Beranda / Pernikahan / Mencari Selingkuhan Suamiku / Bab 152 Informasi yang Diberikan Adik Sepupu

Share

Bab 152 Informasi yang Diberikan Adik Sepupu

Penulis: Kak Zorah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Oscar meneleponku, dia mengatakan akan kembali pada hari jumat ini. Oscar sudah pergi hampir satu bulan, selama kurun waktu ini dia hanya meneleponku sebanyak dua sampai tiga kali.

Kepergiannya membuahkan hasil, aku lega mendengarnya.

Masih ada 1 minggu lebih dari tenggat waktu yang diberikan Taufan. Dia memintaku untuk tidak mengecewakannya.

Sejak Taufan pergi ke Negara Cado sampai pada malam konferensi, kami sudah tidak pernah berkomunikasi. Meskipun telah kembali, Taufan tidak pernah menghubungiku. Aku juga tidak ingin mengganggunya, aku tidak punya alasan untuk meneleponnya.

Pagi hari aku pergi menemui klien. Ketika kembali ke kantor, aku bertemu Luna di lobi Brilliant Tower.

"Bu Maya, kamu baru kembali? Kayaknya kita berjodoh." Luna sangat senang melihatku.

"Ka-kamu mencariku? Ada apa?" Aku agak terkejut mendengar ucapannya.

"Oh, bukan. Tadi aku ada urusan di sekitar sini. Kebetulan sudah jam makan siang, jadi aku datang untuk mengajakmu makan bersama. Tadinya aku mau memberikanmu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 153 Rahasia Mengejutkan

    Apakah aku salah bicara? Kenapa Luna memberikan reaksi yang aneh?Luna mengambil sehelai tisu untuk menyeka mulutnya. Dia menatapku sambil tersenyum. "Dia suka mengakuiku sebagai adik sepupunya.""Memangnya bukan?" Aku agak gugup, jangan-jangan Taufan membohongiku."Nggak sepenuhnya. Aku adalah anak angkat." Luna menyunggingkan senyuman misterius.Jantungku langsung berdegup kencang, aku merasa ada sebuah kekuatan yang menghantam dadaku. Lagi-lagi adik yang tidak memiliki hubungan darah. Kenapa aku selalu terjerat di dalam hubungan saudara tanpa ikatan darah?Luna menatapku, seakan sedang menunggu responsku.Aku agak was-was, sepertinya topik pembicaraan kami berlangsung agak jauh. Aku tidak bisa membaca isi pikiran Luna. Apakah dia senang mengetahui Taufan mengakuinya sebagai adik sepupu?"Ibuku adalah bibinya Kak Taufan. Ibuku sangat hebat, dia adalah CEO Bright Celestial sebelumnya." Luna menyeka jari-jarinya yang lentik.Luna adalah wanita yang sangat cantik. Bahkan kukunya pun rap

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 154 Menggoda, Lalu Kabur

    Taufan meneleponku?Aku tersentak dan gugup melihat namanya. Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskan perasaanku. Awalnya aku ingin menolak panggilan tersebut, tetapi aku malah tidak sengaja menjawabnya.Suara yang dingin pun terdengar di ujung telepon, seakan sedang menyalahkanku. "Kenapa lama banget baru jawab?"Aku memutar bola mataku, masih berani mengomel aku lama menjawab? Tadinya aku bahkan tidak mau menjawab panggilannya.Karena aku tidak menjawab, Taufan lanjut bertanya, "Kenapa?""Ng-ngak, nggak ada apa-apa," jawabku dengan tidak percaya diri."Kayaknya kamu tidak senang mendengar suaraku?" tanya Taufan yang cukup peka."Memangnya aku mesti senang?" tanyaku kembali. Apakah aku harus bersyukur dan bahagia karena dia baru mengingatku?"Kenapa tidak meneleponku? Jangan bilang kamu tidak tahu aku sudah pulang." Taufan terdengar ketus dan tidak senang."Kamu sadar sudah pulang? Jangan bilang kamu nggak melihat notifikasi panggilan tidak terjawab. Jangan selalu bersikap sok benar

