Share

Bab 2. AYAH

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2024-04-23 11:47:00

Bab 2. AYAH

Semua orang segera menoleh ke arah sumber suara, di hadapan mereka terlihat sesosok pria kurus tinggi dengan pakaian lusuh berjalan ke arah mereka.

Wajah sosok pria ini sangat dingin, matanya begitu tajam menatap ke arah ketiga rentenir yang akan mengganggu Angeline, seakan ingin menelan mereka bertiga hidup-hidup.

“Siapa kamu? Kalau ingin selamat pergilah!”

Dengan suara kesal, ketua Rentenir balik membentak Darko.

Ketua Rentenir sama sekali tidak merasa takut melihat wajah dingin Darko yang tiba-tiba datang mengganggu pekerjaan mereka.

Mereka bertiga yang biasa bersikap arogan kepada siapapun, tentu saja memandang rendah Darko yang berpakaian kumal dan tampak kurus.

Berbeda dengan ekspresi wajah Angeline ketika mendengar suara Darko, seketika ekspresi wajahnya tampak berseri dan jantungnya penuh dengan kebahagiaan.

Apalagi setelah melihat sosok pria yang selama ini selalu di rindukannya.

“Kak Darko…”

Mendengar suara Angeline yang seperti bisikan, Darko segera tersenyum dan menghampirinya.

“Kak Darko…”

Angeline langsung memeluk Darko yang sudah berada di dekatnya tanpa menghiraukan sekelilingnya.

Ketua Rentenir dan anak buahnya memandangi Darko dan Angeline yang sedang berpelukan dengan perasaan kesal.

“Apa yang kalian lakukan? Segera lunasi hutangmu atau kamu harus membayar dengan tubuhmu?”

“Apa yang kamu katakan?!”

Darko yang sedang memeluk Angeline langsung melepas pelukannya dan bertanya sambil menatap dingin kearah ketua Rentenir dan kedua anak buah nya.

“He he he he… sepertinya ada orang yang ingin menjadi pahlawan, baiklah saya akan memberitahukan kepadamu. Wanita ini mempunyai hutang sebanyak sepuluh milyar kepada saya dan sekarang sudah jatuh tempo, jadi… hari ini saya menagih hutangnya. Kalau kamu tidak mempunyai uang untuk membantunya pergilah, biar saya menikmati tubuhnya untuk membayar bunganya, he he he he….”

Ketua Rentenir tertawa menghina sambil menatap kearah Darko dengan tatapan jijik.

Dalam pikiran ketua Rentenir mana mungkin Darko yang memakai pakaian lusuh mempunyai uang untuk membayar hutang Angeline.

Akan tetapi apa yang dipikirkan ketua Rentenir tampaknya salah, karena orang yang sedang dihadapinya adalah Darko, yang kekayaannya tidak bisa dihitung saking banyaknya.

“Hanya sepuluh milyar saja kenapa kamu begitu tidak sopan dengan seorang wanita?”

“Ha ha ha ha… hanya seorang wanita? Tentu saja saya tahu siapa Angeline ini. Sebelumnya dia adalah nona muda yang terkenal sebagai wanita tercantik di kota Mandiraja, tapi sekarang dia hanya seorang wanita biasa yang miskin, tentu saja siapa saja biasa menikmati kemolekan tubuhnya.”

Ketua Rentenir berkata dengan sinis, seakan Darko bukan siapa-siapa di hadapannya.

Tentu saja Darko sangat marah mendengar perkataan ketua Rentenir yang menghina Angeline.

Demikian juga dengan Angeline, wajahnya langsung memucat saking marahnya atas penghinaan ketua Rentenir yang memandang rendah dirinya.

Plak…!

“Auw….!”

Tiba-tiba terdengar suara benda dipukul dengan keras diikuti suara teriakan seseorang yang menjerit kesakitan.

