Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 859 Meminta Cynthia Menjadi Teman Tidur

Share

Bab 859 Meminta Cynthia Menjadi Teman Tidur

Author: Sarjana
"Pak Ardika, kenapa kamu masih melamun saja? Cepat pilihkan wanita cantik untukku."

Melihat Ardika masih tidak mengambil tindakan, Teodor melontarkan beberapa patah kata itu dengan tidak sabar. Dia benar-benar sudah menjadikan Ardika sebagai muncikari.

Hal itu tidak hanya semata-mata mengenai penghinaan, kalau Ardika benar-benar menuruti keinginan Teodor, maka kelak dia pasti akan menjadi bahan makian banyak orang. Dia akan dicap sebagai muncikari selamanya.

Cynthia buru-buru mewakili Ardika berbicara. "Maaf, Kak Teodor, nggak ada wanita-wanita cantik yang kamu maksud di Vila Bistani ...."

"Huh!"

Sebelum Cynthia sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh cibiran dingin seseorang.

Salah seorang anak buah Firza adalah penduduk asli Kota Banyuli. Dia tertawa dingin dan berkata, "Bu Cynthia, kamu sedang mengelabui siapa? Semua penduduk asli Kota Banyuli tahu Vila Bistani adalah 'sarang wanita cantik'."

"Sebagian besar dari orang-orang luar yang berkunjung ke Kota Banyuli pasti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 860 Bertindak Karena Amarah Sudah Tersulut

    Ekspresi Cynthia langsung berubah menjadi pucat pasi.Kalau dia tidak menemani pria itu tidur, maka Teodor mengancam akan membatalkan kerja sama dengan Grup Hatari.Mengembangkan Vila Bistani adalah rencana utama bisnis Grup Hatari.Dia sangat berterima kasih pada Luna karena telah membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum Vila Bistani. Dia tidak ingin kerja sama antara Grup Hatari dengan Teodor hancur begitu saja.Namun, kalau memintanya untuk menemani Teodor tidur, dia pasti tidak bersedia.Dengan ekspresi sedikit sedih, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Dia ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh pria itu.Teodor juga terus mendesak Ardika, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu sudah selesai mempertimbangkan permintaanku? Aku nggak suka mengulangi ucapanku dua kali.""Kak Teodor, sudah kubilang sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan mandi air dingin untuk memenangkan dirimu. Apa kamu nggak sadar apa yang sedang kamu lakukan? Kamu sedang main api."Sorot mata Ardi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 861 Bermain Api Juga Harus Lihat-Lihat Orang

    Untung saja ada bahan pengedap suara di dinding ruang pribadi tersebut. Kalau tidak, Teodor pasti sudah patah tulang.Namun, tetap saja dia merasakan rasa sakit yang luar biasa."Ah ... ah ... ah ...."Teodor terjatuh ke sofa dan tampak meringkuk. Saat itu juga, organ dalamnya terasa bergejolak. Tidak peduli seberapa banyak bir yang diteguknya tadi, sekarang rasanya dia ingin memuntahkan semua bir itu keluar.Hal yang lebih menyakitkan bagi Teodor bukanlah sakit yang menjalar di tubuhnya, melainkan sakit hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka menantu benalu pecundang seperti Ardika berani memukulnya.Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, maka hancur sudah reputasi Teodor."Habisi dia! Cepat habisi dia!"Sambil telungkup tak berdaya di sana, dia berteriak dengan marah. Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi Ardika untuk melampiaskan kebenciannya!"Ah ... ah ... ah ...."Namun, detik berikutnya, beberapa orang pengawalnya yang menerjang ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 862 Terserah Dia Saja

    "Aku harap kamu benar-benar bisa melakukannya."Ardika langsung menghapus rekaman suara itu di hadapan Teodor.Dia juga tak peduli apakah Teodor berbicara dengan jujur atau sekadar membohonginya. Hal yang terpenting adalah kalau kelak pria itu benar-benar berani membalas dendam, biarpun dia tidak punya rekaman suara itu lagi, Ardika juga bisa menyingkirkan pria itu dengan mudah.Tujuannya memutar rekaman suara itu pada Teodor hanya sekadar ingin memberi peringatan pada pria itu.Melihat Ardika sudah menghapus rekaman suara itu, dalam hati Teodor menghela napas lega.Dia hidup dengan bergantung pada penggemar dan popularitasnya. Reputasinya sangatlah penting baginya. Jadi, tentu saja dia tidak berharap rekaman suara itu tersebar luas."Kak Teodor, aku harap ini hanya kesalahpahaman kecil di antara kita. Jangan sampai merusak keharmonisan antara kedua belah pihak. Saat waktunya minum-minum, silakan minum-minum. Saat waktunya menjalankan kerja sama, tolong jalankan kerja sama dengan baik.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 863 Teodor Membatalkan Kontrak

    Nikita adalah seorang manajer profesional yang diperkejakan oleh Keluarga Septio Provinsi Aste.Dia memiliki kemampuan berbisnis yang luar biasa. Biarpun tanpa Luna, dia juga bisa mengurus semua urusan Grup Hatari dengan baik seorang diri.Biasanya dia juga selalu terlihat tenang, dia benar-benar jarang bereaksi seperti ini.Hati Luna seakan mencelus ketika mendengar ucapan Nikita. Dia buru-buru bertanya, "Kak Nikia, apa yang telah terjadi?""Perusahaan Teodor baru saja mengirimkan email berisi ingin membatalkan kontrak kerja sama dengan Grup Hatari, menghentikan berbagai bentuk kontrak dengan Grup Hatari!"Begitu mendengar ucapan Nikita, suasana di dalam ruang pertemuan langsung heboh. Para petinggi perusahaan mulai panik.Kali ini Grup Hatari sudah menandatangani kontrak lima tahun dengan Teodor. Berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak, Teodor akan menjadi Duta Promosi Wisata Gunung Amona dan Vila Bistani selama lima tahun, sedangkan Grup Hatari akan memberikan bayaran kepad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 864 Tunggu Saja Tuntutan Hukum

