Beranda / Lainnya / Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas / 149. MENEMUI DOKTER INDRA (Bagian A)

Share

149. MENEMUI DOKTER INDRA (Bagian A)

Penulis: Aksara Ocean
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-07 03:43:35

Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas

149. MENEMUI DOKTER INDRA (Bagian A)

POV AUTHOR

Sampai juga di hari Jumat yang indah ini, acara syukuran bengkel reparasi alat-alat elektronik milik Galuh di adakan hari ini. Impiannya setelah sekian lama, akan segera terwujud hari ini.

Cita-citanya yang sudah lama dia impikan akan segera terwujud, dan tidak lain dan tidak bukan adalah berkat keberanian dari istrinya sendiri.

Keberanian Ellen untuk meminta modal dari ibunya, adalah hal yang tidak akan Galuh lupakan seumur hidupnya.

Karena Ellen juga lah, hubunganya dan Ibunya jauh lebih baik daripada dulu. Dia yang dulu seperti anak terbuang di keluarga besarnya, kini menjadi anak yang di sayang oleh Ibunya.

Tidak masalah bagaimana masa lalunya, tapi yang terpenting adalah masa depannya. Dan Galuh bersyukur, karena masa depannya adalah bersama Ellen.

Wanita yang begitu cantik, pintar, dan juga kuat. Selalu bisa menjadi diri sendiri dan juga memberikan aura positif bagi orang-orang sekitarnya.

I
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   150. MENEMUI DOKTER INDRA (Bagian B)

    150. MENEMUI DOKTER INDRA (Bagian B)Alasan yang selalu diucapkannya saat Ibu-Ibu teman-temanku mengerubunginya dan menggoda Bang Usman, mereka mengatakan kalau Abangku ini sangat over protektif.“Iya deh, iya,” kataku akhirnya.Padahal di dalam hati sana, aku sedikit merasakan kekurangan yang amat sangat. Bagaimanapun juga, mau aku sangkal seribu kali pun, aku tetap membutuhkan Bang Galuh di sisiku.Mataku memindai setiap hal yang kami lewati, memikirkan jauh ke depan sana. Bagaimana jika aku sakit? Bagaimana jika sakitku tidak bisa disembuhkan? Bagaimana jika Bang Galuh tahu?Ya Allah, aku terlalu banyak memikirkan hal buruk akhir-akhir ini. Perutku sering sakit, kram yang hilang dan datang secara tiba-tiba membuat aku berpikir kalau aku sedang hamil.Namun test pack yang Bang Galuh belikan, mengatakan sebaliknya. Aku tidak hamil!Satu garis yang tertera di sana membuat duniaku runtuh seketika, aku tenggelam di dalam rasa kecewa. Ah, ternyata kehamilan itu hanya imajinasi belaka.Di

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   151. SAKIT APA? (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas151. SAKIT APA? (Bagian A)POV AUTHOR Tatapan tajam dokter Indra masih menghunus ke arah Bang Usman, sedangkan Bang Usman sendiri mulai gelisah di tempat duduknya.Kecurigaanku semakin memuncak karena Bang Usman selalu menatapku dengan pandangan khawatir, namun aku tetap berpura-pura tidak tahu dan malah menatap ke sekeliling ruangan.“Oke, anda sering merasakan kram. Ada lagi?” tanya dokter Indra sambil mencatat sesuatu di buku catatannya.“Hmmm, kepala saya sering sakit, dok,” kataku pelan.“Sakit? Sakit yang bagaimana? Bisa Bu Ellena jabarkan?” tanyanya dengan kening berkerut.“Kadang hanya sakit kepala ringan, namun terkadang amat sakit seperti tengah dihantam godam besar,” kataku lagi.Keningnya berkerut dalam, dia menatapku dengan pandangan ingin tahu. Dia merogoh saku jas nya dan mengeluarkan senter kecil, dia mengarahkan senter itu ke arah mataku dan mengeceknya dengan sedemikian teliti. Tak lama kemudian aku bisa mendengar dia menghela

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   152. SAKIT APA? (Bagian B)

