Via menoleh dan melihat Yulia memegang pundaknya. Kemudian, gadis itu memeluk sang sahabat dengan erat. Sebab, merasa sangat bersedih dan terpukul atas berita pernikahan Rizal besok.
"Via, kamu kenapa? Ayo cerita saja!" tanya Yulia lembut.Via mulai berhenti menangis dan menceritakan tentang perasaannya untuk Rizal. Hal itu membuat Yulia terkejut, karena dia pikir sang sahabat dan Rizal bermusuhan. Namun, dia salah, ternyata Via menyukai guru galak tersebut."Via, kamu sekarang pergi ke rumah pak Rizal dan temui dia. Katakan apa saja yang kamu mau! Sebelum dia menikah besok," usul Yulia.Via diam dan memikirkan usul Yulia. Kemudian, menganggukan kepala, kara dia mengikuti usul sang sahabat untuk bertemu dengan Rizal dan mengungkapkan isi hatinya."Terima kasih ya Yulia, kamu buat aku semangat lagi," ujar Via lembut sambil memeluk sang sahabat."Sama-sama," jawab Yulia lembut.Via bergegas pergi dari sana. Sebab, ingin pergi menuju rumah orang tua Rizal yang jaraknya lumayan jauh dari kota gadis cantik itu berasal. Namun, dia sama sekali tidak takut dan berharap sang guru tidak jadi menikah.Sebab, dia ingin mengutarakan isi hatinya selama ini. Via pergi dengan masih memakai seragam sekolah. Bahkan, ia bolos dan tidak berpamitan dengan kedua orang tuanya.Setelah tiga jam menempuh perjalanan dengan menggunakan taksi, kini Via sudah tiba di rumah Rizal. Terlihat banyak bunga dan hiasan yang lain di sana."Terima kasih Pak," ujar Via sambil membayar Taksi tersebut. Kemudian berjalan menuju rumah sang guru."Neng, cari siapa?" tanya wanita paruh yang menghampiri Via.Via menjelaskan jika dirinya datang jauh-jauh hanya untuk bertemu dengan Rizal. Ingin mengucapkan selamat atas pernikahannya, dan wanita itu membawanya masuk ke dalam."Kamu duduk dulu ya! Saya panggil Rizal," pamit Ratna lembut dan Via menganggukkan kepala.Via duduk di sofa dengan memikirkan cara bagaimana dia mengungkapkan isi hati pada Rizal. Sebab, mengingat pria itu sangat galak.Tak berselang lama, akhirnya Rizal keluar bersama dengan Ratna. Hati Via dan pria itu sama-sama berdebar-debar saat mereka saling menatap."Bibi tinggal dulu ya! Masih banyak pekerjaan," pamit Ratna sambil bergegas pergi dari sana.Rizal langsung menghampiri Via, kemudian menatap sang murid dengan lirih. Sebab, besok dia akan menikahi wanita lain."Ngapain kamu ke sini?!" tanya Rizal ketus."Kenapa sih, Anda selalu ketus dan galak?" sahut Via lirih. Bahkan, gadis itu meneteskan air mata.Rizal merasa bersalah sudah membuat Via menangis dan dia memberikan tissue. Kemudian, memegang tangan gadis itu dengan lembut."Maaf, sekarang saya tanya kenapa kamu ke sini?" tanya Rizal pelan. Membuat Via tak kuasa menahan tangisan.Sebab, besok pria yang dicintai menikah dengan wanita lain. Kemudian, Via memeluk Rizal dengan erat, membuat sang empunya terkejut."Via, ada apa? Kenapa menangis?" tanya Rizal dengan dana lembut untuk yang pertama kalinya pada gadis itu.Namun, Via tidak menjawab dan semakin terisak-isak membuat Rizal takut orang-orang menghampiri mereka. Kemudian, membuat gadis itu masuk ke dalam kamarnya.Mereka berdua duduk di bibir ranjang, dan Rizal sekali lagi bertanya pada gadis itu kenapa menangis dan datang ke sini."Saya cinta sama Bapak!" ungkap Via.Rizal tak percaya akan apa yang didengar barusan. Sebab, dia juga mencintai gadis itu yang selama ini menjadi musuhnya."Kamu cinta sama saya?" tanya Rizal sambil menatap wajah Via dengan dalam."Iya Pak, saya cinta sama Bapak. Tolong jangan menikah!" sahut