Gilang langsung bersembunyi di sebalik tubuh Yulia, karena Rizal datang menghampiri mereka dengan wajah kesal. Sudah bisa ditebak pria itu akan memberikan dirinya buah bogem mentah lagi.
Sebab, sudah menceritakan rahasia yang seharusnya disembunyikan dari siapapun. Di luar dugaan Yuli berkata, "Tidak usah marah Pak! Karena saya sudah tau dari awal."Rizal langsung menatap ke arah Via yang ada di sampingnya, kemudian membawa gadis itu menuju pinggir sungai agar tidak ada yang mendengar perbincangan mereka berdua."Rizal lepaskan tangamu!" teriak Via.Rizal langsung melepaskan tangannya, kemudian menatap Via dengan tajam. Sebab, sudah menyebarkan tentang rahasia mereka pada sahabatnya."Kenapa kamu lakukan semua ini? Mau membuat saya malu?" tanya Rizal dengan ketus."Berbuat apa?" tanya Via balik. Karena dia tidak mengerti ucapan Rizal yang setengah-setengah.Kemudian, Rizal menjelaskan apa maksudnya dan Via menjawab kala"Teman-teman gak ada akhlaknya, gue gak buat kesalahan malah dihakimi secara masa," gerutu Zaskia saat melihat Via dan Yulia meninggalkannya.Kemudian, dia berkumpul dengan murid yang lain. Setelah selesai, mereka semua diminta untuk istirahat dan Zaskia kembali ke tenda.Namun, Via dan Yulia tidak ada dan dia langsung tidur tanpa memikirkan kedua sahabatnya.Via dan Yulia berada di parkiran Sebab, mereka tengah bergosip mencarikan apa yang akan terjadi setelah mereka pulang dari sekolah."Pak Rizal!" teriak Yulia dan mereka berdua langsung berhenti bergosip."Ngapain kalian di sini?!" tanya Rizal ketus."Tidak ada Pak, Anda mau ke mana?" tanya Yulia pelan saat melihat Rizal mengeluarkan motornya.Rizal menjelaskan kalau dia ingin mencari keperluan untuk nanti malam. Sebab, guru yang lain lupa membawa dan mengharuskannya pergi."Saya ikut ya, Pak!" pinta Yulia."Tidak! Saya ingin sendiri, tidak mau
Via menidurkan tubuh di sofa sambil memejamkan kedua matanya. Namun, sang mama datang menghampiri dirinya. Kemudian, mengelus rambut gadis cantik itu dengan lembut."Sayang, kamu sudah pulang? Sebaiknya mandi dulu, karena mama sudah menyiapkan makan malam," ujar Vina lembut.Via merasa sangat lelah, kemudian menganggukan kepala sambil bergegas bangun dan berjalan menuju kamarnya. Setelah itu mandi dan bersiap-siap untuk makan malam.Sayangnya, saat menidurkan tubuh di kasur gadis itu benar-benar tertidur karena merasa sangat lelah."Sayang, sudah siap mandi? Papa susah menunggu kita," ucap Vina dari luar pintu.Tidak ada jawaban, membuat Vina cemas dan membuka pintu kamar sang anak dan melihat Via tidur dengan pulas. Rasanya tidak tega membangunkannya."Biarkan sajalah dia tidur. Nanti kalau lapar pasti akan bangun," gumam Vina sambil berjalan keluar dari kamar sang anak.Kemudian, dia menghampiri sang suami yang ada di
PLAK! Rizal menampar pipi Gilang, karena lancang membuka ponselnya. Kemudian dia langsung bergegas pergi dari sana dengan keadaan marah."Sakitnya, dasar teman gila. Kalau bukan sahabat lama, sudah lama aku lenyapakn dia!" kesal Gilang sambil mengelus-elus pipinya yang terasa sangat sakit.***Dua hari kemudian …Pagi ini, Rizal datang jauh lebih awal dari biasanya. Sebab, dia ingin mengumpulkan semua murid untuk kelarifikasi mengenai hubungannya dan Via.Saat di parkiran, matanya melirik ke arah Zaskia yang baru saja datang dan memarkirkan motor tepat di sampingnya."Tunggu!" Zaskia langsung menoleh, kemudian tersenyum lebar pada Rizal dan pria itu langsung menghampirinya."Pagi Pak, maaf saya lupa menyapa Anda," ujar Zaskia dengan lembut."Itu tidak penting! Ada yang ingin saya tanyakan padamu," sahut Rizal datar."Ya apa itu, Pak?" tanya Zaskia dengan santai.Kemudian, Ri
"Ngapain Bapak ke sini?" tanya Via dengan ketus.Rizal mendekati gadis itu dan memberikan sapu tangan agar segera menghapus air matanya. Kemudian, Via mengambil sapu tangan itu dan bergegas pergi dari sana menuju kelas.Sebab, di kelas dia akan dari Rizal. Sedangkan pria hanya bisa diam melihat kepergian Via. Karena, tahu sekarang hubungan mereka seperti apa? Jauh berbeda dari sebelum dia menikah."Mungkin semua ini yang terbaik untuk kami," gumam Rizal lirih.Pria itu tidak marah dan menyalahkan dirinya. Sebab, ikhlas dengan takdir ini. Rizal hanya bisa menjalani dengan lapang dada. Berharap semua akan baik-baik saja kedepannya.***Satu Minggu kemudian…Via dan kedua sahabatnya berjalan-jalan di mall yang terbesar di kota mereka, tidak sengaja bertemu dengan Rizal dan sang istri yang tengah berbelanja."Via!" panggil Zahrah lembut.Via yang hendak kabur tidak jadi karena istri sang guru memanggilnya.
