Share

Mendadak Jadi Ibu Tiri
Mendadak Jadi Ibu Tiri
Penulis: annauthor

Prolog

Penulis: annauthor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-31 13:15:52

Dena Inggit Rafassya biasa dipanggil Dena. Putri kedua dari pasangan Galih Ferdhi Rafassya atau Papi Galih dan Anggun Dale Rafassya atau Mami Anggun.

Dia mempunyai satu orang Kakak laki-laki Amaar Haris Rafassya,, Kak Amaar begitulah sebutannya.

Jika biasanya dia kocak dan banyak tingkah saat ini dia dibuat mati kutu se kutu-kutunya.

Bagaimana tidak saat ini Dena tengah berada di situasi yang tidak masuk di akal sehatnya, di luar nalar.

Di depannya telah duduk pasangan suami istri paruh baya dan putra tunggal mereka.

Pasangan suami istri itu bernama Kumalasari Tria Zibrano atau Mama Kumala dan Daris Yusri Zibrano atau Papa Daris.

Sedangkan anak mereka bernama Deva Ishan Zibrano,, dia disuruh untuk memanggilnya Mas Deva. Itu terpaksa ya!

Sebenarnya tak ada yang aneh dengan dinner malam ini yang aneh adalah pembicaraan mereka.

Kalian mau tau?

"Bagaimana Nak Dena kamu setujukan menikah dengan anak kami Deva?"

Yapp,, kalian gak salah dengar memang itulah perkataan yang keluar dari bibir wanita paruh baya di depannya. Itulah yang sedari tadi menjadi pembahasan yang mereka diskusikan.

Dena sendiri tak tahu harus menjawab apa alhasil dia hanya diam membeku dengan tatapan kosong, bengong istilahnya.

Mami Anggun alias Maminya Dena menyenggol lengan anak bungsunya wajahnya berusaha memaksakan senyum padahal di dalam hati pasti beliau amat kesal.

Hafal di luar kepala kelakuan Mami satu-satunya ini.

Yahh memang satu masa dua. Jangan dong kebanyakan.

"Dena jawab!!" ucap Mami Anggun dengan suara tertahan.

"Itu,,"

"Iya Jeng Dena sudah setuju" potong Mami gadis itu.

Sontak Dena menoleh ke sang Mami,, "Hah apa?"

"Kamu kelamaan" ucapnya tanpa membuka mulutnya.

"Wahh baiklah pernikahannya harus disegerakan pokoknya. Gak sabar banget mau punya menantu" ucap Mama Kumala riang gembira.

"Hahaha,," sedangkan dia hanya bisa tertawa garing di dalam hati menangis sejadi-jadinya.

Pasti dia mimpi ini,, kenapa tiba-tiba jadi menikah sih perasaan dia baru pulang liburan tadi pagi.

Flashback pagi.

"Mbak sudah siap?"

"Sudah Non" jari jempol asisten rumah tangga di kediamannya terangkat mengisyaratkan tugas yang Dena berikan sudah beres asisten rumah tangganya itu laksanakan.

Dena mulai melangkah melenggak-lenggokkan pinggul ke kanan dan ke kiri di atas terpal berwarna biru. Kalian tau terpal kan? kalau gak tau yaudah.

Ini semua sebab di rumahnya tak ada karpet merah jadi dia menyuruh asisten rumah tangganya membentangkan terpal tersebut.

Biar kelihatan ala-ala princes memasuki istana gitu. Memang ada-ada saja kelakuannya kan? jangan ilfil ya saudara-saudara.

"I'm home Mami, Papi, Kakak. Adek pulang ada yang kangen aku gak?!" Dena riang gembira memasuki rumah mewah seraya menyeret koper di tangan.

Dia telengkan kepalanya ke kanan sambil bergumam,, "Hmm kenapa gak ada jawaban?" seraya alisnya bertaut.

"Mami, Papi anak kalian yang paaaling cantik sedunia sudah pulang nih gak ada yang nyambut nih ceritanya?"

"Keterlaluan sekali mereka" secepat kilat dia menginjak raut wajahnya berubah menjadi cemberut level max.

