menoleh dan gegas bangun mendekati pintu. Sementara Rasyid hanya duduk dan memperhatikan wanita itu. “Tidak ada siapapun,” gumam Shanum yang keheranan. “Mungkin hanya angin,” ucap Rasyid. Shanum tidak yakin dengan pernyataan Rasyid barusan. Jika angin, bagaimana bisa terbanting begitu kencang seperti ada seseorang yang sengaja membantingnya? Wanita itu menautkan alisnya saat melihat Rasyid mulai mengeluarkan pakaian dari dalam tasnya. Mata Shanum melebar ketika Rasyid berjalan mendekati lemarinya dan hendak membuka lemari kecil itu. Ini tidak bisa di biarkan, Rasyid tidak boleh membuka lemari itu. “Stop! Kyai mau apa?” Shanum menghadang langkah Rasyid mendekati lemarinya itu. “Aku ingin merapikan bajuku,” jawab Rasyid santai. Shanum sedikit melongo. Dia tidak percaya jika Rasyid benar-benar ingin tinggal di sini bersamanya. “Kyai, kamarku seperti ini. Apa kau yakin?” Shanum berharap jawaban dari pertanyaa

    Last Updated : 2024-07-02

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Awal Bencana Besar

    Sesuai apa yang di ucapkannya semalam, Rasyid sudah siap dengan mobilnya seusai sholat subuh. Sepertinya, dia masih sedikit marah padaku perihal ucapanku semalam. Memang, setelah sentakannya semalam, dia tidak mau mendengarkan perkataanku lagi dan meminta aku untuk segera tidur.“Berhati-hatilah di jalan, Rasyid,” ucap Tuan Abrahah sambil menepuk bahu suamiku. Sungguh sandiwara yang sempurna. Ingin sekali rasanya aku meneriaki semua niat busuknya di hadapan semua orang.Tapi, aku yakin tidak akan ada yang mempercayaiku. Yang ada aku hanya akan mendapatkan cibiran dari mertuaku dan amarah yang semakin besar dari suamiku. Setelah menutup bagasi mobilnya, Rasyid berjalan menghampiriku.Aku langsung mencium punggung tangannya saat dia menyodorkan tangannya padaku. Dia memelukku cukup lama, lalu berbisik, “Maafkan aku karena semalam telah membentakmu.”Kami mengendurkan pelukan kami. Aku menatapnya lalu mengangguk pelan. Saat dia tersenyum tipis, aku pun ikut tersenyum. Rasa kesal ya

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Dia Menggodaku, Buby!”

    Hari-hari berlalu, sangat terasa bagiku setiap detiknya saat Tuan Abrahah tinggal di sini bersamaku. Dia gila! Tuan Abrahah sangat gila! Dia berkali-kali berusaha mencelakai aku dan kandunganku.Tuan Abrahah seringkali membasahi lantai yang akan aku pijak dengan menggunakan minyak agar aku terpeleset dan jatuh, atau, sengaja mencampurkan bahan-bahan makanan yang dapat menggugurkan kandunganku.Untunglah aku memiliki suami yang sangat perhatian padaku. Semua siasat busuk Tuan Abrahah selalu di gagalkan oleh Rasyid. Saat aku hendak terjatuh karena memijak lantai yang licin, Rasyid dengan sigap menangkapku dan memarahi para asisten rumah tangga yang dia anggap kurang teliti dalam mengeringkan lantai.Begitupun saat Rasyid mengetahui jika ada bahan makanan yang membahayakan ibu hamil di makananku. Seluruh koki yang baru di sewa oleh Rasyid setelah mengetahui kehamilanku langsung di marahi habis-habisan bahkan di pecat. Padahal, ini bukan kesalahan mereka, tapi kesalahan dari kakaknya.

