Share

Bab 3

Penulis: annauthor
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 08:15:02

Di sebuah kamar di atas ranjang queen size seorang perempuan cantik tengah merebahkan badannya menatap langit-langit kamar.

Seraya melamun hembusan nafas kasar terdengar keluar dari bibirnya,, "Hah,,"

Seakan tak puas dia kembali menghembuskan nafas kasar,, "Hah,,"

"Hah,," dan ketiga kalinya.

Entah beban berat apa yang tengah ia pikirkan saat ini. Dena,, Dena.

Yapp dia adalah Dena.

Setelah diantar pulang oleh Deva dia langsung masuk kamar dan begitulah kelakuannya.

"Ishh" seketika dia bangun mengacak rambutnya kesal. Sekarang rambutnya sudah macam rambut orang gila,, acak-acakan.

"Dasar nenek peot sama perempuan sinting!!" ternyata dia masih kesal lantaran tak dihiraukan oleh Sherly dan sang Mama saat berada di kediamannya.

Padahal saat makan es cream bersama Darren moodnya sudah menjadi lebih baik,, memang Darren itu bagai vitamin pengubah mood.

"Apa alasan mereka gak suka sama aku? apa jangan-jangan mereka gak terima aku yang bakal jadi istri Mas Deva? mereka itu maunya Mas Deva balik ke mantan istrinya alias anak dan kakaknya. Itu alasan yang paling masuk akal sih"

"Lagian kan bukan kemauan aku juga untuk menikah sama Mas Deva kenapa mereka malah jadi memusuhiku?"

"Ishh kesel banget"

Tok... Tok... Tok.

Dena menoleh ke arah pintu tat kala pendengarannya mendengar suara ketukan pintu disusul suara yang sang Mami.

"Dena Mami masuk ya"

Ceklek,,

"Astaga Dena kenapa belum mandi kamu sudah seharian di luar bukannya pulang langsung mandi malah langsung rebahan di kasur" omel Mami Anggun pada anak bungsunya itu.

"Malas" jawab Dena singkat.

Mami Anggun hanya bisa geleng-geleng kepala mendapati kelakuan anaknya itu.

"Lihat tuh rambut kamu sudah kayak apa,, acak-acakan begitu. Kalau sudah menikah jangan lagi malas-malasan buat mandi nanti Nak Deva gak mau cium kamu"

"Yaudah gak usah cium emang aku cewek apaan bisa dicium-cium sembarangan"

Wanita dengan dua anak itu sontak memegang kepala pening,, "Terserah kamu saja Dena pusing Mami ngadepin kamu itu"

"Kenapa Mami pusing,, Mami darah tinggi?"

"Kamu nyumpahin Mami?!" seru wanita paruh baya tersebut kesal. Bisa-bisa beliau benar-benar darah tinggi ngadepin si Dena.

"Ihh gak ya fitnah aja nih Mami Dena kan cuman tanya"

"Hah sudahlah. Oh iya Mami ke sini cuman mau bilang besok kamu sudah harus fitting baju pengantin"

"Hah kok besok?" saking terkejutnya mata Dena sampai melotot,, mau keluar rasanya.

"Terus mau kapan kan pernikahan kamu seminggu lagi" jengah Mami Anggun.

"Apa?" lagi dan lagi Mami Dena membuat perempuan itu sport jantung.

Seminggu lagi,, gak salah itu kenapa secepat ini? pikir Dena.

"Mi yang benar saja masa seminggu lagi aku saja belum dekat sama Mas Deva apalagi anaknya jangan dong Mi kecepetan kalau seminggu lagi!!"

"Gak bisa keputusan kami para orang tua sudah bulat kalian akan menikah seminggu lagi, titik!!" kekeh beliau.

"Tapi kan Dena yang akan menikah bukan kalian"

"Memang kenapa sih kamu kayak enggan gitu menikah sama Nak Deva? coba kasih tau Mami alasannya!!"

