Share

Bab 1

Penulis: annauthor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 08:15:30

"Hoam... Mami!!" ia menuruti tangga dengan mata setengah terpejam.

Matanya lengket banget rasa-rasa ingin tidur kembali memeluk guling empuknya tapi apa daya perutnya sudah keroncongan minta diisi.

"Anak gadis jam segini baru bangun belum mandi pula!!" omel wanita kesayangannya.

"Makan dulu Mi Dena laper" ucapnya dengan mata setengah terpejam.

"Setidaknya mandi dulu kamu gak malukah?"

"Kenapa harus malu Mami kan biasa lihat aku begini?"

"Iya Mami mah sudah biasa tapi kamu gak malu itu dilihat Nak Deva?" otaknya seketika ngeblank,, Nak Deva? Deva? Deva siapa?

Deva,, Deva,, Deva? ulangnya dalam otak selama beberapa kali.

Tunggu,,

Matanya berubah segar tanpa sisa kantuk sama sekali,, menoleh pada seorang pria yang tengah duduk diam di ruang tamu sontak matanya melotot,, "Mami!!" serunya kencang.

Kemudian secepat kilat ia membalikkan badan berlari menaiki tangga, "Mami kenapa gak bilang!!" seraya berseru kencang.

"Astaga anak itu. Maaf ya Nak Deva Dena itu kadang-kadang masih suka kekanak-kanakan" masih bisa ia dengar perkataan Maminya itu walaupun sedikit samar.

Brakk,,

Pintu ia tutup kencang sampai menimbulkan suara berdebam keras.

Sensasi panas menjalar di pipinya perlahan wajahnya berubah memerah seperti kepiting rebus.

"Ishh malu banget" ia tangkupkan pipinya dengan telapak tangan.

"Ngapain juga sih itu orang pagi-pagi sudah ada di sini?"

Sontak saja ia berlari menuju kaca melihat bagaimana penampilannya saat ini,, "Astaga,," sungguh ia amat terkejut melihat penampilannya saat ini. Rambutnya kayak singa muka juga buluk banget.

"Ishh mau ditaruh mana muka aku setelah ini" udahlah hancur sudah image dan harga dirinya.

Sebenarnya gak selebay itu juga sih.

Berbalik badan ingin ke kamar mandi. Setidaknya ia harus cuci muka dulu walaupun tidak mandi.

Tapi tatapannya salah fokus dengan jam di atas nakas buru-buru berlari menuju nakas samping tempat tidurnya. Ia ambil itu jam,, "Hah sudah jam 9"

Ternyata memang bukan pagi lagi sudah menjelang siang ini. Nyatanya dia yang bangun kesiangan.

Ia menggaruk kepala. Sekarang kira-kira apa yang pria itu pikirkan tentangnya? pasti dia berpikir bahwa dirinya adalah wanita pemalas.

Padahal kan,, yahh memang dia siang sih bangunnya.

"Hah,, bagaimana ini?"

Apa dirinya tetap di kamar saja gak usah ia temui?

Tok... Tok... Tok.

"Dena sudah selesai belum kenapa lama sekali buruan turun?!" gagal sudah. Baru saja dia pikirkan opsi itu teriakan my Mami sudah menyambutnya.

Udahlah,, tebal muka saja seakan-akan tak terjadi apa-apa.

"Dena!!"

"Iya Ma sebentar!!" balasnya berteriak.

Lantas buru-buru ia pergi ke kamar mandi setelah menyambar handuk. Sebenarnya ia malas mandi tapi untuk saat ini dirinya harus,, wajib mandi.

Kalau biasanya? hahaha cukup satu kali sehari. Yang penting mandi daripada gak sama sekali. Tinggal pakai parfum yang banyak selesai deh,, gak akan kentara kalau kita gak mandi.

...

Kini dirinya dan Mas Deva sudah berada di dalam mobil,, entah kemana tujuan mereka saat ini. Kenapa tadi dirinya ngikut-ngikut aja ya?

Beberapa kali tanpa sadar matanya melirik pria yang sebentar lagi menjadi suaminya itu.

Mana suasana di dalam mobil terasa awkward lagi,, pria itu tak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Haruskah dia bertanya tentang kemana tujuan mereka kali ini?

Ahh tidak-tidak,,

Akhirnya ia mengurungkan niat berakhir menatap jalanan lewat jendela mobil tapi karena ia orang yang aktif baru sebentar saja rasanya sudah bosan.

