Share

Bab 4

Penulis: annauthor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-04 08:15:35

Seminggu kemudian.

Tepat hari ini momen yang amat sakral akan berlangsung,, akad nikah Dena dan Deva.

Beberapa menit yang lalu Deva telah mengumandangkan akad saat ini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.

Dena merasa terharu sekaligus tak menyangka bahwasanya kini dirinya telah menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu,, peran ganda ya.

Dia menikah dapat suami plus dapat anak sekaligus.

Ceklek,,

Dena mengangkat wajah menatap ke arah pintu saat indra pendengarannya menangkap suara pintu terbuka.

"Mami?"

Wanita dua anak itu tersenyum lembut air mata menggenang di pelupuk matanya.

"Wahh anak Mami cantik sekali" pujinya.

Dena tersenyum malu-malu,, "Makasih Mi"

Mami Anggun duduk di samping Dena memegang tangan sang putri mengelusnya pelan,, "Saat ini Dena sudah menjadi seorang istri. Mami berharap Dena bisa menjalankan kewajiban Dena dengan sungguh-sungguh jika suatu saat kalian ada masalah selesaikanlah dengan kepala dingin"

"Dari Dena kecil Mami selalu berharap Dena akan selalu bahagia disetiap langkah yang Dena ambil begitu juga dengan saat ini Mami mendoakan kebahagiaan Dena"

"Ishh Mami jangan nangis Dena jadi ikutan mau nangis entar make up Dena luntur!" ucap Dena setengah bercanda demi mengurangi suasana sendu antara dia dan sang ibu.

"Maafkan Mami ya karena memaksa Dena untuk menikah dengan Deva Mami hanya ingin yang terbaik untuk kamu dan menurut Mami Deva orangnya,, dia baik pun dari keluarga baik-baik. Mami sudah mengenal keluarganya Deva jauh saat dulu kami masih muda jadi Mami tau karakter keluarganya seperti apa" ibunda Dena itu segera memeluk anaknya mengelus lembut punggungnya.

Lantas Mami Anggun melepaskan pelukan mereka,, "Sekarang waktunya Dena untuk turun"

Dengan dituntun sang Mami Dena turun ke lantai satu tempat dilaksanakannya akad nikah.

Saat menuruni tangga semua mata terarah padanya.

Baru kali ini dirinya merasa segugup ini,, pikir Dena.

Dena lihat pria yang telah menjadi suaminya itu duduk di depan sang Papi dengan meja sebagai sekat.

Satu kata yang terlintas dibenak Dena saat melihat pria yang beberapa menit lalu telah menjadi suaminya itu,, tampan. Dia akui pria itu memang tampan.

Perempuan yang baru menjadi seorang istri itu duduk di sebelah sang suami,, menandatangani berkas-berkas yang dibutuhkan.

Dan akhirnya kini mereka telah sah menjadi suami istri secara agama maupun negara.

...

"Hah capek banget" desah Dena seraya duduk di ranjang kamar hotel.

Mereka baru saja kembali ke kamar hotel setelah melaksanan resepsi.

"Jangan langsung duduk di ranjang bersih-bersih dulu!!" perintah Deva.

"Ishh nanti saja aku capek banget tau mana bibirku pegal karena harus senyum terus selama beberapa jam" Deva tak berdebat lagi dia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan istrinya itu.

Deva pun memasuki kamar mandi,, "Kamu mau ke mana Mas?"

"Mandilah saya gak jorok kayak kamu" Dena berdecih kesal menatap memicing ke arah Deva.

Secepat kilat raut wajah Dena berubah tersenyum lebar membuat bulu kuduk Deva seketika itu merinding.

"Ngapain kamu senyum begitu?" pasti dia tengah memikirkan rencana licik di otaknya,, pikir Deva.

Bangkit dari duduknya Dena sontak mendekati Deva memegang tangannya.

"Apaan ini?" sebuah tanda tangan besar bersarang di otaknya Deva.

Dena mendekatkan badannya menempel pada badan Deva lalu berbisik pelan,, "Mas gimana kalau kita mandi bareng?"