Ternyata suara jeritan kesakitan dan suara benda dipukul adalah wajah ketua Rentenir yang ditampar dengan keras oleh Darko hingga melayang keluar sejauh lima meter dan terjatuh dengan keras diatas tanah.

Saking cepatnya gerakan tangan Darko sehingga tidak ada orang yang tahu siapa orang yang sudah menampar ketua Rentenir.

“Si… siapa yang sudah berani menamparku?”

Sambil memegangi pipinya yang membengkak berubah seperti bola dan darah yang menetes dari mulutnya.

Kedua anak buah ketua Rentenir segera menghampiri Boss mereka dan membantunya berdiri.

“Boss mana yang sakit?”

“Brengsek, apa matamu buta? Lihat wajahku bengkak seperti balon! Apa kamu tahu siapa yang sudah menampar wajahku?”

Wajah ketua Rentenir tampak sangat buruk saat memaki kedua anak buahnya.

Sementara itu Angeline juga tampak kebingungan melihat kejadian di depannya, dia menatap kearah Darko dengan tatapan penuh selidik.

Sementara itu anak kecil yang sejak tadi berdiri di belakang Angeline sedang memandangi sosok Darko dengan wajah penasaran.

Apalagi saat melihat Darko memeluk Angeline tepat di hadapannya.

“Ayah…”

Dengan suara pelan Faizi memanggil Darko dengan sebutan ayah.

Meskipun suara yang keluar dari mulut Faizi sangat pelan, tapi masih bisa didengar telinga Darko yang mempunyai pendengaran sangat baik.

Darko segera menoleh ke arah sumber suara, seketika matanya menangkap sosok kecil yang sedang menatapnya dengan mata berbinar bagai bintang.

Segera saja Darko melepaskan pelukannya pada tubuh Angeline dan segera berjongkok sambil merentangkan kedua tangannya ke arah Faizi dengan senyum merekah di wajahnya.

“Faizi… sini ayah peluk..”

Faizi yang dipanggil oleh Darko seketika menampilkan senyum cerah, akan tetapi Faizi tidak langsung berlari ke dalam pelukan Darko.

Dengan senyum malu-malu mau, Faizi menoleh ke Angeline seakan sedang meminta persetujuannya untuk memeluk Darko.

Angeline yang melihat sikap Faizi yang begitu bersemangat untuk berlari kedalam pelukan Darko akan tetapi ragu-ragu langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Seketika Faizi langsung berteriak gembira memanggil Darko sambil berlari dalam pelukannya.

“Ayah…. hore… Faizi punya ayah!”

Begitu Faizi masuk dalam pelukannya, Darko segera memeluknya dengan erat dan mengecup kedua pipinya dengan penuh kasih sayang sebagai ayah yang tidak pernah bertemu dengan anaknya.

“Ayah, angkat Faizi keatas seperti teman-teman Izi yang lain, mereka dilempar ke atas oleh ayahnya, Izi ingin seperti itu juga.”

“Baik, seperti ini?”

“Hore… Izi terbang…. ayah terus lempar Izi.”

Suasana di depan rumah sederhana yang tampak kumuh seketika berubah menjadi suasana reuni yang penuh dengan gelak tawa, antara Darko dan Faizi.

Sementara itu ketua Rentenir memandang kearah Darko dengan wajah gelap dan penuh dengan dendam.

“Kalian hajar pria itu cepat! Balasan penghinaan ini, patahkan kedua tangan dan kakinya!”

Setelah mendengar perintah ketua Rentenir, kedua pengawal segera berjalan dengan cepat mendekat kearah Darko yang sedang bermain dengan Faizi.

Meskipun Darko sedang bermain dengan Faizi, kesadarannya tetap terjaga.

Sehingga pada saat kedua pengawal ketua Rentenir berjalan mendekat ke arahnya, dia hanya tersenyum dingin.

“Matilah kau..!”

Pengawal ketua Rentenir berteriak sambil melayangkan tinju besarnya ke arah Darko yang sedang memunggunginya.

