Via spontan langsung melepaskan pelukannya, karena kehadiran kepala sekolah. Terlihat pria itu sudah salah paham dengannya dan Rizal.
Kepala sekolah itu berjalan menuju mereka berdua, kemudian menatap Via dan Rizal secara bergantian dengan tajam."Apa yang kalian berdua lakukan di sini?!" tanya Pak Edwin ketus penuh selidik."Saya ingin menghukum Via. Pak," jawab Rizal dingin.Edwin menggelengkan kepala, kemudian meminta agar Rizal dan Via berdamai. Sebab, mereka berdua seperti kucing dan tikus. Tidak pernah akur selama ini."Saya tidak sudi! Berdamai dengan guru galak itu. Pak Edwin," ujar Via pelan sambil menatap ke arah Rizal."Saya juga tidak sudi! Kamu pikir, saya mau berdamai dengan murid seperti kamu! Tidak pernah disiplin!" sahut Rizal yang tidak mau kalah dari sang murid."CUKUP!" bentak Pak Edwin.Via dan Rizal langsung diam dan menatap ke arah Kepala sekolah. Kemudian, mereka diberikan pilihan mau berdamai atau dikeluarkan dari sekolah ini.Hal itu membuat Rizal tidak punya pilihan dan berdamai secara pura-pura, agar mereka tidak dikeluarkan dari sekolah ini."Mulai sekarang kita berdamai ya!" Rizal berucap dengan sangat lembut sambil memeluk Via.Kemudian dia berbisik, "Kamu jangan baper ya! Saya bersikap manis hanya di depan Pak Edwin saja!""Kamu pikir saya sudi berdamai dengan Anda. Tidak!" balas Via dengan berbisik agar Pak Edwin tidak mendengar.Kepala sekolah itu tersenyum, dia senang akhirnya tikus dan kucing sudah berdamai. Setelah mendengar ancamannya."Saya sangat senang melihat kalian berdamai," ujar Pak Edwin lembut.Rizal dan Via melepaskan pelukan mereka, dan tersenyum kepada kepala sekolah agar sandiwara keduanya aman."Kami permisi dulu ya Pak! Kelas sudah mau mulai," pamit Rizal sambil menggandeng tangan Via keluar dari ruangan guru.Rizal membawa Via masuk ke dalam kelas, karena dia belum selesai minta pertanggung jawaban dari gadis itu yang sudah membuat ban motornya kempes.Setelah sampai di kelas, Rizal menghempaskan tangan Via membuat gadis itu terhuyung ke samping."Rizal! Brengsek kamu!" teriak Via kesal.Sebab, dia hampir saja menabrak meja akibat pria itu menghempaskan tangannya dengan kasar."Kamu yang brengsek! Marah kepada saya. Tapi, balas dendam pada motor saya!" balas Rizal ketus.Via membuang pandangannya ke arah lain. Karena dia benar-benar sangat kesal pada guru galak itu. Ya, walaupun pria itu tampan, tetapi ia tidak menyukai kegalakannya."Kalau kamu tidak mau bertanggung jawab, saya akan memberitahumu kepala sekolah kalau kita tidak berdamai, dan dikeluarkan dari sekolah ini!" ancaman Rizal membuat Via takut.Sebab, dia baru tiga bulan pindah ke sekolah ini. Yang benar saja ia harus berpindah ke sekolah lain, kalau Pak Edwin mengeluarkannya."Baiklah, saya akan tanggung jawab. Puas?!" kesel Via.Rizal tidak menjawab ucapan Via, karena apa yang dia mau sudah didapatkan. Pria itu duduk di bangku dan bel berbunyi. Semua murid berbondong-bondong masuk ke dalam kesel."Anak-anak, kerjakan tugas kalian! Jika ada yang ingin tidur, silahkan keluar dari sini!" Rizal menatap ke arah Via saat mengatakan hal itu.Terlihat jelas kalau pria itu tengah menyindir Via yang sering kali tidur di dalam kelas saat Rizal mengajar.Namun, Via sama sekali tidak peduli. Sebab, dia tidak tersindir akan ucapan Rizal dan mengerjakan tugas yang diminta guru galak tersebut.Setelah selesai mengerjakan tugas masing-masing, semua murid bergegas pulang. Sebab, jam belajar mereka sudah habis. Namun, tidak dengan Via, karena gadis itu harus membuat moto Rizal seperti