Via langsung menoleh ke arah Zahra begitu juga dengan Rizal, dan wanita itu menghampiri mereka berdua. Kemudian duduk di bibir ranjang.
"Sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa?" tanya Zahra penuh selidik sambil menatap wajah sang suami."Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa Bu, cuma saya salah paham saja. Soalnya pacar saya itu namanya Khairul Rizal juga," jawab Via cepat.Rizal hanya diam saat Via berbohong sebab tidak ingin hubungan mereka terbongkar. Walaupun, mereka belum menjalin kasih."Ya sudah, kamu lebih baik makan dulu ya," ujar Zahra lembut.Via menganggukan kepalanya. Kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Zahra. Sedangkan Rizal, masih di sana dan merapikan penampilan agar tidak ada yang mengetahui kalau dirinya habis menangis.Sesampainya di ruang tamu Via disambut hangat oleh orang tua Rizal dan juga keluarga Rizal. Bahkan, keluarga Zahrah juga."Oh, jadi Via ini anak muridnya Rizal," ujar Maryam lembut."Iya Bu, saya anak murid pak Rizal, baru empat bulan saya pindah ke sekolah tempat pak Rizal pengajar," sahut Via lembut."Kamu jangan sungkan-sungkan! Makan terus yang banyak sampai kenyang ya.Nak," ucap Maryam dengan lembut.Via menemukan kepalanya, kemudian dia kembali memakan makanan yang sudah disiapkan oleh Maryam, pada saat itu juga Rizal datang dan duduk di samping sang istri.Rasanya Via sangat sakit melihat pemandangan itu. Namun, dia harus menguatkan dirinya dan mengikhlaskan kalau memang benar Rizal bukan jodohnya, apalagi sekarang pria itu sudah menjadi suami wanita lain."Ngomong-ngomong Via ini sangat cantik ya. Apa kamu keturunan bule?" tanya Ratna sambil terus menatap wajah gadis cantik itu."Bukan Tante, saya keturunan Sunda dan Aceh," jawab Via dengan malu-malu.Mereka pun kembali bertanya-tanya tentang Via dan gadis itu menjawab dengan jujur. Sedangkan Rizal terus menatap ke arah gadis itu, rasanya ingin sekali memeluknya dan mengatakan aku sangat cinta padamu. Namun tidak bisa ia lakukan.Setelah Via kenyang ia masih disuguhkan hidangan penutup oleh Maryam, dan juga Ratna. Membuat dia tidak bisa menolak dan kembali memakan makanan penutup itu."Makasih ya Bu, saya kenyang sekali disuguhkan hidangan yang enak-enak dan juga makanan penutup yang lezat," ujar Via dengan sangat manja."Sama-sama Nak, ibu senang kamu ada di sini. Lain kali datang ya! Walaupun tidak ada Rizal, karena ibu sudah menganggapmu seperti adiknya Rizal," sahut Mariam dengan lembut."Iya Bu, saya bukan hanya menjadi adiknya Pak Rizal. Tapi juga anaknya, karena di adalah guru saya," terang Via."Enak saja anak! Saya masih muda, tidak mungkin saya punya anak seumuran dengan kamu!" sahut Rizal ketus seperti biasanya.Spontan membuat via langsung menatap tajam ke arah pria itu kemudian dia berkata, "Memangnya Bapak pikir saya mau jadi anak Anda? Ih nggak deh!"Marim tertawa melihat tingkah Rizal nantinya membuat dia mengingat adiknya Rizal yang sudah lama meninggal dunia, ya kalau besar sudah seumur dengan gadis cantik itu."Via nanti kalau ibu sudah pindah ke kota, kamu sering main ya ke rumah! mana tahu ada pelajaran dari Pak Rizal yang tidak kamu mengerti," ujar Zahra dengan lembut."Buat apa juga dia main ke rumah tidak usah. Menyusahkan saja!" sahut Rizal dengan ketus.Hal itu membuat via sangat kesal dan di luar dugaan ia menjawab,"Memangnya Bapak pikir saya mau main ke kosan buluk Anda itu? Yang banyak kecoanya!""Memangnya Via sudah pernah ke kosannya Rizal?" tanya Maryam pelan.Sontak saja membuat Via dan Reza saling menatap, kemudian via menutup mulut. Sebab, sudah keceplosan mengungkapkan pernah ke kosan sang guru.Bersambung."Tidak Bu, itu hanya pemikiran saya saja!" sahut Via dengan gugup.Rizal bernapas dengan lega, kemudian mereka kembali menyantap hidangan sampai selesai dan para keluarga Zahrah pulang. Sedangkan Via, tidur di sofa panjang karena dia sangat kenyang sampai tidak sadar ketiduran."Maaf ya Pak, saya juga tidak tau Via ada di sini. Dia sedang tidur habis makan siang dengan kami semua," ucap Rizal dari telepon.Orang tua Via lega mendapatkan kabar dari Rizal, karena gadis itu sudah dua hari tidak pulang ke rumah. Bahkan, mereka sampai menghubungi polisi agar sang anak ditemukan."Baik Pak, biar besok dia pulang bersama dengan kami saja! Sebab, sekarang hari sudah semakin sore," terang Rizal.Kedua orang tua Via mengerti dan membiarkan sang anak di sana. Sebab, mereka percaya pada Rizal. Setelah memutuskan sambungan telepon, pria itu berjalan mendekati sang murid yang masih tidur.Rizal membereskan kamar tamu untuk Via, karena saudaran
