Share

89. Nasihat si Mbok

Flash Back

Abi masih terus menangis. Dibujuk dan dirayu oleh Fani dan juga si mbok belum juga mau berhenti. Digendong dan juga sudah disusui asi, tetap saja masih sesegukan. Air matanya terus saja mengalir hingga membuat mata bayi itu sangat merah dan bengkak. Dari hidungnya juga keluar air karena menangis tiada henti. Fani dan si mbok iba dan cukup kaget denga reaksi yang diberikan Abi, begitu mobil Munos menghilang dari pekarangan rumah.

Fani sudah kehabisan akal untuk menenangkan Abi. Ia pun merasa sedih yang sama, tetapi ia mencoba untuk menahannya. Bukan ia tak jujur pada diri sendiri. Selama ada Munos yang perhatian padanya dan juga Abi serta si mbok. Tentulah ia sangat berterima kasih. Ia pun kehilangan. Entah kehilangan sebagai saudara, atau teman. Untuk saat ini kesedihan yang anaknya rasakan, ia pun juga merasakannya.

"Fan, bawa keliling pakai sepeda. Bonceng di depan. Siapa tahu mau berhenti menangis," ujar si mbok saat melihat Abi tak kunjung mereda tangisnya. Fani pun men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status