    152. SAKIT APA? (Bagian B)Nomor Bang Galuh terlihat di layar, dan aku segera bergegas mengangkatnya."Assalamualaikum!" kataku dengan ceria.[Waalaikumsalam, sayang.] Balas Bang Galuh dari seberang sana."Aku kangen …." Kataku manja.[Ih, Abang juga kangen.] Ujar Bang Galuh singkat. [Abang susul, ya?] Katanya meminta persetujuan."Hmm? Jangan lah!" kataku tak setuju. "Acaranya sudah selesai, Bang?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.[Sudah dari tadi, Dek! Makanya Abang mau nyusul kamu aja.] ujar Bang Galuh lagi.Aku terkekeh pelan mendengar ucapan Bang Galuh, suamiku itu begitu manja. Bahkan keluarga terdekatnya saja tidak tahu kebiasaannya itu.Dia yang terlihat tegar dan juga masa bodoh, namun kepadaku dia akan berubah menjadi anak kucing yang sangat manis dan juga manja."Abang lagi di mana? Kok berisik sekali?" tanyaku penasaran.[Oh, lagi di tongkrongan. Motornya Sugeng rusak, lagi di betulin nih sama anak-anak] jawab Bang Galuh."Oh gitu," kataku lirih.[Kamu gimana? Pemeriksaann

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   153. KESEPAKATAN DENGAN DOKTER INDRA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas153. KESEPAKATAN DENGAN DOKTER INDRA (Bagian A)Dokter Indra menatapku dengan pandangan dalam, dia menelan ludahnya sekali lagi sebelum membuka kembali mulutnya.“Ellen, saya menyarankan agar kamu segera mendapatkan pengobatan!” katanya tegas.“Pengobatan?” tanyaku skeptis. “Apakah aku akan sembuh? Apakah semuanya akan kembali seperti dulu?” tanyaku lirih.Dia terlihat kembali menelan ludahnya susah payah dan menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi, bibirnya bergerak seolah hendak mengeluarkan suara. Namun beberapa saat aku menunggu, Dokter Indra sama sekali tidak menyahuti ucapanku. Entah pertanyaanku yang terlalu sulit, atau jawabannya yang terlalu sulit.Aku menatap jam dinding, lima belas menit sudah Bang Usman keluar dari ruangan ini. Sedikit banyaknya aku berterima kasih dengan telepon masuk tadi, setidaknya dengan begitu Bang Usman tidak harus mendengar segala ucapan dokter Indra.“Ellena, pikirkan sekali lagi,” pinta dokter Indra l

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   154. KESEPAKATAN DENGAN DOKTER INDRA (Bagian B)

    154. KESEPAKATAN DENGAN DOKTER INDRA (Bagian B)Ucapan dokter Indra terhenti karena tiba-tiba pintu di belakangku terbuka, dan dengan segera aku langsung mengusap kedua mataku dengan tisu. Berharap Bang Usman tidak menyadari apa yang sudah terjadi.Dokter Indra juga langsung kembali menelan bulat-bulat ucapannya tadi, namun pandangan matanya terlihat memohon ke arahku.“Maaf, karena saya lama. Bagaimana dok? Apa yang terjadi sama adik saya?” tanya Bang Usman sambil mengusap kepalaku.Dia tidak sedikitpun menoleh ke arahku namun tangannya masih berada di pucuk kepalaku dan mengelusnya dengan lembut, aku bersyukur.Namun entah kenapa tiba-tiba rasa khawatir, merayap dengan cepat di tulang belakang ku dan membuat aku menggigil tanpa alasan. Suara Bang Usman terdengar berbeda, lebih berat dan juga serak.Dokter Indra kembali melihatku, namun dia langsung membuang nafas dengan kasar saat melihat aku mengangguk pertanda dia harus mengucapkan semua yang aku pinta tadi.“Tidak ada yang salah,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-07
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   155. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas155. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian A)POV USMANSaat di dalam ruangan dokter Indra, aku mendapatkan telepon dari Galuh. Dia pasti khawatir dengan keadaan Ellen, sehingga menelpon sampai tujuh belas kali.Ya Allah, adik iparku ini benar-benar tidak bisa hidup tanpa Ellen sepertinya, sampai-sampai getol banget menghubungi aku.Untung saja tadi aku memegang ponsel, kalau tidak pasti aku tidak melihat banyaknya panggilan dari Galuh. Karena ponselku memang aku buat mode silent, takut mengganggu penjelasan dokter Indra nanti.Setelah berpamitan, aku langsung keluar dari ruangan di iringi tatapan penasaran dari Ellen. Adikku itu terlihat protes karena aku mengangkat telepon dan meninggalkan dia sendirian di ruangan ini.“Hallo, Assalamualaikum, Luh,” sapaku semangat.[Waalaikumsalam, Bang.]Suara Galuh terdengar di sebelah sana, namun sayang firasatku langsung tidak enak karena suaranya yag terdengar serak dan juga ada suara beberapa orang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   156. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian B)