"Hmm gimana?" tatapan menggoda dia tampilkan.

Hal itu sukses membuat Deva terdiam cukup lama namun akhirnya menjawab dengan jawaban yang sangat tak Dena sangka-sangka,, "Boleh"

"Hah?"

"Katanya tadi mau mandi bareng? yaudah boleh ayo mandi bareng" sontak Dena menjauhkan badannya.

"Hahaha a-aku tadi cuman bercanda kok. Ma-mas Deva mandi dulu saja" secepat kilat Dena ngibrit keluar dari kamar.

Deva geleng-geleng kepala sambil tersenyum tipis melihatnya.

...

Sedangkan di luar kamar Dena amat deg-degan,, rasanya jantungnya mau copot saat ini.

"Dena kamu salah bercanda dengan orang serius" memukul pelan kepalanya merutuki kebodohannya.

Hah memang ada-ada saja si Dena pakai segala mau becandain Deva segala.

Tetiba sebuah suara terdengar dari sebelah kanannya,, "Dena kamu kok di luar Sayang kenapa gak masuk kamar?"

"Ahh,, Mama?"

"Iya kenapa Deva bully kamu? biar Mama marahin dia"

"Ehh gak kok mana ada Mas Deva bully Dena" kalau saja Dena tak cepat mencegahnya Mama Kumala mungkin sudah masuk ke dalam kamar.

"Terus kenapa kamu di luar Sayang?"

"Gak apa kok Ma itu.. Ohh Mama sendiri kenapa ada di sini terus ini Darren kenapa kok matanya sembab,, habis nangis?"

Dan yahh sedari tadi memang Mama Kumala bersama dengan Darren,, bocah kecil itu belai tuntun.

"Emmhh gini,,"

"Kenapa Ma?"

"Darren menangis minta tidur sama Papanya dia gak biasanya kok begini mungkin lagi mau dimanja saja"

Darren mau tidur bersama? kebetulan sekali jadi Mas Deva gak akan berani melakukan apapun padanya. Dia selamat malam ini.

Kalian tau sendiri kan setelah menikah ada yang namanya malam pertama dan kalian pasti tau apa yang terjadi malam itu. Jujur dia belum siap jadi ini adalah kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan.

"Mau tidur bersama ya?" Dena berusaha menyembunyikan kebahagiaannya bersikap biasa-biasa saja.

"Kamu gak perlu khawatir biar Mama bawa Darren berkeliling siapa tau nanti dia lupa sama permintaannya itu"

Kalau begitu kesempatan emangnya bakal hilang dong. Tidak dia harus mencegahnya.

"Ohh gak usah Ma!" seru Dena.

"Hah kenapa?"

"Gapapa biar Darren malam ini tidur sama kita saja"

"Memang gak akan ganggu kalian?"

"Gak dong Ma"

"Yaudah Darren Mama serahkan sama kamu ya,, maaf jadi ganggu kalian seharusnya kalian kan malam ini,,"

"Ma!!" potong Dena cepat.

"Hahaha ada Darren"

"Oh iya-iya benar. Yaudah Mama balik ke kamar dulu" Mama Kumala pun menyerahkan tangan Darren ke tangan Dena.

"Ayo Darren kamu mau ketemu Papa kan?" Darren mengangguk-angguk.

Mereka pun mulai masuk ke dalam kamar bersamaan dengan itu Deva keluar dari kamar mandi.

"Lohh kok ada Darren?"

"Papa" Darren langsung berlari mendekati Deva dan langsung digendong oleh pria itu.

"Darren kok ada di sini?"

"Dia tidur di sini"

"Tapi kan,,"

"Kenapa Mas gak mau tidur sama anak Mas sendiri"

"Bukan begitu,,"

"Yaudah gak ada masalah kan kalau begitu aku mandi dulu" dengan hati yang bahagia Dena memasuki kamar mandi dengan bersenandung kecil.