Terlarut dengan kekesalan tiba-tiba tanpa Dena sadari dari arah dapur suara ketiga orang yang sangat dia cintai terdengar,, "Selamat datang kembali Princess!!"

"Ahh,, kalian,,?" kagetnya.

Mereka bertiga datang dengan sang Mami membawakan kue serba ungu di tangan,, warna kesukaannya

"Ihh aku kira gak bakalan ada yang nyambut"

"Mana ada,, Princes kita pulang masa gak ada yang menyambutnya sih"

"Ahh makasih"

"Ayo-ayo kita makan kue bersama-sama" mereka berempat termasuk dirinya berlalu menuju ruang keluarga untuk memakan kue bersama-sama.

Sungguh keluarga yang harmonis ya? jangan iri kawan.

...

"Astaga anak gadis jam segini belum mandi,, Dena sana pergi mandi buruan!!" teriak my Mami begitu memasuki kamarnya.

Sontak Dena yang asik selonjoran di atas kasur seraya memainkan ponsel reflek berdiri melemparkan ponselnya asal, entah kemana itu ponselnya.

"Iya Mi" jawabnya malas.

Apa mandi itu? manfaatnya apa? toh meskipun gak mandi dirinya tetap cantik. Seraya mengibaskan rambut panjang hitam legamnya. Percaya diri gak apa-apa kan?

"Buruan ya kita sebentar lagi bakal ada tamu penting,, dandan yang cantik pakai gaun yang cantik juga"

Seketika Dena tersadar dalam imajinasinya,, "Hah emang siapa sih Mi yang mau datang penting banget memangnya?"

"Husstt,, udah jangan banyak omong BURUAN DENA!!"

"Iya Mi" teriakan sang Mami sudah terdengar menggelegar itu tandanya dia harus buru-buru sebelum kena ceramah tujuh hari tujuh malam.

Kan gak enak ya kupingnya panas nanti.

...

Sesuai perintah sang kanjeng ratu Dena sudah mandi,, wangi,, dandan cantik dan pakai gaun cantik juga secantik wajahnya.

Pasti orang yang melihat dia akan tersepona ehh tidak terpesona.

Dena lantas turun ke lantai bawah langsung berlalu ke dapur karena dia mencium aroma-aroma yang sedaaap, menggugah selera.

Tatapannya terpanah melihat berbagai macam hidangan lezat tersaji di atas meja makan,, "Wahh ada makanan enak nihh" dia segera mengulurkan tangan ingin mencomot makanan di atas meja.

Plak,,

"Dena cuci tangan dulu jangan main asal comot begitu saja!!" perintah Mami Anggun.

"Ishh Mami sakit tau" bibirnya manyun tanda bahwa dia tengah kesal.

"Gak usah manyun jelek!"

"Apaan sih aku cantik gini mana ada jelek-jeleknya"

Mami kayaknya rabun,, lanjutnya bicara dalam hati.

Mana berani dia berbicara seperti itu langsung bisa kena tabokan maut.

"Dena mendingan kamu duduk diam sebentar lagi tamunya akan datang"

Flashback end.

Begitulah kejadiannya sebelum dia duduk di kelilingi para orang tua dan pria yang sedari tadi bertahan dengan wajahnya dinginnya itu.

Yang Dena lakukan hanya plonga-plongo tak tahu apa-apa dan tiba-tiba ia harus menikah karena perjodohan.

Sebenarnya hari ini hari apa sih? kok kayaknya dia sial.

Kedua wanita paruh baya itu sibuk membahas pernikahan dan ekspresi Dena tetap sama cuman melongo saja.

Rasanya tak mau percaya terlalu mengejutkan fakta yang barusan dia dengar.

Masa dirinya harus menikah dengan duda anak satu sih?

Yahh Deva itu seorang duda dengan satu anak,, anaknya gak ikut memang saat ini entah katanya lagi kemana gitu.

Sampai akhirnya keluarga itu pulang Dena masih bertahan dengan ekspresi melongonya.

"Dena kamu kenapa sih dari tadi Mami perhatiin kayaknya kamu bengong aja?"

"Hah apa Mi?" kagetnya.

"Kamu itu lohh kenapa?"