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Selamat Atas Kehamilanmu

    “Tidak! Rasyid!” aku berteriak. Ini memang sangat nekat. Tapi, lebih baik aku di marahi Rasyid dan menjadi bulan-bulanannya Ummi Zulaikha daripada harus melayani Tuan Abrahah. Tuan Abrahah panik seketika. Ia langsung membekap mulutku saat Rasyid mulai menggedor-gedor pintu. “Shanum? Kau kah itu yang berteriak? Tolong buka pintunya, Sayang.” kata Rasyid sambil terus menggedor pintu.Aku berusaha memberontak, tapi, tenaganya sangat kuat. “Dasar pelacur gila!” umpatnya padaku dengan suara berbisik sambil menyeret diriku bersembunyi di balik bak. Kamar mandi ini memang di sediakan untuk art di rumah ini. Itulah sebabnya tidak ada bathub di sini, melainkan sebuah bak yang terbuat dari semen dan di lapisi dengan keramik.Ukuran bak ini cukup untuk menyembunyikan aku dan Tuan Abrahah. Gedoran pintu terdengar semakin keras. “Shanum, jangan membuat aku cemas, cepat buka pintunya!” teriak Rasyid dari arah luar.Tuan Abrahah sedikit mengintip sambil terus memegangiku. Dari suara yang aku de

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Terjebak!

    “Apa maksudmu, Bang?” tanya Rasyid pada Tuan Abrahah. Lelaki itu mengalir pandangannya dariku. Dia tersenyum pada Rasyid. “Ah, bukan apa-apa. Aku hanya bergurau,” jawabnya. Dia memang sedang berbicara dengan Rasyid, tapi, matanya selalu mengarah kepadaku.Di ruang tamu ini, ada beberapa orang yang wajahnya sangat asing bagiku, tapi, jika di perhatikan, Tuan Abrahah terlihat mirip dengan Rasyid. Ada dua orang perempuan seusiaku dan tiga orang perempuan seusia Ummi Zulaikha, juga ada tiga orang pria di sini, tiga pria itu terlihat sudah cukup berumur.Kami pun duduk di sofa yang sudah tersedia. Aku cukup terkejut saat melihat dua perempuan seusiaku itu duduk mengapit Tuan Abrahah, lalu, melingkarkan tangan mereka di kedua lengan lelaki itu.“Shanum, perkenalkan, mereka adalah kerabat almarhum Abi mertuamu yang baru sah warga negara Indonesia satu pekan yang lalu,” ucap Ummi Zulaikha padaku. Oh, shit! Jadi, Tuan Abrahah sudah menetap selama satu pekan di sini?Aku tersenyum singkat p

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Tuan Abrahah

    Kenapa orang itu bisa menghubungi Rasyid? Siapa dia? Apa hubungannya dengan Rasyid? Jika orang itu melihatku, itu bisa gawat! Pundakku tiba-tiba di tepuk. Aku yang masih ketakutan pun refleks berteriak keras. “Aaaa! To-tolong menjauh dariku!” teriakku yang refleks berjongkok memeluk lututku.“Hei, Shanum, ada apa? Ini aku,” suara Rasyid terdengar. Aku langsung mendongakkan kepalaku. Aku langsung bangkit dari dudukku sambil meraba tubuh Rasyid. Benar. Ini Rasyid. Tidak ada orang menakutkan itu di sini.“Ada apa?” tanya Rasyid lagi. Apakah aku harus memberitahunya? Tapi, bagaimana jika aku salah dengar? Tidak-tidak. Aku tidak salah dengar. Aku hapal betul bagaimana suaranya.“Shanum?” Rasyid memanggilku sambil mengusap pipiku. Aku yang semula memandang kosong kini beralih menatap manik birunya. Tatapannya yang teduh membuat hatiku sedikit tenang. “Ada apa, Sayang?”tanya Rasyid sekali lagi. “Ta-tadi ada yang menelfon,” jawabku sedikit terbata.Ekspresi Rasyid langsung menunjukkan b

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Ingin di Akui

    Satu pekan telah berlalu. Selama itu, aku sadar bahwa hamil itu tidak enak. Setiap hari aku harus mengalami morning sicknees yang sangat menyiksa. Selama satu pekan itu, Rasyid pun menjadi tempat aku meluapkan emosiku. Aku sering memarahinya tanpa alasan, sering tiba-tiba merajuk. Dan Rasyid sendiri, dia selalu meladeni semua tingkahku dengan penuh kelembutan.Seperti sekarang ini, aku sedang marah pada Rasyid karena gagal membawakan aku bubur ayam langganan kami. Saat Rasyid kembali dengan tangan kosong, aku langsung menangis. Ya, aku akui semenjak hamil aku menjadi cengeng. Tangisanku bahkan belum berhenti sampai sekarang. “Berhenti menangis, Sayang. Aku bisa belikan di tempat lain, mau?” tawarnya. Aku menggeleng cepat. “Cuma mau yang di depan gang itu!” kesalku. “Di sana kan tutup, Sayang. Di tempat lain aja ya?” bujuknya lagi. “No! No! No!” ucapku sambil menggelengkan kepala dan menggerakkan jari telunjuk ke kanan dan ke kiri.“Mau bubur aja ribet! Banyak banget dramanya, h