Via lirih sambil memegang tangan sang guru dengan lembut.Via tidak takut kalau Rizal marah padanya, karena sekarang yang diharapkan pria itu gagal menikah dan bisa memiliki sang guru seutuhnya."Maaf Via, saya tidak bisa membatalkan pernikahan ini. Sebab, semua keinginan mama, walaupun saya juga mencintaimu," ungkap Rizal.Via terkejut mendengar sang guru juga mencintainya. Kemudian, dia kembali memeluk pria itu dengan dalam. Sebab, benar-benar sangat sedih dan terpukul saat ini."Kalau Bapak cinta sama saya, kenapa masih menjalankan pernikahan ini?" tanya Via lirih.Rizal menjelaskan kalau dia menikah karena dijodohkan, dan tidak bisa membatalkan pernikahan yang sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu jauh sebelum mereka saling mengenal."Pak, tolong jangan menikah! Saya mohon," pinta Via lirih.Rizal membawa Via masuk ke dalam pelukannya, kemudian terdengar suara isak tangisnya. Membuat Via sangat bersedih dan mereka berdua menangis bersama."Via, maafkan saya sudah mencintai kamu," ujar Rizal lirih."Yang seharusnya minta maaf saya, Pak! Sudah mencintai calon suami orang. Apalagi sejak awal memang Bapak sudah mengatakan akan menikah," sahut Via.Mereka berdua berpelukan dengan erat dan saling mengungkapkan isi hati masing-masing. Setelah puas, Rizal dan Via keluar dari kamar. Sebab, takut ada yang salah paham.Kemudian, mereka duduk di ruang tamu berdua dengan saling diam. Tidak ada yang mulai pembicaraan. Sebab, sama-sama bersedih."Pak, saya pamit pulang. Semoga besok acaranya lancar dan kalian berdua menjadi pasangan yang abadi," ujar Via lembut."Hari sudah sore, sebaiknya jangan pulang sendirian. Nanti saya telepon papa kamu. Menginap di sini saja!" sahut Rizal.Namun, Via tidak mau dan langsung bergegas pergi dari sana dalam keadaan menangis. Sedangkan Rizal, masuk ke dalam kamar dan berpikir.Haruskah dia menikah besok? Atau membatalkan pernikahan, karena ingin saling mencintai dengan Via.***Via tidak pulang, melainkan menginap di hotel terdekat. Agar besok dia bisa menghadiri acara pernikahan Rizal dan sang istri. Walaupun hatinya akan sangat sakit melihat pria yang dicintai menikah dengan wanita lain."Aku harus kuat, dan semoga saja besok pernikahan mereka batal," ucap Via lirih.Keesokan paginya…Kini Via sudah bersiap-siap dengan gaun berwarna biru muda miliknya. Gadis itu menghampiri rumah Rizal dan ternyata semua orang sudah pergi ke KUA, dan dia langsung ke sana.Sesampainya di KUA. Terlihat banyak sekali orang dan Via langsung berjalan masuk melihat Rizal baru saja selesai ijab Kabul. Membuat hatinya sangat sakit, dan kehilangan oksigen."Khairul Rizal!" panggil Via lirih dengan isak tangisnya.Spontan pria itu menoleh dan melihat anak murid yang dicintai ada di hadapannya saat ini. Bahkan, semua orang yang ada di sana langsung menatap gadis cantik tersebut."Via," pekik Rizal sambil bergegas bangun dan menghampiri wanita muda itu."Kenapa kamu ke sini?" tanya Rizal cemas, takut Via mengatakan yang terjadi diantara mereka berdua, di hadapan orang ramai."Hentikan pernikahan ini! Karena say–" Via tidak sempat mengutarakan isi hatinya dan dia jatuh pingsan saat merasakan kesedihan yang luar biasa.Bersambung.Via membuka kedua matanya dan melihat sekeliling ramai sekali orang. Bahkan, Rizal ada di sampingnya bersama dengan seorang wanita yang memakai gaun pengantin warna putih.Hati Via terasa teriris-iris dan berdenyut dengan sangat kencang, saat melihat pria yang ia cintai sekarang sudah menjadi suami