Akan tetapi keinginan mereka untuk bisa melumpuhkan Darko hanyalah mimpi disiang bolong.

Mana mungkin seorang Jendral Besar yang telah memenangi ribuan peperangan dan membantai ratusan ribu prajurit musuh bisa dengan mudah dipukul oleh seseorang yang hanya mempunyai keahlian biasa.

Bahkan seorang pendekar kultivator kuat pun masih bukan lawannya, apalagi hanya dua orang pengawal kecil yang hanya kuat biasa saja.

Bugh…! bugh…!

Dua tendangan melesat ke arah belakang, dimana kedua pengawal ketua Rentenir sedang melayangkan tinjunya secara bersamaan.

Kecepatan tendangan Darko tidak bisa dilihat dengan pandangan mata manusia awam.saking cepatnya.

Tanpa diketahui maupun dilihat Faizi yang sedang dilempar keatas oleh Darko, kedua pengawal ketua Rentenir sudah terbang sejauh sepuluh meter dengan mulut menyemburkan darah.

Seperti tidak pernah terjadi apa-apa, Darko terus bermain dengan Faizi hingga Faizi minta diturunkan dari gendongannya.

“Sudah ayah, Izi sudah senang seperti teman-teman Izi.”

“Betul kata ibu, kalau Izi juga punya ayah.”

Faizi berkata dengan mata berbinar dan wajah menggemaskannya membuat Darko sangat bahagia mempunyai anak yang begitu pengertian serta dewasa di usianya yang baru empat tahun.

“Izi ayah sedang capek, bagaimana kalau kita masuk dan biarkan ayah beristirahat?”

Angeline berkata sambil mengusap kepala Faizi dengan penuh kasih sayang.

Pada saat mereka akan memasuki rumah, terdengar suara ketua Rentenir yang mengancam Angeline dan Darko.

“Kalian berdua, jangan senang dulu sebelum melunasi hutangmu. Tunggu orang-orang ku datang untuk membereskan kalian!”

Langkah Darko langsung terhenti begitu mendengar perkataan ketua Rentenir, dia segera menatap kearah Angeline dengan tatapan penuh dengan tanya.

“Apa kamu hutang dengan orang itu?”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
MN Rohmadi
Selamat datang di Menantu sang Jendral Besar s2, semoga menghibur pembaca setia.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 3. MEMBAYAR HUTANG DENGAN MUDAH

    Bab 3. MEMBAYAR HUTANG DENGAN MUDAH “Mmm… benar saya berhutang dua milyar kepada tuan Parijo itu sebelumnya?” “Dua milyar, baiklah biar saya lunasi dulu hutangnya biar brengsek itu tidak menggonggong dan mengganggu kita.” Setelah berkata, Darko segera berbalik dan perlahan berjalan ke arah ketua Rentenir yang sedang berdiri sambil memegangi wajahnya yang bengkak seperti balon. Sementara itu ketua Rentenir yang melihat Darko berjalan ke arahnya, tanpa sadar dia juga berjalan mundur untuk menjauhi Darko. Kekejaman dan kekuatan Darko yang sudah menamparnya tanpa terlihat dan menendang kedua anak buahnya hingga terlempar sejauh sepuluh meter telah membuat hatinya menciut. “Apa… apa yang akan kamu lakukan?” Dengan suara tergagap, ketua Rentenir berkata sambil memandang ke arah Darko dengan panik. “Berapa hutang istri saya?” “Hutang?” Ketua Rentenir menatap Darko dengan tatapan dipenuhi rasa tidak percaya. “Iya, berapa hutang istri saya?” “

    Last Updated : 2024-04-23
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 4. SEDIH MELIHAT KEHIDUPAN ANAK DAN ISTRINYA