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 155 Kebohongan yang Baik

    Makan malam ini sangat menyenangkan. Ini adalah makan malam yang paling meriah dan bahagia sejak aku pindah ke rumah ini. Sudah lama ayah dan ibuku tidak tertawa lepas, mereka terlihat berseri-seri.Terutama ayahku, dia memberanikan diri untuk meminum alkohol. Padahal aku mengkhawatirkan kesehatannya, tetapi dia malah mengatakan tidak masalah.Kami mengobrol sebentar setelah makan malam. Aku mengantar Oscar pulang, kebetulan apartemennya tidak jauh dari rumahku."Mau temani aku jalan-jalan? Aku kekenyangan. Kita bisa sambil bicarakan masalah Ongky." Oscar memberikan ide.Aku menyetujuinya. Kami berjalan meninggalkan Goldland Villa, aku menjelaskan semua hal yang telah dilakukan Ongky. Sejak merekrut Oscar, aku telah menganggapnya sebagai rekan kerja. Jadi aku tidak berniat menutupi apa pun darinya. Aku menceritakan situasi sekarang tanpa ada yang disembunyikan.Di saat kami sedang mengobrol, tiba-tiba ponselku berdering. Aku mengeluarkan ponselku, ternyata telepon dari Taufan.Aku meno

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 156 Bertemu Kembali Setelah Sekian Lama Berpisah

    Mobil melaju ke resor yang selalu kami datangi. Begitu mobil berhenti, Taufan keluar tanpa menghiraukanku.Taufan yang mengikutiku, apa haknya marah-marah? Seharusnya aku yang kesal.Sopir bergegas keluar dari mobil sambil berbisik kepadaku, "Nona ...."Sopir berbisik sambil melirik Taufan yang berjalan jauh di depan, "Selama satu minggu ini Tuan sangat sibuk. Begitu kembali ke sini, Beliau bahkan belum makan dan langsung pergi menemuimu ....""Ikut aku!" Taufan berteriak ke arahku.Aku terkejut mendengar suaranya yang mengerikan. Sopir pun langsung menutup mulut sambil melirikku tak berdaya.Aku sontak merasa bersalah. Jika aku berada di posisinya, mungkin aku juga akan merasakan hal yang sama. Aku dapat memahami perasaannya dan memaklumi kemarahannya yang tiba-tiba.Aku mengangguk kepada sopir, lalu buru-buru mengejar Taufan. Aku bersikap lebih ramah, tidak seperti tadi.Begitu masuk ke dalam vila, dia melepaskan jas sambil berjalan ke sofa. Setelah melemparkan jasnya ke sofa, tiba-t

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 157 Kemampuan Memasak

    Ketika melihat makanan yang tersaji di atas meja, matanya memancarkan kilatan emosi yang sulit dijelaskan.Kemudian Taufan mengambil sepiring nasi yang kuberikan dan menyantapnya dengan lahap. Makannya lumayan banyak, dia pasti sangat kelaparan.Aku duduk di samping sambil memperhatikannya. Salah satu tanganku bertumpu pada dagu, aku mengamati ekspresinya tanpa berkedip. Aku terpesona melihat setiap gerakan dan senyumannya.Taufan makan sambil melirikku. Kami tidak bosan meski bertatapan cukup lama."Masih belum puas lihatnya?" Taufan meletakkan alat makan, dia menghabiskan hampir setengah makanan yang kusiapkan. "Masakanmu enak banget.""Aku senang mendengarnya, yang penting kamu suka." Aku tersenyum sambil membereskan meja.Namun Taufan malah menarik tanganku dan berkata, "Berapa lama kamu menemani pria itu jalan-jalan? Kamu harus menemaniku juga."Taufan perhitungan seperti anak kecil. Aku tertawa melihat tingkahnya. "Kamu masih kesal? Aku melakukan banyak hal bersamamu yang aku ngg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 158 Meminta Pengakuan