Hah dia harus ngapain lagi ya? apa masih jauh?

Kemudian ia pun mengeluarkan ponsel demi membunuh kebosanan yang tengah ia rasakan.

"Kamu bosen?"

"Apa?" kaget spontan dirinya menoleh kepada Mas Deva.

"Kamu bosen?"

Menggaruk kepala,, "Hahaha kelihatan jelas ya Mas?"

"Hmm,,"

Ishh cuek banget sih ini orang. Aku kan jadi mati kutu.

"Ada camilan di situ"

"Hah?"

"Di situ ada camilan makanlah!!" ulangnya.

"O-ohh iya Mas,,"

"Di dashboard mobil"

Kemudian ia pun membuka dashboard mobil dan benar saja ada beberapa macam camilan di dalamnya, semua favoritnya lagi.

Kenapa bisa ada camilan di sini? punya siapa? jangan-jangan punya anaknya. Bagaimana kalau anaknya mencari cemilan ini nantinya?

"Tapi ini punya siapa Mas?"

"Makan saja gak usah banyak tanya!!"

"O-ohh iya,,"

Yaudahlah makan saja lagian semuanya cemilan kesukaannya.

Ia pun membuka satu bungkus camilan yang sangat ia sukai,, berbentuk stik dengan rasa keju.

"Ohh iya Mas tiba-tiba banget jemput ke rumah gak bilang-bilang lagi"

Mas Deva menoleh sekilas lalu kembali fokus dengan jalanan di depannya.

"Saya kan sudah mengirim pesan ke kamu"

Sontak keningku mengerut. Mengirim pesan? kapan?

"Kapan Mas Deva kirim pesan ke aku?"

"Kamu sudah baca lohh Dena pesan dari saya"

"Iyakah?" lantas ia mengutak-atik ponselnya membuka aplikasi untuk berkirim pesan.

"Mana Mas gak ada?"

"Ada"

"Tunggu!! jangan bilang yang semalem,,?"

"Iya itu saya" potong pria itu.

"Aku kira itu orang iseng. Kenapa Mas gak nyantumin identitas sama sekali terus pesannya cuman berisi besok saya jemput?"

Coba,, gak aneh kan kalau dirinya berpikir itu orang iseng kalau isi pesannya begitu?! to the point sih to the point tapi pria ini terlalu to the point.

"Okay,, aku simpen nomernya Mas" lantas ia pun menyimpan nomer pria itu dengan nama Mas Deva dengan emoji kedinginan.

"Terus sebenarnya kita mau ke mana dari tadi kok gak sampai-sampai?"

"Kita bakal jemput Darren"

"Darren?"

"Anak saya"

"Ohh,, jemput ke mana?"

"Ke rumah neneknya"

Neneknya berarti mantan mertua Mas Deva?

Oh iya dirinya gak tau alasan perceraian pria itu dengan mantan istrinya,, yahh terlalu banyak hal yang ia tak tahu tentang pria itu.

Ia tau pria itu bercerai saja dari Maminya, beliau yang bilang kepadanya kemarin saat pertemuan untuk membahas perjodohan mereka.

"Ohh jadi Darren menginap di sana?"

"Hmm,,"

Sisa perjalanan mereka dibarengi dengan keterdiaman masing-masing hanya terdengar suara yang ia hasilkan dari mengunyah camilan.

...

Satu jam ia bertahan di situasi tak mengenakkan itu. Ia pantas sih mendapat penghargaan karena bisa bertahan selama itu di situasi yang kalian tau sendiri lah ya bagiamana.

"Akkhh akhirnya sampai juga" turun dari mobil ia mulai merenggangkan punggungnya.

Punggungnya terasa pegal karena duduk selama satu jam lamanya di dalam mobil.

"Ayo!!" Mas Deva langsung saja berjalan menuju sebuah rumah mewah dengan gaya eropa klasik,, catnya dominan berwarna putih.

"Assalamualaikum,," ucap pria itu.

Dirinya sendiri senantiasa mengikuti bagai anak itik di belakang pria itu.

"Nak Deva kamu sudah datang?" suara lembut seorang wanita terdengar dari dalam rumah.

Mengintip sedikit dilihatnya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik berjalan menuju pintu,, jalannya amat anggun sekali.

Berbeda sekali dengan dirinya yang petantang-petenteng.