"Hah aku di mana ini? aku kenapa?"

Mami Anggun memutar bola matanya malas,, pasti putrinya itu mau drama.

"Mami!!" panggil Dena dengan menampilkan puppy eyes.

Srottt,, suara dari Dena yang menarik ingus.

Wajah Mami Anggun sontak menatap jijik ke arah putrinya itu.

"Mami jahat!! Mami udah gak sayang aku lagi. Sebenarnya aku benar anak Mami bukan?" Dena bersimpuh ke lantai tangannya menyangga tubuh.

"Aku ternoda!!"

Sungguh Mami Anggun tak tahan dengan drama sang putri kali ini,, pusing dia.

Alhasil Mami Anggun berbalik meninggalkan putrinya itu sendiri,, biarkan jika dia masih mau main drama.

Lagian apa hubungannya perjodohan ini dengan dia ternoda,, gak nyambung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 1

    "Hoam... Mami!!" ia menuruti tangga dengan mata setengah terpejam. Matanya lengket banget rasa-rasa ingin tidur kembali memeluk guling empuknya tapi apa daya perutnya sudah keroncongan minta diisi. "Anak gadis jam segini baru bangun belum mandi pula!!" omel wanita kesayangannya. "Makan dulu Mi Dena laper" ucapnya dengan mata setengah terpejam. "Setidaknya mandi dulu kamu gak malukah?" "Kenapa harus malu Mami kan biasa lihat aku begini?" "Iya Mami mah sudah biasa tapi kamu gak malu itu dilihat Nak Deva?" otaknya seketika ngeblank,, Nak Deva? Deva? Deva siapa? Deva,, Deva,, Deva? ulangnya dalam otak selama beberapa kali. Tunggu,, Matanya berubah segar tanpa sisa kantuk sama sekali,, menoleh pada seorang pria yang tengah duduk diam di ruang tamu sontak matanya melotot,, "Mami!!" serunya kencang. Kemudian secepat kilat ia membalikkan badan berlari menaiki tangga, "Mami kenapa gak bilang!!" seraya berseru kencang. "Astaga anak itu. Maaf ya Nak Deva Dena itu kadang-

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 2

    "Darren" Usai diturunkan dari gendongan perempuan itu Darren langsung berlari dengan kaki kecilnya menuju Mas Deva lalu memeluk kakinya. Segera Mas Deva mengangkat Darren ke dalam gendongannya. Sungguh tatapanku tak bisa berpaling sama sekali dari si kecil imut Darren,, dia imut sekali. Dalam gendongan Mas Deva Darren terlihat mengintip ke arahku. Sontak saja aku tersenyum,, "Hai Darren" seraya melambaikan tangan. Dia tak menjawab melainkan menyembunyikan wajahnya ke leher Mas Deva. Senyumku seketika surut,, apa wajahnya menyeramkan? ku raba wajahku perasaan wajahku biasa-biasa saja,, aku juga tersenyum kok. Ahh sudahlah mungkin karena baru pertama kali bertemu saja nanti juga bakal gak takut lagi. "Mas apa kabar sudah lama ya kita gak bertemu?" ucap perempuan yang ia tak tahu namanya itu. "Hmm" astaga pria ini cuek

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 3

    Di sebuah kamar di atas ranjang queen size seorang perempuan cantik tengah merebahkan badannya menatap langit-langit kamar. Seraya melamun hembusan nafas kasar terdengar keluar dari bibirnya,, "Hah,," Seakan tak puas dia kembali menghembuskan nafas kasar,, "Hah,," "Hah,," dan ketiga kalinya. Entah beban berat apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Dena,, Dena. Yapp dia adalah Dena. Setelah diantar pulang oleh Deva dia langsung masuk kamar dan begitulah kelakuannya. "Ishh" seketika dia bangun mengacak rambutnya kesal. Sekarang rambutnya sudah macam rambut orang gila,, acak-acakan. "Dasar nenek peot sama perempuan sinting!!" ternyata dia masih kesal lantaran tak dihiraukan oleh Sherly dan sang Mama saat berada di kediamannya. Padahal saat makan es cream bersama Darren moodnya sudah menjadi lebih baik,, memang Darren itu bagai vitamin pengubah mood.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 4

