Share

145. ISI HATI GALUH (Bagian A)

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

145. ISI HATI GALUH (Bagian A)

“Luh, Galuh!”

Bang Gitok memanggilku di tengah jalan, aku memberhentikan motorku di sebelah motornya. Matanya memindai penampilanku yang aku akui terlihat lumayan kacau saat ini, matanya menyipit tajam.

“Mau ke mana?” tanyanya penasaran. “Kamu kelihatan berantakan banget, ada apa?” lanjutnya lagi.

“O—oh, aku mau ke rumah Ibu, Bang,” kataku sambil mengusap keringat yang mengalir dari dahiku, panas sekali rasanya, gerah, dan juga gelisah.

“Kamu kenapa, sih?” tanya Bang Gitok lagi. “Kamu sakit? Atau Ellen yang sakit?” tanyanya lagi.

Raut wajahnya berubah khawatir dan juga cemas, dengan cepat dia langsung menatapku dengan pandangan yang menuntut jawaban.

Aku menelan ludah dengan paksa bingung harus menjelaskan apa, Bang Gitok ini sebelas dua belas dengan Bang Usman. Dia sayang sekali dengan istriku, dia sudah menganggap Ellen sebagai adiknya sendiri.

Karena memang dari SMA, Bang Gitok ini sudah sering sekali menginap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status