Share

Bab 2

Saat aku keluar dari air, kerumunan orang sudah berkumpul untuk menonton. Seseorang bercanda kepada Clayton, "Pak Clayton, sepertinya hari ini kamu bakal lepas dari status lajang, ya?"

Clayton tidak menanggapi lelucon itu. Dia hanya menatapku dan berkata dengan suara serak, "Vanessa, aku nggak nyangka kamu benar-benar bakal ...."

Sampai akhirnya, aku berjongkok di hadapannya dan membuka telapak tanganku perlahan-lahan untuk memperlihatkan gelang yang terbelah menjadi dua.

Tubuhnya kaku seketika. Dia menatapku dengan tajam. "Vanessa, apa maksudmu?"

Aku mengangkat pandanganku dengan tenang dan berkata perlahan, "Clayton, kamu pernah bilang, kalau gelang ini terbelah menjadi dua, saat itu juga kamu akan membiarkanku pergi. Sekarang, gelang ini sudah patah. Aku harap kamu menepati kata-katamu."

Ekspresi Clayton tertegun. Aku tahu dia akhirnya teringat.

....

Aku dan Clayton saling mengenal sejak masa remaja. Setelah tujuh tahun bersama, hubungan kami sangat dekat. Aku pikir semuanya akan berjalan lancar menuju pertunangan dan kami akan menghabiskan sisa hidup bersama.

Clayton adalah bintang baru di dunia bisnis dan aku adalah satu-satunya putri Keluarga Kosasih. Namun, aku tidak pernah menyangka bahwa dia adalah serigala berbulu domba.

Dimulai dari pendekatannya padaku, semua yang terjadi di antara kami, semua itu hanyalah bagian dari rencana balas dendamnya yang disusun dengan cermat. Dia menggunakan koneksi ayahku untuk menaiki tangga kesuksesan perlahan-lahan. Namun kemudian, dia berbalik dan menjatuhkan ayahku dari tebing.

Clayton ini benar-benar kejam. Sangat kejam.

Hari itu sedang hujan deras. Dia melemparkan barang-barangku satu per satu dari vila.

"Tahu nggak? Hari di mana ayahmu membuat keluargaku bangkrut, itu adalah hari ulang tahunku. Ayahku berjanji akan mengajakku ke taman bermain, tapi dia nggak pernah kembali."

"Vanessa, seharusnya kamu berterima kasih padaku. Perkembanganku nggak terlalu cepat, jadi keluargamu masih bisa menikmati bertahun-tahun kehidupan yang nyaman. Sekarang, kamu juga harus merasakan apa yang pernah aku rasakan dulu!"

Rasa apa yang dimaksudnya? Rasanya kehilangan seluruh anggota keluarga.

Di hari ketika ayahku bunuh diri, ibuku ada di lantai bawah menyaksikan semuanya. Kesehatan ibuku memang sudah rentan dan tidak sanggup lagi menahan syok.

Di luar ruang operasi, aku pernah berpikir ingin mengakhiri semuanya bersama Clayton. Namun, Ibu terbangun dan berkata, "Aku harus bertahan. Kalau aku tiada, Vanessa akan sendirian. Aku nggak tega."

Sejak saat itu, Clayton mulai mengancamku dengan menggunakan Ibu untuk memaksaku tetap berada di sisinya. Dengan kondisi kesehatannya saat ini, Ibu harus tinggal di rumah sakit selama bertahun-tahun.

Itu menjadi alasan bagi Clayton untuk terus mengekangku.

Dia memberiku sebuah gelang dan berkata, jika suatu hari dia memecahkan gelang itu, barulah dia akan membiarkanku pergi. Namun di depan orang lain, dia selalu mengatakan bahwa akulah yang selalu bersikeras untuk berada di sisinya.

Oleh karena itu, seluruh Kota Kariba percaya bahwa aku tergila-gila pada Clayton.

....

Sekarang setelah mendengar perkataanku tadi, semua orang mulai berbisik. "Jadi, si kekasih Clayton ini sebenarnya nggak mencintainya, ya? Dia memang mau meninggalkannya sedari awal?"

"Diam!" bentak Clayton tiba-tiba.

Dia menatapku dengan pandangan tajam dan penuh kemarahan. "Vanessa, kalau aku nggak mau menepati janjiku?"

Aku mundur selangkah tanpa berkata apa pun. Clayton menutup matanya sejenak. Saat membukanya kembali, dia menghela napas dalam-dalam seolah-olah mencoba meyakinkan dirinya untuk mengambil keputusan.

"Vanessa, kamu nggak menang." Dengan gaya santai, dia menyalakan sebatang rokok. "Lagian, kamu itu cuma mainanku. Selain itu, kamu itu mainan yang nggak berharga dibandingkan yang lainnya. Aku bisa membuangmu dan menggantimu kapan pun aku mau."

Sambil berkata demikian, dia merangkul selebriti yang berdiri di sebelahnya, yaitu Lulu yang sebelumnya mentertawakanku. Lulu terkejut dan langsung terjatuh ke pelukannya.

"Maaf, Bu Vanessa, kali ini aku benar-benar nggak akan menepati janji. Rasanya aku nggak mau buang mainan sepertimu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status