Petantang-petenteng kalau ditantang kayak ayam sayur. Ihh apasih Dena kebanyakan scroll tok-tok nih.

"Ma" pria itu pun menyalami tangan wanita paruh baya tersebut.

"Iya,, gimana perjalanan amankan?"

"Aman Ma"

"Ehh ini siapa?"

Ini perasaannya saja atau ekspresi ibu-ibu itu memang berubah saat melihatnya?

"Ini Dena Ma calon istri Deva"

"Halo Tante saya Dena" ku ulurkan tangan namun tak mendapat sambutan baik dari wanita paruh baya tersebut.

"O-ohh calon istri. Yaudah ayo masuk Deva biar Mama panggilin Darren,, dia di atas lagi main sama tantenya!" beliau pun menggiring Mas Deva masuk. Yahh hanya Mas Deva sedangkan dia ditinggal begitu saja bahkan dengan tangan yang masih menggantung di udara.

Ia pun menurunkan kembali uluran tangannya dengan perasaan canggung.

Ishh dasar nenek-nenek peot nyesel aku tadi bilang dia cantik.

Tak lama Mas Deva balik lagi menarik tangannya, "Ayo masuk Dena ngapain bengong?"

"Mas kayaknya mantan mertua kamu gak suka deh sama aku"

"Husstt jangan bicara yang aneh-aneh!"

"Ishh tapi bener Mas,,"

"Sudahlah!"

"Ishh yaudah kalau gak percaya" ku sentak tangan Mas Deva sampai genggaman tangan kami terlepas lalu ia melengos begitu saja.

Lalu mereka pun duduk di sofa menunggu Darren turun.

"Mas Deva kamu datang?"

"Hmm"

Seorang perempuan cantik tengah menggendong bocah laki-laki menuruni tangga.

Si kecil itu pasti Darren lalu perempuan itu siapa ya apa mantan istri Mas Deva?

Ahh tapi bodo amatlah siapapun dia.

Ia salfok dengan si kecil Darren,, imut sekali.

Pipinya tembem terus matanya lebar dengan bulu mata lentik,, imut sekali jadi pengen gigit pipinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 2

    "Darren" Usai diturunkan dari gendongan perempuan itu Darren langsung berlari dengan kaki kecilnya menuju Mas Deva lalu memeluk kakinya. Segera Mas Deva mengangkat Darren ke dalam gendongannya. Sungguh tatapanku tak bisa berpaling sama sekali dari si kecil imut Darren,, dia imut sekali. Dalam gendongan Mas Deva Darren terlihat mengintip ke arahku. Sontak saja aku tersenyum,, "Hai Darren" seraya melambaikan tangan. Dia tak menjawab melainkan menyembunyikan wajahnya ke leher Mas Deva. Senyumku seketika surut,, apa wajahnya menyeramkan? ku raba wajahku perasaan wajahku biasa-biasa saja,, aku juga tersenyum kok. Ahh sudahlah mungkin karena baru pertama kali bertemu saja nanti juga bakal gak takut lagi. "Mas apa kabar sudah lama ya kita gak bertemu?" ucap perempuan yang ia tak tahu namanya itu. "Hmm" astaga pria ini cuek

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 3

    Di sebuah kamar di atas ranjang queen size seorang perempuan cantik tengah merebahkan badannya menatap langit-langit kamar. Seraya melamun hembusan nafas kasar terdengar keluar dari bibirnya,, "Hah,," Seakan tak puas dia kembali menghembuskan nafas kasar,, "Hah,," "Hah,," dan ketiga kalinya. Entah beban berat apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Dena,, Dena. Yapp dia adalah Dena. Setelah diantar pulang oleh Deva dia langsung masuk kamar dan begitulah kelakuannya. "Ishh" seketika dia bangun mengacak rambutnya kesal. Sekarang rambutnya sudah macam rambut orang gila,, acak-acakan. "Dasar nenek peot sama perempuan sinting!!" ternyata dia masih kesal lantaran tak dihiraukan oleh Sherly dan sang Mama saat berada di kediamannya. Padahal saat makan es cream bersama Darren moodnya sudah menjadi lebih baik,, memang Darren itu bagai vitamin pengubah mood.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 4