orang lain."Via, kamu sudah sadar?" tanya Rizal dengan sangat cemas."Neng, kenapa tadi menghentikan pernikahannya Rizal?" tanya Maryam ibu kandung Rizal."Memangnya kalian memiliki hubungan?" tambah Ratna bibinya Rizal.Via masih diam, karena dia bingung harus menjawab apa. Sebab, tadi hatinya benar-benar sangat sakit dan ingin menghentikan pernikahan pria yang dicintai. Namun, sayangnya semua sudah terlambat.Rizal sudah menjadi suami wanita lain dan gadis cantik itu menangis tersedu-sedu, membuat semua orang bingung dan cemas takut Rizal sudah berbuat gila dengan Via."Rizal, kamu ngapain sebenarnya anak orang?!" tanya Maryam kesal."Rizal tidak berbuat apa-apa Bu. Sumpah!" sahut Rizal.
Via langsung menoleh ke arah Zahra begitu juga dengan Rizal, dan wanita itu menghampiri mereka berdua. Kemudian duduk di bibir ranjang."Sebenarnya kalian berdua ada hubungan apa?" tanya Zahra penuh selidik sambil menatap wajah sang suami."Sebenarnya kami tidak ada hubungan apa-apa Bu, cuma saya salah paham saja. Soalnya pacar saya itu namanya Khairul Rizal juga," jawab Via cepat.Rizal hanya diam saat Via berbohong sebab tidak ingin hubungan mereka terbongkar. Walaupun, mereka belum menjalin kasih."Ya sudah, kamu lebih baik makan dulu ya," ujar Zahra lembut.Via menganggukan kepalanya. Kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Zahra. Sedangkan Rizal, masih di sana dan merapikan penampilan agar tidak ada yang mengetahui kalau dirinya habis menangis.Sesampainya di ruang tamu Via disambut hangat oleh orang tua Rizal dan juga keluarga Rizal. Bahkan, keluarga Zahrah juga."Oh, jadi Via ini anak muridnya Rizal," ujar M
"Tidak Bu, itu hanya pemikiran saya saja!" sahut Via dengan gugup.Rizal bernapas dengan lega, kemudian mereka kembali menyantap hidangan sampai selesai dan para keluarga Zahrah pulang. Sedangkan Via, tidur di sofa panjang karena dia sangat kenyang sampai tidak sadar ketiduran."Maaf ya Pak, saya juga tidak tau Via ada di sini. Dia sedang tidur habis makan siang dengan kami semua," ucap Rizal dari telepon.Orang tua Via lega mendapatkan kabar dari Rizal, karena gadis itu sudah dua hari tidak pulang ke rumah. Bahkan, mereka sampai menghubungi polisi agar sang anak ditemukan."Baik Pak, biar besok dia pulang bersama dengan kami saja! Sebab, sekarang hari sudah semakin sore," terang Rizal.Kedua orang tua Via mengerti dan membiarkan sang anak di sana. Sebab, mereka percaya pada Rizal. Setelah memutuskan sambungan telepon, pria itu berjalan mendekati sang murid yang masih tidur.Rizal membereskan kamar tamu untuk Via, karena saudaran
Rizal bergegas bangun dan merapikan penampilannya, kemudian menatap tajam Via yang baru bangun dan berkata, "Kok saya ada di kamar Pak?" "Banyak tanya! Cepat sekarang ke kamar saya," sahut Rizal ketus."Mau ngapain? Seharusnya Bapak lagi malam pertama sama bu Zahrah, kenapa saya disuruh ke kamar Anda?" tanya Via.Rizal tidak mengatakan apa-apa, kemudian membawa gadis itu ke kamarnya dan mengatakan kalau Zahrah ingin bertemu. Via, mengerti dan masuk ke dalam kamar Rizal."Via, sekarang mandi ya! Pakai baju milikku ini. Setelah itu, kita makan malam," ujar Zahrah dengan lembut."Baik Bu," sahut Via lembut.Gadis itu tersenyum dan mengambil baju milik Zahrah, kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan diri sambil terus berpikir bagaimana caranya pulang, karena hari sudah malam.Via juga berpikir, pasti kedua orang tuanya sangat cemas dan memikirkan dirinya yang tak kunjung pulang sudah dua hari ini.