Gak jadi malam pertama,,

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 5

    Halo kalian pasti sudah mengenal saya,, Deva Ishan Zibrano. Untuk kali ini biarkan saya bercerita bagaimana kesan pertama saya bertamu dengan Dena,, perempuan yang saat ini menjadi istri saya.Hari itu di ruanganku,, Ceklek,,"Apa kamu tidak punya sopan santun langsung masuk begitu saja?!" ucapku tajam."Apa hal itu juga berlaku sama Mama?" mendengar suara wanita kecintaannya itu seketika ia mengangkat wajah dari berkas-berkas di depannya."Mama?" bangkit dari dudukku mendekati sang Mama menggiring ibundanya itu duduk di sofa yang ada di ruanganku."Mama ada apa ke sini?""Memangnya Mama gak boleh ke sini?" "Bukan begitu,,""Ahh sudahlah Mama ke sini cuman mau bilang sesuatu sama kamu""Mama mau bilang apa kenapa gak telfon Deva saja?" "Tidak Mama mau bicara secara langsung karena ini sangat penting""Apa Ma?" memang apa yang sangat penting sampai Mamanya itu jauh-jauh nya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 6

    Di sebuah ruang tamu dua pasangan suami istri beserta satu bocah kecil tengah duduk di sofa. Kini mereka berada di rumah Deva,, rumah pribadi pria itu yang saat ini akan ditempati Dena juga.Karena Dena sudah menjadi istri Deva tentu perempuan itu kini pindah ke rumah suaminya, semua barangnya pun sudah diangkut yahh baju-bajunya sebagian memang sengaja ditinggal di rumah orang tuanya sih."Mama sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu besok" "Bulan madu Tante?" sahut Dena."Dena kok masih manggil Tante sih Mama dong!""E-ehh iya Mama" maaf ya guys masih belum terbiasa maklum ia baru jadi anak Mama Kumala kemarin."Kalian kan pengantin baru tentu harus bulan madu dong biar hubungan kalian makin erat biar Mama punya cucu lagi,, hahaha. Iyakan Pa?" "Benar Ma" Sontak Dena menoleh pada sang suami ingin melihat reaksi pria itu. Dan,, memang apa yang dia harapkan tentu saja ekspresinya datar saja.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 7

    Sebenarnya mereka ini benar pasangan suami istri atau tidak sih? lagi bulan madu lohh ini kenapa malah diam-diaman seakan saling tak kenal sudah gitu jaga jarak lagi, tidak mencerminkan pasangan suami istri sama sekali. Harusnya kan mereka itu lagi hot-hotnya karena pengantin baru.Pasangan suami istri yang baru sah kemarin itu sudah sampai di hotel tempat yang akan 5 hari ini tempati, tidur dan mandi.Seperti katanya di atas mereka saling menjaga jarak,, Dena duduk di atas ranjang sedangkan Deva sendiri berada di sofa tengah sibuk dengan ponselnya.Mereka sudah tiba di hotel 1 jam yang lalu tapi posisinya masih tetap seperti itu,, seperti awal memasuki hotel.Dari wajahnya Dena terlihat sudah jengah sekali hanya duduk diam seperti ini,, kalian tau kan bahwa Dena itu pecicilan jadi tak betah lama-lama diam seperti ini, diam di satu tempat.Pemandangan dari hotelnya memang cantik sekali view laut gitu tapi ya gak terus di kamar doang don

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 8

    "Mas Deva kemana sih istri ngambek bukannya dibujuk malah ditinggal gini?" sudah hampir satu jam Dena menunggu suaminya yang tak kunjung kembali.Dia sudah sangat bete, hatinya dongkol, kesel pokoknya terhadap suaminya itu.Tok Tok Tok."Siapa itu yang datang perasaan dirinya tak pesan layanan hotel?" Dena hanya diam menatap takut pintu yang masih terdengar ketukan dari luar."Ishh mana Mas Deva belum kembali lagi gimana kalau tiba-tiba ia buka terus ternyata orang jahat?" segala kemungkinan kejahatan bisa terjadi dimanapun dan kapanpun jadi kita harus selalu waspada, benarkan?Tok Tok Tok.Ketukan pintu kembali terdengar membuat Dena bergetar ketakutan, keringat sebesar biji jagung ikut timbul di keningnya."Mas Deva lama banget sih gak tau apa dirinya tengah ketakutan di sini" "Apa aku telfon saja ya?" kenapa dia tak kepikiran dari tadi ya? ishh saking paniknya otaknya sampai ngeblank.Dena segera mengeluarkan ponselnya mencari kontak sang suami dan mencoba menghubunginya."Mas Dev

