"Pak Edwin," ucap Via sambil menatap pria yang memanggilnya tadi.
"Kamu ada di sini?" tanya Pak Edwin.Via menjelaskan kalau dirinya tengah minum kopi. Kemudian, menoleh ke arah Zahrah. Namun, wanita itu sudah tidak ada lagi di sana. Membuat dia sedikit kesal."Tidak usah bayar! Biar saya saja!" ujar Pak Edwin pelan."Terima kasih Pak," jawab Via pelan.Kemudian, dia ingin pergi. Namun, tidak jadi karena ada Rizal yang baru saja datang dengan para guru yang lain duduk di bangkunya."Ada Via di sini," ucap Jenni pelan."Iya Bu, baru saja datang," jawab Via pelan.Semu guru mulai memakan kopi, dan membahas tentang sekolah. Membuat Via bosan. Namun, tidak berani berpamitan pulang dan mendengarkan mereka mengobrol dengan bermain ponselnya.Pak Rizal: Main ponsel terus. Liat saya!Via langsung menatap ke arah Rizal yang tengah mengobrol bersama guru lain. Namun, pria itu terus ciri-ciri pandang den"Bukan seperti itu. Pa," jekas Via. Agar sang ayah tidak salah paham. Walaupun kenyataannya memang benar dia menyukai sang guru."Papa pikir kamu benar suka dengan suami orang," sahut Yudha pelan.Yudha tidak ingin sang anak menyukai suami orang. Sebab, tidak ingin anaknya dijuluki sebagai plakor oleh orang-orang."Iya Pa," jawab Via pelan.Yudha bergegas pergi dari sana membuat Via bernapas lega. Kemudian, berjalan masuk ke dalam kamarnya dan menidurkan tubuh. Tanpa sadar dia tertidur dengan pulas tanpa berganti baju terlebih dahulu.Gadis itu bermimpi bersama dengan Rizal tengah menggendong anak kecil. Mereka bertiga sangat bahagia. Kemudian, Rizal berkata, "Sayang, i love you!" " I love you tou, sayangku!" balas Via dengan berteriak dan.Bruk! "Aaahhh!" Via terjatuh dari tempat tidur. Dia langsung bangun dan mengelus punggung yang terasa sangat sakit akibat terjatuh tadi."Sial banget abis mimpi pak Rizal, aku jatuh!" gram Via sambil menidurkan kembali tubuhnya di tempat tidur.Ke
Yulia berteriak saat melihat grup sekolahnya, tenyata mereka akan ujian pelajaran lain dari yang dipelajari tadi. Membuat dia harus belajar ulang."Ya ampun, kenapa aku tidak melihat saat kak Gilang ada di sini. Jadi, dia bisa membantu," gumam Yulia.Gadis itu terpaksa belajar ulang agar besok ujian dengan lancar. Walaupun, dia sangat lelah dan mengantuk saat ini.***Keesokan paginya …Via heran. Karena, Rizal tidak masuk hari ini. Padahal, biasanya pria itu tidak pernah mau libur walaupun tengah cuti sekalipun. Namun, hari ini tidak masuk? Ada apakah dengan pria itu. Membuat Via cemas. Namun, tidak bisa berbuat apa-apa. Sebab, sekarang dia harus melupakan pria itu."Vi, kamu mau tau gak? Kalau semalam, kak Gilang datang lagi ke rumah. Bahkan, nanti mengajak aku bertemu di cafe," ucap Yulia pelan."Yang benar?" tanya Via penasaran.Yulia menganggukkan kepala. Kemudian, menceritakan kalau dirinya serin
Via melotot. Sebab, melihat Zahrah yang membuka pintu. Membuatnya sangat terkejut dan malu."Maksudnya?" tanya Zahrah pelan sambil terus menatap Via.Via menjelaskan kalau dia bertanya seperti itu. Sebab, tidak berani masuk ke dalam jika tidak ada istri sang guru. Zahrah mempercayainya dan mereka masuk ke dalam."Dari mana kamu tau kalau Mas Rizal sakit?" tanya Zahrah pelan sambil berjalan masuk ke dalam kamar."Kata kak Gilang, tadi saya bertemunya di cafe," jawab Via pelan.Mereka masuk ke dalam kamar dan terlihat Rizal tidur dengan lema di tempat tidur. Kemudian, Via mendekat sang guru dan memegang kepala pria itu sangat panas."Bu, saya kompres Pak Rizal ya," ucap Via pelan."Iya Via, saya mau mandi sebentar ya. Baru pulang soalnya," sahut Zahrah sambil bergegas pergi dari sana menuju kamar mandi.Via menatap Rizal lirih. Kemudian, bergegas pergi ke dapur dan merebus air untuk mengompres sang guru. Setelah s
Mata Gilang membulat sempurna saat melihat Zahrah hanya mengenakan handuk. Kemudian, dia menutup mata dengan kedua tangan."Gilang, ngapain kamu di sini?!" tanya Zahrah kesal. Sebab, pria itu sudah melihat bentuk tubuh indahnya."Kata Via kamu tidak ada. Jadi, aku datang untuk melihat keadaan Rizal," jawab Gilang jujur.Zahrah menjelaskan kalau dirinya tadi menelpon dengan seseorang di belakang. Sebab, itu Via mengiranya pergi karena tidak ada di kamar mandi.Setelah jelas, Gilang berpamitan pergi dari sana untuk menghampiri Via dan mengatakan kalau Rizal sudah sembuh. Membuat gadis itu bernapas lega."Baguslah kalau begitu, aku bisa pulang dengan tenang," ucap Via pelan."Iya, tidak usah khawatir! Karena, ada istrinya di dalam," sahut Gilang.Via hanya menatap tajam ke arah pria itu. Kemudian, bergegas pergi dari sana karena hatinya mulai tidak karuan saat membayangkan Rizal berduaan dengan sang istri.