    Kata-katanya membuatku tidak berdaya. Aku merasa pasif dan gelisah.Aku menundukkan kepala dengan perasaan bersalah. Aku memeluk pinggangnya, entah kenapa tiba-tiba aku malah gugup. Aku akui, aku tidak hanya menyukainya, aku sudah terperangkap di dalam pusaran kenyamanan yang diberikannya.Benar, aku sudah terperangkap. Aku tidak dapat menyelamatkan diriku dari jeratan kelembutannya.Taufan seperti peramal yang dapat membaca semua isi pikiranku, sementara aku tidak tahu-menahu mengenai dirinya. Dia mengatakan bahwa dirinya menyukaiku, tapi aku hanya menganggapnya angin lalu.Aku tidak tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya terhadapku. Meskipun dia mengaku menyukaiku, aku tidak memahami perasaan suka yang diungkapkannya.Berdasarkan identitas, status, perawakan, usia, aku merasa tidak pantas bersanding dengannya. Usiaku lebih tua 4 tahun, aku bahkan sudah memiliki orang anak dan pernah bercerai.Taufan memiliki latar belakang yang kuat, dia tidak mungkin kesulitan menemukan wanita y

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 159 Ada yang Tidak Beres

    Taufan baru melepaskan kecupannya setelah beberapa menit. Dia berbisik tegas di telingaku, "Teori omong kosong, aku tidak mau mendengar untuk kedua kalinya. Kalau masih ada lain kali, aku tidak akan memaafkanmu."Aku mematung di tempat, aku tidak tahu harus sedih atau senang?Taufan mengusap air mataku, lalu menggenggam tanganku masuk ke dalam vila. Begitu masu ke dalam lift, Taufan memencet tombol lantai paling atas. Sesampainya di sana, aku melihat ratusan anggur merah yang tertata rapi di dalam lemari.Taufan mengambil sebotol anggur merah dan menuangkan segelas untukku. "Cicipi anggurnya."Aku mengambil gelas yang diberikan dan menghabisinya dalam satu tegukan. Seketika perasaanku pun terasa lebih baik.Taufan mengajakku berdiri di depan jendela. Kami memandang bulan yang memancarkan cahaya indah.Aku bersandar di dada Taufan, dia memelukku dari belakang sambil berkata, "Tenangkan dirimu, jangan berpikir macam-macam. Aku menginginkanmu."Taufan memelukku erat-erat. "Sejak pertama k

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 160 Mengujinya

    Shea sedang menunggu jawabanku."Baiklah, aku ingin tahu angin apa yang membawa mereka datang." Aku mengangguk.Shea tersenyum ketus. "Hem, yang pasti bukan hal baik. Bu, kamu harus hati-hati.""Em, bukankah keputusan ada di tangan kita? Kita yang menentukan mau menerima mereka atau tidak," jawabku meremehkan. "Nggak boleh menolak tamu. Kita tetap harus bersikap sopan.""Baiklah, aku bawa orangnya masuk." Shea membalikkan badan dan pergi.Aku menatap punggung Shea, aku menyukai cara kerjanya.Tak berapa lama, Shea menuntun Franko masuk ke ruanganku. Franko tersenyum ramah, dia berusia sekitar 40 tahun.Franko menyapaku dengan hangat, "Bu Maya, apa kabar?""Pak Franko, salam kenal. Mari, silakan duduk." Aku menunjuk kursi yang ada di depan mejaku, aku tidak berniat mengajaknya duduk di sofa."Terima kasih." Franko beranjak duduk di kursi. "Akhirnya aku punya kesempatan bertemu Bu Maya. Aku dengar Bu Maya adalah seorang pebisnis wanita yang hebat."Aku tertawa mendengar ucapannya. "Seper