    Bab 4. SEDIH MELIHAT KEHIDUPAN ANAK DAN ISTRINYA Sementara itu Rossa dan Abimanyu yang tampak tidak senang dengan sikap Darko melanjutkan kesibukannya menonton acara televisi. “Ayah kita bermain di luar saja yuk…” Tiba-tiba Faizi berkata sambil menggandeng tangan Darko dan menariknya keluar dari rumah. Sambil tersenyum Darko hanya bisa mengikuti apa yang diinginkan anaknya yang baru saja bertemu sejak dilahirkan. Ternyata Faizi mengajak Darko pergi ke halaman belakang rumahnya. meskipun rumah yang di tinggali Angeline sudah sangat tua dan kecil akan tetapi halamannya sangat luas. Di sekeliling rumah tua ini dipenuhi aneka ragam sayuran, dari kangkung, bayam, sawi, lombok, kacang panjang, tomat dan lainnya. Ternyata uang terakhir yang dimiliki Angeline di gunakan untuk membeli rumah tua yang mempunyai halaman luas setelah perusahaannya bangkrut. “Ayah, kenalin ini Boy, kelinci kesayangan Izi.” Faizi mengajak Darko pergi ke kandang ke

    Last Updated : 2024-04-23
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 5. ANGELINE DIGANGGU PREMAN PASAR

    Bab 5. ANGELINE DIGANGGU PREMAN PASAR Saat ini semua orang memandang ke arah Darko yang berdiri di samping Angeline dengan ekspresi penuh dengan tanya. “Ehem… ehem… siapa ini? Sepertinya ada teman baru nih?” Salah seorang penumpang wanita tiba-tiba berkata setelah sebelumnya berdehem seakan sedang mengajak bercanda Angeline. Darko yang mendengar candaan teman-teman Angeline sesama pedagang sayur pasar pagi segera memperkenalkan diri. “Ibu-ibu perkenalkan saya Darko suaminya Angeline.” “Suaminya Angeline…?” Suara kaget dan wajah penuh dengan rasa heran menghiasi wajah semua penumpang mobil pick up yang membawa sayuran. Mereka memandangi Darko dengan tatapan penuh selidik, tatapannya seakan tidak percaya kalau suami Angeline begitu kurus dan pakaian yang dikenakannya juga terlihat sangat tua hingga warnanya sudah memudar. Semua orang memandang ke arah Darko dan Angeline silih berganti sambil menggelengkan kepalanya. Mereka merasa betapa ma

    Last Updated : 2024-04-23
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 6. JANDA KEMBANG PASAR PAGI

    Bab 6. JANDA KEMBANG PASAR PAGI Darko dan Angeline saling bertukar pandang saat mendengar perkataan bang Bimo, sepertinya desas-desus tentang kehidupannya sudah menyebar keseluruh pasar. Mana mungkin kehidupan Angeline yang begitu cantik tidak menyebar ke seluruh pedagang pasar, maupun pengunjung pasar. Sepertinya bang Bimo tidak mau menerima kenyataan kalau suami Angeline sudah kembali, dia memandang dengan sinis ke arah Darko seakan ingin membunuhnya. Sudah sejak lama bang Bimo ingin memperistri Angeline yang terkenal sebagai janda kembang pasar pagi. “Memang sebelumnya suami saya pergi ke medan perang untuk bertugas, tapi sekarang dia sudah kembali.”Angeline berkata sambil tersenyum dan menatap kearah Darko dengan tatapan penuh kasih sayang. Sementara itu Darko hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerik bang Bimo, dia tahu seperti apa sifat seorang preman pasar. Akan tetapi karena di peringatkan oleh Angeline untuk tidak membuat keributan, se

    Last Updated : 2024-04-26
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 7. AYAH YANG DIRINDUKAN