    Seminggu kemudian.Tepat hari ini momen yang amat sakral akan berlangsung,, akad nikah Dena dan Deva.Beberapa menit yang lalu Deva telah mengumandangkan akad saat ini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.Dena merasa terharu sekaligus tak menyangka bahwasanya kini dirinya telah menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu,, peran ganda ya.Dia menikah dapat suami plus dapat anak sekaligus.Ceklek,,Dena mengangkat wajah menatap ke arah pintu saat indra pendengarannya menangkap suara pintu terbuka."Mami?" Wanita dua anak itu tersenyum lembut air mata menggenang di pelupuk matanya."Wahh anak Mami cantik sekali" pujinya.Dena tersenyum malu-malu,, "Makasih Mi" Mami Anggun duduk di samping Dena memegang tangan sang putri mengelusnya pelan,, "Saat ini Dena sudah menjadi seorang istri. Mami berharap Dena bisa menjalankan kewajiban Dena dengan sungguh-sungguh jika suatu saat kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 5

    Halo kalian pasti sudah mengenal saya,, Deva Ishan Zibrano. Untuk kali ini biarkan saya bercerita bagaimana kesan pertama saya bertamu dengan Dena,, perempuan yang saat ini menjadi istri saya.Hari itu di ruanganku,, Ceklek,,"Apa kamu tidak punya sopan santun langsung masuk begitu saja?!" ucapku tajam."Apa hal itu juga berlaku sama Mama?" mendengar suara wanita kecintaannya itu seketika ia mengangkat wajah dari berkas-berkas di depannya."Mama?" bangkit dari dudukku mendekati sang Mama menggiring ibundanya itu duduk di sofa yang ada di ruanganku."Mama ada apa ke sini?""Memangnya Mama gak boleh ke sini?" "Bukan begitu,,""Ahh sudahlah Mama ke sini cuman mau bilang sesuatu sama kamu""Mama mau bilang apa kenapa gak telfon Deva saja?" "Tidak Mama mau bicara secara langsung karena ini sangat penting""Apa Ma?" memang apa yang sangat penting sampai Mamanya itu jauh-jauh nya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 6

    Di sebuah ruang tamu dua pasangan suami istri beserta satu bocah kecil tengah duduk di sofa. Kini mereka berada di rumah Deva,, rumah pribadi pria itu yang saat ini akan ditempati Dena juga.Karena Dena sudah menjadi istri Deva tentu perempuan itu kini pindah ke rumah suaminya, semua barangnya pun sudah diangkut yahh baju-bajunya sebagian memang sengaja ditinggal di rumah orang tuanya sih."Mama sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu besok" "Bulan madu Tante?" sahut Dena."Dena kok masih manggil Tante sih Mama dong!""E-ehh iya Mama" maaf ya guys masih belum terbiasa maklum ia baru jadi anak Mama Kumala kemarin."Kalian kan pengantin baru tentu harus bulan madu dong biar hubungan kalian makin erat biar Mama punya cucu lagi,, hahaha. Iyakan Pa?" "Benar Ma" Sontak Dena menoleh pada sang suami ingin melihat reaksi pria itu. Dan,, memang apa yang dia harapkan tentu saja ekspresinya datar saja.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 7

    Sebenarnya mereka ini benar pasangan suami istri atau tidak sih? lagi bulan madu lohh ini kenapa malah diam-diaman seakan saling tak kenal sudah gitu jaga jarak lagi, tidak mencerminkan pasangan suami istri sama sekali. Harusnya kan mereka itu lagi hot-hotnya karena pengantin baru.Pasangan suami istri yang baru sah kemarin itu sudah sampai di hotel tempat yang akan 5 hari ini tempati, tidur dan mandi.Seperti katanya di atas mereka saling menjaga jarak,, Dena duduk di atas ranjang sedangkan Deva sendiri berada di sofa tengah sibuk dengan ponselnya.Mereka sudah tiba di hotel 1 jam yang lalu tapi posisinya masih tetap seperti itu,, seperti awal memasuki hotel.Dari wajahnya Dena terlihat sudah jengah sekali hanya duduk diam seperti ini,, kalian tau kan bahwa Dena itu pecicilan jadi tak betah lama-lama diam seperti ini, diam di satu tempat.Pemandangan dari hotelnya memang cantik sekali view laut gitu tapi ya gak terus di kamar doang don