Bab terbaru

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 299 – Pertarungan yang Kejam

    Aku menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, aku menyalakan mobil dan perlahan-lahan meninggalkan jalan kecil itu. Dari persimpangan di depan, aku kembali ke jalan utama. Pada saat ini, kemacetan sudah agak mendingan. Aku langsung bergegas pulang ke rumah.Ibuku langsung merasa lega begitu melihatku sudah sampai di rumah. Dia buru-buru mulai memasak makanan. Jarang sekali aku bisa makan bersama mereka di rumah seperti ini.Begitu mendengar jika aku ingin makan di rumah, kedua orang tuaku langsung menunggu kepulanganku. Ibuku mengatakan, makanan yang paling enak adalah makanan yang baru dimasak.Setelah makan malam, aku menelepon Fanny dan bertanya apakah dia sedang ada di rumah. Fanny mengatakan jika dirinya baru saja sampai di rumah. Oleh karena itu, aku mengajak Adele jalan-jalan dan pergi menemui Fanny.Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengan Fanny. Begitu melihatku, Fanny langsung menanyakan tentang Taufan. Aku hanya bisa menggelengkan kepala tanpa daya.Fanny mengatakan, akhi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 298 – Mati Secara Tidak Wajar

    Entah kenapa, pada saat itu, punggungku terasa dingin dan merinding. Aku merasa ngeri saat memikirkannya. Bayangkan saja, manusia yang masih hidup dan baik-baik saja ditabrak mobil hingga tewas saat dalam perjalanan menemui diriku. Mungkinkah semua ini hanya kebetulan belaka?Selain itu, dia hanya ingin menyampaikan informasi mengenai Taufan kepadaku. Hanya sebuah informasi. Akan tetapi, apakah semua itu harus ditebus dengan mengorbankan nyawanya? Bagaimana mungkin orang yang begitu lembut itu sekarang dibilang sudah meninggal …Semua ini makin membuatku mengerti jika situasinya tidaklah sesederhana itu.Melihat Danny yang buru-buru pergi, makin aku memikirkannya, makin aku merasa jika ada yang tidak beres. Kenapa polisi tidak menanyakan apa pun mengenai Taufan kepadaku? Bukankah itu adalah pertanyaan yang paling penting? Apakah mungkin bagi mereka untuk mengabaikan pertanyaan sepenting itu?Selain itu, jika sudah dipastikan bahwa sopir mobil karavan kecil itu mabuk dan Bastian meningg

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 297 – Petugas Polisi Datang

    Yang datang ke kantorku adalah dua petugas berseragam polisi.Hal ini membuatku agak terkejut dan bingung. Apa yang menyebabkan polisi mendatangiku di kantor?Aku mempersilakan mereka untuk duduk dan menatap mereka. Salah satu dari mereka bertanya kepadaku dengan sangat serius, “Bolehkah aku bertanya padamu? Apa kamu kenal Bastian Luzman?”“Siapa?” Aku agak bingung dan langsung menyangkalnya. “Aku nggak kenal.”Petugas polisi itu langsung menatapku dengan tajam. Jelas, dia tidak percaya dengan jawabanku. Kemudian, dia melirik rekannya dan berkata, “Mana fotonya?”Polisi satunya buru-buru mengeluarkan foto dari tas kerja yang dipegangnya dan menyerahkannya kepadaku. “Perhatikan baik-baik orang yang ada di foto ini.”Aku menerima foto tersebut dengan kedua tanganku dan melihat orang yang ada di foto itu. Dia adalah seorang pria. Wajahnya terlihat cukup tampan. Sepertinya dia adalah seorang mahasiswa yang masih berusia sekitar 20 tahun.Aku menggelengkan kepalaku dan berkata dengan tegas,

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 296 – Panggilan Telepon yang Aneh