"Mi Mas Deva itu cuek, dingin, pendiam terus gak ada ekspresi yang paling penting Dena gak cinta sama dia"

"Walaupun sifat Nak Deva memang seperti yang kamu katakan tapi dia baik dan masalah cinta,, akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Kamu tau istilah cinta karena terbiasa kan? kalian pun nantinya akan sama seperti itu"

"Memang Mami dukun bisa meramal masa depan kalau nanti Dena tetap gak bisa mencintai Mas Deva bagaimana?"

"Gak yakin Mami kamu kan lemah sama laki-laki ganteng"

"Itu,," benar juga sih,, lanjutnya dalam hati.

Tapi itu dulu waktu masih cinta monyet jaman-jaman SMA sekarang tentu beda dong. Ini sebuah pernikahan ia mau melangsungkan pernikahan sekali seumur hidup. Mami ini gak ngerti.

"Lagian kamu enak lohh Dena bisa menikah dengan Nak Deva yang ganteng plus dapat Darren yang menggemaskan"

Darren? si imut itu? tak dapat dipungkiri dirinya memang sudah jatuh hati dengan bocah kecil itu.

Sepertinya dengan meyakinkan hatinya menikah dengan Mas Deva karena sudah jatuh hati dengan Darren akan membuatnya sedikit lebih baik. Yahh bisa dibilang ia mau menerima perjodohan ini karena Darren sebagai alasan utama.

"Oke sudah sepakat ya besok jam 10 kamu harus ke butiknya Tante Mira buat fitting baju pengantin!"

"Tapi Mi,, Mami,,!!" ibunda Dena itu tak menghiraukan teriakannya melenggang pergi keluar dari kamar sang putri bungsu.

...

Besoknya walaupun rasa malas melanda Dena memaksakan tubuhnya untuk pergi ke butik Tante Mira.

Tante Mira sendiri adalah adik ipar Mami,, beliau punya butik dan memang rancangannya bagus-bagus. Setiap ada acara keluarga pasti bakal pesan bajunya ke butik Tante Mira.

"Dena kamu sudah datang?" mereka saling berpelukan.

"Iya tante. Tante apa kabar Dena lihat-lihat Tante makin cantik aja nih tambah glowing wajahnya?"

"Ahh kamu bisa saja,, ayo-ayo duduk dulu"

"Mas Deva sudah datang Tante?"

"Belum mungkin sebentar lagi" Tante Mira sendiri memang kenal langsung dengan Deva malahan semua keluarga besarnya ia kenal karena salah satu keponakannya menikah dengan sepupu Deva.

"Kamu mau coba sekarang atau nunggu Deva datang?"

"Nanti saja Tante sekalian sama Mas Deva"

"Baiklah kalau begitu Tante ke ruangan dulu soalnya masih ada design yang harus segera Tante selesaikan"

"Emm Tante sibuk saja dulu" Tante Mira pun pergi memasuki ruangannya meninggalkan Dena sendirian di ruang tunggu.

Dan demi membunuh kebosanannya Dena mengeluarkan ponsel melihat sosmed.

Tanpa terasa waktu bergulir cepat 2 jam kemudian yang Dena tunggu-tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Ini Mas Deva kemana sih lama banget udah 2 jam lohh di tunggu gak datang-datang?" perasaannya pun sudah dongkol.

Tak lama akhirnya yang Dena tunggu-tunggu datang juga,, "Mas Deva kamu kemana aja sih lama banget aku udah nunggu kamu 2 jam lohh?"

"Saya sibuk"

Makin dongkol lagi karena raut wajah pria itu yang seakan tak ada rasa bersalahnya sama sekali.

Boleh gak sih ia gampar wajahnya,, satu kali saja?

"Kamu pikir kamu doang yang sibuk aku juga sibuk tau!!" serunya kesal.

Walaupun sibuknya rebahan sih bahkan tadi saja dirinya lama sekali mengumpulkan niat untuk bangun dari rebahannya. Lanjutnya dalam hati.

"Kamu itu gak gentleman sekali masa membiarkan seorang perempuan nunggu kamu 2 jam lamanya!!"

