Tanpa disadarinya ternyata Rizal sejak tadi mendengar dan berpikir apa yang disembunyikan sang istri darinya? Kemudian, pria itu langsung bergegas pergi sebelum ketahuan oleh Zahrah kalau dirinya tengah menguping.
Sejak itu Rizal sama sekali tidak bisa berpikir tenang, apakah sang istri bermain gila dengan pria lain? Atau, semua terjadi karena dirinya yang tidak bisa memberikan nafkah batin?'Jika benar terjadi, saya harus berbuat apa? Kalau Zahrah bermain api dengan pria lain,' batin Rizal bingung.Pria itu bingung harus bersikap seperti apa dan ia berpikir untuk memberikan nafkah batin untuk Zahrah. Guna memastikan wanita itu benar masih segel atau tidak. Karena, sekarang yang ada dalam pikirannya sang istri sudah bermain gila dengan pria lain.Setelah selesai berbicara, Zahrah bergegas masuk ke dalam dan alangkah terkejutnya dia saat melihat Rizal sudah tidak mengenakan apa pun lagi."Mas, kamu mau apa?" tanya Zahrah dengan sedikit menRizal menoleh. Kemudian, membuang pandangannya. Sebab, ternyata Gilang yang memanggilnya dengan menirukan suara gaya bicaranya Via membuat dia benar-benar sangat kesal."Kamu punya masalah ya Zal?" tanya Gilang. Sebab, melihat pria itu merokok, tidak seperti biasanya."Setiap manusia itu pasti memiliki masalah Gilang, seperti saya! Karena, saya ini bukan robot melainkan manusia," ucap Rizal ketus.Kemudian, Gilang melihat ada gelang di tangan Rizal yang terlihat seperti gelang couple anak muda, dan dia memegangnya. Setelah itu tertawa lepas."Ternyata Kamu alay juga ya sama Zahrah, bisa pakai gelang couple gini," ucap Gilang dengan gelak tawanya."Ini bukan dari Zahrah. Tapi, tadi saya berjumpa dengan Via saat dia mall dan dia memberikan ini untuk gelang persahabatan," jelas Rizal. Spontan membuat Gilang tertawa."CK, gelang persahabatan dari mananya? Jika copley itu hanya untuk pasangan tidak untuk sahabat," sahut Gilang sa
Via terdiam sambil menatap ke arah Yulia begitu juga dengan sang sahabat, mereka berdua saling menatap. Karena, takut ketahuan sudah membahas hal dewasa oleh Vina."Kelihatannya asik sekali bicaranya, sampai mama terdengar loh di bawah kalian tertawa-tawa tadi," ujar Vina pelan. Membuat Via dan Yulia bernafas lega sebab wanita paruh buaya itu tidak mendengar percakapan mereka tadi."Iya nih Ma, Yulia gelitikin perut Via. Jadinya ketawa lepas deh," sahut Via dengan manja.Wanita itu menghampiri mereka dan kembali bercanda tawa sampai ketiga wanita cantik itu tertidur bersamaan.***Keesokan harinya. Kali ini Via terlambat. Karena, motornya mogok di tengah jalan membuat dia harus mendorong Vespa milik sang mama ke bengkel terdekat.Saat tengah berjalan ada sebuah motor berhenti di hadapannya, ia sangat tahu betul motor itu milik siapa. Karena, sudah sering memboncengnya."Ngapain kamu jalan, ingin terla
Rizal sangat terkejut. Karena, Zaskia mengirimkan foto sang istri bersama pria lain di sebuah club malam yang keberadaannya tidak jauh dari kosannya berada."Dari mana Zaskia mendapatkan foto Zahrah dan pria ini, saya sangat mengenalinya. Itu adalah mantan istri saya," gumam Rizal.Rizal sangat yakin jika pria itulah yang sudah merenggut ke virginan Zahrah. Namun, ia masih belum bisa menghapus bicara karena tidak memiliki bukti yang kuat."Saya akan terus mencari bukti itu agar bisa berpisah dari Zahrah. Karena, tidak mungkin baru beberapa hari menikah kami sudah bercerai, ditambah lagi tidak memiliki bukti yang tepat setidaknya saya harus mengumpulkan bukti itu dulu," tekad Rizal.***Semua murid berada di lapangan terkecuali Via, entar di mana gadis itu berada. Padahal, dia tahu jadwal hari ini adalah pelajaran penjas."Di mana Via?" tanya guru penjas itu dengan tegas."Kami tidak tahu Pak! Karena, sejak tadi tidak mel
Rizal duduk di samping Via. Kemudian, dia memesan bakso yang sama dengan garis itu. Sebab, merasa sangat lapar sejak pagi belum memakan apa pun. Karena, terus-menerus memikirkan Zahra.Ditambah lagi foto wanita itu bersama sang mantan berada di club malam, yang sudah pasti mereka menghabiskan malam bersama. Namun, pria itu tidak ingin mengambil keputusan sebelum memiliki bukti yang pasti."Bapak lagi ada masalah, kenapa sih mukanya cemburu gitu dari tadi saya perhatikan?" ujar Via sambil menyeruput kua baksonya."Namanya juga manusia pasti punya masalah dan ujian. Kalau tidak itu namanya hewan!" ketus Rizal.Via sangat kesal. Karena, niatnya tadi perhatian ingin mengurangkan beban pikiran pria itu. Namun, Rizal marah kepadanya membuat ia kehilangan simpati kepada sang guru."Dasar guru galak, dilembutin mala makin galak," gumam Via pelan agar Rizal tidak mendengarkannya.Telah selesai makan mereka berdua bergegas pergi masu
