Share

228. Tangismu Mahal

Rara merasakan hal itu.

Dia tahu, berada di posisi Lisa rasanya sangat sulit. Menyimpan eluh, sesak, dan perih yang begitu lama. Apalagi, diperlakukan tidak layak oleh orang tua sendiri, rasanya pasti sangat sakit. Dipojokkan dan terus dipojokkan. Tanpa pernah sekalipun diberi kesempatan untuk membuktikan.

Rara merasakan hal itu.

Dia benar-benar merasakannya.

Walaupun air mata mengalir deras dari pipi perempuan paruh baya itu, anak semata wayangnya tetap tidak mau berhenti. Dia mengungkap semuanya, tanpa jeda, tanpa memberi sedikitpun Rara kesempatan untuk menjawab.

“Mama, sama sekali nggak mau mengerti kemauanku dan perasaanku. Mama hanya peduli tentang uang, jabatan, kemewahan, dan segalanya. Asal Mama tahu, aku berjuang mati-matian demi Mama dan Papa! Tapi apa? Tidak ada satu pun ucapan selamat yang keluar dari mulut kalian! 21 tahun aku menunggu, tapi nggak ada sama sekali. Bahkan, kalian lupa ulang tahun Lisa sampai lima tahun belak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status