Tanpa memperdulikan tanggapan Dena perempuan itu langsung nyelonong membuka ruangan Tante Mira melongokkan kepala ke dalamnya,, "Tante Mas Deva sudah datang ayo mulai fitting bajunya"

"Ohh sudah datang yaudah ayo"

Mereka pun akhirnya memulai fitting baju dengan Dena yang ogah-ogahan karena keburu kesal dengan calon suaminya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 4

    Seminggu kemudian.Tepat hari ini momen yang amat sakral akan berlangsung,, akad nikah Dena dan Deva.Beberapa menit yang lalu Deva telah mengumandangkan akad saat ini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri.Dena merasa terharu sekaligus tak menyangka bahwasanya kini dirinya telah menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu,, peran ganda ya.Dia menikah dapat suami plus dapat anak sekaligus.Ceklek,,Dena mengangkat wajah menatap ke arah pintu saat indra pendengarannya menangkap suara pintu terbuka."Mami?" Wanita dua anak itu tersenyum lembut air mata menggenang di pelupuk matanya."Wahh anak Mami cantik sekali" pujinya.Dena tersenyum malu-malu,, "Makasih Mi" Mami Anggun duduk di samping Dena memegang tangan sang putri mengelusnya pelan,, "Saat ini Dena sudah menjadi seorang istri. Mami berharap Dena bisa menjalankan kewajiban Dena dengan sungguh-sungguh jika suatu saat kali

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 5

    Halo kalian pasti sudah mengenal saya,, Deva Ishan Zibrano. Untuk kali ini biarkan saya bercerita bagaimana kesan pertama saya bertamu dengan Dena,, perempuan yang saat ini menjadi istri saya.Hari itu di ruanganku,, Ceklek,,"Apa kamu tidak punya sopan santun langsung masuk begitu saja?!" ucapku tajam."Apa hal itu juga berlaku sama Mama?" mendengar suara wanita kecintaannya itu seketika ia mengangkat wajah dari berkas-berkas di depannya."Mama?" bangkit dari dudukku mendekati sang Mama menggiring ibundanya itu duduk di sofa yang ada di ruanganku."Mama ada apa ke sini?""Memangnya Mama gak boleh ke sini?" "Bukan begitu,,""Ahh sudahlah Mama ke sini cuman mau bilang sesuatu sama kamu""Mama mau bilang apa kenapa gak telfon Deva saja?" "Tidak Mama mau bicara secara langsung karena ini sangat penting""Apa Ma?" memang apa yang sangat penting sampai Mamanya itu jauh-jauh nya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 6

    Di sebuah ruang tamu dua pasangan suami istri beserta satu bocah kecil tengah duduk di sofa. Kini mereka berada di rumah Deva,, rumah pribadi pria itu yang saat ini akan ditempati Dena juga.Karena Dena sudah menjadi istri Deva tentu perempuan itu kini pindah ke rumah suaminya, semua barangnya pun sudah diangkut yahh baju-bajunya sebagian memang sengaja ditinggal di rumah orang tuanya sih."Mama sudah siapkan tiket untuk kalian bulan madu besok" "Bulan madu Tante?" sahut Dena."Dena kok masih manggil Tante sih Mama dong!""E-ehh iya Mama" maaf ya guys masih belum terbiasa maklum ia baru jadi anak Mama Kumala kemarin."Kalian kan pengantin baru tentu harus bulan madu dong biar hubungan kalian makin erat biar Mama punya cucu lagi,, hahaha. Iyakan Pa?" "Benar Ma" Sontak Dena menoleh pada sang suami ingin melihat reaksi pria itu. Dan,, memang apa yang dia harapkan tentu saja ekspresinya datar saja.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 7

    Sebenarnya mereka ini benar pasangan suami istri atau tidak sih? lagi bulan madu lohh ini kenapa malah diam-diaman seakan saling tak kenal sudah gitu jaga jarak lagi, tidak mencerminkan pasangan suami istri sama sekali. Harusnya kan mereka itu lagi hot-hotnya karena pengantin baru.Pasangan suami istri yang baru sah kemarin itu sudah sampai di hotel tempat yang akan 5 hari ini tempati, tidur dan mandi.Seperti katanya di atas mereka saling menjaga jarak,, Dena duduk di atas ranjang sedangkan Deva sendiri berada di sofa tengah sibuk dengan ponselnya.Mereka sudah tiba di hotel 1 jam yang lalu tapi posisinya masih tetap seperti itu,, seperti awal memasuki hotel.Dari wajahnya Dena terlihat sudah jengah sekali hanya duduk diam seperti ini,, kalian tau kan bahwa Dena itu pecicilan jadi tak betah lama-lama diam seperti ini, diam di satu tempat.Pemandangan dari hotelnya memang cantik sekali view laut gitu tapi ya gak terus di kamar doang don