Setelah selesai menasehati Via dan Zaskia. Kini, Rizal meminum jus jeruk miliknya sampai habis. Sebab, sangat haus bicara panjang lebar dengan kedua muridnya."Ahkirnya selesai juga ceramahnya. Pak Rizal," gumam Zaskia pelan. Namun, sang guru masih bisa mendengarnya."Saya bukan ceramah! Tapi, menasihati kalian agar lebih sopan dengan yang lebih tua dari kalian!" bentak Rizal kesal."Iya Pak, mendingan Bapak pulang sana! Kasih istrinya nungguin," usir Via. Membuat Rizal langsung menatap tajam ke arah anak murid yang dicintainya."Itu urusan saya, ngapain juga kamu ngatur-ngatur!" sahut Rizal kesal.Via hanya diam, berpura-pura tidak mendengar ucapan sang guru. Kemudian, Rizal pergi dari sana karena ia sudah terlambat untuk mencari tahu sang istri benar bermain api atau tidak.Sedangkan Via, masih bergosip bersama kedua temannya. Setelah kantin tutup, mereka bergegas pulang ke rumah masingmasing. Via mengambil motornya di bengkel. Saat hendak pergi, matanya melihat Zahrah bersama seor
Sesampainya Zaskia di rumah Via, dia langsung masuk ke dalam karena sudah dipersilahkan masuk oleh art di sana. Gadis itu menunggu sang sahabat di ruang tamu sambil memikirkan uang dari Rizal untuk jajan apa."Sering-sering aja pak Rizal kayak gini, udah bakso gue dibayarin. Terus dikasih uang lagi," gumam Zaskia.Kemudian, gadis itu meminta agar art menyiapkan bakso yang dibawa tadi untuk Via sambil menunggu gadis cantik itu datang.Via baru selesai mandi. Karena, baru saja pulang sehabis mengikuti Zahrah tadi. Kemudian, berjalan keluar dan menghampiri Zaskia di ruang tamu."Ngapain kamu datang? Mana belum ganti baju. Pasti belum pulang, kan?" tanya Via sambil mendudukkan bokongnya di sofa."Iya, tau aja kamu," sahut Zaskia.Pada saat itu juga art Via datang dan membawa satu bangkuk bakso dan dua jus dingin segar untuk gadis itu dan Zaskia."Terima kasih Bi, bakso dari mana?" tanya Via pelan sambil meminum jus jeruk miliknya."Non Zaskia yang membawanya," jawab Lastri. Kemudian pergi
Rizal menjelaskan kalau itu adalah salah satu muridnya yang tidak memiliki kesopanan dan Zahrah percaya. Sebab, sang suami hanya diam saat gadis itu berbicara tidak sopan tadi."Ya sudah Mas, kamu tidur sana! Ini sudah malam, besok harus mengajar," ujar Zahrah lembut."Iya, kamu juga jangan begadang ya!" pesan Rizal sambil bergegas naik ke atas ranjang. Kemudian, dia menidurkan tubuhnya.Zahrah bergegas menyelesaikan pekerjaannya sambil membalas chat dari mantan pacarnya, yang sekarang menjadi selingkuhannya. Sebab, mereka berdua masih memiliki rasa.Tanpa Zahrah sadari, ternyata sejak tadi Rizal belum tidur. Dia hanya berpura-pura tidur agar mendapatkan sedikit bukti. Namun, ia malah tertidur sungguhan. Sebab, sangat lelah dan mengantuk.***Satu Minggu kemudian …Kini semua murid tengah melakukan ujian semester pertama. Rizal, terus mengawasi semua anak-anak agar tidak ada yang mencontek."Waktu kalian hampir
"Pak Edwin," ucap Via sambil menatap pria yang memanggilnya tadi."Kamu ada di sini?" tanya Pak Edwin.Via menjelaskan kalau dirinya tengah minum kopi. Kemudian, menoleh ke arah Zahrah. Namun, wanita itu sudah tidak ada lagi di sana. Membuat dia sedikit kesal."Tidak usah bayar! Biar saya saja!" ujar Pak Edwin pelan."Terima kasih Pak," jawab Via pelan.Kemudian, dia ingin pergi. Namun, tidak jadi karena ada Rizal yang baru saja datang dengan para guru yang lain duduk di bangkunya."Ada Via di sini," ucap Jenni pelan."Iya Bu, baru saja datang," jawab Via pelan.Semu guru mulai memakan kopi, dan membahas tentang sekolah. Membuat Via bosan. Namun, tidak berani berpamitan pulang dan mendengarkan mereka mengobrol dengan bermain ponselnya.Pak Rizal: Main ponsel terus. Liat saya! Via langsung menatap ke arah Rizal yang tengah mengobrol bersama guru lain. Namun, pria itu terus ciri-ciri pandang den