    Bab 7. AYAH YANG DIRINDUKAN “Kamu lihat, wanita secantik itu hanya membeli satu kilo beras yang berkualitas paling buruk, betapa kasihannya ibu Angeline itu.” Pedagang beras tampak berbisik pada suaminya setelah Angeline dan Darko pergi meninggalkan kios beras mereka. “Iya, padahal kalau Angeline mau tentu banyak pria yang ingin menjadi suaminya.” “Apa kamu tahu siapa pria kurus yang berjalan bersamanya?” “Eh iya, siapa ya? Setahu saya Angeline selalu sendirian setiap kali pergi ke pasar. Apakah pria itu suaminya yang katanya pergi ke medan perang?” “Mungkin juga, lihat saja matanya. Meskipun tubuhnya kurus dan kulitnya hitam, akan tetapi tatapan matanya sangat tajam seperti orang yang biasa dalam disiplin tinggi.” “Tapi apa iya, bukankah suaminya sudah mati sejak lima tahun lalu di medan perang, apa mungkin pria itu saudaranya?” “Sudahlah, kita tidak perlu membahasnya lagi. Lagian itu bukan urusan kita, yang penting bisnis kita tetap berjalan.”

    Last Updated : 2024-04-26
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 8. MENGANTAR SEKOLAH

    Bab 8. MENGANTAR SEKOLAH Faizi menjawab pertanyaan gurunya dengan wajah penuh semangat dan penuh dengan kebanggan. Mendengar perkataan Faizi, para guru serta wali murid yang berada di sekitar sekolah Taman Kanak-Kanak segera menoleh ke arah Darko yang berdiri di dekat Angeline. “Dasar keluarga miskin tetap saja miskin, apanya yang tentara? Ternyata suami wanita jalang itu hanya prajurit kelas rendahan.” “Betul sekali, lihatlah pakaian yang dikenakannya benar-benar sangat jelek. Bahkan lebih jelek dari keset lantai di rumahku.” “Ha ha ha ha… benar sekali, saya sebenarnya kasihan dengan Angeline itu. Apa mata dan otaknya bermasalah, dia itu kan cantik. Masa mau menikah dengan pria miskin dan kurus seperti dia.” Cemoohan para wali murid meskipun tidak terlalu keras akan tetapi masih bisa didengar dengan jelas oleh Angeline dan Darko yang berdiri di depan pintu gerbang Sekolah Taman Kanak-Kanak, dimana Faizi belajar. Angeline yang sudah terbiasa mende

    Last Updated : 2024-04-27
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 9. TEMBAKAN SENJATA RAHASIA

    Bab 9. TEMBAKAN SENJATA RAHASIA “Tentu saja ayah punya uang, karena itulah ayah akan ajak Faizi ke Mall untuk beli mainan dan pakaian baru.” “Beli pakaian baru? Apa itu beneran Yah?” “Tentu saja beneran, untuk apa ayah bohong sama Faizi.”Sementara itu Angeline diam saja melihat interaksi antara ayah dan anak di depannya, tentu saja dia ingin menyenangkan Faizi. Hanya saja selama ini keadaannya sama sekali tidak baik-baik saja, padahal jika Angeline mau berbicara dengan mertuanya atau orang tua Darko tentu mereka akan membantunya. Akan tetapi sifat Angeline yang tidak ingin merepotkan mertuanya membuat kehidupannya serba kekurangan. Padahal Angeline juga tahu kalau orang tua Darko atau mertuanya adalah seorang milyader. Bahkan orang tua Darko merupakan bangsawan yang tinggal di Ibukota kekaisaran Nusantara. Angeline yang sudah terbiasa melihat keseharian Darko selama mereka menikah, sama sekali tidak curiga atau menanyakan apakah Darko punya ua

    Last Updated : 2024-04-28
  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 10. BERTELANJANG DADA