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 8

    "Mas Deva kemana sih istri ngambek bukannya dibujuk malah ditinggal gini?" sudah hampir satu jam Dena menunggu suaminya yang tak kunjung kembali.Dia sudah sangat bete, hatinya dongkol, kesel pokoknya terhadap suaminya itu.Tok Tok Tok."Siapa itu yang datang perasaan dirinya tak pesan layanan hotel?" Dena hanya diam menatap takut pintu yang masih terdengar ketukan dari luar."Ishh mana Mas Deva belum kembali lagi gimana kalau tiba-tiba ia buka terus ternyata orang jahat?" segala kemungkinan kejahatan bisa terjadi dimanapun dan kapanpun jadi kita harus selalu waspada, benarkan?Tok Tok Tok.Ketukan pintu kembali terdengar membuat Dena bergetar ketakutan, keringat sebesar biji jagung ikut timbul di keningnya."Mas Deva lama banget sih gak tau apa dirinya tengah ketakutan di sini" "Apa aku telfon saja ya?" kenapa dia tak kepikiran dari tadi ya? ishh saking paniknya otaknya sampai ngeblank.Dena segera mengeluarkan ponselnya mencari kontak sang suami dan mencoba menghubunginya."Mas Dev

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 9

    Di sebuah rumah megah terdengar tangisan nyaring berasal dari bocah berumur 5 tahun."Darren mau Papa Nek!!" rupanya sebab tangisan itu adalah karena si kecil Darren ingin bertemu dengan sang Papa, mungkin dia rindu."Aduhh Sayang Papa kan lagi pergi pulangnya masih 4 hari lagi" "Ahhh gak mau Darren mau Papa sekarang!!" tangisannya tak kunjung berhenti padahal matanya sudah sangat sembab dan hidungnya sudah merah, kasian sekali.Nenek Darren alias Mama Kumala bingung harus melakukan apa agar cucunya itu berhenti menangis."Darren bagaimana kalau kita ke mall,, ke time zone. Darren mau? kita main di sana terus beli mainan setelah itu atau beli es cream?" "Gak mau Darren mau Papa Nenek!" hah biasanya caranya itu berhasil namun kali ini tidak.Cucunya itu malah menangis semakin kejer."Pa bagaimana ini bantuan Mama dong jangan diam aja?!" "Iya Papa juga gak tau Ma harus bagaimana" "Ishh Papa ini gak berguna banget " kesal Mama Kumala."Papa..." Papa Daris membuang nafas kasar,, "Kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 10

    "Akhhh,," lagi dan lagi Deva merasakan sakit perut segera dia berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya.Dena bersedekap dada duduk di atas ranjang melihat suaminya itu bolak-balik ke kamar mandi.Masa habis makan nasi kuning di pinggir jalan Mas Deva langsung kena diare sih? perasaan dirinya sering makan di pinggir jalan aman-aman aja tuh sehat walafiat,, bingung Dena.Ceklek.Deva keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya."Mas kamu gak apa-apa?" Dena ikut meringis melihat suaminya kesakitan. Dia tau bagaimana rasanya diare dan itu sakit banget terus lemes."Perut saya sakit" setelah mengatakan itu Deva kembali berlari ke kamar mandi.Dena bangun dari duduknya mendekati kamar mandi mengetuk pintu, "Mas kamu gak apa-apa perlu ke rumah sakit gak?" tanyanya."Ga-gak usah" jawab Deva dari dalam."Mas keluar dulu ayo ke rumah sakit aja dari pada kamu terus-terusan seperti ini!"Tak ada jawaban dari dalam membuat Dena makin khawatir.Jangan-jangan Mas Deva pingsan lag