    Orang yang meneleponku itu adalah seorang pria asing. Dia memintaku untuk menemuinya seorang diri. Pria itu mengatakan bahwa dia punya informasi mengenai Taufan.Aku menanyakan siapa dirinya. Namun, pria itu langsung menutup teleponnya. Akan tetapi, dia mengirimkan pesan kepadaku, berupa sebuah alamat. Sepertinya, alamat tersebut merupakan lokasi di mana kami akan bertemu nanti.Tanpa berpikir panjang, aku langsung mengambil tasku dan turun ke bawah.Setelah mengatur navigasi, aku langsung menuju ke tempat yang dia sebutkan sebelumnya. Hatiku merasa cemas. Dalam beberapa hari terakhir, inilah pertama kalinya aku mendengar ada seseorang yang memberitahuku bahwa dia memiliki informasi mengenai Taufan.Aku bahkan tidak memikirkan apakah informasinya itu benar atau salah. Sekalipun salah, aku tetap ingin mendengar apa yang ingin dia katakan. Setidaknya, itu lebih baik daripada aku tidak tahu apa-apa.Dalam beberapa hari terakhir, kecelakaan mobil yang menimpa Taufan seakan-akan tidak perna

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 295 – Memulai Perang Secara Terang-terangan

    Hatiku langsung berdebar kencang saat melihat nama yang muncul di layar ponselku adalah nama Luna.“Luna, kalau kamu mau bicara omong kosong, sebaiknya hentikan saja. Aku sedang malas berurusan denganmu.” Aku mengangkat telepon dan langsung berkata kepada Luna. “Informasi mengenai Taufan, kalian mau mengatakannya atau nggak, aku pasti akan tetap mengetahuinya.”“Hahaha … Kak Maya, kayaknya kamu benar-benar cemas.” Luna terlihat aneh saat mengetahui kecemasanku. Sikapnya begitu menyenangkan. “Kayaknya Kakak marah besar.”“Kayaknya kamu lagi nggak ada kerjaan ya?” Setelah berkata seperti itu, aku langsung menutup teleponnya. Aku tahu betul. Makin aku memedulikannya, Luna akan makin menjadi-jadi.Benar saja. Ponsel di tanganku kembali berdering. Aku menahan diri dan baru mengangkatnya setelah berdering beberapa kali. “Jangan menguji kesabaranku.”“Hahaha … Kak Maya, aku cuma ingin memberitahumu kalau dia baik-baik saja. Sungguh.” Nada bicara Luna menyiratkan jika dia bersukacita atas musi

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 294 – Beberapa Mobil Saling Bertabrakan

    Bagai membuka pintu misterius, aku buru-buru melangkahkan kakiku dan masuk ke dalam. Aku memeriksa setiap ruangan yang ada, tetapi tidak ada seorang pun di sana.Sampai-sampai seorang perawat membentakku dengan tegas, “Apa yang kamu lakukan? Ini ruang steril. Bagaimana kalian bisa masuk ke sini? Cepat keluar!”Aku mencengkeramnya dengan satu tanganku. “Kalau begitu, katakan padaku. Di mana orang yang barusan kalian selamatkan? Bagaimana keadaannya?”“Cepat keluar! Orang yang diselamatkan apa? Banyak yang kami selamatkan.” Perawat itu berusaha melepaskan diri dari cengkeramanku dan mendorong kami keluar. “Cepat keluar!”“Pak Taufan. Pak Taufan yang barusan kalian selamatkan. Bagaimana keadaannya?” Aku masih belum mau menyerah.Perawat itu terlihat marah dan langsung mendorongku keluar. “Aku nggak tahu.”Kemudian, pintu dibanting dengan keras sampai berbunyi ‘brak’ dan terdengar suara kunci pintu yang diputar dari dalam.Aku bersandar di dinding dengan putus asa dan agak hilang akal. Aku