    Bab 10. BERTELANJANG DADA Brak… Bugh! “Sialan… anak siapa ini? Bocah, kamu punya mata apa tidak? Kenapa kamu berlarian di Mall ini, dasar sialan!”Wanita paruh baya yang ditabrak Faizi wajahnya memerah saking marahnya, dia menunjuk ke arah Faizi yang pada saat ini sedang berdiri dengan wajah ketakutan. Angeline segera berlari mendekati wanita paruh baya ini dan berusaha membantunya untuk berdiri. Sementara Darko membantu merapikan belanjaannya yang berserakan, wanita itu belum menyadari kalau orang yang sedang membantunya berdiri adalah orang tua bocah yang menabraknya. Setelah merapikan semua tas belanjaan dan meletakkan di samping wanita paruh baya ini, Darko segera mendekati Faizi dan menghiburnya. “Jangan takut, sebagai pria minta maaflah jika sudah melakukan kesalahan. Faizi adalah anak yang tangguh, jangan takut ayah ada disini untuk menjagamu.” “Ayah… “Faizi memandang Darko dengan penuh keraguan, kemudian dia menoleh ke arah wanita paruh ba

    Last Updated : 2024-04-29

Latest chapter

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 216. AKHIR BAHAGIA

    Bab 216. AKHIR BAHAGIA Kini Rossa dan Abimanyu baru tersadar kalau pesan kakek Wibisono ternyata sangat benar dan bukan omong kosong biasa. Akan tetapi kekecewaan dan penyesalan pasti selalu datang terlambat setelah semuanya terjadi dan terlewati, apalagi saat ini kebesaran keluarga besar Wibisono benar-benar sudah musne Pepatah asli dari Indonesia bisa mengungkapkan apa yang dialami keluarga besar Wibisono yaitu ‘Ibarat nasi sudah menjadi bubur’. Maka tidak ada yang bisa dilakukan keluarga besar Wibisono yang sudah hancur, sekarang yang ada hanya keluarga besar Mangkusadewo, karena Angelina sebagai generasi ketiga keluarga besar Wibisono sudah menjadi istri dan bagian dari keluarga besar Mangkusadewo. Kenapa menjadi keluarga Mangkusadewo bukannya keluarga besar Tegar dan Siti, hal ini disebabkan kedua orang tua kandung Darko tidak ingin merubah nama Darko yang memakai nama Mangkusadewo sejak kecil atau sejak mereka tinggalkan di depan pintu panti asuhan A

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 215. WASIAT KAKEK WIBISONO

    Bab 215. WASIAT KAKEK WIBISONO Keinginannya Rossa untuk membelot dan menolak permintaan Darko seketika menghilang setelah di bentak oleh pengawal yang bersama mereka. Dengan gugup dan dengan hati yang dipenuhi rasa penasaran mereka berdua berjalan memasuki Bandar udara kota Mandiraja tanpa tahu akan dibawa kemana oleh Darko. Hingga akhirnya ketika mereka melihat ada sebuah pesawat jet pribadi yang sangat indah berada di depan mata mereka, seketika rasa bingung dan shock mulai menghantui pikiran Rossa dan Abimanyu. Darko dan Angelina sama sekali tidak banyak bicara selama perjalan hingga memasuki jet pribadi milik Darko, hingga saking tidak sabarnya ingin tahu mereka akan dibawa kemana oleh Darko, Rossa memberanikan diri berbicara. “Darko, sebenarnya kami akan kamu bawa kemana? Dan kenapa kita naik jet pribadi yang begini bagus, apa maksudnya?” “Diamlah, jangan banyak bicara atau kalian akan saya lempar keluar dari pesawat.”Darko yang merasa kesal kep

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 214. NYALI ROSSA MENCIUT

    Bab 214. NYALI ROSSA MENCIUT Sebelum Rossa tersadar dengan apa yang terjadi, Angelina sudah ditarik Darko ke sisinya. Seketika wajah Rossa menjadi jelek mengetahui Angelina sudah berpindah tempat lebih tepatnya di samping menantu yang tidak berguna itu. Ekspresi wajah Angelina juga terlihat sangat terkejut ketika tiba-tiba tubuhnya bergeser kesamping Darko sesaat setelah terdengar suara Darko memanggil pengawal. Apalagi Rossa emosinya seakan meluap mengetahui Angelina sudah berdiri di samping Darko. Pada saat dia akan menarik tangan Angeline kembali, tiba-tiba ada sesosok tubuh kekar berdiri tepat di depannya seakan sebuah benteng yang kokoh sebagai pembatas antara dirinya dengan Angelina. “Minggir, jangan halangi jalanku.”Dengan kasar Rossa berusaha mendorong pengawal kekar yang diperintahkan Darko untuk melindungi Angelina. “Argh… Lepaskan.”Rossa menjerit kesakitan mengetahui tangan yang sebelumnya akan digunakan untuk mendorong pria kekar di depa