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 11

    Hari ini adalah hari kepulangan Deva dan Dena dari bulan madu,, bulan madu yang gagal maksudnya.Usai Deva keluar dari rumah sakit mereka benar-benar tak kemana-mana dan hanya ada di hotel,, pemulihan pria itu.Kini pesawat mereka sudah mendarat di kota kelahiran.Deva dan Dena turun dari pesawat membawa koper masing-masing. Di lobby bandara kedua keluarga besar menjemput mereka.Kesenangan Dena langsung melepaskan tangannya dari koper begitu saja berlari menuju sang Mami, "Mami!!" Di belakangnya Deva hanya geleng-geleng kepala melihat koper Dena tergeletak mengenaskan ditinggal pemiliknya. Dia pun mengambil koper itu jadi kini Deva membawa satu koper dimasing-masing tangan lalu menghampiri keluarganya."Mami kangen!" Dena memeluk sang ibunda erat."Astaga Dena kamu itu sudah menjadi seorang istri bisa gak sih dewasa sedikit?!" omel ibu dua anak itu."Emangnya kenapa sih Dena gak boleh manja-manja lagi sama Mami? Dena kan masih putri Mami. Emang Dena bukan putri Mami lagi?""Sampai

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16

Bab terbaru

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 24

    Suasana di ruang tamu terasa begitu canggung nan tegang setelah kehadiran Atika sedangkan sang pelaku malah bersikap biasa-biasa saja seakan tak terjadi apa-apa. "Mas Deva" wanita itu langsung menghampiri Deva begitu sampai di ruang tamu,, memegang tangan pria itu.Deva merasa risih sontak saja dia menyentak tangan Atika beralih menggenggam tangan Dena sembari merapatkan tubuh keduanya.Mendapati perlakuan sang suami yang seperti itu Dena membeku di tempat sembari memperhatikan tangan mereka yang tengah bertaut.Ada luapan perasaan bahagia saat melihat tautan tangan mereka.Gila kalau sikap Mas Deva terus-terusan seperti ini tak butuh waktu lama kemungkinan dirinya akan jatuh cinta dengan lelaki itu,, ucap Dena dalam hati.Atika terlihat malu setelah kejadian barusan, mengusap tengkuk mengalihkan pandangan ke arah lain.Tante Rumi menghampiri Atika memegang tangannya,, "Atika selamat datang ya di rumah ini" ujar Tante Rumi menyambut wanita muda itu.Yahh memang hanya Tante Rumi sa

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 23

    Malam hari tiba Deva beserta keluar kecilnya harus menghadiri makan malam bersama di rumah Opa dan Oma pria itu.Kini Dena tengah bersiap-siap. Memang yahh perempuan itu ribet sama seperti Dena kali ini. Baju satu lemari dia keluarkan ditaruh semuanya di atas ranjang. "Mas aku harus pakai apa?" ucapnya frustasi."Pakai yang santai saja lagian ini cuman makan malam biasa" "Ishh gak bisa gitu ini pertama kalinya aku datang ke acara keluarga besar kamu jadi harus pakai terbaik, harus tampil yang terbaik" Dena lantas berlari ke meja riasnya memulai make up."Terserah kamu saja tapi jangan lama-lama sebentar lagi kita sudah harus berangkat!" "Ihh sabar dong jangan buru-buru gitu nanti dandanan ku jadi jelek. Gimana kalau keluarga kamu ngomongin aku di belakang? ihh ternyata istrinya Deva jelek ya orangnya" ucap Dena memperagakan ibu-ibu tukang julid, memonyong-monyongkan mulut."Siapa yang berani bilang seperti itu orang kamu cantik kok?" ucap Deva dengan wajah datar.Namun walaupun d

