Share

Bab 157 Kemampuan Memasak

Ketika melihat makanan yang tersaji di atas meja, matanya memancarkan kilatan emosi yang sulit dijelaskan.

Kemudian Taufan mengambil sepiring nasi yang kuberikan dan menyantapnya dengan lahap. Makannya lumayan banyak, dia pasti sangat kelaparan.

Aku duduk di samping sambil memperhatikannya. Salah satu tanganku bertumpu pada dagu, aku mengamati ekspresinya tanpa berkedip. Aku terpesona melihat setiap gerakan dan senyumannya.

Taufan makan sambil melirikku. Kami tidak bosan meski bertatapan cukup lama.

"Masih belum puas lihatnya?" Taufan meletakkan alat makan, dia menghabiskan hampir setengah makanan yang kusiapkan. "Masakanmu enak banget."

"Aku senang mendengarnya, yang penting kamu suka." Aku tersenyum sambil membereskan meja.

Namun Taufan malah menarik tanganku dan berkata, "Berapa lama kamu menemani pria itu jalan-jalan? Kamu harus menemaniku juga."

Taufan perhitungan seperti anak kecil. Aku tertawa melihat tingkahnya. "Kamu masih kesal? Aku melakukan banyak hal bersamamu yang aku ngg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status