    156. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian B)Dia menatapku dengan pandangan teduh, "Bapak baru saja kehilangan anak bapak satu minggu yang lalu, dan saat ini menantu bapak yang berjuang di meja operasi. Sedih rasanya saat anak-anak kita lebih dahulu pergi, kenapa bukan bapak saja yang sudah tua ini? Tapi sekali lagi, bapak yakin Allah punya rencana sendiri. Dan kita tidak berhak untuk protes sedikitpun," katanya mantap."Sekarang pulanglah, lakukan kewajibanmu sebagai seorang anak!" lanjutnya lagi sambil menepuk pundakku.Entah kenapa aku makin menangis tersedu-sedu saat mendengar ucapan orang-orang yang ada di sini. Mereka semua pernah mengalami kehilangan, dan mereka tahu apa yang aku rasakan saat ini.Ya Allah …."Telepon lagi adikmu, Nak. Dia pasti kebingungan saat ini," kata Ibu tua yang tadi berbicara dengan Galuh.Aku mengangguk mengerti dan kembali menelepon Galuh, adik iparku itu dengan cepat langsung mengangkatnya.[Bang? Abang baik-baik saja, kan?] Tanyanya dengan pani

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08
  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   157. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian C)

    157. POV USMAN (KABAR DUKA DARI GALUH) (Bagian C)Aku tidak sedikitpun menoleh ke arah Ellen, namun tanganku masih berada di pucuk kepalanya dan mengelusnya dengan lembut, aku menahan tangis namun berharap agar dia tidak menyadari kesedihanku.Namun entah kenapa tiba-tiba Ellena bergidik, dan dari ekor mataku aku bisa melihat dia menoleh ke arahku. Namun aku tetap menatap ke depan, tidak menatapnya sedikitpun. Aku sadar, suaraku mulai terdengar berbeda lebih berat dan juga serak, dia pasti merasa aneh dengan suaraku yang seperti ini.Dokter Indra melihat Ellena, namun dia langsung membuang nafas dengan kasar saat melihat Ellen mengangguk. Sebenarnya aku curiga dengan keadaan ini, namun aku saat ini sedang dalam keadaan terburu-buru.“Tidak ada yang salah, Pak! Everything is okay, Bu Ellena hanya kelelahan!” kata dokter Indra dengan nada mantap.“Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu,” ujarku sangat lega. “Dek, kamu ke mobil duluan, ya. Abang mau bicara dengan Pak dokter sebentar,” ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-08

Bab terbaru

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)

    235. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian B)“Bang Usman?”Usman menghentikan langkahnya seketika, panggilan yang baru saja di dengarnya berhasil menarik atensinya agar berhenti sebentar dari kegiatannya.“Ya?” tanyanya sopan.Usman belum pernah melihat wanita ini, cantik, muda, dan juga terlihat sangat lembut. Dan wanita ini juga terlihat cukup ramah, entah kenapa Usman seperti pernah melihatnya.“Apa Ellena ada di rumah?” tanyanya pelan.“Ellena?” Usman mengulang pertanyaan wanita itu.Dia mengernyit heran dan kemudian langsung menatap wanita itu dari atas ke bawah dengan pandangan menyelidik, berusaha kembali mengingat siapa sebenarnya wanita ini.Namun nihil, Usman sama sekali tidak mendapatkan secuil pun ingatan tentangnya.“Maaf, anda siapa?” tanya Usman ingin tahu.“Oh, maaf, saya lupa memperkenalkan diri. Saya Veya, saya adalah suster yang akan menjaga Ellena!” katanya tegas. “Apa Ellena di rumah?” tanyanya lagi.Suster? Apakah wanita ini adalah suster yang dikatakan Indra? Sust

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas234. (ENDING) CUPLIKAN SEASON 2 (Bagian A)POV ELLENA Aku sudah banyak berpikir, dan memikirkan hal ini berulang-ulang kali. Dan aku sudah memutuskan kalau berpisah dengan Bnag Galuh adalah keputusan yang tepat.Dia adalah penerus keluarga Dirga, dan jika kami kekeh untuk bersama maka kemungkinan besarnya adalah darah keluarga Dirga akan terputus hanya di Bang Galuh saja.Aku tidak bisa memberinya keturunan, dan mungkin lebih baik kalau dia menikah dengan orang lain dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya.Taraf paling tinggi dalam mencintai adalah ikhlas, dan aku akan mencoba mengikhlaskan Bang Galuh dan berusaha melepaskannya dengan dada yang lapang.Mencintainya, bukan berarti mengikatnya dengan duri yang terlilit hingga mengeluarkan darah. Definisi cinta bagiku adalah, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya yang lain.Jika aku bukanlah pelabuhan terakhirnya, maka aku akan membantu angin agar meniup layarnya hingga menemukan pelabuhan y