Rizal bergegas bangun dan merapikan penampilannya, kemudian menatap tajam Via yang baru bangun dan berkata, "Kok saya ada di kamar Pak?" "Banyak tanya! Cepat sekarang ke kamar saya," sahut Rizal ketus."Mau ngapain? Seharusnya Bapak lagi malam pertama sama bu Zahrah, kenapa saya disuruh ke kamar Anda?" tanya Via.Rizal tidak mengatakan apa-apa, kemudian membawa gadis itu ke kamarnya dan mengatakan kalau Zahrah ingin bertemu. Via, mengerti dan masuk ke dalam kamar Rizal."Via, sekarang mandi ya! Pakai baju milikku ini. Setelah itu, kita makan malam," ujar Zahrah dengan lembut."Baik Bu," sahut Via lembut.Gadis itu tersenyum dan mengambil baju milik Zahrah, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri sambil terus berpikir bagaimana caranya pulang, karena hari sudah malam.Via juga berpikir, pasti kedua orang tuanya sangat cemas dan memikirkan dirinya yang tak kunjung pulang sudah dua hari ini.
Via langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian menghampiri Rizal yang berada tepat di depan pintu kamar. Pria itu terlihat seperti biasa, ketus dan datar."Ada apa ya, Pak?" tanya Via pelan."Kamu berisik! Mengganggu saja!" sahut Rizal dengan ketus.Hal itu membuat Via kesal, karena sang guru ketus. Padahal, mereka berdua sudah saling menyatakan cinta walaupun tidak bisa bersama. Tetap, keduanya sudah mengakui saling cinta."Bapak ini kenapa sih! Selalu ketus?" tanya Via sambil terus menatap wajah Rizal."Tidak ada, kamu hanya mengganggu saya?" sahut Rizal ketus dan pergi dari sana.Sebab, sudah melihat wajah Via dia bisa tidur dengan nyenyak di sofa ruang tamu. Karena, Rizal tidak ingin tidur di kamar yang sama dengan Zahrah. Padahal, mereka baru menikah, seharusnya menikmati indahnya malam pertama."Tidak jelas sekali!" gram Via.Gadis itu menidurkan tubuh dan tertidur pulas. Tanpa disadarinya, Rizal berulan
Via dan Reza langsung menoleh dan menatap pria itu yang menghampiri mereka, untungnya Zahra sudah masuk terlebih dahulu ke dalam dan tidak mendengarkan lelaki tersebut."Siapa kamu?" tanya Via dengan ketus sambil menatap wajah pria itu."Saya teman kos-kosannya Rizal yang berada di sebelah," sahut pria itu.Via sama sekali tidak memperdulikan pria itu, kemudian dia duduk di teras sambil menunggu Rizal mengeluarkan motor."Saya tidak membawa dia ke sini lagi, seperti waktu itu, karena sudah menikah dan membawa istri saya," ujar Rizal."Benar-benar kamu gila ya zal, bawa cewek dan sekaligus sama istrimu," bisik Gilang agar Via tidak mendengarkan ucapan mereka.Rizal menjelaskan kalau Via itu adalah muridnya sedangkan Zahra adalah istrinya, membuat Gilang mengerti kemudian bergegas pergi dari sana.Setelah itu, Rizal masuk ke dalam mengeluarkan motor miliknya untuk mengantarkan Via pulang ke rumah. Sebab, ada yang ingin di
Rizal hanya diam kemudian menbuang pandangan yang ke arah lain. Sebab, jantungnya merasa berdebar-debar kencang saat menatap wajah Via apalagi saat di motor tadi jantungnya hampir copot.Pada saat itu juga papa dan mama Via turun menghampiri mereka berdua dan, wanita paru baya itu memeluk sang anak dengan sangat lembut dan erat."Mama khawatir banget sama kamu Nak, kenapa tidak mengabari jika kamu pergi ke kota?" tanya Vina cemas. "Maaf ya Ma, sebenarnya kemarin itu Via memiliki masalah jadi pergi begitu saja, dan melampiaskannya ke acara pernikahan Pak Rizal," terang Via pelan.Via dan Vina kembali bercerita sedangkan Yudha menatap Rizal dengan tajam. Sebab, sang anak dua hari berada bersama pria itu di luar kota membuat dia sedikit cemas."Maaf ya Pak, sebenarnya saya tidak tahu kalau Via itu ke kota, karena saya sama sekali tidak memberitahu alamat dan juga pernikahan yang diadakan di rumah orang tua saya," jelas Rizal dengan jujur.