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 213. DOKUMEN DARI MAHKAMAH AGUNG

    Bab 213. DOKUMEN DARI MAHKAMAH AGUNG Hal ini tentu saja menimbulkan kecurigaan di pihak kepolisian yang menyelidiki musibah kebakaran ini. Mereka sama sekali tidak tahu kalau sumber bencana itu ada didepan mereka, andai saja mereka tahu tentu Darko akan langsung ditangkap dan dimintai keterangan. Akan tetapi saat ini orang yang sudah membuat keonaran itu ekspresinya tampak datar dan tidak menunjukkan ekspresi wajah sedih maupun belasungkawa mengetahui salah satu kerabatnya mengalami musibah. Untungnya tidak ada yang mencurigai Darko, karena banyak juga warga sekitar yang menonton lokasi kebakaran dengan ekspresi datar seperti halnya Darko. Angelina menangis di pelukan Rossa seakan dia lupa kalau sebelumnya Rossa sangat jahat kepada dirinya. Bagi Angelina sejahat apapun Rossa dia sudah sangat memahami sifatnya yang seperti flamboyan selalu berubah-ubah mengikuti arah angin. Meskipun dia selalu tidak setuju dengan nasehat serta saran Rossa, sebag

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 212. PULANG KE KOTA MANDIRAJA

    Bab 212. PULANG KE KOTA MANDIRAJA Darko tetap diam tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya setelah Widyawati menyuruhnya untuk pergi ke kota Mandiraja melihat situasi terkini keluarga Wibisono. Hal ini membuat Widyawati menatap tajam ke arahnya, sementara itu Angelina sudah menghentikan tangisannya dan mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya sambil menunggu jawaban Darko dengan hati berdebar-debar. “Baiklah, saya akan mengajak Angelina menengok keluarga Wibisono. Ibu saya titip Faizi bersama kalian.”Setelah menghela nafas sebentar Darko menyetujui saran Widyawati untuk pergi ke kota Mandiraja, tak lupa dia menitipkan Faizi dalam pengawasan dua neneknya ini. Dengan mengatakan hal ini maka secara otomatis dia hanya ingin berdua saja tanpa mengajak Faizi maupun yang lainnya. “Kamu tenang saja, Faizi pasti akan kami jaga dengan baik. Pergilah, jangan lama-lama di rumah ingat kamu harus menjaga menantu ibu yang cantik ini dengan baik.” “Ba

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 211. PERINTAH WIDYAWATI

    Bab 211. PERINTAH WIDYAWATI Widyawati membelai punggung Angelina untuk menenangkannya sambil menghibur agar Angelina tidak khawatir dengan Darko. “Tapi ibu?”Angelina masih khawatir kalau Darko tidak mengizinkan dia pulang ke kota Mandiraja untuk melihat dan mencari informasi lebih jelas keadaan nyonya besar Wibisono. Karena Angelina tahu kalau Darko sangat membenci keluarga nya, lebih utamanya kepada nenek dan pamannya. Karena hal inilah dia merasa sangat tertekan dan hanya bisa menangis saja. Melihat Angelina tampak bersedih seakan perkataan Widyawati masih belum cukup untuk membuatnya tenang. Hal ini membuat Widyawati segera mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. Angelina masih diam dengan air mata terus membasahi pipinya. Sebenci apapun dia kepada nenek dan pamannya sebagai bagian dari keluarga besar Wibisono, tentu saja hatinya akan merasa sedih melihat mereka mati terpanggang oleh kebakaran di villanya. Sedangkan