    Seminggu kemudian.Tepat hari ini momen yang amat sakral akan berlangsung,, akad nikah Dena dan Deva.Beberapa menit yang lalu Deva telah mengumandangkan akad saat ini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.Dena merasa terharu sekaligus tak menyangka bahwasanya kini dirinya telah menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu,, peran ganda ya.Dia menikah dapat suami plus dapat anak sekaligus.Ceklek,,Dena mengangkat wajah menatap ke arah pintu saat indra pendengarannya menangkap suara pintu terbuka."Mami?" Wanita dua anak itu tersenyum lembut air mata menggenang di pelupuk matanya."Wahh anak Mami cantik sekali" pujinya.Dena tersenyum malu-malu,, "Makasih Mi" Mami Anggun duduk di samping Dena memegang tangan sang putri mengelusnya pelan,, "Saat ini Dena sudah menjadi seorang istri. Mami berharap Dena bisa menjalankan kewajiban Dena dengan sungguh-sungguh jika suatu saat kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 5

    Halo kalian pasti sudah mengenal saya,, Deva Ishan Zibrano. Untuk kali ini biarkan saya bercerita bagaimana kesan pertama saya bertamu dengan Dena,, perempuan yang saat ini menjadi istri saya.Hari itu di ruanganku,, Ceklek,,"Apa kamu tidak punya sopan santun langsung masuk begitu saja?!" ucapku tajam."Apa hal itu juga berlaku sama Mama?" mendengar suara wanita kecintaannya itu seketika ia mengangkat wajah dari berkas-berkas di depannya."Mama?" bangkit dari dudukku mendekati sang Mama menggiring ibundanya itu duduk di sofa yang ada di ruanganku."Mama ada apa ke sini?""Memangnya Mama gak boleh ke sini?" "Bukan begitu,,""Ahh sudahlah Mama ke sini cuman mau bilang sesuatu sama kamu""Mama mau bilang apa kenapa gak telfon Deva saja?" "Tidak Mama mau bicara secara langsung karena ini sangat penting""Apa Ma?" memang apa yang sangat penting sampai Mamanya itu jauh-jauh nya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 6

    Di sebuah ruang tamu dua pasangan suami istri beserta satu bocah kecil tengah duduk di sofa. Kini mereka berada di rumah Deva,, rumah pribadi pria itu yang saat ini akan ditempati Dena juga.Karena Dena sudah menjadi istri Deva tentu perempuan itu kini pindah ke rumah suaminya, semua barangnya pun sudah diangkut yahh baju-bajunya sebagian memang sengaja ditinggal di rumah orang tuanya sih."Mama sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu besok" "Bulan madu Tante?" sahut Dena."Dena kok masih manggil Tante sih Mama dong!""E-ehh iya Mama" maaf ya guys masih belum terbiasa maklum ia baru jadi anak Mama Kumala kemarin."Kalian kan pengantin baru tentu harus bulan madu dong biar hubungan kalian makin erat biar Mama punya cucu lagi,, hahaha. Iyakan Pa?" "Benar Ma" Sontak Dena menoleh pada sang suami ingin melihat reaksi pria itu. Dan,, memang apa yang dia harapkan tentu saja ekspresinya datar saja.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 7

    Sebenarnya mereka ini benar pasangan suami istri atau tidak sih? lagi bulan madu lohh ini kenapa malah diam-diaman seakan saling tak kenal sudah gitu jaga jarak lagi, tidak mencerminkan pasangan suami istri sama sekali. Harusnya kan mereka itu lagi hot-hotnya karena pengantin baru.Pasangan suami istri yang baru sah kemarin itu sudah sampai di hotel tempat yang akan 5 hari ini tempati, tidur dan mandi.Seperti katanya di atas mereka saling menjaga jarak,, Dena duduk di atas ranjang sedangkan Deva sendiri berada di sofa tengah sibuk dengan ponselnya.Mereka sudah tiba di hotel 1 jam yang lalu tapi posisinya masih tetap seperti itu,, seperti awal memasuki hotel.Dari wajahnya Dena terlihat sudah jengah sekali hanya duduk diam seperti ini,, kalian tau kan bahwa Dena itu pecicilan jadi tak betah lama-lama diam seperti ini, diam di satu tempat.Pemandangan dari hotelnya memang cantik sekali view laut gitu tapi ya gak terus di kamar doang don