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 9

    Di sebuah rumah megah terdengar tangisan nyaring berasal dari bocah berumur 5 tahun."Darren mau Papa Nek!!" rupanya sebab tangisan itu adalah karena si kecil Darren ingin bertemu dengan sang Papa, mungkin dia rindu."Aduhh Sayang Papa kan lagi pergi pulangnya masih 4 hari lagi" "Ahhh gak mau Darren mau Papa sekarang!!" tangisannya tak kunjung berhenti padahal matanya sudah sangat sembab dan hidungnya sudah merah, kasian sekali.Nenek Darren alias Mama Kumala bingung harus melakukan apa agar cucunya itu berhenti menangis."Darren bagaimana kalau kita ke mall,, ke time zone. Darren mau? kita main di sana terus beli mainan setelah itu atau beli es cream?" "Gak mau Darren mau Papa Nenek!" hah biasanya caranya itu berhasil namun kali ini tidak.Cucunya itu malah menangis semakin kejer."Pa bagaimana ini bantuan Mama dong jangan diam aja?!" "Iya Papa juga gak tau Ma harus bagaimana" "Ishh Papa ini gak berguna banget " kesal Mama Kumala."Papa..." Papa Daris membuang nafas kasar,, "Kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 10

    "Akhhh,," lagi dan lagi Deva merasakan sakit perut segera dia berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya.Dena bersedekap dada duduk di atas ranjang melihat suaminya itu bolak-balik ke kamar mandi.Masa habis makan nasi kuning di pinggir jalan Mas Deva langsung kena diare sih? perasaan dirinya sering makan di pinggir jalan aman-aman aja tuh sehat walafiat,, bingung Dena.Ceklek.Deva keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya."Mas kamu gak apa-apa?" Dena ikut meringis melihat suaminya kesakitan. Dia tau bagaimana rasanya diare dan itu sakit banget terus lemes."Perut saya sakit" setelah mengatakan itu Deva kembali berlari ke kamar mandi.Dena bangun dari duduknya mendekati kamar mandi mengetuk pintu, "Mas kamu gak apa-apa perlu ke rumah sakit gak?" tanyanya."Ga-gak usah" jawab Deva dari dalam."Mas keluar dulu ayo ke rumah sakit aja dari pada kamu terus-terusan seperti ini!"Tak ada jawaban dari dalam membuat Dena makin khawatir.Jangan-jangan Mas Deva pingsan lag

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 11

    Hari ini adalah hari kepulangan Deva dan Dena dari bulan madu,, bulan madu yang gagal maksudnya.Usai Deva keluar dari rumah sakit mereka benar-benar tak kemana-mana dan hanya ada di hotel,, pemulihan pria itu.Kini pesawat mereka sudah mendarat di kota kelahiran.Deva dan Dena turun dari pesawat membawa koper masing-masing. Di lobby bandara kedua keluarga besar menjemput mereka.Kesenangan Dena langsung melepaskan tangannya dari koper begitu saja berlari menuju sang Mami, "Mami!!" Di belakangnya Deva hanya geleng-geleng kepala melihat koper Dena tergeletak mengenaskan ditinggal pemiliknya. Dia pun mengambil koper itu jadi kini Deva membawa satu koper dimasing-masing tangan lalu menghampiri keluarganya."Mami kangen!" Dena memeluk sang ibunda erat."Astaga Dena kamu itu sudah menjadi seorang istri bisa gak sih dewasa sedikit?!" omel ibu dua anak itu."Emangnya kenapa sih Dena gak boleh manja-manja lagi sama Mami? Dena kan masih putri Mami. Emang Dena bukan putri Mami lagi?""Sampai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 12

