Share

Stupid question

Tama masih diam di tempatnya dia terlihat kacau, atau jangan-jangan dia juga tidak tahu soal ini?

"Apa ... kamu yakin, kalau anak yang aku kandung ini anak kamu?"

Suaraku berhasil membuatnya menoleh. Tama beranjak dari tempatnya menuju ke arah kursi pasien, dia menarik kursi tersebut hingga berderit, kemudian diangkatnya dan berakhir dengan bantingan kencang yang memekakkan telinga. Dia melemparkan kursi itu sekuat tenaganya.

Aku tersentak, setelah itu keheningan menyekingkupi kami berdua. Tidak ada satupun yang memulai pembicaraan, dia juga berpaling dariku dengan nafas yang terengah-engah. Aku menatapnya masih dengan mata yang terbelalak dan tubuh yang bergetar, sampai dia membalikkan tubuhnya sendiri dan menatapku tajam.

Matanya tiba-tiba memerah dan suaranya berubah menjadi serak, "Gimana bisa kamu berpikir seperti itu?" Dia sama sekali tidak menutupi rasa kecewa dan sakit hatinya. Matanya menatapku tajam menandakan apa yang aku tanyakan merupakan hal yang bodoh, "anak itu pun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status