    Tentu saja Luna tidak bisa melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, Ardika adalah suaminya, keluarganya.Dia buru-buru berkata, "Kak Ratna, kami benar-benar minta maaf atas kejadian seperti itu. Aku akan menghubungi Ardika sebentar untuk mengetahui sebenarnya apa yang telah terjadi, nanti aku akan menghubungimu lagi."Ratna tertawa dingin."Kalau begitu, kamu tanyakan saja pada suamimu perlahan-lahan. Lagi pula, keputusan Teodor untuk membatalkan kontrak sudah bulat, Grup Hatari tunggu saja tuntutan hukum!"Setelah melontarkan beberapa patah kata ancaman itu, dia langsung memutuskan sambungan telepon."Bu Luna, sebenarnya apa yang telah terjadi?"Nikita dan yang lainnya menatap Luna dengan tatapan panik, mereka semua ingin tahu apa yang telah terjadi.Setelah ragu sejenak, Luna memberi tahu mereka kejadian Teodor dihajar oleh Ardika hingga masuk ke rumah sakit.Hal seperti itu tidak mungkin bisa dirahasiakannya, cepat atau lambat pasti akan tersebar luas.Setelah mengetahui apa yang telah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 865 Menyulut Amarah Semua Orang

    Ardika menceritakan apa yang telah terjadi dengan singkat, padat dan jelas.Setelah mendengar cerita Ardika, Luna merasa perutnya mual.Teodor yang kelihatan seperti seorang selebriti internet yang selalu memancarkan energi positif, ternyata adalah seorang pria yang begitu menjijikkan.Namun, tepat pada saat ini, seorang kepala departemen bernama Wallace Irawan berkata dengan kesal, "Tuan Ardika, Teodor memintamu untuk mencarikan wanita untuknya, kamu hanya perlu membantunya menghubungi wanita yang diinginkannya. Ini adalah bentuk dari pelayanan bisnis, bukankah merupakan hal yang wajar?""Tapi, tindakanmu memukul orang nggak bisa dibenarkan. Apa kamu tahu seberapa besar kerugian yang dialami oleh perusahaan hanya karena tindakan kekerasan yang telah kamu lakukan?""Teodor sudah membatalkan kontrak dengan kita, bahkan mengatakan perusahaan kita tinggal menunggu tuntutan hukum!"Beberapa petinggi perusahaan lainnya juga menganggukkan kepala mereka, menyetujui ucapan Wallace.Ardika meli

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 866 Berlutut Meminta Maaf

    Walaupun Nikita adalah manajer profesional yang dipekerjakan oleh Keluarga Septio Provinsi Aste, tetapi dia tidak tahu jelas hubungan antara Ardika dengan Liander. Dia tidak tahu Liander adalah pelayan Ardika.Dia juga mengira Liander mengagumi kemampuan Luna. Karena itulah, Liander menjadikan Luna sebagai presdir Grup Hatari.Karena itu pula, dia hanya bersikap hormat pada Ardika sekadarnya saja.Sekarang Ardika sudah membuat masalah, kekesalan juga mulai menyelimuti hatinya.Saking kesalnya mendengar ucapan wanita itu, Ardika tertawa. Dia tidak menyangka bahwa wanita seperti Nikita saja berani memandang rendah dirinya. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba Luna memukul meja."Ardika, hentikan! Jangan membuat keributan lagi!"Dia memelototi Ardika dengan sedikit marah, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Nikita dan berkata, "Kak Nikita, tolong hubungi pihak Teodor, tanyakan pada mereka rincian persyaratan mereka, kompensasi seperti apa yang mereka inginkan, agar masalah ini bisa ters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 867 Memberontak

    Ratna tertawa dingin dan berkata, "Kamu boleh kembali dan beri tahu presdir kalian untuk menyerahkan suaminya ke kantor polisi. Kali ini, kalian yang membuat kesalahan, apa kalian nggak bisa sedikit tahu diri?"Nikita hanya terdiam. Dia tahu Luna lebih bersedia membayar harga mahal daripada menyerahkan Ardika ke kantor polisi."Bu Nikita, silakan kembalilah! Masih dengan persyaratan yang sama, sebelum Ardika berlutut meminta maaf kepada Teodor, kami nggak akan bersedia untuk bernegosiasi lebih jauh lagi dengan kalian!"Ratna melambaikan tangannya, seakan-akan sedang mengusir Nikita pergi.Tidak punya pilihan lain, Nikita hanya bisa kembali ke Grup Hatari terlebih dahulu. Luna dan para petinggi perusahaan lainnya masih berada di ruang pertemuan untuk menunggu informasi darinya."Sikap pihak Teodor sangat tegas. Kalau Ardika nggak pergi menemui Teodor dan berlutut meminta maaf di hadapan mereka, mereka nggak akan bersedia untuk bernegosiasi mengenai kelanjutan kerja sama."Nikita segera

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2293 Lubang di Dasar Kolam

    Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2292 Lapisan Pasir Hisap

    "Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2291 Kolam Tidak Boleh Disentuh

    Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2290 Berasal dari Keluarga Ahli Fengsui

    "Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status