Riza menghampiri ketiga anak murid itu. Kemudian, duduk dan menatap mereka secara bergantian. Via dan kedua temannya hanya diam tidak mengatakan apapun sebab takut pria itu menasehati mereka lagi seperti kemarin."Aku balik duluan ya, soalnya tadi ibu bilang mau dibantuin buat kue," pamit Zaskia sambil bergegas pergi dari sana dengan secepat kilat."Iya aku juga balik ya, soalnya tadi masih banyak pekerjaan harus dikerjakan kamu tahu bukan kalau aku juga bekerja sampingan," pamit Yulia juga.Via hanya menatap kepergian kedua sahabatnya. Kemudian, dia menutup Rizal dan bergegas bangun jangan pergi di atas pangkuan Rizal."Maaf Pak," ujar Via sampai bergegas bangun dan merapikan penampilannya."Kenapa kamu ingin pergi terburu-buru?" tanya Rizal pelan."Maaf Pak, saya juga banyak pekerjaan," sahut Via.Via menjelaskan kalau dirinya banyak pekerjaan. Namun, Rizal sama sekali tidak mempercayainya dan memi
Kemudian mereka kembali bercerita kembali setelah sekian lama tidak bertemu, pak Bima adalah teman almarhum ayahnya Rizal dan mereka masih sering bersilaturahmi sebab itu pria paruh baya tersebut menawarkan pekerjaan padanya dengan gaji yang lumayan besar.'Jika saya tidak mengajari SMA itu lagi, artinya jarang bertemu dengan Via. Sebaiknya jangan terima dulu tawaran Pak Bima,' batin Rizal.*** Via tidak pulang ke rumah melainkan pergi ke kantor papa sekarang untuk melihat keadaan di sana. Sebab, beberapa tahun lagi ia akan menjadi CEO pikirnya. Padahal, sang papa mempunyai rencana yang lain tanpa ia ketahui."Sore adik yang manis dan cantik juga imut," sapa asisten sang papa."Sore juga Pak Angga," sahut Via dengan lembut."Mau bertemu dengan Pak Yudha ya?" tanya Angga dan Via menganggukan kepalanya. Kemudian, pria itu mengantarkannya ke ruangan sang papa.Via berjalan menghampiri papanya yang tengah bek
Via heran kenapa Zahra mengiranya pulang bareng dengan Rizal. Kemudian, dia bertanya kenapa usaha mengucapkan hal itu?"Bukankah kalian satu sekolah? Wajar jika aku bertanya pulang bareng atau tidak," jelas Zahrah."Maaf Bu. Tapi, saya tidak ingin pulang bareng dengan pria yang menyebalkan itu. Bahkan, di menjadi guru galak membuat saya kesal!" terang Via.Kemudian, gadis itu menceritakan betapa menyebalkan Rizal saat mengajar di sekolah seringkali menghukumnya. Bahkan, menceramahinya juga jika membuat kesalahan.Hal itu Itu membuat Zahrah yakin kalau Via bukanlah wanita yang dicintai oleh sang suami. Kemudian, dia mencurigai Zaskia sebab wanita itu pernah diberi uang oleh suaminya."Oh iya Via, bagaimana dengan Zaskia dan pak Rizal Apakah mereka dekat?" tanya Zahra penuh selidik.Via heran mengapa istri sang guru bertanya seperti itu. Kemudian, dia menjelaskan betapa dekatnya Zaskia dan Rizal. Sebab, mereka kenal lebih lama. Bahkan, sudah hampir tiga tahun sedangkan dirinya baru beb
Via hanya diam. Karena, dia masih saja memikirkan Rizal. Kemudian, dia bergegas pergi dari sana tanpa mengatakan apa pun membuat kedua sahabatnya heran kenapa dengan gadis itu?"Sudahlah tidak usah dipikirkan, dia itu masih memikirkan guru galaknya," ujar Zaskia sambil terus menatap kepergian Via.Yulia menganggukkan kepala. Karena, dia berpikir hal yang sama seperti yang dipikirkan oleh Zaskia. Kemudian, mereka berdua bergegas pergi dari sana untuk melanjutkan aktivitas masing-masing.***Hari ini adalah hari di mana semua murid menunggu hasil ujian kelulusan mereka. Semua murid tengah mencari nama mereka di dinding sekolah siapa saja yang lulus dengan nilai terbaik.Namun, Via hanya diam tidak bersemangat. Karena, ia tahu kalau dirinya tidak akan mendapatkan nilai terbaik seperti saat ia di sekolah sebelumnya, tidak pernah mendapatkan nilai bagus."Kenapa tidak melihat namamu di dinding?" tanya Zaskia bingung kenapa sang sahabat hanya diam."Tidak usah dilihat! Aku sudah tahu hasiln
Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Via dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
2 Minggu kemudian.Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini ke
Belum sempat mereka semua berbicara kepada Iqbal, Rizal pun telah datang membuat mereka hanya diam saja karena tidak ingin membuat suasana keruh atau yang lainnya."Ayah!" teriak Iqbal sambil berlari memeluk Rizal dengan sangat lembut, membuat semua yang ada di sana hanya diam saja sambil menatap ke arah mereka sebab Rizal terlihat seperti ayah kandung untuk Iqbal."Ayah dari mana saja? Iqbal dari tadi mencari Ayah terus-menerus?" tanya Iqbal sambil melepaskan pelukannya yang membuatnya kepada bocah itu."Tadi ayah keluar sebentar, 'kan Iqbal bersama dengan tante Via, kenapa harus mencari-cari ayah?" sahut Rizal, membuat Iqbal menganggukkan kepalanya."Tadi Iqbal sudah tanya sama tante Via katanya Ayah lagi keluar sebentar, dan Iqbal mah minta tante Via untuk mengatakan kepada Ayah cepat pulang. Karena Iqbal di sini sendirian walaupun ada tante Via," jawab Iqbal dengan polos. Kemudian Rizal menatap semua teman-temannya."Kalian semua sudah lama nyampe di sini?" tanya Rizal, dan mereka
"Silakan saja Pak katakan apa yang ingin Bapak ucapkan. Karena, saya tidak ingin berlama-lama kita berdua takutnya Iqbal nanti mencari Anda, bukankah dia menganggap anda sebagai ayahnya atau memang benar Anda itu memang ayah kandungnya, saya kan tidak mengetahui apa yang sudah Anda lakukan bersama Bu Zahra sewaktu menikah, tidak mungkin suami istri yang tinggal bersama tidak melakukan hubungan suami istri, hal itu benar-benar mustahil!" ucap Via dengan kesal membuat Rizal mengelengkan kepala. Karena, memang tidak ada orang yang percaya kepadanya kalau dia tidak pernah menyentuh Zahra saat masa pernikahan mereka karena dia juga tidak mencintai wanita itu."Percuma saya menjelaskan panjang lebar jika orang yang ada di hadapi saya tidak pernah mendengar, dan tidak akan pernah percaya jadi sekarang saya minta bantuan kepada kamu, untuk membuat Iqbal bahagia di sini agar kita bisa mengambil sampel untuk melakukan tes DNA. Karena saya tidak ingin membawa dia ke rumah sakit nantinya dia akan
Keesokan harinya Rizal mendatangi rumah Zahra dan dia pun melihat wanita itu tengah bermain bersama dengan Iqbal di halaman rumah, dan dia pun langsung menghampiri mantan istrinya tersebut. Karena niatnya datang ke sini ingin membawa Iqbal untuk melakukan tes DNA agar membuktikan bahwa anak laki-laki tersebut bukanlah anak kandungnya melainkan anak selingkuhannya."Wah Iqbal, lihatlah Ayahmu datang ke sini pasti dia sangat merindukanmu dan pasti dia juga ingin bermain denganmu," ucap Zahra dengan girang sambil tersenyum manis menatap sang anak sehingga bocah kecil itu pun tersenyum."Ayah! Iqbal sangat merindukan Ayah!" teriak bocah laki-laki itu sambil memeluk Rizal, membuat pria itu pun terdiam rasanya dia bersedih melihat Iqbal menjadi korban keegoisan Zahra, dan dia pun melepaskan pelukan mereka dan duduk di samping Zahra."Saya ingin membawa Iqbal untuk rumah sakit melakukan tes yang diminta oleh Via. Karena, saya ingin membuktikan kalau memang benar kami tidak memiliki hubungan