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 8

    "Mas Deva kemana sih istri ngambek bukannya dibujuk malah ditinggal gini?" sudah hampir satu jam Dena menunggu suaminya yang tak kunjung kembali.Dia sudah sangat bete, hatinya dongkol, kesel pokoknya terhadap suaminya itu.Tok Tok Tok."Siapa itu yang datang perasaan dirinya tak pesan layanan hotel?" Dena hanya diam menatap takut pintu yang masih terdengar ketukan dari luar."Ishh mana Mas Deva belum kembali lagi gimana kalau tiba-tiba ia buka terus ternyata orang jahat?" segala kemungkinan kejahatan bisa terjadi dimanapun dan kapanpun jadi kita harus selalu waspada, benarkan?Tok Tok Tok.Ketukan pintu kembali terdengar membuat Dena bergetar ketakutan, keringat sebesar biji jagung ikut timbul di keningnya."Mas Deva lama banget sih gak tau apa dirinya tengah ketakutan di sini" "Apa aku telfon saja ya?" kenapa dia tak kepikiran dari tadi ya? ishh saking paniknya otaknya sampai ngeblank.Dena segera mengeluarkan ponselnya mencari kontak sang suami dan mencoba menghubunginya."Mas Dev

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 35

    Di kawasan perkantoran, gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh menjulang tinggi, saling berlomba-lomba siapakah yang menjadi paling tinggi.Di salah satu ruangan gedung pencakar langit tersebut bertuliskan ruangan meeting. Seorang pria tengah fokus menatap asisten manager keuangan di depan tengah mempresentasikan laporan keuangan bulan ini.Kemudian beralih pada laporan keuangan berbentuk dokumen di tangannya.Ting.Ponsel di sebelah tangan Deva tetiba berdenting tanda ada sebuah pesan masuk. Awalnya Deva hanya melirik sebentar, berniat mencuekinya karena itu juga bukan pesan dari sang istri melainkan pesan dari nomor asing,, entah nomor siapa itu.Namun tiba-tiba sebuah pesan dari nomor asing tersebut kembali masuk membuat Deva akhirnya agak sedikit penasaran tentang identitas sang pemilik nomor.Tangannya terulur meraih ponsel, "Nomor ini,,?" ucapnya dengan kening berkerut, "Terlihat familiar,," lanjutnya bergumam.Ada 2 pesan, lantas Deva pun membukanya. Orang asing terseb

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 34

    Di suatu mall.Seorang wanita tengah berjalan mengitari mall, terdapat dua paperbag di masing-masing genggaman tangannya.Dena yang tengah gabut sendirian di rumah pun memilih untuk ke mall. Niatnya sih hanya jalan-jalan saja demi membunuh kebosanannya tapi mau bagaimana lagi, perempuan, gak bisa lihat barang bagus dikit, ujung-ujungnya ada saja yang dibeli.Tapi tak apa suaminya kaya sayy, bukan sombong ya itu kenyataan, xixixi."2 jam keliling mall dapat 2 dress, lumayan" girang Dena,, "Entar aku pamerin ke Mas Deva ahhh,," "Ehhh,," tiba-tiba wajah Dena berubah, matanya melotot terkejut tat kala ingatannya mengingat akan sesuatu,, "Aku belum izin ke Mas Deva kalau mau ke mall" ujarnya kemudian."Aduhh dasar pikun sekali kau Dena" rutuknya pada diri sendiri.Buru-buru Dena merogoh tas berniat mengambil ponsel namun pergerakannya itu sontak terhenti tat kala terdengar suara seseorang memanggil namanya, sumber suara itu berasal dari belakang tubuhnya."Dena,,?" Perempuan itu pun me