semua."Anda gila ya! Mana mungkin saya mendorong motor butut ini ke bengkel!" seru Via."Hei! Enak saja mengatakan motor saya butut!" sahut Rizal kesal motornya dihina oleh Via.Padahal, dia baru membeli motor itu beberapa bulan lalu. Namun, dimata Via butut."Sekarang kamu dorong motor saya, sampai bengkel di depan sana!" perintah Rizal.Via sangat kesal mendorong motor butut Rizal. Sebab, ia tidak pernah memegang motor sama sekali, karena biasanya selalu naik mobil.Via ngos-ngosan mendorong motor Rizal sampai di bengkel yang tidak jauh dari sekolah mereka. Kemudian, dia duduk sambil mengatur nafas karena sangat lelah."Sialan tuh guru galak, cuma ngeliat muridnya doang! Emang gak ada pikirannya!" kelas Via.Rizal hanya diam melihat Via kelelahan, kemudian dia mengambil motornya yang sudah selesai. Setelah itu, menatap Via."Hei! Mau pulang atau tetap di sini?" tanya Rizal ketus."Maaf Bapak Rizal yang terhormat, saya tidak mau naik motor butut itu! Nanti supir menjemput saya," sahut Via sombong.Rizal tersenyum simpul, karena supir yang menjemput Via sudah pulang. Sebab, dia mengatakan gadis itu akan pulang bersamanya sebelum sang murid keluar dari kelas tadi."Dasar brengsek!" kesal Via berlari menghampiri Rizal.Kemudian, menginjak kaki pria itu sehingga Rizal meringis dan meninggalkan gadis itu sendirian di bengkel."RIZAL BRENGSEK!" teriak Via kesal sambil terus menatap kepergian Rizal yang sudah menjauh.Gadis cantik itu berjalan sambil terus menelpon sang papa. Namun, sayang sekali tidak bisa. Bahkan, supirnya juga tidak bisa dihubungi."Ini semua karena Rizal brengsek itu!" kesal Via.Gadis cantik itu berhenti tepat di bangku tunggu bis, sambil terus menghubungi sang papa walaupun tidak bisa. Dia berharap ada temannya yang lewat dan membonceng dirinya.Namun, sayang sekali, setelah 30 menit duduk tidak ada orang yang dikenal lewat. Bahkan, sekarang jalanan ini sangat sunyi. Membuat Via sangat takut dan cemas."Kalau sampai terjadi sesuatu padaku, Rizal harus bertanggung jawab," gumam Via sambil berjalan.Tiba-tiba saja ada seseorang pria bertubuh kekar menghentikan motor tepat di hadapannya. Membuat Via sangat takut, melihat tato di sekujur tubuh pria itu."Siapa kamu? Mau apa berhenti di sini?!" tanya Via dengan nada bergetar."Jangan galak-galak adik manis, di sini abang antar pulang," sahut pria itu.Via langsung berlari dan pria itu mengejarnya, membuat Via benar-benar sangat takut dan terus mengumpat Rizal. Gadis itu tersandung dan jatuh ke trotoar, kepalanya terluka mengeluarkan darah."Apa ini?!" teriak Via, dan gadis itu pingsan karena fobia darah.Pria bertubuh kekar itu tertawa puas, karena Via pingsan dan memudahkan dia membawanya. Namun, saat hendak mengangkat gadis cantik itu.Tiba-tiba saja pria itu dipukul oleh seseorang dari belakang, membuat dia meletakan Via kembali dan menoleh."Jangan apa-apakan anak murid saya?" teriak Rizal."Jangan ikut campur kau!" teriak pria itu.Rizal langsung memberikan pukulan bertubi-tubi pada pria itu sampai pingsan. Kemudian, dia menghampiri Via dan membawa sang murid pergi dari sana.Bersambung.Via membuka mata dengan perlahan. Kepalanya terasa sakit, dan dia melihat adanya Rizal di sini. Membuat gadis cantik itu sangat terkejut."Aaahhh!" jerit Via.Spontan Rizal terkejut dan menghampiri gadis cantik tersebut dan berkata, "Kenapa?" "Ngapain Anda ada di kam–" Via tidak meneruskan ucapannya, karena dia melihat kamar yang berbeda dari miliknya.Kamar ini sangat kecil. Bahkan, pintu kamar mandinya sangat buluk dimata Via. Sangat jauh