Via langsung menghentikan aktivitasnya, kemudian menghampiri Rizal yang berada tepat di depan pintu kamar. Pria itu terlihat seperti biasa, ketus dan datar."Ada apa ya, Pak?" tanya Via pelan."Kamu berisik! Mengganggu saja!" sahut Rizal dengan ketus.Hal itu membuat Via kesal, karena sang guru ketus. Padahal, mereka berdua sudah saling menyatakan cinta walaupun tidak bisa bersama. Tetap, keduanya sudah mengakui saling cinta."Bapak ini kenapa sih! Selalu ketus?" tanya Via sambil terus menatap wajah Rizal."Tidak ada, kamu hanya mengganggu saya?" sahut Rizal ketus dan pergi dari sana.Sebab, sudah melihat wajah Via dia bisa tidur dengan nyenyak di sofa ruang tamu. Karena, Rizal tidak ingin tidur di kamar yang sama dengan Zahrah. Padahal, mereka baru menikah, seharusnya menikmati indahnya malam pertama."Tidak jelas sekali!" gram Via.Gadis itu menidurkan tubuh dan tertidur pulas. Tanpa disadarinya, Rizal berulan
Via dan Reza langsung menoleh dan menatap pria itu yang menghampiri mereka, untungnya Zahra sudah masuk terlebih dahulu ke dalam dan tidak mendengarkan lelaki tersebut."Siapa kamu?" tanya Via dengan ketus sambil menatap wajah pria itu."Saya teman kos-kosannya Rizal yang berada di sebelah," sahut pria itu.Via sama sekali tidak memperdulikan pria itu, kemudian dia duduk di teras sambil menunggu Rizal mengeluarkan motor."Saya tidak membawa dia ke sini lagi, seperti waktu itu, karena sudah menikah dan membawa istri saya," ujar Rizal."Benar-benar kamu gila ya zal, bawa cewek dan sekaligus sama istrimu," bisik Gilang agar Via tidak mendengarkan ucapan mereka.Rizal menjelaskan kalau Via itu adalah muridnya sedangkan Zahra adalah istrinya, membuat Gilang mengerti kemudian bergegas pergi dari sana.Setelah itu, Rizal masuk ke dalam mengeluarkan motor miliknya untuk mengantarkan Via pulang ke rumah. Sebab, ada yang ingin di
Rizal hanya diam kemudian menbuang pandangan yang ke arah lain. Sebab, jantungnya merasa berdebar-debar kencang saat menatap wajah Via apalagi saat di motor tadi jantungnya hampir copot.Pada saat itu juga papa dan mama Via turun menghampiri mereka berdua dan, wanita paru baya itu memeluk sang anak dengan sangat lembut dan erat."Mama khawatir banget sama kamu Nak, kenapa tidak mengabari jika kamu pergi ke kota?" tanya Vina cemas. "Maaf ya Ma, sebenarnya kemarin itu Via memiliki masalah jadi pergi begitu saja, dan melampiaskannya ke acara pernikahan Pak Rizal," terang Via pelan.Via dan Vina kembali bercerita sedangkan Yudha menatap Rizal dengan tajam. Sebab, sang anak dua hari berada bersama pria itu di luar kota membuat dia sedikit cemas."Maaf ya Pak, sebenarnya saya tidak tahu kalau Via itu ke kota, karena saya sama sekali tidak memberitahu alamat dan juga pernikahan yang diadakan di rumah orang tua saya," jelas Rizal dengan jujur.
