Walaupun Nikita adalah manajer profesional yang dipekerjakan oleh Keluarga Septio Provinsi Aste, tetapi dia tidak tahu jelas hubungan antara Ardika dengan Liander. Dia tidak tahu Liander adalah pelayan Ardika.Dia juga mengira Liander mengagumi kemampuan Luna. Karena itulah, Liander menjadikan Luna sebagai presdir Grup Hatari.Karena itu pula, dia hanya bersikap hormat pada Ardika sekadarnya saja.Sekarang Ardika sudah membuat masalah, kekesalan juga mulai menyelimuti hatinya.Saking kesalnya mendengar ucapan wanita itu, Ardika tertawa. Dia tidak menyangka bahwa wanita seperti Nikita saja berani memandang rendah dirinya. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba Luna memukul meja."Ardika, hentikan! Jangan membuat keributan lagi!"Dia memelototi Ardika dengan sedikit marah, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Nikita dan berkata, "Kak Nikita, tolong hubungi pihak Teodor, tanyakan pada mereka rincian persyaratan mereka, kompensasi seperti apa yang mereka inginkan, agar masalah ini bisa ters
Ratna tertawa dingin dan berkata, "Kamu boleh kembali dan beri tahu presdir kalian untuk menyerahkan suaminya ke kantor polisi. Kali ini, kalian yang membuat kesalahan, apa kalian nggak bisa sedikit tahu diri?"Nikita hanya terdiam. Dia tahu Luna lebih bersedia membayar harga mahal daripada menyerahkan Ardika ke kantor polisi."Bu Nikita, silakan kembalilah! Masih dengan persyaratan yang sama, sebelum Ardika berlutut meminta maaf kepada Teodor, kami nggak akan bersedia untuk bernegosiasi lebih jauh lagi dengan kalian!"Ratna melambaikan tangannya, seakan-akan sedang mengusir Nikita pergi.Tidak punya pilihan lain, Nikita hanya bisa kembali ke Grup Hatari terlebih dahulu. Luna dan para petinggi perusahaan lainnya masih berada di ruang pertemuan untuk menunggu informasi darinya."Sikap pihak Teodor sangat tegas. Kalau Ardika nggak pergi menemui Teodor dan berlutut meminta maaf di hadapan mereka, mereka nggak akan bersedia untuk bernegosiasi mengenai kelanjutan kerja sama."Nikita segera
Awalnya Ardika mengira hanya Wallace dan beberapa petinggi perusahaan lainnya yang sedang membuat onar. Jadi, dia tidak menganggap serius hal itu.Namun, Nikita adalah manajer umum. Saat Luna tidak berada di tempat, wanita itu yang bertanggung jawab penuh atas semua urusan Grup Hatari.Sekarang wanita itu juga ikut dengan beberapa petinggi perusahaan itu dan berdiri di pihak yang berlawanan dengan Luna.Kalau situasi seperti ini dibiarkan terus berlanjut, kekuasaan Luna di Grup Hatari pasti akan terguncang.Baik Nikita benar-benar bermaksud berdiri di sisi yang berlawanan dengan Luna atau hanya sekadar kebetulan belaka, Ardika tidak akan membiarkan hal seperti ini terus berlanjut.Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Liander."Kak Ardika, ada yang bisa kubantu?"Terdengar suara sopan dan merendah Liander dari ujung telepon.Ardika berkata dengan dingin, "Cepat datang ke Grup Hatari sekarang juga dan urus anggota Keluarga Septio! Kalau kamu nggak mampu mengurusnya, aku akan
Nikita tidak berpikir banyak. Dia mengira Liander sedang marah setelah mengetahui Teodor membatalkan kontrak dengan Grup Hatari.Setelah meletakkan ponselnya, dia melirik Wallace dan yang lainnya, lalu berkata, "Tuan Muda Liander akan segera datang ke Grup Hatari. Kalian ikut denganku untuk menyambutnya."Wallace dan yang lainnya saling melempar pandangan, mereka bisa melihat sedikit sorot mata bahagia di mata satu sama lain. Mereka tidak menyangka masalah itu sudah mengguncang Liander.Mereka segera mengikuti Nikita turun ke lantai bawah untuk menyambut kedatangan Liander.Di lobi lantai satu Menara Sahid, Liander berjalan memasuki gedung dengan ekspresi muram."Tuan Muda.""Hormat kepada Tuan Muda Liander!"Nikita membawa Wallace dan yang lainnya untuk menyambut Liander.Liander hanya menganggukkan kepalanya, lalu bertanya, "Saat dalam perjalanan ke sini, aku dengar Grup Hatari sudah tertimpa masalah?""Ya, benar. Suami Bu Luna memukul Kak Teodor, selebriti internet yang kami undang