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 8

    "Mas Deva kemana sih istri ngambek bukannya dibujuk malah ditinggal gini?" sudah hampir satu jam Dena menunggu suaminya yang tak kunjung kembali.Dia sudah sangat bete, hatinya dongkol, kesel pokoknya terhadap suaminya itu.Tok Tok Tok."Siapa itu yang datang perasaan dirinya tak pesan layanan hotel?" Dena hanya diam menatap takut pintu yang masih terdengar ketukan dari luar."Ishh mana Mas Deva belum kembali lagi gimana kalau tiba-tiba ia buka terus ternyata orang jahat?" segala kemungkinan kejahatan bisa terjadi dimanapun dan kapanpun jadi kita harus selalu waspada, benarkan?Tok Tok Tok.Ketukan pintu kembali terdengar membuat Dena bergetar ketakutan, keringat sebesar biji jagung ikut timbul di keningnya."Mas Deva lama banget sih gak tau apa dirinya tengah ketakutan di sini" "Apa aku telfon saja ya?" kenapa dia tak kepikiran dari tadi ya? ishh saking paniknya otaknya sampai ngeblank.Dena segera mengeluarkan ponselnya mencari kontak sang suami dan mencoba menghubunginya."Mas Dev

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 9

    Di sebuah rumah megah terdengar tangisan nyaring berasal dari bocah berumur 5 tahun."Darren mau Papa Nek!!" rupanya sebab tangisan itu adalah karena si kecil Darren ingin bertemu dengan sang Papa, mungkin dia rindu."Aduhh Sayang Papa kan lagi pergi pulangnya masih 4 hari lagi" "Ahhh gak mau Darren mau Papa sekarang!!" tangisannya tak kunjung berhenti padahal matanya sudah sangat sembab dan hidungnya sudah merah, kasian sekali.Nenek Darren alias Mama Kumala bingung harus melakukan apa agar cucunya itu berhenti menangis."Darren bagaimana kalau kita ke mall,, ke time zone. Darren mau? kita main di sana terus beli mainan setelah itu atau beli es cream?" "Gak mau Darren mau Papa Nenek!" hah biasanya caranya itu berhasil namun kali ini tidak.Cucunya itu malah menangis semakin kejer."Pa bagaimana ini bantuan Mama dong jangan diam aja?!" "Iya Papa juga gak tau Ma harus bagaimana" "Ishh Papa ini gak berguna banget " kesal Mama Kumala."Papa..." Papa Daris membuang nafas kasar,, "Kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 35

    Di kawasan perkantoran, gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh menjulang tinggi, saling berlomba-lomba siapakah yang menjadi paling tinggi.Di salah satu ruangan gedung pencakar langit tersebut bertuliskan ruangan meeting. Seorang pria tengah fokus menatap asisten manager keuangan di depan tengah mempresentasikan laporan keuangan bulan ini.Kemudian beralih pada laporan keuangan berbentuk dokumen di tangannya.Ting.Ponsel di sebelah tangan Deva tetiba berdenting tanda ada sebuah pesan masuk. Awalnya Deva hanya melirik sebentar, berniat mencuekinya karena itu juga bukan pesan dari sang istri melainkan pesan dari nomor asing,, entah nomor siapa itu.Namun tiba-tiba sebuah pesan dari nomor asing tersebut kembali masuk membuat Deva akhirnya agak sedikit penasaran tentang identitas sang pemilik nomor.Tangannya terulur meraih ponsel, "Nomor ini,,?" ucapnya dengan kening berkerut, "Terlihat familiar,," lanjutnya bergumam.Ada 2 pesan, lantas Deva pun membukanya. Orang asing terseb

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 34

    Di suatu mall.Seorang wanita tengah berjalan mengitari mall, terdapat dua paperbag di masing-masing genggaman tangannya.Dena yang tengah gabut sendirian di rumah pun memilih untuk ke mall. Niatnya sih hanya jalan-jalan saja demi membunuh kebosanannya tapi mau bagaimana lagi, perempuan, gak bisa lihat barang bagus dikit, ujung-ujungnya ada saja yang dibeli.Tapi tak apa suaminya kaya sayy, bukan sombong ya itu kenyataan, xixixi."2 jam keliling mall dapat 2 dress, lumayan" girang Dena,, "Entar aku pamerin ke Mas Deva ahhh,," "Ehhh,," tiba-tiba wajah Dena berubah, matanya melotot terkejut tat kala ingatannya mengingat akan sesuatu,, "Aku belum izin ke Mas Deva kalau mau ke mall" ujarnya kemudian."Aduhh dasar pikun sekali kau Dena" rutuknya pada diri sendiri.Buru-buru Dena merogoh tas berniat mengambil ponsel namun pergerakannya itu sontak terhenti tat kala terdengar suara seseorang memanggil namanya, sumber suara itu berasal dari belakang tubuhnya."Dena,,?" Perempuan itu pun me