Rizal baru saja sampai di kosannya dan bergegas masuk ke dalam, melihat sang rengah membereskan tempat tinggal mereka yang sedikit berantakan sudah lama ditinggalkan."Mas kamu sudah pulang? Bagaimana, apakah orang tua dia marah?" tanya Zahrah sambil menghampiri sang suami dan mencium tangan Rizal dengan lembut."Ya namanya juga orang tua pasti sangat marah," sahut Rizal l dengan datar.Zahrah memijat kaki sang suami, kemudian dia meminta izin agar Rizal mengizinkannya agar tetap bekerja, sebab ia akan merasa sangat bosan bila di rumah sendirian.Rizal sama sekali tidak menolak keinginan sang istri, dan membiarkan Zahrah bekerja dengan catatan tidak berbuat macam-macam di luar sana."Terima kasih ya Mas, aku tidak akan mengecewakan kamu dan tidak akan membuat macam-macam di luar sana," janji Zahrah pada Rizal.Kemudian, mereka berdua bercerita bagaimana mereka mengatur kehidupan yang sekarang sudah menjadi suami-istri. Alangkah t
Via langsung bergegas bangun dan menatap Rizal. Tiba-tiba saja rasa sakit di dalam hatinya kembali muncul. Kemudian, dia berlari agar pria itu tidak melihat kalau saat ini ia tengah menangis.Sedangkan Rizal, merapikan penampilan sambil menatap kepergian Via. Tanpa disadari olehnya sejak tadi Zaskia dan Yulia terus menatap ke arah pria itu."Lo liat, 'kan? Pak Rizal, kelihatan banget suka sama Via dari cara dia menatap sahabat kita," bisik Zaskia agar Rizal tidak mendengarnya.Sebab, pria itu duduk di bangku miliknya. Kemudian, mereka berdua bergegas pergi dari sana, karena takut Rizal akan marah jika mendengar gosip yang dibuat oleh Zaskia.Sedangkan Rizal masih duduk, dan bermain ponsel membalas semua pesan masuk dari Whatsapp. Padahal, masa cutinya masih lama. Namun, dia sudah mengajar.Karena, ingin selalu menatap wajah Via. Walaupun tidak bisa bersama, setidaknya masih bisa memandangi wajah gadis yang dicintai."Saya akan selalu mencintaimu," gumam Rizal lirih.Setelah bel berbun
Spontan Via langsung bangun dan menatap Rizal dengan kesal. Karena sudah membangunkan. Untungnya masih ada rasa cinta untuk pria itu. Kalau tidak, sudah pasti mereka akan bertengkar lagi."Tugas kamu sudah selesai?" tanya Rizal datar sambil terus menatap Via, tanpa menghampiri gadis cantik dan imut itu."Sudah RIZAL!" jerit Via kesal.Rizal berjalan menghampiri Via sambil tersenyum dan mengambil tugas sekolah gadis itu. Yang terus-menerus cemberut karena kesal dikejutkan."Kalau aku gak cinta, sudah aku habiskan tuh guru!" gram Via sambil terus menatap tajam ke arah Rizal.Pria itu sama sekali tidak menatap Via, karena tahu sang murid kesal padanya. Dia kembali memeriksa tugas sekolah para muridnya.***"Via, kenapa kamu tidak mau pergi camping?" tanya Yudha heran.Sebab, dia mendapatkan laporan dari kepala sekolah Via tidak mau ikut camping yang diakan oleh sekolah di gunung. Padahal, semua murid pergi hanya ga