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 210. KEPANIKAN ANGELINA, ROSSA DAN ANGELINA

    Bab 210. KEPANIKAN ANGELINA, ROSSA DAN ABIMANYU Abimanyu yang sedang dalam keadaan shock menoleh ke arah Rossa dan menatapnya dengan tatapan sayu dengan mata memerah dan hanya bisa menganggukkan kepalanya saja untuk mengiyakan perkataan Rossa. “Ibu….” terdengar gumaman sendu dari bibir Abimanyu yang sedang dalam kondisi mental terendah dalam hidupnya. Meskipun selama ini dia sering direndahkan dan tidak dianggap oleh nyonya besar Wibisono, akan tetapi saat mendengar ibunya mati dengan cara mengenaskan tentu saja jiwanya langsung terpukul. Sebagai anak meskipun Abimanyu selalu dianggap sebagai anak yang tidak berguna, dia masih tetap menganggap nyonya besar Wibisono sebagai ibu kandungnya. Setelah mendapat persetujuan, pada akhirnya mereka berdua segera pergi mengunjungi villa keluarga Wibisono yang sudah menjadi abu. Sesampainya di Villa keluarga Wibisono, taksi yang mereka naiki ditahan petugas yang menjaga kawasan ini dan tidak membiarkan warga

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 209. TANGISAN ABIMANYU

    Bab 209. TANGISAN ABIMANYU Ekspresi wajah Darko tidak berubah dan tetap datar seakan tanpa ekspresi apapun, bagi Darko membunuh sudah menjadi pekerjaannya selama di medan perang. Meskipun dia sudah terbiasa membunuh di medan perang, tapi sekarang adalah pertama kalinya membunuh orang yang bukan musuh di medan perang tapi musuh yang sudah berulang kali menyakiti anak dan istrinya. Meskipun mereka masih keluarga Angelina tapi kelakuannya bukan seperti seorang keluarga, maka hukuman yang pantas adalah kematian. Sebelumnya Darko sudah pernah menghukum Rinto Wibisono atau pamannya Angelina yang sering mengganggu. Akan tetapi setelah penyakit yang disebabkan Darko sembuh, bukannya berhenti mengganggu Angeline, Rinto masih saja mengganggunya bahkan meminta Angelina bercerai dengan Darko. Karena hal inilah Darko tidak ingin kejadian serupa tidak terulang lagi terhadap Angelina dan Faizi. Dari keluarga besar Wibisono yang tersisa adalah Rossa dan Abimanyu

  • Menantu sang Jendral Besar S2    Bab 208. MUSNAHNYA KELUARGA BESAR WIBISONO

    Bab 208. MUSNAHNYA KELUARGA BESAR WIBISONO Setelah mengakhiri pengawal keluarga Wibisono yang bernasib sial, Darko segera melanjutkan langkahnya memasuki Villa. Namun teriakan pengawal yang sebelumnya yang menghardik Darko terdengar oleh rekan-rekannya, sehingga beberapa pengawal keluar dari Villa dengan rasa penasaran ingin tahu siapa orang yang memasuki Villa Wibisono ini. Begitu memasuki pintu Villa, Darko langsung berpapasan dengan beberapa pengawal yang mau keluar. “Siapa kamu? Kenapa kamu masuk ke Villa keluarga Wibisono begitu saja sebelum melaporkan kedatanganmu?” Prok prok prokDarko tidak buru-buru menanggapi pertanyaan para pengawal keluarga Wibisono, emosinya sudah meluap merasakan tekanan penderitaan yang selama ini diderita Angelina. Tanpa banyak bicara dia langsung melambaikan tangannya ke arah kepala para pengawal ini, dan seperti teman mereka yang sudah menjadi mayat, pengawal-pengawal ini juga langsung mati begitu saja dengan kepala

DMCA.com Protection Status