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 22

    Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan rumah berlantai 2 bersebelahan dengan mobil merah. Rupanya pengemudi mobil itu adalah Dena.Tatapannya teralihkan ke teras rumah. Keningnya otomatis berkerut melihat seorang wanita yang sangat dia kenali,, "Mau apa dia di sini?" gumamnya.Namun dia tak memperdulikan keberadaannya dengan santai keluar mobil. Lanjut berlari kecil mengitari mobil menuju pintu samping kemudi. Dibukanya pintu tersebut terpampang seorang bocah kecil tengah tertidur pulas di atas kursi.Atika yang melihat kedatangan Dena lantas bangun dari duduknya. Wajahnya menyiratkan akan kekesalan.Dena perlahan melepaskan sabuk pengaman yang membelit perut Darren lalu membawa putra sambungnya itu ke dalam dekapannya."Enghh,," lenguhan kecil keluar dari bibir mungil bocah itu."Hussstt ini Mama Sayang" ucap Dena lembut sembari mengelus punggung kecilnya. Darren akhirnya kembali tertidur, nyaman di pelukan Dena.Perempuan itu pun membawa Darren berjalan ke teras rumah membuka

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 21

    Di sebuah hotel.Di sebuah kamar hotel seorang pria duduk di atas ranjang punggungnya bersandar ke kepala ranjang dengan setengah badan tertutupi selimut putih tebal. Dari arah kamar mandi terdengar suara gemericik air pertanda ada seseorang di dalam sana.Benda pipih di tangan pria itu bergetar sebuah panggilan dari nomor asing tertera di layar namun dia langsung mematikannya begitu saja tanpa berniat mengangkat. Kembali benda pipih di tangannya itu bergetar dengan nomor yang sama dan lagi pria itu mematikan sambungan telfonnya.Dan untuk ketiga kalinya pun tetap sama seperti sebelum-sebelumnya. Pria itu mematikannya kembali namun kali ini sebuah makian demi menjelaskan betapa kesalnya dia meluncur mulus dari mulutnya,, "Sialan ganggu aja!" Ceklek,, Bertepatan dengan itu pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang wanita mengenakan handuk kimono dan handuk kecil di kepala."Sayang kenapa wajah kamu kok cemberut begitu?" ucapnya begitu lembut.Dia berjalan melenggak-lenggokka

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 20

    "Mami Dena pulang!!" seru Dena dengan penuh kebahagiaan. Dia berjalan masuk dengan menggandeng tangan Darren.Mungkin karena ini tempat baru jadi Darren agak sedikit merasa takut dia menarik tangan Dena berusaha agar perempuan itu tak masuk.Merasakan tarikan di tangannya Dena menghentikan langkahnya, "Ada apa?" berjongkok di depan Darren.Darren diam namun dia menggeleng, "Tenang saja ini rumah Oma dan Opa" ucapnya berusaha menenangkan putra sambungnya itu."Oma dan Opa itu Mama dan Papanya Mama. Sama seperti Darren yang punya Papa dan Mama, Mama pun juga punya dan ini rumah Papa dan Mamanya Mama" jelas Dena terperinci."Jadi Darren gak perlu takut mereka gak gigit kok" lalu dia tertawa kecil dengan leluconnya itu."Bukankah Darren pernah bertemu dengan mereka? itu lohh saat di bandara. Darren ingat tidak?" "Darren ingat" "Darren masih ingat rupanya. Mereka baikkan gak gigit?" bocah kecil itu mengangguk."Kalau begitu bisa kita masuk sekarang kita obati dulu luka Darren?" lagi-lag

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 19

    Sebuah mobil berwarna hitam terlihat mengebut di jalan raya kecepatannya di atas rata-rata menyalip ke kanan ke kiri macam pembalap profesional. Rupanya yang berada di dalam mobil adalah Dena. Perempuan yang baru menikah itu tanpa pandang bulu mengklakson setiap kendaraan yang menghalangi jalannya. Bahkan tak jarang dia mendapat makian akibat ulahnya itu. Tidak, bukan ingin menjadi jagoan namun ini urgent. Secepat mungkin dia harus sampai di sekolahan Darren putra sambungnya itu. Tadi dia tengah asik bermain ponsel namun tiba-tiba sebuah telfon masuk yang ternyata dari sang suami,, mengabarkan bahwa Darren berantem di sekolah mengharuskan orang tua datang ke sekolah dan kebetulan juga suaminya itu harus ke luar kota mendadak. Dan di sinilah Dena,, Akhirnya setelah hampir 15 menit berkendara dengan kecepatan yang sangat ekstrim mobil yang Dena kendarai telah tiba di depan sekolah sang putra sambung. Dia langsung turun berlari tanpa tentu arah karena dia juga gak tau harus