berbeda dari miliknya."Ini kamar saya!" terang Rizal ketus sambil duduk di samping Via."Saya yakin pasti kamu mau macam-macam, 'kan? Membawa saya ke rumah buluk ini!" tuduh Via.Rizal menggelengkan kepala, karena gadis cantik ini sangat sombong menghina kos-kosannya buluk."Kamu tidak tahu berterima kasih! Sudah saya selamatkan dari permen tadi!" kesal Rizal. Sebab, Via bukannya mengucapkan terima kasih malah menghina dia."Liat kepala kamu itu! Sudah saya obati!" kesal Rizal sambil bergegas bangun dari duduknya."Tunggu! Semua ini terjadi karen
Rizal langsung bangun dan merapikan penampilannya. Kemudian, melihat Via yang belum sadarkan diri. Pria itu bingung, siapa yang menarik tangannya tadi."Kenapa Bapak peluk Via? Mau ngambil kesempatan ya?" tuduh Yulia."Tadi saya tersandung saat mau pergi!" sahut Rizal ketus dan dia pergi dari sana.Sebab, tidak ingin semua anak muridnya berpikir yang bukan-bukan. Pada saat itu juga Via membuka kedua matanya. Ya, walaupun sebenarnya dia sudah sadar sejak bidan datang tadi."Via, elo kenapa?" tanya Yulia cemas."Kami cemas tau," tambah temannya yang lain."Gak tau deh, seperti biasa. Kalau lagi datang bulan pasti pusing liat darah," sahut Via lemas.Mereka semua bertanya-tanya kenapa Rizal sangat baik pada Via, dan gadis itu juga tidak tahu. Sebab, ia merasa kalau sang guru memiliki rasa yang sama seperti ia rasakan.Bel berbunyi, semua anak murid masuk ke dalam kelas. Sedangkan Via, masih di UKS, sebab kepalanya masih terasa pusing."Rasanya bisa memeluk baju Rizal, aku sangat bahagia,
Via menoleh dan melihat Yulia memegang pundaknya. Kemudian, gadis itu memeluk sang sahabat dengan erat. Sebab, merasa sangat bersedih dan terpukul atas berita pernikahan Rizal besok."Via, kamu kenapa? Ayo cerita saja!" tanya Yulia lembut.Via mulai berhenti menangis dan menceritakan tentang perasaannya untuk Rizal. Hal itu membuat Yulia terkejut, karena dia pikir sang sahabat dan Rizal bermusuhan. Namun, dia salah, ternyata Via menyukai guru galak tersebut."Via, kamu sekarang pergi ke rumah pak Rizal dan temui dia. Katakan apa saja yang kamu mau! Sebelum dia menikah besok," usul Yulia.Via diam dan memikirkan usul Yulia. Kemudian, menganggukan kepala, kara dia mengikuti usul sang sahabat untuk bertemu dengan Rizal dan mengungkapkan isi hatinya."Terima kasih ya Yulia, kamu buat aku semangat lagi," ujar Via lembut sambil memeluk sang sahabat."Sama-sama," jawab Yulia lembut.Via bergegas pergi dari sana. Sebab, ingin pergi menuju rumah orang tua Rizal yang jaraknya lumayan jauh dari
Via membuka kedua matanya dan melihat sekeliling ramai sekali orang. Bahkan, Rizal ada di sampingnya bersama dengan seorang wanita yang memakai gaun pengantin warna putih.Hati Via terasa teriris-iris dan berdenyut dengan sangat kencang, saat melihat pria yang ia cintai sekarang sudah menjadi suami orang lain."Via, kamu sudah sadar?" tanya Rizal dengan sangat cemas."Neng, kenapa tadi menghentikan pernikahannya Rizal?" tanya Maryam ibu kandung Rizal."Memangnya kalian memiliki hubungan?" tambah Ratna bibinya Rizal.Via masih diam, karena dia bingung harus menjawab apa. Sebab, tadi hatinya benar-benar sangat sakit dan ingin menghentikan pernikahan pria yang dicintai. Namun, sayangnya semua sudah terlambat.Rizal sudah menjadi suami wanita lain dan gadis cantik itu menangis tersedu-sedu, membuat semua orang bingung dan cemas takut Rizal sudah berbuat gila dengan Via."Rizal, kamu ngapain sebenarnya anak orang?!" tanya Maryam kesal."Rizal tidak berbuat apa-apa Bu. Sumpah!" sahut Rizal.