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 33

    Pagi hari.Secercah cahaya menembus sela-sela gorden yang tak tertutup rapat, menganggu tidur seorang perempuan cantik.Enghhh... Dia melenguh perlahan bola mata hitam nan indah miliknya terlihat.Mata Dena sontak melebar merasakan sebuah tangan membelit perut ratanya.Tangan siapa ini? ucapnya dalam hati kaget.Didongakkan kepalanya dan saat melihat siapa yang tengah tidur disebelahnya Dena pun menghela nafas lega.Mas Deva ternyata,, ucapnya dalam hati.Puk,, Dena pun memukul pelan keningnya lanjut bergumam,, "Dena,, bodoh sekali. Kenapa kau jadi lupa kalau sudah menikah" Dipandanginya lekat wajah tampan sang suami. Hidungnya yang mancung, bibir penuh dan bulu mata lentik, sungguh indah ciptaanmu,, Tuhan.Asik mengagumi wajah tampan sang suami Dena tiba-tiba teringat akan sesuatu, matanya sontak melebar."Ishh ngapain sih tiba-tiba keinget kejadian tadi malam" secara perlahan nan penuh kehati-hatian Dena melepaskan belitan tangan sang suami di perutnya.Setelah berhasil dia berdir

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 32

    1 hari sebelumnya. Ceklek,, "Mama,," disusul suara seorang wanita terdengar memanggil Mama. Mama wanita itu pun menoleh, "Ada apa Atika?" ucap sang Mama tanpa menoleh. Dia sudah hafal betul suara siapa itu. Atika berjalan masuk lebih dalam ke kamar sang Mama berdiri di sebelah beliau, badannya mengikuti sang Mama menghadap ke arah lukisan dua orang manusia berbeda gender dengan pose mesra. Atika menatap lukisan tersebut,, "Mama lagi kangen sama Papa ya?" yapp lukisan itu adalah lukisan Mamanya dan Papanya alias kedua orang tuanya. "Hmm,," senyuman sedih timbul di bibir beliau,, "Sudah 25 tahun sejak kepergian Papa kamu dan hari tepat 25 tahun Papa kamu meninggalkan kita, tak terasa ya ternyata sudah selama itu" Atika lantas merangkul bahu sang Mama mengelusnya pelan, "Yang sabar ya Ma" "Bagaimana adik kamu dia sudah selesai siap-siap?" "Sudah Ma tinggal nunggu Mama turun saja,, dia sudah nunggu di mobil" "Baiklah ayo kita berangkat" Kedua pasangan anak dan ibu

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 31

    Pintu kayu besar dengan ukiran-ukiran mewah itu terbuka."Ahh kenyang, makanan malam ini enak banget" desah Dena sembari mengelus perut ratanya.Mereka baru pulang dari makan malam, mereka habis makan di restoran all you can eat di salah satu mall.Bagaimana gak kenyang orang dia saja tadi ambil daging sampai 10 piring, belum lagi desert dan yang lainnya, ucap Deva dalam hati tak berani dia mengucapkannya secara langsung bisa ngambek nanti istrinya.Secara tidak langsung dia mengatai istrinya itu rakus.Yahh memang,, mana semua yang dia ambil habis lagi katanya sayang mereka sudah bayar masa gak dihabiskan."Saya mau menidurkan Darren dulu" bocah kecil itu tertidur saat perjalanan pulang."Hmm,," Deva lantas berlalu menuju kamar sang putra meletakkan perlahan putranya itu di atas tempat tidur.Usai menidurkan sang putra Deva pun kembali ke kamarnya dan sang istri.Saat masuk pandangannya langsung disuguhkan istrinya yang tengah melakukan skincare rutin malamnya.Dengan sambil curi-cur

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 30

    "Dena saya pulang!" seru Deva begitu langkah kakinya membawanya memasuki rumah.Dari arah berlawanan nampak Dena berjalan mendekat berhenti di depan sang suami, sigap mengambil tas kerja dan juga jasnya.Bibirnya terkatup rapat tak mengatakan sepatah kata apapun kemudian langsung berlalu memasuki kamar begitu saja."Dia masih marah ya? saya kira sudah tidak marah lagi setelah tadi siang telfon ternyata masih marah toh" gumamnya."Hah, saya harus apa agar Dena tak marah lagi?" gumamnya lagi.Kemudian Deva mengikuti langkah sang istri memasuki kamar mereka.Saat masuk Dena yang semula duduk di sofa tengah sibuk dengan ponsel di tangannya sontak bangkit lalu berjalan keluar dari kamar.Dia tengah menghindari Deva."Hahhh,,," helaan nafas kasar otomatis keluar dari bibir Deva.Rasanya gelisah melihat istrinya tengah marah seperti itu tetapi dia juga bingung sebenarnya apa kesalahannya sampai-sampai membuat istrinya semarah itu? Deva memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pening....