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 33

    Pagi hari.Secercah cahaya menembus sela-sela gorden yang tak tertutup rapat, menganggu tidur seorang perempuan cantik.Enghhh... Dia melenguh perlahan bola mata hitam nan indah miliknya terlihat.Mata Dena sontak melebar merasakan sebuah tangan membelit perut ratanya.Tangan siapa ini? ucapnya dalam hati kaget.Didongakkan kepalanya dan saat melihat siapa yang tengah tidur disebelahnya Dena pun menghela nafas lega.Mas Deva ternyata,, ucapnya dalam hati.Puk,, Dena pun memukul pelan keningnya lanjut bergumam,, "Dena,, bodoh sekali. Kenapa kau jadi lupa kalau sudah menikah" Dipandanginya lekat wajah tampan sang suami. Hidungnya yang mancung, bibir penuh dan bulu mata lentik, sungguh indah ciptaanmu,, Tuhan.Asik mengagumi wajah tampan sang suami Dena tiba-tiba teringat akan sesuatu, matanya sontak melebar."Ishh ngapain sih tiba-tiba keinget kejadian tadi malam" secara perlahan nan penuh kehati-hatian Dena melepaskan belitan tangan sang suami di perutnya.Setelah berhasil dia berdir

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 32

    1 hari sebelumnya. Ceklek,, "Mama,," disusul suara seorang wanita terdengar memanggil Mama. Mama wanita itu pun menoleh, "Ada apa Atika?" ucap sang Mama tanpa menoleh. Dia sudah hafal betul suara siapa itu. Atika berjalan masuk lebih dalam ke kamar sang Mama berdiri di sebelah beliau, badannya mengikuti sang Mama menghadap ke arah lukisan dua orang manusia berbeda gender dengan pose mesra. Atika menatap lukisan tersebut,, "Mama lagi kangen sama Papa ya?" yapp lukisan itu adalah lukisan Mamanya dan Papanya alias kedua orang tuanya. "Hmm,," senyuman sedih timbul di bibir beliau,, "Sudah 25 tahun sejak kepergian Papa kamu dan hari tepat 25 tahun Papa kamu meninggalkan kita, tak terasa ya ternyata sudah selama itu" Atika lantas merangkul bahu sang Mama mengelusnya pelan, "Yang sabar ya Ma" "Bagaimana adik kamu dia sudah selesai siap-siap?" "Sudah Ma tinggal nunggu Mama turun saja,, dia sudah nunggu di mobil" "Baiklah ayo kita berangkat" Kedua pasangan anak dan ibu

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 31

    Pintu kayu besar dengan ukiran-ukiran mewah itu terbuka."Ahh kenyang, makanan malam ini enak banget" desah Dena sembari mengelus perut ratanya.Mereka baru pulang dari makan malam, mereka habis makan di restoran all you can eat di salah satu mall.Bagaimana gak kenyang orang dia saja tadi ambil daging sampai 10 piring, belum lagi desert dan yang lainnya, ucap Deva dalam hati tak berani dia mengucapkannya secara langsung bisa ngambek nanti istrinya.Secara tidak langsung dia mengatai istrinya itu rakus.Yahh memang,, mana semua yang dia ambil habis lagi katanya sayang mereka sudah bayar masa gak dihabiskan."Saya mau menidurkan Darren dulu" bocah kecil itu tertidur saat perjalanan pulang."Hmm,," Deva lantas berlalu menuju kamar sang putra meletakkan perlahan putranya itu di atas tempat tidur.Usai menidurkan sang putra Deva pun kembali ke kamarnya dan sang istri.Saat masuk pandangannya langsung disuguhkan istrinya yang tengah melakukan skincare rutin malamnya.Dengan sambil curi-cur