    Dena benar-benar melakukan perannya sebagai seorang istri,, pagi-pagi bangun memasak untuk anak dan suaminya."Jujur ini aku kan gak bisa masak ya kenapa aku sok ngide banget mau masak segala" gumam Dena menatap isi kulkas yang dia biarkan terbuka.Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal,, "Haduhh gimana ini?" bingungnya."Buat masakan yang simpel aja deh,, emm apa ya?" berpikir keras, "Nasi goreng?""Oke sebagai permulaan kita masak nasinya dulu" "Emm tapi dimana berasnya ya?" Dena membuka satu persatu lemari dapur demi mencari tempat penyimpanan beras.Maklum dia baru di rumah ini jadi masih belum tak dimana letak-letaknya."Ahh ini dia!" serunya."Untuk tiga orang berapa banyak berasnya?" beberapa kali Dena mengambil beras memasukkan ke dalam sebuah wadah,, "Segini cukup kali ya" "Tinggal dicuci" lantas dibawanya wadah berisi beras itu ke wastafel,, "Ini cucinya pakai sabun gak ya?" "Emm biar lebih bersih kita pakaikan sabun" ucapnya sambil tersenyum lebar."Kasih yang banyak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 35

    Di kawasan perkantoran, gedung-gedung pencakar langit berdiri kokoh menjulang tinggi, saling berlomba-lomba siapakah yang menjadi paling tinggi.Di salah satu ruangan gedung pencakar langit tersebut bertuliskan ruangan meeting. Seorang pria tengah fokus menatap asisten manager keuangan di depan tengah mempresentasikan laporan keuangan bulan ini.Kemudian beralih pada laporan keuangan berbentuk dokumen di tangannya.Ting.Ponsel di sebelah tangan Deva tetiba berdenting tanda ada sebuah pesan masuk. Awalnya Deva hanya melirik sebentar, berniat mencuekinya karena itu juga bukan pesan dari sang istri melainkan pesan dari nomor asing,, entah nomor siapa itu.Namun tiba-tiba sebuah pesan dari nomor asing tersebut kembali masuk membuat Deva akhirnya agak sedikit penasaran tentang identitas sang pemilik nomor.Tangannya terulur meraih ponsel, "Nomor ini,,?" ucapnya dengan kening berkerut, "Terlihat familiar,," lanjutnya bergumam.Ada 2 pesan, lantas Deva pun membukanya. Orang asing terseb

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 34

    Di suatu mall.Seorang wanita tengah berjalan mengitari mall, terdapat dua paperbag di masing-masing genggaman tangannya.Dena yang tengah gabut sendirian di rumah pun memilih untuk ke mall. Niatnya sih hanya jalan-jalan saja demi membunuh kebosanannya tapi mau bagaimana lagi, perempuan, gak bisa lihat barang bagus dikit, ujung-ujungnya ada saja yang dibeli.Tapi tak apa suaminya kaya sayy, bukan sombong ya itu kenyataan, xixixi."2 jam keliling mall dapat 2 dress, lumayan" girang Dena,, "Entar aku pamerin ke Mas Deva ahhh,," "Ehhh,," tiba-tiba wajah Dena berubah, matanya melotot terkejut tat kala ingatannya mengingat akan sesuatu,, "Aku belum izin ke Mas Deva kalau mau ke mall" ujarnya kemudian."Aduhh dasar pikun sekali kau Dena" rutuknya pada diri sendiri.Buru-buru Dena merogoh tas berniat mengambil ponsel namun pergerakannya itu sontak terhenti tat kala terdengar suara seseorang memanggil namanya, sumber suara itu berasal dari belakang tubuhnya."Dena,,?" Perempuan itu pun me