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 18

    "Dena lain kali jangan berbicara seperti itu pada Atika, bagaimanapun dia adalah Mama kandungnya Darren kalau dia mau ke sini ya biarkan saja" "Kok kamu jadi belain dia terus mojokin aku begini?" Dena merasa tak terima karena secara gak langsung Deva memojokkannya."Bukan begitu,," "Halahh bilang saja kamu masih cinta sama dia,, masih sayang sama dia? kenapa gak balikan? kenapa kamu malah mau dijodohkan dengan aku?" "Dena tunggu!! kenapa jadi merembet kemana-mana sih bukannya saya sudah bilang kemarin, saya dan Atika itu hanyalah masa lalu" "Terserah,,"Ada apa sih kok Mama denger dari luar kalian lagi ribut ya?" suara Mama Kumala terdengar memotong ucapan Dena."Mama!" panggil Deva, "Mama kok ke sini pagi-pagi gini?" lanjutnya bertanya."Memangnya kenapa Mama gak boleh ke sini?" "Gak bukan itu maksud Deva. Jelas boleh Ma" "Ini kalian kenapa Mama dengar dari luar kok kalian sepertinya ribut? selesaikan masalah dengan kepala dingin jangan sampai pertengkaran kecil jadi besar!!"

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 17

    "Bagaimana kamu berhasilkan mendekati Deva?" tanya Mama Tiwi alias Mama kandung Atika kepo.Atika tak berkata apapun namun dari wajahnya sudah terlihat jelas bahwa dia gagal."Pasti gagal itu" ucap Sherly dengan nada ejekan.Adik satu-satunya Atika itu tersenyum mengejek matanya fokus menatap televisi yang tengah menayangkan sebuah drama di depannya."Apa maksud lo?" sentak Atika tak terima apalagi setelah melihat ekspresi adiknya itu."Tapi benarkan yang gue katakan? lo gagal" Atika bungkam karena memang yang dikatakan Sherly benar adanya."Tuhkan lo diem berarti tebakan gue benar" ucapnya memberi pernyataan bukan lagi pertanyaan."Benar Tik kamu gagal?" Mama Tiwi menarik bahu sang putri mengarahkan pandangannya pada beliau."A-aku bukannya gagal,,""Terus apa, belum berhasil gitu maksud lo?" "Iya!" "Alahh bullshit ngaku aja kalau memang lo gagal udahlah nyerah aja sampai kapanpun lo gak akan bisa mendapatkan Mas Deva kembali" "Jaga ucapan lo gue yakin bisa mendapatkan Mas Deva

  • Mendadak Jadi Ibu Tiri   Bab 16

    Sampai di mall mereka segera menuju time zone yang berada di lantai 5 mall ini, tujuan utama mereka ke mall kan memang untuk mengajak Darren ke time zone.Dan demi mendekatkan Darren dengan sang Ibu kandung Deva menyuruh anaknya itu berjalan beriringan dengan Atika, menggandeng tangan wanita itu. Yahh walaupun diawal tadi mereka susah payah membujuk Darren karena bocah kecil itu tak mau tapi pada akhirnya dia mau juga.Deva dan Dena sendiri berjalan di belakang mereka dengan Dena yang menggandeng lengan Deva.Dia harus menjaga betul-betul suaminya,, itu kata Dena.Soalnya ada wanita yang sangat berpotensi mengambil suaminya,, ada di depan mereka."Tumben kamu terus menggandeng lengan saya mana erat banget lagi? jangan bilang kamu sudah jatuh cinta sama saya?"Dih pede mampus ini orang,, pikir Dena namun dia memilih untuk tidak mengutarakannya."Karena aku harus menjaga kamu Mas" dia memilih menjawab seperti itu."Maksudnya? emang saya anak kecil perlu dijaga segala?""Bukan karena kam

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status