Rizal baru saja sampai di kosannya dan bergegas masuk ke dalam, melihat sang rengah membereskan tempat tinggal mereka yang sedikit berantakan sudah lama ditinggalkan."Mas kamu sudah pulang? Bagaimana, apakah orang tua dia marah?" tanya Zahrah sambil menghampiri sang suami dan mencium tangan Rizal dengan lembut."Ya namanya juga orang tua pasti sangat marah," sahut Rizal l dengan datar.Zahrah memijat kaki sang suami, kemudian dia meminta izin agar Rizal mengizinkannya agar tetap bekerja, sebab ia akan merasa sangat bosan bila di rumah sendirian.Rizal sama sekali tidak menolak keinginan sang istri, dan membiarkan Zahrah bekerja dengan catatan tidak berbuat macam-macam di luar sana."Terima kasih ya Mas, aku tidak akan mengecewakan kamu dan tidak akan membuat macam-macam di luar sana," janji Zahrah pada Rizal.Kemudian, mereka berdua bercerita bagaimana mereka mengatur kehidupan yang sekarang sudah menjadi suami-istri. Alangkah t
Rizal terdiam mendengar dokter itu menggantung ucapan, hatinya benar-benar berdebar-debar rasanya dia bingung apa yang sebenarnya yang ingin disampaikan dokter itu, dan sebenarnya apa yang terjadi kepada sang anak apakah sangat fatal atau tidak?“Tapi apa ya Dok, bisa jelaskan tidak kepada saya? Saya benar-benar sangat cemas apakah anak saya baik-baik saja?" tanya Rizal dengan sangat cemas.“Anak kalian tidak apa-apa. Tapi, dia harus mendapatkan perawatan sedikit karena berat badannya tidak memenuhi standar bayi yang pada umumnya. Tidak apa-apa Pak, tenang saja ini hanya untuk satu minggu saja setelah itu berat badannya sudah normal, nanti dia bisa keluar dari ruangan inkubator," jelas Dokter itu, membuat Rizal tenang kemudian dia pun menenangkan sang istri agar tidak bersedih. “Terima kasih banyak Dok, kalau begitu saya urus semuanya dulu ya," pamit Rizal dan dia pun kembali menemani sang istri. Setelah itu istrinya dipindah
Tidak berselang lama akhirnya teman-teman Via datang dan memberikan semangat untuk wanita muda itu, agar tidak cemas dan tidak khawatir dan meyakinkan bahwa dirinya juga sangat akan baik-baik saja setelah melakukan operasi nantinya.Via pun sangat senang diberikan semangat seperti itu dari orang-orang terdekat sahabat, hanya sang mertua yang belum sampai tetapi dia juga sudah senang karena mertuanya sudah menelpon, dan memberikan semangat untuknya hal ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya.“Terima kasih ya kalian semua baik sekali memberikan semangat, dan datang ke sini membuat aku benar-benar sangat bahagia memiliki kalian semua. Terima kasih sudah memberikan doa yang terbaik ya untuk kami dan juga baby Vizal," ucap Via dengan sangat lembut, wanita muda itu memberikan nama sang anak Khairul Vizal karena anak mereka saat USG jenis kelaminnya laki-laki.Nama Vizal diberikan oleh Via karena nama gabungan dari
