"Tidak Bu, itu hanya pemikiran saya saja!" sahut Via dengan gugup.
Rizal bernapas dengan lega, kemudian mereka kembali menyantap hidangan sampai selesai dan para keluarga Zahrah pulang. Sedangkan Via, tidur di sofa panjang karena dia sangat kenyang sampai tidak sadar ketiduran."Maaf ya Pak, saya juga tidak tau Via ada di sini. Dia sedang tidur habis makan siang dengan kami semua," ucap Rizal dari telepon.Orang tua Via lega mendapatkan kabar dari Rizal, karena gadis itu sudah dua hari tidak pulang ke rumah. Bahkan, mereka sampai menghubungi polisi agar sang anak ditemukan."Baik Pak, biar besok dia pulang bersama dengan kami saja! Sebab, sekarang hari sudah semakin sore," terang Rizal.Kedua orang tua Via mengerti dan membiarkan sang anak di sana. Sebab, mereka percaya pada Rizal. Setelah memutuskan sambungan telepon, pria itu berjalan mendekati sang murid yang masih tidur.Rizal membereskan kamar tamu untuk Via, karena saudaranya sudah pulang. Kemudian, dia mengendong gadis itu masuk ke dalam kamar. "Ya ampun, ni anak kecil-kecil badannya berat banget!"Setelah meletakan Via di tempat tidur, Rizal menatap gadis cantik itu dengan dalam. Kemudian, mengecup kening sang murid dengan."Semoga saja dia dan saya bisa saling melupakan cinta," gumam Rizal lirih sambil bergegas pergi dari sana.Rizal berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sana seorang diri, kareba dia tidak ingin masuk kamar. Sebab, adanya Zahrah di dalam. Padahal, mereka seharusnya menikmati indahnya malam pertama.Namun, Rizal sama sekali tidak mau. Sebab, dirinya sama sekali tidak mencintai Zahrah sejak awal mereka dijodohkan. Bahkan, tidak pernah berkomunikasi sama sekali."Nak, di mana Via?" tanya Maryam yang baru saja tiba membawa selimut."Rizal pindahkan ke dalam kamar," sahut Rizal.Maryam duduk, kemudian menatap wajah sang anak yang terlibat sangat murung. Padahal, baru saja menikah. Membuat dia bingung."Kenapa tidak mengobrol dengan Zahrah? Kalian ini baru menikah, harus banyak komunikasi sekarang," ujar Maryam."Nanti Bu, masih canggung!" sahut Rizal.Maryam mengerti, kemudian pergi dari sana menuju kamar tamu dan memberikan selimut untuk Via. Gadis cantik itu membuat dirinya sangat bahagia, sebab seumuran dengan sang anak yang sudah lama meninggal."Jujur, saat Via menghentikan pernikahan Rizal tadi, aku langsung berpikir yang bukan-bukan. Ternyata mereka hanya salah paham saja!" gumam Maryam sambil mengelus-elus rambut gadis cantik itu dengan lembut.Setelah puas menatap Via, Marya pergi dari sana untuk menyiapkan makan malam. Wanita itu masih melihat sang anak di ruang tamu, dan membiarkannya. Sebab, berpikir Rizal belum membiasakan diri memiliki seorang istri.Setelah malam hari, semua keluarga Rizal sudah bersiap untuk makan malam. Namun, tidak ada Via, karena gadis itu belum bangun sampai sekarang."Rizal, coba lihat Via sudah bangun atau belum? Kenapa dia tidur lama sekali?" perintah Maryam."Baik Bu," sahut Rizal pelan."Mas, nanti kalau Via sudah bangun suru ke kamar kita ya! Biar dia mandi memakai bajuku," ujar Zahrah lembut.Rizal menganggukkan kepala dan pergi dari sana menuju kamar tamu, rasanya dia bahagia ada kesempatan berduaan dengan wanita yang dicintainya.Sesampainya di kamar tamu, Rizal menggelengkan kepalanya. Sebab, melihat Via belum bangun. Padahal, sudah cukup lama gadis itu tidur.Kemudian, dia mendekati Via dan gadis itu menarik tangannya sehingga Rizal terjatuh di atas tubuh sang murid dan mereka berdua saling menatap.Bersambung.Rizal bergegas bangun dan merapikan penampilannya, kemudian menatap tajam Via yang baru bangun dan berkata, "Kok saya ada di kamar Pak?" "Banyak tanya! Cepat sekarang ke kamar saya," sahut Rizal ketus."Mau ngapain? Seharusnya Bapak lagi malam pertama sama bu Zahrah, kenapa saya disuruh ke kamar Anda?" tanya Via.Rizal tidak mengatakan apa-apa, kemudian membawa gadis itu ke kamarnya dan mengatakan kalau Zahrah ingin bertemu. Via, mengerti dan masuk ke dalam kamar Rizal."Via, sekarang mandi ya! Pakai baju milikku ini. Setelah itu, kita makan malam," ujar Zahrah dengan lembut."Baik Bu," sahut Via lembut.Gadis itu tersenyum dan mengambil baju milik Zahrah, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri sambil terus berpikir bagaimana caranya pulang, karena hari sudah malam.Via juga berpikir, pasti kedua orang tuanya sangat cemas dan memikirkan dirinya yang tak kunjung pulang sudah dua hari ini.
