Rizal hanya diam kemudian menbuang pandangan yang ke arah lain. Sebab, jantungnya merasa berdebar-debar kencang saat menatap wajah Via apalagi saat di motor tadi jantungnya hampir copot.
Pada saat itu juga papa dan mama Via turun menghampiri mereka berdua dan, wanita paru baya itu memeluk sang anak dengan sangat lembut dan erat."Mama khawatir banget sama kamu Nak, kenapa tidak mengabari jika kamu pergi ke kota?" tanya Vina cemas."Maaf ya Ma, sebenarnya kemarin itu Via memiliki masalah jadi pergi begitu saja, dan melampiaskannya ke acara pernikahan Pak Rizal," terang Via pelan.Via dan Vina kembali bercerita sedangkan Yudha menatap Rizal dengan tajam. Sebab, sang anak dua hari berada bersama pria itu di luar kota membuat dia sedikit cemas."Maaf ya Pak, sebenarnya saya tidak tahu kalau Via itu ke kota, karena saya sama sekali tidak memberitahu alamat dan juga pernikahan yang diadakan di rumah orang tua saya," jelas Rizal dengan jujur.Rizal baru saja sampai di kosannya dan bergegas masuk ke dalam, melihat sang rengah membereskan tempat tinggal mereka yang sedikit berantakan sudah lama ditinggalkan."Mas kamu sudah pulang? Bagaimana, apakah orang tua dia marah?" tanya Zahrah sambil menghampiri sang suami dan mencium tangan Rizal dengan lembut."Ya namanya juga orang tua pasti sangat marah," sahut Rizal l dengan datar.Zahrah memijat kaki sang suami, kemudian dia meminta izin agar Rizal mengizinkannya agar tetap bekerja, sebab ia akan merasa sangat bosan bila di rumah sendirian.Rizal sama sekali tidak menolak keinginan sang istri, dan membiarkan Zahrah bekerja dengan catatan tidak berbuat macam-macam di luar sana."Terima kasih ya Mas, aku tidak akan mengecewakan kamu dan tidak akan membuat macam-macam di luar sana," janji Zahrah pada Rizal.Kemudian, mereka berdua bercerita bagaimana mereka mengatur kehidupan yang sekarang sudah menjadi suami-istri. Alangkah t
Via langsung bergegas bangun dan menatap Rizal. Tiba-tiba saja rasa sakit di dalam hatinya kembali muncul. Kemudian, dia berlari agar pria itu tidak melihat kalau saat ini ia tengah menangis.Sedangkan Rizal, merapikan penampilan sambil menatap kepergian Via. Tanpa disadari olehnya sejak tadi Zaskia dan Yulia terus menatap ke arah pria itu."Lo liat, 'kan? Pak Rizal, kelihatan banget suka sama Via dari cara dia menatap sahabat kita," bisik Zaskia agar Rizal tidak mendengarnya.Sebab, pria itu duduk di bangku miliknya. Kemudian, mereka berdua bergegas pergi dari sana, karena takut Rizal akan marah jika mendengar gosip yang dibuat oleh Zaskia.Sedangkan Rizal masih duduk, dan bermain ponsel membalas semua pesan masuk dari Whatsapp. Padahal, masa cutinya masih lama. Namun, dia sudah mengajar.Karena, ingin selalu menatap wajah Via. Walaupun tidak bisa bersama, setidaknya masih bisa memandangi wajah gadis yang dicintai."Saya akan selalu mencintaimu," gumam Rizal lirih.Setelah bel berbun
Spontan Via langsung bangun dan menatap Rizal dengan kesal. Karena sudah membangunkan. Untungnya masih ada rasa cinta untuk pria itu. Kalau tidak, sudah pasti mereka akan bertengkar lagi."Tugas kamu sudah selesai?" tanya Rizal datar sambil terus menatap Via, tanpa menghampiri gadis cantik dan imut itu."Sudah RIZAL!" jerit Via kesal.Rizal berjalan menghampiri Via sambil tersenyum dan mengambil tugas sekolah gadis itu. Yang terus-menerus cemberut karena kesal dikejutkan."Kalau aku gak cinta, sudah aku habiskan tuh guru!" gram Via sambil terus menatap tajam ke arah Rizal.Pria itu sama sekali tidak menatap Via, karena tahu sang murid kesal padanya. Dia kembali memeriksa tugas sekolah para muridnya.***"Via, kenapa kamu tidak mau pergi camping?" tanya Yudha heran.Sebab, dia mendapatkan laporan dari kepala sekolah Via tidak mau ikut camping yang diakan oleh sekolah di gunung. Padahal, semua murid pergi hanya ga