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 293 – Hidup dan Mati adalah Harga Mati

    Tatapanku menjadi tegang. Jantungku kembali berdegap kencang. Aku mengulurkan tanganku dan mendorong Luna yang menghalangi di depanku. Luna terhuyung-huyung dan hampir jatuh tersungkur beberapa langkah ke samping. Aku tidak peduli. Aku buru-buru berlari menuju koridor. Namun, para pengawal berpakaian hitam itu tetap saja menghalangiku.Aku melihat dokter sedang menjelaskan sesuatu kepada Cynthia di depan pintu. Akan tetapi, aku sama sekali tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.Tidak sampai dua menit, dokter itu sudah berbalik dan kembali masuk ke ruang gawat darurat. Yang bisa kulihat hanyalah sarung tangan yang dikenakannya berlumuran darah yang mengerikan.Mataku tertuju pada Cynthia. Aku melihat Cynthia masih berdiri di tempatnya dengan tatapan kosong. Ekspresinya sangat aneh. Aku tidak tahu apakah yang disampaikan dokter tadi adalah kabar baik ataukah kabar buruk.Cynthia tertegun untuk waktu yang lama, sebelum akhirnya mengatakan sesuatu kepada Fara yang ada di belakangn

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 292 – Tidak Ada Kompromi Sedikit Pun

    Telepon berdering untuk waktu yang lama sebelum akhirnya Danny mengangkatnya. Aku berkata kepada Danny dengan suara bergetar, “Danny … kamu di mana? Tolong selidiki …. Sesuatu terjadi pada Taufan …. Dia mengalami kecelakaan mobil di jalan tol menuju bandara …”“Jangan khawatir, Kak Maya. Aku sudah langsung menyelidikinya begitu mendapat kabar.” Mungkin, karena mendengar suaraku yang tidak jelas, Danny pun menghiburku. “Kakak ada di mana?”“Aku di rumah sakit.” Aku menarik napas dalam-dalam. “Ceritakan hasil penyelidikanmu padaku.”“Itu pasti. Jaga diri Kakak baik-baik. Apa Kak Maya ingin aku menyuruh Shea untuk menemani Kakak di rumah sakit?” tanya Danny kepadaku. Mungkin saja dia merasa jika suasana hatiku sedang tidak baik.“Aku nggak apa-apa,” jawabku cepat-cepat. Kemudian, aku bertanya kepada Danny, “Apa kamu tahu bagaimana kondisi cedera yang dialami Taufan?”Di ujung telepon, Danny terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, “Menurut para saksi mata … lukanya sangat para

  • Mencari Selingkuhan Suamiku   Bab 291 – Konfrontasi Di Depan Ruang Gawat Darurat

    Wajah Cynthia tampak begitu muram dan menakutkan. Dia duduk jauh di sana sambil menegakkan punggungnya. Matanya menyiratkan aura ganas, yang sama sekali tidak terdapat kehangatan di dalamnya. Mata Cynthia itu membuatku tanpa sadar teringat pada posisi seekor ular sebelum melancarkan serangan pada musuhnya.Kejam, ganas, dan menakutkan.Aku menenangkan diri sebentar. Sebenarnya, saat melihat Cynthia, aku sudah yakin jika orang di dalam ruangan itu pastilah Taufan. Rasa takut yang belum pernah kurasakan sebelumnya memenuhi dadaku. Aku kembali menatap pintu ruang gawat darurat yang tertutup rapat dan berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa.“Kenapa? Apa kamu mau membuat keributan dengan datang kemari?” Nada bicara Cynthia begitu dingin. Matanya yang bagaikan elang terus saja menatap wajahku.Aku menarik napas dalam-dalam, menggertakkan gigiku, dan berjalan menghampirinya. Seketika itu juga, aku bisa merasakan apa yang dirasakan orang yang ada dalam ruangan itu. Hal tersebut langsung

DMCA.com Protection Status