Share

164. KERIBUTAN DI PAGI HARI (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

164. KERIBUTAN DI PAGI HARI (Bagian A)

Tidak terasa sudah tiga hari Bapak dan Ibu meninggalkan kami semua, sisa kesedihan masih terlihat jelas. Bisa dilihat dari suasana mendung yang masih menggelayuti wajah kami.

Pagi ini, aku dan Bulek Rosma memasak sayur asam untuk menu sarapan kami pagi ini. Bulek Rosma terlihat sekali sedang berusaha menghiburku dengan guyonan-guyonannya yang receh, namun entah kenapa selalu mampu membuat aku tertawa lepas.

Aku bersyukur, setidaknya aku masih dikelilingi orang-orang baik seperti Bulek Rosma dan juga yang lainnya.

"Nduk, kamu yang buat sambal terasinya, ya," ujar Bulek Rosma di sela-sela kegiatan kami. "Bulek rindu sama sambal terasi kamu yang jos banget itu," katanya lagi, kali ini sambil terkekeh kecil.

"Bulek, beneran pengen? Atau cuma ngejek aku?" tanyaku manyun.

"Loh, kok di bilang ngejek? Di bagian mana dari kata-kata Bulek tadi, yang kamu anggap ngejek?" tanyanya, namun lagi-lagi sambil terkekeh.

"Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status