Via langsung menoleh ke arah Zahra begitu juga dengan Rizal, dan wanita itu menghampiri mereka berdua. Kemudian duduk di bibir ranjang."Sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa?" tanya Zahra penuh selidik sambil menatap wajah sang suami."Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa Bu, cuma saya salah paham saja. Soalnya pacar saya itu namanya Khairul Rizal juga," jawab Via cepat.Rizal hanya diam saat Via berbohong sebab tidak ingin hubungan mereka terbongkar. Walaupun, mereka belum menjalin kasih."Ya sudah, kamu lebih baik makan dulu ya," ujar Zahra lembut.Via menganggukan kepalanya. Kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Zahra. Sedangkan Rizal, masih di sana dan merapikan penampilan agar tidak ada yang mengetahui kalau dirinya habis menangis.Sesampainya di ruang tamu Via disambut hangat oleh orang tua Rizal dan juga keluarga Rizal. Bahkan, keluarga Zahrah juga."Oh, jadi Via ini anak muridnya Rizal," ujar M
"Tidak Bu, itu hanya pemikiran saya saja!" sahut Via dengan gugup.Rizal bernapas dengan lega, kemudian mereka kembali menyantap hidangan sampai selesai dan para keluarga Zahrah pulang. Sedangkan Via, tidur di sofa panjang karena dia sangat kenyang sampai tidak sadar ketiduran."Maaf ya Pak, saya juga tidak tau Via ada di sini. Dia sedang tidur habis makan siang dengan kami semua," ucap Rizal dari telepon.Orang tua Via lega mendapatkan kabar dari Rizal, karena gadis itu sudah dua hari tidak pulang ke rumah. Bahkan, mereka sampai menghubungi polisi agar sang anak ditemukan."Baik Pak, biar besok dia pulang bersama dengan kami saja! Sebab, sekarang hari sudah semakin sore," terang Rizal.Kedua orang tua Via mengerti dan membiarkan sang anak di sana. Sebab, mereka percaya pada Rizal. Setelah memutuskan sambungan telepon, pria itu berjalan mendekati sang murid yang masih tidur.Rizal membereskan kamar tamu untuk Via, karena saudaran
Rizal bergegas bangun dan merapikan penampilannya, kemudian menatap tajam Via yang baru bangun dan berkata, "Kok saya ada di kamar Pak?" "Banyak tanya! Cepat sekarang ke kamar saya," sahut Rizal ketus."Mau ngapain? Seharusnya Bapak lagi malam pertama sama bu Zahrah, kenapa saya disuruh ke kamar Anda?" tanya Via.Rizal tidak mengatakan apa-apa, kemudian membawa gadis itu ke kamarnya dan mengatakan kalau Zahrah ingin bertemu. Via, mengerti dan masuk ke dalam kamar Rizal."Via, sekarang mandi ya! Pakai baju milikku ini. Setelah itu, kita makan malam," ujar Zahrah dengan lembut."Baik Bu," sahut Via lembut.Gadis itu tersenyum dan mengambil baju milik Zahrah, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri sambil terus berpikir bagaimana caranya pulang, karena hari sudah malam.Via juga berpikir, pasti kedua orang tuanya sangat cemas dan memikirkan dirinya yang tak kunjung pulang sudah dua hari ini.