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 33

    Pagi hari.Secercah cahaya menembus sela-sela gorden yang tak tertutup rapat, menganggu tidur seorang perempuan cantik.Enghhh... Dia melenguh perlahan bola mata hitam nan indah miliknya terlihat.Mata Dena sontak melebar merasakan sebuah tangan membelit perut ratanya.Tangan siapa ini? ucapnya dalam hati kaget.Didongakkan kepalanya dan saat melihat siapa yang tengah tidur disebelahnya Dena pun menghela nafas lega.Mas Deva ternyata,, ucapnya dalam hati.Puk,, Dena pun memukul pelan keningnya lanjut bergumam,, "Dena,, bodoh sekali. Kenapa kau jadi lupa kalau sudah menikah" Dipandanginya lekat wajah tampan sang suami. Hidungnya yang mancung, bibir penuh dan bulu mata lentik, sungguh indah ciptaanmu,, Tuhan.Asik mengagumi wajah tampan sang suami Dena tiba-tiba teringat akan sesuatu, matanya sontak melebar."Ishh ngapain sih tiba-tiba keinget kejadian tadi malam" secara perlahan nan penuh kehati-hatian Dena melepaskan belitan tangan sang suami di perutnya.Setelah berhasil dia berdir

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 32

    1 hari sebelumnya. Ceklek,, "Mama,," disusul suara seorang wanita terdengar memanggil Mama. Mama wanita itu pun menoleh, "Ada apa Atika?" ucap sang Mama tanpa menoleh. Dia sudah hafal betul suara siapa itu. Atika berjalan masuk lebih dalam ke kamar sang Mama berdiri di sebelah beliau, badannya mengikuti sang Mama menghadap ke arah lukisan dua orang manusia berbeda gender dengan pose mesra. Atika menatap lukisan tersebut,, "Mama lagi kangen sama Papa ya?" yapp lukisan itu adalah lukisan Mamanya dan Papanya alias kedua orang tuanya. "Hmm,," senyuman sedih timbul di bibir beliau,, "Sudah 25 tahun sejak kepergian Papa kamu dan hari tepat 25 tahun Papa kamu meninggalkan kita, tak terasa ya ternyata sudah selama itu" Atika lantas merangkul bahu sang Mama mengelusnya pelan, "Yang sabar ya Ma" "Bagaimana adik kamu dia sudah selesai siap-siap?" "Sudah Ma tinggal nunggu Mama turun saja,, dia sudah nunggu di mobil" "Baiklah ayo kita berangkat" Kedua pasangan anak dan ibu

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 31

    Pintu kayu besar dengan ukiran-ukiran mewah itu terbuka."Ahh kenyang, makanan malam ini enak banget" desah Dena sembari mengelus perut ratanya.Mereka baru pulang dari makan malam, mereka habis makan di restoran all you can eat di salah satu mall.Bagaimana gak kenyang orang dia saja tadi ambil daging sampai 10 piring, belum lagi desert dan yang lainnya, ucap Deva dalam hati tak berani dia mengucapkannya secara langsung bisa ngambek nanti istrinya.Secara tidak langsung dia mengatai istrinya itu rakus.Yahh memang,, mana semua yang dia ambil habis lagi katanya sayang mereka sudah bayar masa gak dihabiskan."Saya mau menidurkan Darren dulu" bocah kecil itu tertidur saat perjalanan pulang."Hmm,," Deva lantas berlalu menuju kamar sang putra meletakkan perlahan putranya itu di atas tempat tidur.Usai menidurkan sang putra Deva pun kembali ke kamarnya dan sang istri.Saat masuk pandangannya langsung disuguhkan istrinya yang tengah melakukan skincare rutin malamnya.Dengan sambil curi-cur

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 30

    "Dena saya pulang!" seru Deva begitu langkah kakinya membawanya memasuki rumah.Dari arah berlawanan nampak Dena berjalan mendekat berhenti di depan sang suami, sigap mengambil tas kerja dan juga jasnya.Bibirnya terkatup rapat tak mengatakan sepatah kata apapun kemudian langsung berlalu memasuki kamar begitu saja."Dia masih marah ya? saya kira sudah tidak marah lagi setelah tadi siang telfon ternyata masih marah toh" gumamnya."Hah, saya harus apa agar Dena tak marah lagi?" gumamnya lagi.Kemudian Deva mengikuti langkah sang istri memasuki kamar mereka.Saat masuk Dena yang semula duduk di sofa tengah sibuk dengan ponsel di tangannya sontak bangkit lalu berjalan keluar dari kamar.Dia tengah menghindari Deva."Hahhh,,," helaan nafas kasar otomatis keluar dari bibir Deva.Rasanya gelisah melihat istrinya tengah marah seperti itu tetapi dia juga bingung sebenarnya apa kesalahannya sampai-sampai membuat istrinya semarah itu? Deva memijit keningnya yang tiba-tiba terasa pening....

