Share

139. ERATNYA PERSAUDARAAN (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

139. ERATNYA PERSAUDARAAN (Bagian A)

"Assalamualaikum!"

Suara Bang Galuh terdengar memasuki gendang telinga kami semua, kami yang sedang duduk di ruang tamu serempak menoleh dan juga menjawab salam secara bersamaan.

"Waalaikumsalam!"

Dia duduk di sampingku setelah menyalami Bapak dan Ibu, wajah suamiku itu terlihat sumringah entah karena apa. Memang kebiasaannya untuk duduk di tongkrongannya itu, bisa membuat dia bahagia karena bisa bertemu dengan teman-temannya.

Bagaimanapun juga, aku sadar kalau Bang Galuh juga butuh untuk kumpul-kumpul dengan teman-temannya. Makanya aku tidak pernah melarang dia untuk nongkrong, asal ingat waktu untuk pulang.

"Gimana, Luh? Lancar belajarnya?" tanya Bang Usman pada Bang Galuh.

Suamiku itu mengangguk semangat dan juga tersenyum bahagia, "Lancar, Bang. InsyaAllah jum'at ini, bengkel mulai buka," katanya pelan.

"Wah, bagus itu! Bapak sama Ibu selalu mendoakan kalian agar bisa sukses, usaha kalian selalu di lanc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status