Via terkejut saat melihat story sang sahabat, terlihat Rizal tengah memanggil dirinya di kelas tadi saat tidur. Rasanya dia sangat malu dan mengumpat para teman laknatnya."Sialan mereka semua," gumam Via.Gadis itu tengah asik bermain ponsel dan ketiduran. Tanpa sadar jarinya menelpon Rizal dari Whatsapp dan pria itu langsung mengangkat panggilan sang murid."Hallo, Via?" Lelah Rizal mengalahkan hallo. Namun, tidak ada jawaban sehingga dia memutuskan sambungan telepon dari Via. Pada saat itu juga sang istri menghampirinya dengan pakaian kantor selepas pulang kerja."Hey! Kenapa buka baju di sini?" tanya Rizal ketus, membuat Zahrah sangat terkejut."Kenapa memangnya. Mas? Bukankah kita suami-istri?" sahut Zahrah sambil menatap sang suami.Rizal tidak menjawab dan bergegas pergi dari sana, membuat Zahrah sangat kesal dan berpikir kalau sang suami impoten. Sebab, melihatnya tidak mengenakan busana. Sama sekali tidak berna
"Via, yang sopan sama guru kamu. Dia jauh lebih tua darimu. Bahkan, sudah sangat tua," jelas Yudha.Rizal hanya menatap ke arah Yudha, karena bingung mau senang atau kesal. Sebab, pria itu sedikit meledeknya sangat tua. Padahal, umurnya masih muda."Mau ngapain Anda ke sini?" tanya Via ketus."Mau bawa kamu ke KUA," sahut Rizal dengan meledek Via.Gadis itu sangat senang mendengar ucapan Rizal. Namun, dia harus berpura-pura tidak menyukainya, dan. Via langsung duduk di samping sang papa."Mau ngapain sih dia. Pa, di sini?" tanya Via dengan manja."Sekarang kamu siap-siap ya! Kasihan Pak Rizal menunggu dari tadi," perintah Yudha.Via langsung cemberut dan bergegas pergi dari sana dengan menghentakkan kakinya, sampai lantai berbunyi. Yudha sangat malu akan kelakuan anaknya. Kemudian minta maaf pada Rizal."Tidak apa Pak, karena Via juga anak saya. Jadi, memaklumi melakukannya," terang Rizal."Saya senang
Via mengingat kembali pria yang memanggil Rizal, sepertinya mereka pernah bertemu. Namun, dia lupa tidak ingat."Gilang, kamu ada di sini?" tanya Rizal pelan.Kemudian, Gilang menceritakan kalau dirinya ingin ikut camping. Sebab, kepala sekolah adalah pamannya dan mengizinkan dia ikut."Seperti anak-anak saja! Liat Via, dia tidak mau pergi camping kalau tidak dibujuk oleh papa. Ya, lebih tepatnya dipaksa," terang Rizal.Gilang tertawa, kemudian melambaikan tangan pada Via dan gadis-gadis cantik lainnya. Ini alasan dia ingin ikut pergi, untungnya Pak Edwin sang paman mengizinkan.Via dan Zaskia juga Yulia duduk bertiga, dan mereka bergosip ria menceritakan keponakan kepala sekolah yang tampan, membuat Via bosan."Vi, kamu kenapa sih? Dari tadi diam mulu?" tanya Zaskia pelan."Iya Vi, apa ada masalah?" tambah Yulia cemas.Via menceritakan kondisi hatinya yang sekarang sekarat, berharap dia tidak pergi. Namun, mala
Via menyadari kalau Rizal terus menatap dirinya. Namun, dia tidak mau peduli pada suami orang. Andai saja pria itu belum menikah, maka ia akan sangat bahagia saat ini."Aku pergi sebentar ya, ke sungai sana," pamit Via."Mau ngapain lo ke sana? Pup?" tanya Zaskia."Bukan, mau buang air kecil dulu," jawab Via pelan.Via langsung bergegas pergi dari sana menuju sungai yang tidak jauh dari mereka, dan Rizal melihat gadis itu pergi. Kemudian, meletakan semua peralatan tenda."Lang, selesai ini, saya mau ikuti Via," ucap Rizal pelan sambil bergegas pergi dari sana."Hey, tunggu!" teriak Gilang.Namun, Rizal sama sekali tidak memperdulikannya dan pergi dari sana. Hal itu membuat Gilang kesal dan berjalan menghampiri kedua sahabat Via yang kesusahan memasang tenda."Hay pada gadis," sapa Gilang dengan rama.Zaskia dan Yulia tersenyum, kemudian mereka bercerita dan Gilang membantu kedua gadis itu untuk memasang
Rizal dan Via terkejut melihat kedatangan Zaskia, kemudian mereka semua bergegegas keluar. "Pak, Via, apa semua gosip di sekolah tentang kalian berdua benar adanya?" tanya Zaskia sambil menatap mereka berdua. Sedangkan Yulia langsung menyenggol lengan sang sahabat.Sebab, sudah bertanya tentang gosip yang tengah memanas di sekolah mereka. Sedangkan Rizal, bingung akan gosip apa yang dimaksudkan oleh muridnya."Maksudnya?" tanya Rizal tak mengerti.Kemudian, Zaskia menjelaskan kalau semua anak murid tengah menggosipkan sang guru dan Via. Hal itu membuat Rizal sangat terkejut."Hari Senin kalian semua akan menghadap saya!" tegas Rizal sambil bergegas pergi dari sana.Yulia langsung menoyor kepala Zaskia karena dengan entengnya menceritakan gosip yang memanas di sekolah mereka. Jelas saja membuat Rizal akan menghukum mereka semua. Bahkan, seluruh murid yang ada di sekolah."Lo ya! Ember banget tuh mulut, hari Senin bersiap