Share

162. MENUNTUT WARISAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

162. MENUNTUT WARISAN (Bagian A)

"Kak, ngapain di situ? Ngalangin jalan aja,"

Aku dan Bang Galuh sontak menoleh ke belakang dan kami langsung bisa melihat seorang gadis manis, tengah berdiri sambil membawa nampan.

Wajahnya merengut lucu, dia terlihat kelelahan. Keringat kecil muncul di wajahnya yang ayu.

"Minggir," katanya ketus.

"Lala! Jaga sikapmu!" kataku spontan.

Dia berhenti dan berbalik, sambil merengut sepupu jauhku itu menunduk dan kemudian berbisik lirih.

"Maaf," cicitnya hampir tidak terdengar.

"Lain kali jangan diulangi, atauuuuu …."

"Iya, iya, nggak akan Lala ulangi!" katanya sambil cemberut.

Dia langsung bergegas meletakkan nampan berisi beberapa gelas kotor itu ke atas wastafel, dan berbalik pergi sambil melewatiku lagi.

"Dasar galak! Untung sering ngasih uang jajan!" katanya sambil mengejek.

Dan aku hanya bisa menghela nafas panjang saat mendengarnya, dasar sepupu tidak ada akhlak!

"Dek, ngapain di situ? Masuk," ujar Bang Usman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status