Via langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian menghampiri Rizal yang berada tepat di depan pintu kamar. Pria itu terlihat seperti biasa, ketus dan datar."Ada apa ya, Pak?" tanya Via pelan."Kamu berisik! Mengganggu saja!" sahut Rizal dengan ketus.Hal itu membuat Via kesal, karena sang guru ketus. Padahal, mereka berdua sudah saling menyatakan cinta walaupun tidak bisa bersama. Tetap, keduanya sudah mengakui saling cinta."Bapak ini kenapa sih! Selalu ketus?" tanya Via sambil terus menatap wajah Rizal."Tidak ada, kamu hanya mengganggu saya?" sahut Rizal ketus dan pergi dari sana.Sebab, sudah melihat wajah Via dia bisa tidur dengan nyenyak di sofa ruang tamu. Karena, Rizal tidak ingin tidur di kamar yang sama dengan Zahrah. Padahal, mereka baru menikah, seharusnya menikmati indahnya malam pertama."Tidak jelas sekali!" gram Via.Gadis itu menidurkan tubuh dan tertidur pulas. Tanpa disadarinya, Rizal berulan
Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Via dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
2 Minggu kemudian.Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini ke
Belum sempat mereka semua berbicara kepada Iqbal, Rizal pun telah datang membuat mereka hanya diam saja karena tidak ingin membuat suasana keruh atau yang lainnya."Ayah!" teriak Iqbal sambil berlari memeluk Rizal dengan sangat lembut, membuat semua yang ada di sana hanya diam saja sambil menatap ke arah mereka sebab Rizal terlihat seperti ayah kandung untuk Iqbal."Ayah dari mana saja? Iqbal dari tadi mencari Ayah terus-menerus?" tanya Iqbal sambil melepaskan pelukannya yang membuatnya kepada bocah itu."Tadi ayah keluar sebentar, 'kan Iqbal bersama dengan tante Via, kenapa harus mencari-cari ayah?" sahut Rizal, membuat Iqbal menganggukkan kepalanya."Tadi Iqbal sudah tanya sama tante Via katanya Ayah lagi keluar sebentar, dan Iqbal mah minta tante Via untuk mengatakan kepada Ayah cepat pulang. Karena Iqbal di sini sendirian walaupun ada tante Via," jawab Iqbal dengan polos. Kemudian Rizal menatap semua teman-temannya."Kalian semua sudah lama nyampe di sini?" tanya Rizal, dan mereka
"Silakan saja Pak katakan apa yang ingin Bapak ucapkan. Karena, saya tidak ingin berlama-lama kita berdua takutnya Iqbal nanti mencari Anda, bukankah dia menganggap anda sebagai ayahnya atau memang benar Anda itu memang ayah kandungnya, saya kan tidak mengetahui apa yang sudah Anda lakukan bersama Bu Zahra sewaktu menikah, tidak mungkin suami istri yang tinggal bersama tidak melakukan hubungan suami istri, hal itu benar-benar mustahil!" ucap Via dengan kesal membuat Rizal mengelengkan kepala. Karena, memang tidak ada orang yang percaya kepadanya kalau dia tidak pernah menyentuh Zahra saat masa pernikahan mereka karena dia juga tidak mencintai wanita itu."Percuma saya menjelaskan panjang lebar jika orang yang ada di hadapi saya tidak pernah mendengar, dan tidak akan pernah percaya jadi sekarang saya minta bantuan kepada kamu, untuk membuat Iqbal bahagia di sini agar kita bisa mengambil sampel untuk melakukan tes DNA. Karena saya tidak ingin membawa dia ke rumah sakit nantinya dia akan
Keesokan harinya Rizal mendatangi rumah Zahra dan dia pun melihat wanita itu tengah bermain bersama dengan Iqbal di halaman rumah, dan dia pun langsung menghampiri mantan istrinya tersebut. Karena niatnya datang ke sini ingin membawa Iqbal untuk melakukan tes DNA agar membuktikan bahwa anak laki-laki tersebut bukanlah anak kandungnya melainkan anak selingkuhannya."Wah Iqbal, lihatlah Ayahmu datang ke sini pasti dia sangat merindukanmu dan pasti dia juga ingin bermain denganmu," ucap Zahra dengan girang sambil tersenyum manis menatap sang anak sehingga bocah kecil itu pun tersenyum."Ayah! Iqbal sangat merindukan Ayah!" teriak bocah laki-laki itu sambil memeluk Rizal, membuat pria itu pun terdiam rasanya dia bersedih melihat Iqbal menjadi korban keegoisan Zahra, dan dia pun melepaskan pelukan mereka dan duduk di samping Zahra."Saya ingin membawa Iqbal untuk rumah sakit melakukan tes yang diminta oleh Via. Karena, saya ingin membuktikan kalau memang benar kami tidak memiliki hubungan