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 29

    Dena meraih kunci mobil gegas berjalan menuju pintu rumah sembari menempelkan ponsel di telinga."Mas aku yang jemput Darren ya hari ini" ternyata dia menghubungi sang suami untuk memberitahukan bahwa hari ini dirinyalah yang akan menjemput anak mereka.Tut... Kemudian Dena pun menutup panggilan setelah mendapat persetujuan dari suaminya.Usai masuk mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah menembus jalanan menuju sekolah sang putra sambung....Sewaktu mobil Dena tiba di sekolah bertepatan pula dengan sebuah mobil merah yang terlihat familiar juga tiba, berhenti tepat di belakang mobil Dena.Kedua pintu mobil terbuka secara bersamaan, secara bersamaan pula turun dua orang perempuan dari dalamnya.Kemudian tanpa sengaja tatapan mereka bertemu."Kamu,," ucap mereka berbarengan. Setelah itu mereka saling melengos, sudah seperti musuh saja."Mendingan kamu pulang sekarang dehh Darren akan pulang dengan aku" ucap Atika membuka suara duluan."Hahaha,, kita lihat saja siapa yang bakal D

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 28

    Waktu hampir memasuki waktu istirahat namun Deva masih sibuk dengan pekerjaannya, tumpukan dokumen terlihat di depannya.Tiba-tiba suara keributan terdengar di depan ruangannya dan hal itu sukses membuat Deva terganggu.Ceklek,, Tetiba pula pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu.Siapa sih orang tak sopan ini,, batin Deva kesal."Mas,," panggil si pembuat keributan itu.Dahi Deva mengerut mengetahui siapa pembuat keributan itu,, "Sherly!" panggilnya.Dan ternyata dia adalah Sherly mantan adik ipar Deva."Maaf Pak ibu ini memaksa untuk masuk" ucap sekretaris Deva."Kamu keluarlah Novia biarkan saja dia di sini!" perintah Deva."Baik Pak" sebelum pergi sekretaris Deva itu sedikit membungkukkan badan ke arah sang atasan."Ada keperluan apa kamu ke sini Sherly?" tanya Deva begitu mereka hanya berdua di dalam ruangan pria itu.Dengan senyuman termanisnya Sherly berjalan mendekati mantan kakak iparnya itu,, "Tadaaaa,," ucapnya sembari memamerkan tas bekal di tangannya,, "A

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 27

    Pagi hari. Keluarga kecil beranggotakan tiga orang itu kini tengah duduk di meja makan, melaksanakan sarapan. Dena mulai mengambilkan makanan bagi sang suami lalu memberikan pada pria itu,, "Ini Mas makanannya" "Hmm,," Bergantian dia juga mengambil makanan untuk si kecil imut, Darren. "Ini makanannya Sayang" ditaruhnya piring dengan isi nasi beserta lauknya di depan Darren. "Mama aku mau disuapin" pinta Darren dengan puppy eyesnya. "Bo,," "Darren makanlah sendiri kamu kan punya tangan!" potong Deva memberi perintah. Dena menoleh menatap sinis suaminya itu,, "Kenapa sih Mas aku juga gak masalah kok menyuapi Darren?" "Dena jangan terlalu memanjakan dia!" "Emangnya kenapa aku manjain anak aku sendiri, kamu ada masalah?" "Dia cuman anak sambung kamu!" ucap Deva menekan setiap ucapannya. Deg,, Dena terdiam hatinya sakit mendengar ucapan sang suami walaupun itu memang kenyataannya. "Aku tau" ucap Dena kemudian dengan menunduk sedih. "Memang kalau Darren cu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status