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   233. BERCERAI (Bagian B)

    233. BERCERAI (Bagian B)“Besok di cek aja, Dek. Takutnya ada yang kurang atau ada yang harus dibeli,” ujar Bang Usman memberi saran. “Oke,” sahutku cepat.“Rumah kalian gimana?” tanya Bang Usman tiba-tiba.Aku dan Bang Galuh terdiam, kami memang belum ada pembahasan tentang ini. Aku sebenarnya juga bingung, jujur saja aku berat meninggalkan rumah lamaku, tapi aku juga berat meninggalkan rumah ini kosong.Bukan karena rumah ini lebih nyaman ataupun lebih besar dan mewah, yang membuat aku berat meninggalkannya adalah memori Bapak dan Ibu yang ada di sini. Jika aku di rumah ini, setidaknya aku bisa selalu mengenang mereka.“Aku sih, ikut Ellen saja, Bang,” ujar Bnag Galuh bijak. “Di mana dia bisa merasa nyaman dan aman, maka di situ kami akan tinggal,” katanya lagi sambil tersenyum.“Nah, Dek … kamu mau di mana?” kata Bang Usman sambil menghadap ke arahku. “Kalau di sini, rumah kalian di kontrakkan saja, daripada rusak,” lanjutnya memberi usul.Aku terdiam dan menimbang, bagaimanapun j

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   232. BERCERAI (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas232. BERCERAI (Bagian A)Setelah perdebatan yang cukup alot dan juga lama, akhirnya Wak Nurma dan juga Bang Diky serta Kak Nuri sepakat untuk pulang besok. Walaupun sebenarnya, Wak Nurma dan juga Bang Diky terlihat masih keberatan akan permintaan yang diberikan oleh Kak Nuri. Karena memang, yang sangat ngotot untuk pulang adalah Kak Nuri.Entah karena bentakan Bang Galuh tadi, atau karena dia memang sudah sadar kalau selama ini sudah menjadi benalu di rumahku.Yah, yang manapun tidak menjadi masalah. Yang penting mereka tidak di sini, bukannya aku kejam ataupun tidak tidak punya hati, tapi memang aku tidak tahan akan kelakuan mereka yang seenak jidat dan juga keterlaluan.Sekarang berhutang pada Bu Saodah dan juga Mpok Lela, tapi besok-besok bisa saja mereka mengulangi perbuatan mereka ini pada orang lain dan kembali mengatasnamakan aku.Bang Diky dan juga Kak Nuri memang keterlaluan, bahkan mereka sama sekali tidak ada mengeluarkan kata maaf k

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)

    231. EMOSI BANG GALUH (Bagian B)"Salahnya adalah … kalian yang terlalu sok tahu! Tutup mulut kalian, jangan sampai aku mendengar hal-hal seperti ini lagi. Atau aku bersumpah, akan merobek mulut kalian!" ujar bang Galuh dengan tajam."Galuh, kami hanya bercanda!" sahut Bang Diky sambil terkekeh kecil."Kalian keterlaluan, Diky, Nuri!" ujar Bulek Rosma pelan. "Masalah keturunan bukanlah hal yang bisa dijadikan candaan!" lanjutnya dengan tajam."Bulek, mereka saja yang terlalu sensitif!" sahut Bang Diky cepat, senyumnya hilang berganti rengutan kesal."Sensitif? Jika kalian bercanda, dan hanya kalian yang merasa itu adalah hal lucu dan hanya kalian yang tertawa. Berarti ada kesalahan di dalam candaan kalian!" sahut Bulek Rosma. "Jangan berlindung dibalik kata 'terlalu sensitif', karena bisa jadi yang kalian tertawakan adalah sesuatu yang mereka perjuangkan!" lanjutnya lagi.War Nurma dan keluarganya terdiam, walau aku yakin kalau mereka masih gatal ingin membalas tapi mereka memilih pi