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Shanum Hamil

    Aku sedang duduk di kursi taman belakang. Menghirup rakus udara yang ada di sana. Berusaha menetralkan hatiku yang tidak beraturan. Bulir-bulir air mataku terus menetes, mewakili berbagai kata yang tak sanggup terucap. Ucapan Rasyid sebelumnya bagai sebuah pisau yang menancap begitu dalam di hatiku. Cukup lama aku duduk di sini, dengan air mata yang terus mengalir. Mataku sudah terasa berat. Sepertinya, aku harus menghentikan tangisanku. Saat aku bangun dari dudukku, tiba-tiba saja kepalaku terasa berkunang. Semua pandangan menjadi kabur dan, perlahan, semuanya menjadi gelap bersamaan dengan jatuhnya keseimbangan kakiku. Samar-samar aku mendengar suara laki-laki yang memanggil namaku. Sepertinya itu Rasyid. Aku ingin membuka mataku, tapi, mataku ini terasa sangat berat. Entah sudah berapa lama mataku terpejam, tapi, saat aku membuka mata, aku sudah berada di kamar. Rasa pening kembali menyerang, namun, tidak senyeri sebelumnya. Pandanganku mengedar mengitari ruangan. Ada Rasyi

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Fakta Menyakitkan

    “Buby, apa itu benar?” tanyaku. Aku terus menatapnya, dengan maksud menuntut suamiku agar segera memberikan jawaban. Rasyid menatapku sejenak, lalu, membuang pandangannya sambil menghela nafas berat. “Sudahlah, hentikan pembahasan ini!” kata Rasyid. Nada bicaranya sedikit ketus. Dia langsung pergi dari kamar menyisakan perasaan yang berkecamuk dalam diriku. Tiba-tiba saja Zulfah berteriak, “Kenapa kau meminta Rasyid untuk menjadikan aku istri keduanya?! Aku tidak mau, Ummi!” Wow, cukup mengejutkan. Sebelumnya, Zulfah terlihat ketakutan setengah mati, dan sekarang, dia sudah berani memakai Ummi Zulaikha. Harus aku akui, gadis ini sudah tidak waras.“Cih! Kau tidak ingin menjadi yang kedua tapi menyukai pria beristri. Dasar gadis gila! Di mana otakmu itu?” sarkasku sambil menatap tajam ke arah Zulfah.Zulfah sudah terlihat marah. Ia siap melontarkan segala perkataan kasarnya. Namun, Ummi Zulaikha langsung memelototi Zulfah. Aku paham dengan isyarat mata mertuaku itu. Dia memberi

  • Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan    Suamiku Mencintai Zulfah?

    Mataku melebar sempurna mendengarnya tuduhannya. Ternyata, selain pengecut, Zulfah merupakan perempuan munafik. Suamiku bergerak cepat menggendong Ummi Zulaikha dan meletakkannya di atas ranjang. Lalu, dengan telaten suamiku melakukan pertolongan pertama pada dahi mertuaku.Sejauh ini, Rasyid belum bereaksi apapun terhadap tuduhan yang di lontarkan Zulfah. Manik birunya terlihat mengedar menatap kamar yang berantakan.Entah kenapa, aku pun hanya diam. Aku malah ikut mengedarkan pandanganku, padahal, seharusnya aku memberikan pembelaan diri karena sudah di tuduh oleh Zulfah. Tidak. Sebenarnya, aku ingin melihat bagaimana reaksi Rasyid. Pandangannya sempat menatap aku dan Zulfah secara bergantian. Setelahnya, dia kembali menunjukkan fokusnya pada Ummi Zulaikha. Namun,tatapan yang di berikannya tadi, seolah menyelidik aku dan Zulfah. Keheningan terjadi di antara kami bertiga.Zulfah masih setia berdiri di ambang pintu, dan aku pun sama. Aku masih duduk di tepi kasur sambil memandan

DMCA.com Protection Status