Via langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian menghampiri Rizal yang berada tepat di depan pintu kamar. Pria itu terlihat seperti biasa, ketus dan datar."Ada apa ya, Pak?" tanya Via pelan."Kamu berisik! Mengganggu saja!" sahut Rizal dengan ketus.Hal itu membuat Via kesal, karena sang guru ketus. Padahal, mereka berdua sudah saling menyatakan cinta walaupun tidak bisa bersama. Tetap, keduanya sudah mengakui saling cinta."Bapak ini kenapa sih! Selalu ketus?" tanya Via sambil terus menatap wajah Rizal."Tidak ada, kamu hanya mengganggu saya?" sahut Rizal ketus dan pergi dari sana.Sebab, sudah melihat wajah Via dia bisa tidur dengan nyenyak di sofa ruang tamu. Karena, Rizal tidak ingin tidur di kamar yang sama dengan Zahrah. Padahal, mereka baru menikah, seharusnya menikmati indahnya malam pertama."Tidak jelas sekali!" gram Via.Gadis itu menidurkan tubuh dan tertidur pulas. Tanpa disadarinya, Rizal berulan
Via dan Reza langsung menoleh dan menatap pria itu yang menghampiri mereka, untungnya Zahra sudah masuk terlebih dahulu ke dalam dan tidak mendengarkan lelaki tersebut."Siapa kamu?" tanya Via dengan ketus sambil menatap wajah pria itu."Saya teman kos-kosannya Rizal yang berada di sebelah," sahut pria itu.Via sama sekali tidak memperdulikan pria itu, kemudian dia duduk di teras sambil menunggu Rizal mengeluarkan motor."Saya tidak membawa dia ke sini lagi, seperti waktu itu, karena sudah menikah dan membawa istri saya," ujar Rizal."Benar-benar kamu gila ya zal, bawa cewek dan sekaligus sama istrimu," bisik Gilang agar Via tidak mendengarkan ucapan mereka.Rizal menjelaskan kalau Via itu adalah muridnya sedangkan Zahra adalah istrinya, membuat Gilang mengerti kemudian bergegas pergi dari sana.Setelah itu, Rizal masuk ke dalam mengeluarkan motor miliknya untuk mengantarkan Via pulang ke rumah. Sebab, ada yang ingin di
Rizal hanya diam kemudian menbuang pandangan yang ke arah lain. Sebab, jantungnya merasa berdebar-debar kencang saat menatap wajah Via apalagi saat di motor tadi jantungnya hampir copot.Pada saat itu juga papa dan mama Via turun menghampiri mereka berdua dan, wanita paru baya itu memeluk sang anak dengan sangat lembut dan erat."Mama khawatir banget sama kamu Nak, kenapa tidak mengabari jika kamu pergi ke kota?" tanya Vina cemas. "Maaf ya Ma, sebenarnya kemarin itu Via memiliki masalah jadi pergi begitu saja, dan melampiaskannya ke acara pernikahan Pak Rizal," terang Via pelan.Via dan Vina kembali bercerita sedangkan Yudha menatap Rizal dengan tajam. Sebab, sang anak dua hari berada bersama pria itu di luar kota membuat dia sedikit cemas."Maaf ya Pak, sebenarnya saya tidak tahu kalau Via itu ke kota, karena saya sama sekali tidak memberitahu alamat dan juga pernikahan yang diadakan di rumah orang tua saya," jelas Rizal dengan jujur.