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas230. EMOSI BANG GALUH (Bagian A)BRAK!Meja kokoh yang terbuat dari kayu jati itu sukses bergetar dengan kuat, dan ….Prang!Asbak cantik yang terbuat dari kristal itu pun jatuh menghantam lantai, pecah berkeping-keping hingga menjadi butiran kecil.Semua orang tersentak kaget, dan semuanya sontak melotot kaget dan menatap si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah Bang galuh.Wajahnya memerah menahan amarah, dan nafasnya memburu dengan kuat. Dadanya naik turun berusaha menormalkan detak jantungnya, aku tahu benar kalau lelaki kesayanganku itu tengah sangat marah saat ini."Jaga mulutmu!" desisnya tajam.Kak Nuri tergagap, instingnya sebagai wanita pasti mengatakan padanya untuk menjauh. Dia beringsut mundur ke belakang tubuh Bang Diky, badannya bergetar pelan dan keringat dingin mengalir di pelipisnya.Ditekan oleh aura mendominasi sekuat ini, jelas membuat siapapun menjadi gentar. Apalagi dia adalah seorang wanita, bahkan Bang Diky saja belu

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)

    229. ELLENA YANG PERKASA (Bagian B)"Aku tidak bercanda!" balasku tegas. "Aku tidak mau menampung benalu, dan aku tidak mau menjual tanahku!" kataku lagi."Sombong sekali kamu, Ellen!" ujar Kak Nuri marah."Iya, dong. Sombong adalah nama tengahku!" kataku cuek.Wajah mereka terlihat memerah, mungkin mereka tidak terima dengan apa yang aku katakan. Tapi biarlah, memang sekali sekali mereka wajib diberi pelajaran.“Kamu juga, Luh. Tidak bisa tegas sebagai seorang suami!” kata Kak Nuri tiba-tiba.“Maksud Kakak apa?” tanya Bang Galuh heran. “Ya iya, kana kata Kakakmu itu, kamu banyak warisan. punya harta dan tidak mengharapkan punya Ellen. Kalau gitu, ya suruh istrimu ini ngasih tanahnya buat kami, dong!’ katanya santai.Bang Galuh sontak menganga lebar, sedangkan aku mala menahan mulutku agar tidak tertawa. Ngadi-ngadi ni, Kak Nuri … mau mengatur harta orang dia.“Loh, mana bisa begitu, Kak. Milik Ellen adalah sepenuhnya punya dia, aku mana ada hak untuk mengatur-aturnya!” kata Bang Gal

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)

    Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas228. ELLENA YANG PERKASA (Bagian A)"Woah, tunggu dulu!" Aku memotong ucapan Bang Diky, dengan cara mengangkat tanganku di depan dada. Dia terlihat langsing terdiam, namun matanya menatapku dengan tajam."Asal? Asal apa? Kalian mengajukan syarat padaku? Begitu?" tanyaku santai. "Lucu sekali," lanjutku sambil menatapnya.Bang Diky dan Wak Nurma sontak saling berpandangan, dan tak sengaja aku melihat kalau Kak Nuri sedang mencubit kecil tangan suaminya itu."Kalau begitu kami tidak akan pergi!" kata Bang Diky tegas."Lah, aku yang punya rumah sudah tidak mau kalian tumpangi. Apa tidak malu? Kok betah banget menjadi benalu?" sindirku kepada mereka."Dek!" Bang Galuh kembali menegur, dan dia menggeleng pelan.Aku mendengus, kesal sekali rasanya dengan mereka. Bukannya mendapat pencerahan, dan kemudian sadar, eh, malah sok mengajukan syarat padaku.Memangnya mereka siapa? Saudara boleh saudara, tapi saudara yang baik dan sopan lah yang akan aku angg

  • Menantu Tegas, Ipar Panas, Mertua Lemas   228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)

    228. PENGUSIRAN KELUARGA WAK NURMA (Bagian B)"Dan sekarang, saat mereka datang ke sini untuk menagih perbuatan kalian, kalian berdua malah berpura-pura tidak tahu dan melimpahkan semuanya pada Wak Nurma!" kataku panjang lebar. "Manusia namanya itu?" tanyaku lagi dengan ketus.Semua orang di sini terdiam dan mendengarkan ucapanku, aku yang emosi adalah yang terburuk."Dia Ibu kalian, dan Kakak dari Ibuku! Itu artinya dia juga adalah Ibuku, pengganti orang tuaku! Aku tidak terima kalian melakukan hal itu pada beliau!" kataku lagi. "Tapi kalian malah bersikap seenaknya, apa kalian memikirkan Wak Nurma, hah?" tanyaku lagi."Bila kalian tidak bisa memberi, setidaknya jangan menyusahkan!" kataku dengan nafas terengah.Wak Nurma yang mendengar ucapanku terlihat terdiam, sedangkan Kak Nuri dan Bang Diky masih menatapku marah."Apa kalian tahu rasanya tidak mempunyai orang tua lagi? Aku bahkan rela melakukan apapun, asal Ibu dan Bapak kembali," kataku lirih."Lebay!" Aku menatap Kak Nuri den

DMCA.com Protection Status