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 29

    Dena meraih kunci mobil gegas berjalan menuju pintu rumah sembari menempelkan ponsel di telinga."Mas aku yang jemput Darren ya hari ini" ternyata dia menghubungi sang suami untuk memberitahukan bahwa hari ini dirinyalah yang akan menjemput anak mereka.Tut... Kemudian Dena pun menutup panggilan setelah mendapat persetujuan dari suaminya.Usai masuk mobil pun melaju meninggalkan halaman rumah menembus jalanan menuju sekolah sang putra sambung....Sewaktu mobil Dena tiba di sekolah bertepatan pula dengan sebuah mobil merah yang terlihat familiar juga tiba, berhenti tepat di belakang mobil Dena.Kedua pintu mobil terbuka secara bersamaan, secara bersamaan pula turun dua orang perempuan dari dalamnya.Kemudian tanpa sengaja tatapan mereka bertemu."Kamu,," ucap mereka berbarengan. Setelah itu mereka saling melengos, sudah seperti musuh saja."Mendingan kamu pulang sekarang dehh Darren akan pulang dengan aku" ucap Atika membuka suara duluan."Hahaha,, kita lihat saja siapa yang bakal D

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 28

    Waktu hampir memasuki waktu istirahat namun Deva masih sibuk dengan pekerjaannya, tumpukan dokumen terlihat di depannya.Tiba-tiba suara keributan terdengar di depan ruangannya dan hal itu sukses membuat Deva terganggu.Ceklek,, Tetiba pula pintu ruangannya dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu.Siapa sih orang tak sopan ini,, batin Deva kesal."Mas,," panggil si pembuat keributan itu.Dahi Deva mengerut mengetahui siapa pembuat keributan itu,, "Sherly!" panggilnya.Dan ternyata dia adalah Sherly mantan adik ipar Deva."Maaf Pak ibu ini memaksa untuk masuk" ucap sekretaris Deva."Kamu keluarlah Novia biarkan saja dia di sini!" perintah Deva."Baik Pak" sebelum pergi sekretaris Deva itu sedikit membungkukkan badan ke arah sang atasan."Ada keperluan apa kamu ke sini Sherly?" tanya Deva begitu mereka hanya berdua di dalam ruangan pria itu.Dengan senyuman termanisnya Sherly berjalan mendekati mantan kakak iparnya itu,, "Tadaaaa,," ucapnya sembari memamerkan tas bekal di tangannya,, "A

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 27

    Pagi hari. Keluarga kecil beranggotakan tiga orang itu kini tengah duduk di meja makan, melaksanakan sarapan. Dena mulai mengambilkan makanan bagi sang suami lalu memberikan pada pria itu,, "Ini Mas makanannya" "Hmm,," Bergantian dia juga mengambil makanan untuk si kecil imut, Darren. "Ini makanannya Sayang" ditaruhnya piring dengan isi nasi beserta lauknya di depan Darren. "Mama aku mau disuapin" pinta Darren dengan puppy eyesnya. "Bo,," "Darren makanlah sendiri kamu kan punya tangan!" potong Deva memberi perintah. Dena menoleh menatap sinis suaminya itu,, "Kenapa sih Mas aku juga gak masalah kok menyuapi Darren?" "Dena jangan terlalu memanjakan dia!" "Emangnya kenapa aku manjain anak aku sendiri, kamu ada masalah?" "Dia cuman anak sambung kamu!" ucap Deva menekan setiap ucapannya. Deg,, Dena terdiam hatinya sakit mendengar ucapan sang suami walaupun itu memang kenyataannya. "Aku tau" ucap Dena kemudian dengan menunduk sedih. "Memang kalau Darren cu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status