Share

Amarah Baskoro

“Selamat pagi Bos, selamat pagi nyonya—” sapaannya berhenti ketika melihat keberadaan Anggara di sana.

Firasatnya mendadak tidak enak. Apakah panggilan kali ini karena bocah itu yang telah mengadu pada bos besar?

Namun Yosi mencoba untuk menetralkan rasa was-wasnya. Hingga dia tak berniat menyapa Anggara yang berdiri menatapnya di sudut ruangan. Posisinya masih berdiri sembari menunduk.

“Aku tak mau banyak basa-basi. Langsung ke inti permasalahan.” Ucap Baskoro dengan tatapan tajam. Yosi tidak berani membalas tatapan bosnya. Dia masih menundukkan wajahnya dan menunggu dengan hati cemas.

“Kau bisa jelaskan, tujuanmu apa berada di rumah wanita itu?” Lanjut Baskoro.

Deg, ternyata benar dugaannya anak bosnya telah mengadu. Kini tamatlah riwayatnya. Yosi tidak bisa berkelit, dia mencari-cari alasan yang tepat, namun tak juga menemukannya.

“Hay, apa kau tuli? Jawab pertanyaanku!” Hardik Baskoro tak sabar.

“Maaf bos, saya bukan bermaksud merahasiakan ini, tapi yang meminta saya ke sana adal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status