Hari-hari yang dilalui oleh Rizal dan Via sangat membahagiakan untuk mereka berdua karena semakin hari semakin dekat mereka akan bertemu dengan calon anak pertama mereka, tepat hari ini usia kehamilan dia sudah memasuki bulan ke-9 dan mereka pun tinggal menunggu hitungan hari saja, untuk anak pertama mereka lahir ke dunia ini berbagai macam sudah mereka siapkan, dari kamar tidur perlengkapan bayi, sampai acara turun tanah sang anak juga sudah disiapkan dengan bersamaan acara pernikahan Zaskia dan juga Rendra.Hari ini dia sudah berada di rumah sakit karena usia kehamilannya sudah menginjak 9 bulan. Tetapi, tidak ada tanda-tanda ia ingin melahirkan karena dirinya sendiri lah yang ingin melahirkan secara normal tidak Caesar.“Sekali lagi maaf Bu Via. Karena, tidak ada tanda-tanda sebaiknya kita melakukan kaisar Karena saya takut nantinya Ibu dan anak takutnya kenapa-napa. Karena, usia kandungan Ibu semakin bertambah dan tidak ada tanda-tanda Ibu akan melahirkan, seperti wanita hamil pad
Hari ini Via dan Rizal berada di pantai mereka berdua tengah menyusuri pantai dengan perlahan. Karena, Via sendiri yang ingin berjalan-jalan di tepi pantai dengan hembusan ombak, hembusan angin kencang membuatnya benar-benar sangat tenang dan jauh lebih bahagia lagi.Rizal pun terus menggandeng tangan Via takut sama istri kenapa-napa, dan mereka pun berhenti di dekat pondok dan duduk di sana sebentar karena takut dia kelelahan karena wanita itu tengah mengandung sekarang."Ayolah sayang, kita berjalan lagi perjalanan kita masih panjang, aku mau kita sampai ke depan sana meminum air kelapa setelah itu kita pulang. Ya," rengek Via dengan sangat manja. Tapi, Rizal sama sekali tidak mendengarkan permintaan wanita itu. Karena, dia sangat mencemaskan bayi yang ada di dalam kandungan Via."Tidak sayang, saya tidak ingin kamu kenapa-napa kamu istirahat terlebih dahulu baru kita berjalan lagi ke sana. Setelah itu minum air ke
Via dan Rizal sangat bahagia karena mereka kini telah kembali bersama lagi. Karena, penghancur rumah tangga mereka sudah pergi jauh-jauh dari kehidupan mereka, dan kini ia pun bersama dengan Rizal sudah pulang ke rumah mereka, betapa bahagianya pria itu karena beberapa minggu ini dia benar-benar sangat sunyi di rumah sendirian sang istri dan calon anaknya pergi darinya."Bahagia sekali ya karena pengganggu itu tidak ada lagi di sini, hanya kita dan calon anak kita saja untungnya kita pandai mencari situasi dan mencari barang bukti, dan benar saja kan nyatanya memang dia ingin menghancurkan rumah tangga kita. Tapi sayangnya semua itu gagal dia menghancurkan dirinya sendiri tanpa dia sadari," ucap Via dengan sangat lirih."Sudah sayang, tidak apa-apa sekarang kita sudah bersama lagi jangan pikirkan dia! Karena, tidak ada gunanya memikirkannya sekarang yang terpenting adalah kamu dan juga baby kita ini untuk sehat selalu sampai persalinan nanti, saya sangat tidak sabar bertemu dengan dia
2 Minggu kemudian.Hari ini adalah hari yang membuat Rizal deg-degan karena dia akan mengetahui hasil tes DNA dirinya dan juga Iqbal, ya walaupun sudah tahu hasilnya apa tapi dia deg-degan bagaimana reaksi semua orang yang sudah membunuhnya selama ini. Karena dia memang benar tidak pernah menyentuh Zahra sedikitpun."Pak Rizal ini hasil tes DNA antara Anda dan juga Iqbal, semoga semuanya seperti yang Anda harapkannya, saya hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Anda," ucap Dokter itu sambil memberikan hasil tes DNA milik Rizal dan juga Iqbal."Terima kasih banyak ya Dok sudah membantu saya! Saya berharap semua sesuai keinginan saya," sahut Rizal dengan lembut."Semoga saja ya Pak, kalau begitu saya permisi dulu karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," pamit Dokter itu sambil berlalu pergi, dan harapan Rizal dan pria itu pun pergi juga karena dia ingin segera memberikan hasil tes DNA ini ke