Nikita mengerutkan keningnya, dia juga tidak mengerti mengapa Liander marah besar seperti ini. Dia mencoba untuk membela Wallace. "Tuan Muda, sepertinya kamu sudah sedikit berlebihan. Kemampuan kerja Wallace sangat bagus ....""Diam kamu!"Liander menoleh dan memelototinya.Nikita merasa sedikit kesal. Jelas-jelas dia sudah lama bekerja untuk Keluarga Septio. Dia merasa kontribusinya pada Keluarga Septio sudah sangat besar. Namun, Liander malah bersikap tidak sopan seperti itu padanya."Tuan Muda, Grup Hatari adalah proyek penting yang dibeli oleh Keluarga Septio. Tindakan keras kepala Luna memang merugikan perusahaan. Jadi, sangat wajar kalau para petinggi perusahaan merasa nggak puas ...."Nikita sengaja mengungkit Keluarga Septio Provinsi Aste untuk memperingati Liander agar pria itu tidak hanya membela Luna."Plak!"Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Nikita.Saking kesalnya, Liander tertawa dan berkata, "Memangnya kamu tahu apa?! Grup Hatari bukan milik Keluarga Septio, mel
"Grup Hatari? Aku nggak pernah mendengarnya. Apa benar-benar ada kejadian seperti itu? Dulu, saat Kak Teodor melakukan penjualan dengan siaran langsung, dia sudah mendonasikan dana sebesar puluhan miliar tanpa mendapatkan keuntungan sepeser pun! Aku pasti akan mendukung Kak Teodor!""Berani-beraninya mereka memukul Kak Teodor, sama saja dengan bertindak semena-mena! Aku harap pihak yang berwajib turun tangan dan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku-pelaku kejahatan ...."Para netizen mulai berdiskusi satu sama lain. Makin lama, perbincangan di dunia maya makin memanas.Teodor yang dikenal sebagai selebriti internet yang hobi beramal, mendapat dukungan dari banyak orang.Bahkan ada orang yang disebut-sebut mengetahui "kebenaran" kejadian itu buka suara, mengatakan bahwa setelah Teodor dan timnya tiba di Vila Bistani, demi menyambut kedatangan mereka, staf-staf vila berinisiatif menawarkan diri untuk memanggil wanita-wanita penghibur untuk mereka.Teodor yang selalu menjaga mor
TV Satelit Denpapan memiliki banyak penonton setia.Di seluruh negeri, TV Satelit Denpapan menempati peringkat depan.Kali ini, demi mempromosikan Gunung Amona, Grup Hatari bekerja sama dengan TV Satelit Denpapan. Pada jam-jam tertentu, iklan promosi Gunung Amona akan ditayangkan.Iklan promosi berdurasi lima belas detik bernilai dua miliar setiap kali penayangannya.Setelah kasus pemukulan yang dilakukan oleh Ardika beredar luas, TV Satelit Denpapan segera mengeluarkan pernyataan pembatalan penayangan iklan promosi yang dijadwalkan akan segera ditayangkan."Bu Luna, anggota TV Satelit Denpapan juga mengatakan bahwa saat kita menandatangani kontrak sudah ada pernyataan kalau pihak kita yang melakukan kesalahan, sampai-sampai iklan promosi nggak bisa ditayangkan, TV Satelit Denpapan nggak perlu bertanggung jawab memberikan kompensasi ..." kata Nikita dengan ekspresi muram.Grup Hatari dan TV Satelit Denpapan sudah menandatangani penayangan iklan promosi sebanyak seratus kali! Itu artiny
"Aku sudah pernah melihat foto Bu Luna. Bu Luna benar-benar seorang wanita yang sangat cantik, membuat hatiku berdebar sangat kencang. Hahaha ...."Dengan pengeras suara diaktifkan, suara tawa liar Teodor terdengar sangat menusuk indra pendengaran."Teodor, bermimpi saja kamu! Aku nggak akan setuju!"Saking kesalnya, Luna merasa ingin menangis. Dia benar-benar ingin segera memutuskan panggilan telepon itu.Teodor tertawa dingin dan berkata, "Karena Bu Luna nggak bersedia, maka nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Aku mau lihat tanpa aku sebagai Duta Promosi, siapa lagi yang bisa membangkitkan kembali proyek Gunung Amona. Aku harap saat itu tiba, Bu Luna nggak datang menemuiku dan memohon padaku!"Gigi Luna terkatup rapat mendengar ucapan pria sialan itu.Sekarang dia sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi pada proyek Gunung Amona.Tepat pada saat ini, Ardika berjalan menuju ke arah ponsel, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, Teodor, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendi
Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat
"Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member
Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal
"Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan
Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d
"Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman
Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad
Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk
"Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg