2 Minggu kemudian.
Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini keVia dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Semua murid yang ada di halaman sekolah dan di kantin berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. Sebab bel sudah berbunyi yang menandakan jam pelajaran akan segera dimulai.Namun, tidak dengan Via, gadis berusia 19 tahun itu masih santai berjalan masuk ke dalam sekolah. Langkahnya terhenti saat seorang guru muda berdiri di hadapan dia dengan sorot mata tajam. "Kamu terlambat lagi!" seru Rizal."Terlambat dari mana, Pak? Saya sudah sampai di sini saat bel berbunyi," protes Via pelan. Entah kenapa, sang guru sangat galak padanya sejak awal dia masuk sekolah ini.Rizal diam, kemudian membawa Via menuju lapangan sekolah dan meminta gadis itu untuk berjemur sampai jam istirahat tiba.Hal itu membuat Via tidak terima, karena dia sudah sampai di sekolah sebelum bel berbunyi. Namun, Rizal tetap menghukumnya."Kenapa Bapak mala menghukum saya? Padahal, saat bel berbunyi saya sudah tiba di sekolah!" protes Via, karena Rizal memberikannya hukuman padanya.Gadis itu sama sekali tidak takut akan ta
Via spontan langsung melepaskan pelukannya, karena kehadiran kepala sekolah. Terlihat pria itu sudah salah paham dengannya dan Rizal.Kepala sekolah itu berjalan menuju mereka berdua, kemudian menatap Via dan Rizal secara bergantian dengan tajam."Apa yang kalian berdua lakukan di sini?!" tanya Pak Edwin ketus penuh selidik."Saya ingin menghukum Via. Pak," jawab Rizal dingin.Edwin menggelengkan kepala, kemudian meminta agar Rizal dan Via berdamai. Sebab, mereka berdua seperti kucing dan tikus. Tidak pernah akur selama ini."Saya tidak sudi! Berdamai dengan guru galak itu. Pak Edwin," ujar Via pelan sambil menatap ke arah Rizal."Saya juga tidak sudi! Kamu pikir, saya mau berdamai dengan murid seperti kamu! Tidak pernah disiplin!" sahut Rizal yang tidak mau kalah dari sang murid. "CUKUP!" bentak Pak Edwin.Via dan Rizal langsung diam dan menatap ke arah Kepala sekolah. Kemudian, mereka diberikan pilihan mau berdamai atau dikeluarkan dari sekolah ini.Hal itu membuat Rizal tidak puny
Via membuka mata dengan perlahan. Kepalanya terasa sakit, dan dia melihat adanya Rizal di sini. Membuat gadis cantik itu sangat terkejut."Aaahhh!" jerit Via.Spontan Rizal terkejut dan menghampiri gadis cantik tersebut dan berkata, "Kenapa?" "Ngapain Anda ada di kam–" Via tidak meneruskan ucapannya, karena dia melihat kamar yang berbeda dari miliknya.Kamar ini sangat kecil. Bahkan, pintu kamar mandinya sangat buluk dimata Via. Sangat jauh berbeda dari miliknya."Ini kamar saya!" terang Rizal ketus sambil duduk di samping Via."Saya yakin pasti kamu mau macam-macam, 'kan? Membawa saya ke rumah buluk ini!" tuduh Via.Rizal menggelengkan kepala, karena gadis cantik ini sangat sombong menghina kos-kosannya buluk."Kamu tidak tahu berterima kasih! Sudah saya selamatkan dari permen tadi!" kesal Rizal. Sebab, Via bukannya mengucapkan terima kasih malah menghina dia."Liat kepala kamu itu! Sudah saya obati!" kesal Rizal sambil bergegas bangun dari duduknya."Tunggu! Semua ini terjadi karen