"Mau nganterin kamu pulang," sahut Rizal dengan datar tanpa ekspresi apa pun dari wajahnya.Via langsung melotot, karena Rizal terang-terangan menggodanya di depan sang sahabat. Sedangkan Zaskia dan Yulia, hanya diam dan menonton bak drama Korea yang ada di televisi."Istri Anda mana? Sana anterin dia aja! Ngapain nganterin saya pulang!" sahut Via dengan ketus.Zaskia dan Yulia terkejut melihat sikap ketus Via. Padahal, tadi saat di dalam mall gadis itu membeli dua gelang copley untuknya dan Rizal. Namun, sekarang mereka malah terlibat pertengkaran seperti kucing dan tikus."Ketus banget, kamu iri ya? Masih jomblo! Sedangkan saya, sudah memiliki pasangan," ledek Rizal, membuat darah Via mendidih dan menghampiri sang guru."Guru gila!" teriak Via sambil menginjak kaki Rizal dengan sangat kuat. Membuat pria itu meringis kesakitan."Sakit Via!" jerit Rizal, sambil mengelus-elus kakinya."Rasakan!" ledek Via dengan tawa.
Tanpa disadarinya ternyata Rizal sejak tadi mendengar dan berpikir apa yang disembunyikan sang istri darinya? Kemudian, pria itu langsung bergegas pergi sebelum ketahuan oleh Zahrah kalau dirinya tengah menguping.Sejak itu Rizal sama sekali tidak bisa berpikir tenang, apakah sang istri bermain gila dengan pria lain? Atau, semua terjadi karena dirinya yang tidak bisa memberikan nafkah batin?'Jika benar terjadi, saya harus berbuat apa? Kalau Zahrah bermain api dengan pria lain,' batin Rizal bingung.Pria itu bingung harus bersikap seperti apa dan ia berpikir untuk memberikan nafkah batin untuk Zahrah. Guna memastikan wanita itu benar masih segel atau tidak. Karena, sekarang yang ada dalam pikirannya sang istri sudah bermain gila dengan pria lain.Setelah selesai berbicara, Zahrah bergegas masuk ke dalam dan alangkah terkejutnya dia saat melihat Rizal sudah tidak mengenakan apa pun lagi."Mas, kamu mau apa?" tanya Zahrah dengan sedikit men
Rizal menoleh. Kemudian, membuang pandangannya. Sebab, ternyata Gilang yang memanggilnya dengan menirukan suara gaya bicaranya Via membuat dia benar-benar sangat kesal."Kamu punya masalah ya Zal?" tanya Gilang. Sebab, melihat pria itu merokok, tidak seperti biasanya."Setiap manusia itu pasti memiliki masalah Gilang, seperti saya! Karena, saya ini bukan robot melainkan manusia," ucap Rizal ketus.Kemudian, Gilang melihat ada gelang di tangan Rizal yang terlihat seperti gelang couple anak muda, dan dia memegangnya. Setelah itu tertawa lepas."Ternyata Kamu alay juga ya sama Zahrah, bisa pakai gelang couple gini," ucap Gilang dengan gelak tawanya."Ini bukan dari Zahrah. Tapi, tadi saya berjumpa dengan Via saat dia mall dan dia memberikan ini untuk gelang persahabatan," jelas Rizal. Spontan membuat Gilang tertawa."CK, gelang persahabatan dari mananya? Jika copley itu hanya untuk pasangan tidak untuk sahabat," sahut Gilang sa
Via terdiam sambil menatap ke arah Yulia begitu juga dengan sang sahabat, mereka berdua saling menatap. Karena, takut ketahuan sudah membahas hal dewasa oleh Vina."Kelihatannya asik sekali bicaranya, sampai mama terdengar loh di bawah kalian tertawa-tawa tadi," ujar Vina pelan. Membuat Via dan Yulia bernafas lega sebab wanita paruh buaya itu tidak mendengar percakapan mereka tadi."Iya nih Ma, Yulia gelitikin perut Via. Jadinya ketawa lepas deh," sahut Via dengan manja.Wanita itu menghampiri mereka dan kembali bercanda tawa sampai ketiga wanita cantik itu tertidur bersamaan.***Keesokan harinya. Kali ini Via terlambat. Karena, motornya mogok di tengah jalan membuat dia harus mendorong Vespa milik sang mama ke bengkel terdekat.Saat tengah berjalan ada sebuah motor berhenti di hadapannya, ia sangat tahu betul motor itu milik siapa. Karena, sudah sering memboncengnya."Ngapain kamu jalan, ingin terla