Belum sempat mereka semua berbicara kepada Iqbal, Rizal pun telah datang membuat mereka hanya diam saja karena tidak ingin membuat suasana keruh atau yang lainnya."Ayah!" teriak Iqbal sambil berlari memeluk Rizal dengan sangat lembut, membuat semua yang ada di sana hanya diam saja sambil menatap ke arah mereka sebab Rizal terlihat seperti ayah kandung untuk Iqbal."Ayah dari mana saja? Iqbal dari tadi mencari Ayah terus-menerus?" tanya Iqbal sambil melepaskan pelukannya yang membuatnya kepada bocah itu."Tadi ayah keluar sebentar, 'kan Iqbal bersama dengan tante Via, kenapa harus mencari-cari ayah?" sahut Rizal, membuat Iqbal menganggukkan kepalanya."Tadi Iqbal sudah tanya sama tante Via katanya Ayah lagi keluar sebentar, dan Iqbal mah minta tante Via untuk mengatakan kepada Ayah cepat pulang. Karena Iqbal di sini sendirian walaupun ada tante Via," jawab Iqbal dengan polos. Kemudian Rizal menatap semua teman-temannya."Kalian semua sudah lama nyampe di sini?" tanya Rizal, dan mereka
"Silakan saja Pak katakan apa yang ingin Bapak ucapkan. Karena, saya tidak ingin berlama-lama kita berdua takutnya Iqbal nanti mencari Anda, bukankah dia menganggap anda sebagai ayahnya atau memang benar Anda itu memang ayah kandungnya, saya kan tidak mengetahui apa yang sudah Anda lakukan bersama Bu Zahra sewaktu menikah, tidak mungkin suami istri yang tinggal bersama tidak melakukan hubungan suami istri, hal itu benar-benar mustahil!" ucap Via dengan kesal membuat Rizal mengelengkan kepala. Karena, memang tidak ada orang yang percaya kepadanya kalau dia tidak pernah menyentuh Zahra saat masa pernikahan mereka karena dia juga tidak mencintai wanita itu."Percuma saya menjelaskan panjang lebar jika orang yang ada di hadapi saya tidak pernah mendengar, dan tidak akan pernah percaya jadi sekarang saya minta bantuan kepada kamu, untuk membuat Iqbal bahagia di sini agar kita bisa mengambil sampel untuk melakukan tes DNA. Karena saya tidak ingin membawa dia ke rumah sakit nantinya dia akan
Keesokan harinya Rizal mendatangi rumah Zahra dan dia pun melihat wanita itu tengah bermain bersama dengan Iqbal di halaman rumah, dan dia pun langsung menghampiri mantan istrinya tersebut. Karena niatnya datang ke sini ingin membawa Iqbal untuk melakukan tes DNA agar membuktikan bahwa anak laki-laki tersebut bukanlah anak kandungnya melainkan anak selingkuhannya."Wah Iqbal, lihatlah Ayahmu datang ke sini pasti dia sangat merindukanmu dan pasti dia juga ingin bermain denganmu," ucap Zahra dengan girang sambil tersenyum manis menatap sang anak sehingga bocah kecil itu pun tersenyum."Ayah! Iqbal sangat merindukan Ayah!" teriak bocah laki-laki itu sambil memeluk Rizal, membuat pria itu pun terdiam rasanya dia bersedih melihat Iqbal menjadi korban keegoisan Zahra, dan dia pun melepaskan pelukan mereka dan duduk di samping Zahra."Saya ingin membawa Iqbal untuk rumah sakit melakukan tes yang diminta oleh Via. Karena, saya ingin membuktikan kalau memang benar kami tidak memiliki hubungan