Rizal baru saja sampai di kosannya dan bergegas masuk ke dalam, melihat sang rengah membereskan tempat tinggal mereka yang sedikit berantakan sudah lama ditinggalkan."Mas kamu sudah pulang? Bagaimana, apakah orang tua dia marah?" tanya Zahrah sambil menghampiri sang suami dan mencium tangan Rizal dengan lembut."Ya namanya juga orang tua pasti sangat marah," sahut Rizal l dengan datar.Zahrah memijat kaki sang suami, kemudian dia meminta izin agar Rizal mengizinkannya agar tetap bekerja, sebab ia akan merasa sangat bosan bila di rumah sendirian.Rizal sama sekali tidak menolak keinginan sang istri, dan membiarkan Zahrah bekerja dengan catatan tidak berbuat macam-macam di luar sana."Terima kasih ya Mas, aku tidak akan mengecewakan kamu dan tidak akan membuat macam-macam di luar sana," janji Zahrah pada Rizal.Kemudian, mereka berdua bercerita bagaimana mereka mengatur kehidupan yang sekarang sudah menjadi suami-istri. Alangkah t
Via langsung bergegas bangun dan menatap Rizal. Tiba-tiba saja rasa sakit di dalam hatinya kembali muncul. Kemudian, dia berlari agar pria itu tidak melihat kalau saat ini ia tengah menangis.Sedangkan Rizal, merapikan penampilan sambil menatap kepergian Via. Tanpa disadari olehnya sejak tadi Zaskia dan Yulia terus menatap ke arah pria itu."Lo liat, 'kan? Pak Rizal, kelihatan banget suka sama Via dari cara dia menatap sahabat kita," bisik Zaskia agar Rizal tidak mendengarnya.Sebab, pria itu duduk di bangku miliknya. Kemudian, mereka berdua bergegas pergi dari sana, karena takut Rizal akan marah jika mendengar gosip yang dibuat oleh Zaskia.Sedangkan Rizal masih duduk, dan bermain ponsel membalas semua pesan masuk dari Whatsapp. Padahal, masa cutinya masih lama. Namun, dia sudah mengajar.Karena, ingin selalu menatap wajah Via. Walaupun tidak bisa bersama, setidaknya masih bisa memandangi wajah gadis yang dicintai."Saya akan selalu mencintaimu," gumam Rizal lirih.Setelah bel berbun
Spontan Via langsung bangun dan menatap Rizal dengan kesal. Karena sudah membangunkan. Untungnya masih ada rasa cinta untuk pria itu. Kalau tidak, sudah pasti mereka akan bertengkar lagi."Tugas kamu sudah selesai?" tanya Rizal datar sambil terus menatap Via, tanpa menghampiri gadis cantik dan imut itu."Sudah RIZAL!" jerit Via kesal.Rizal berjalan menghampiri Via sambil tersenyum dan mengambil tugas sekolah gadis itu. Yang terus-menerus cemberut karena kesal dikejutkan."Kalau aku gak cinta, sudah aku habiskan tuh guru!" gram Via sambil terus menatap tajam ke arah Rizal.Pria itu sama sekali tidak menatap Via, karena tahu sang murid kesal padanya. Dia kembali memeriksa tugas sekolah para muridnya.***"Via, kenapa kamu tidak mau pergi camping?" tanya Yudha heran.Sebab, dia mendapatkan laporan dari kepala sekolah Via tidak mau ikut camping yang diakan oleh sekolah di gunung. Padahal, semua murid pergi hanya ga
Via terkejut saat melihat story sang sahabat, terlihat Rizal tengah memanggil dirinya di kelas tadi saat tidur. Rasanya dia sangat malu dan mengumpat para teman laknatnya."Sialan mereka semua," gumam Via.Gadis itu tengah asik bermain ponsel dan ketiduran. Tanpa sadar jarinya menelpon Rizal dari Whatsapp dan pria itu langsung mengangkat panggilan sang murid."Hallo, Via?" Lelah Rizal mengalahkan hallo. Namun, tidak ada jawaban sehingga dia memutuskan sambungan telepon dari Via. Pada saat itu juga sang istri menghampirinya dengan pakaian kantor selepas pulang kerja."Hey! Kenapa buka baju di sini?" tanya Rizal ketus, membuat Zahrah sangat terkejut."Kenapa memangnya. Mas? Bukankah kita suami-istri?" sahut Zahrah sambil menatap sang suami.Rizal tidak menjawab dan bergegas pergi dari sana, membuat Zahrah sangat kesal dan berpikir kalau sang suami impoten. Sebab, melihatnya tidak mengenakan busana. Sama sekali tidak berna