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 30

    "Dena saya pulang!" seru Deva begitu langkah kakinya membawanya memasuki rumah.Dari arah berlawanan nampak Dena berjalan mendekat berhenti di depan sang suami, sigap mengambil tas kerja dan juga jasnya.Bibirnya terkatup rapat tak mengatakan sepatah kata apapun kemudian langsung berlalu memasuki kamar begitu saja."Dia masih marah ya? saya kira sudah tidak marah lagi setelah tadi siang telfon ternyata masih marah toh" gumamnya."Hah, saya harus apa agar Dena tak marah lagi?" gumamnya lagi.Kemudian Deva mengikuti langkah sang istri memasuki kamar mereka.Saat masuk Dena yang semula duduk di sofa tengah sibuk dengan ponsel di tangannya sontak bangkit lalu berjalan keluar dari kamar.Dia tengah menghindari Deva."Hahhh,,," helaan nafas kasar otomatis keluar dari bibir Deva.Rasanya gelisah melihat istrinya tengah marah seperti itu tetapi dia juga bingung sebenarnya apa kesalahannya sampai-sampai membuat istrinya semarah itu? Deva memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pening....

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 29

    Dena meraih kunci mobil gegas berjalan menuju pintu rumah sembari menempelkan ponsel di telinga."Mas aku yang jemput Darren ya hari ini" ternyata dia menghubungi sang suami untuk memberitahukan bahwa hari ini dirinyalah yang akan menjemput anak mereka.Tut... Kemudian Dena pun menutup panggilan setelah mendapat persetujuan dari suaminya.Usai masuk mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah menembus jalanan menuju sekolah sang putra sambung....Sewaktu mobil Dena tiba di sekolah bertepatan pula dengan sebuah mobil merah yang terlihat familiar juga tiba, berhenti tepat di belakang mobil Dena.Kedua pintu mobil terbuka secara bersamaan, secara bersamaan pula turun dua orang perempuan dari dalamnya.Kemudian tanpa sengaja tatapan mereka bertemu."Kamu,," ucap mereka berbarengan. Setelah itu mereka saling melengos, sudah seperti musuh saja."Mendingan kamu pulang sekarang dehh Darren akan pulang dengan aku" ucap Atika membuka suara duluan."Hahaha,, kita lihat saja siapa yang bakal D

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 28

    Waktu hampir memasuki waktu istirahat namun Deva masih sibuk dengan pekerjaannya, tumpukan dokumen terlihat di depannya.Tiba-tiba suara keributan terdengar di depan ruangannya dan hal itu sukses membuat Deva terganggu.Ceklek,, Tetiba pula pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu.Siapa sih orang tak sopan ini,, batin Deva kesal."Mas,," panggil si pembuat keributan itu.Dahi Deva mengerut mengetahui siapa pembuat keributan itu,, "Sherly!" panggilnya.Dan ternyata dia adalah Sherly mantan adik ipar Deva."Maaf Pak ibu ini memaksa untuk masuk" ucap sekretaris Deva."Kamu keluarlah Novia biarkan saja dia di sini!" perintah Deva."Baik Pak" sebelum pergi sekretaris Deva itu sedikit membungkukkan badan ke arah sang atasan."Ada keperluan apa kamu ke sini Sherly?" tanya Deva begitu mereka hanya berdua di dalam ruangan pria itu.Dengan senyuman termanisnya Sherly berjalan mendekati mantan kakak iparnya itu,, "Tadaaaa,," ucapnya sembari memamerkan tas bekal di tangannya,, "A

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 27

    Pagi hari. Keluarga kecil beranggotakan tiga orang itu kini tengah duduk di meja makan, melaksanakan sarapan. Dena mulai mengambilkan makanan bagi sang suami lalu memberikan pada pria itu,, "Ini Mas makanannya" "Hmm,," Bergantian dia juga mengambil makanan untuk si kecil imut, Darren. "Ini makanannya Sayang" ditaruhnya piring dengan isi nasi beserta lauknya di depan Darren. "Mama aku mau disuapin" pinta Darren dengan puppy eyesnya. "Bo,," "Darren makanlah sendiri kamu kan punya tangan!" potong Deva memberi perintah. Dena menoleh menatap sinis suaminya itu,, "Kenapa sih Mas aku juga gak masalah kok menyuapi Darren?" "Dena jangan terlalu memanjakan dia!" "Emangnya kenapa aku manjain anak aku sendiri, kamu ada masalah?" "Dia cuman anak sambung kamu!" ucap Deva menekan setiap ucapannya. Deg,, Dena terdiam hatinya sakit mendengar ucapan sang suami walaupun itu memang kenyataannya. "Aku tau" ucap Dena kemudian dengan menunduk sedih. "Memang kalau Darren cu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status