Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 870 Informasi Mengenai Pemukulan Sudah Beredar di Internet

Share

Bab 870 Informasi Mengenai Pemukulan Sudah Beredar di Internet

Penulis: Sarjana
Nikita mengerutkan keningnya, dia juga tidak mengerti mengapa Liander marah besar seperti ini. Dia mencoba untuk membela Wallace. "Tuan Muda, sepertinya kamu sudah sedikit berlebihan. Kemampuan kerja Wallace sangat bagus ...."

"Diam kamu!"

Liander menoleh dan memelototinya.

Nikita merasa sedikit kesal. Jelas-jelas dia sudah lama bekerja untuk Keluarga Septio. Dia merasa kontribusinya pada Keluarga Septio sudah sangat besar. Namun, Liander malah bersikap tidak sopan seperti itu padanya.

"Tuan Muda, Grup Hatari adalah proyek penting yang dibeli oleh Keluarga Septio. Tindakan keras kepala Luna memang merugikan perusahaan. Jadi, sangat wajar kalau para petinggi perusahaan merasa nggak puas ...."

Nikita sengaja mengungkit Keluarga Septio Provinsi Aste untuk memperingati Liander agar pria itu tidak hanya membela Luna.

"Plak!"

Sebuah tamparan langsung mendarat di wajah Nikita.

Saking kesalnya, Liander tertawa dan berkata, "Memangnya kamu tahu apa?! Grup Hatari bukan milik Keluarga Septio, mel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sinta
Aduh... kok belum ada lanjutannya....
goodnovel comment avatar
Sinta
ndak selesai ya, kok sudah tertera 100%
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 871 Diskusi di Internet Makin Menjadi-Jadi

    "Grup Hatari? Aku nggak pernah mendengarnya. Apa benar-benar ada kejadian seperti itu? Dulu, saat Kak Teodor melakukan penjualan dengan siaran langsung, dia sudah mendonasikan dana sebesar puluhan miliar tanpa mendapatkan keuntungan sepeser pun! Aku pasti akan mendukung Kak Teodor!""Berani-beraninya mereka memukul Kak Teodor, sama saja dengan bertindak semena-mena! Aku harap pihak yang berwajib turun tangan dan memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku-pelaku kejahatan ...."Para netizen mulai berdiskusi satu sama lain. Makin lama, perbincangan di dunia maya makin memanas.Teodor yang dikenal sebagai selebriti internet yang hobi beramal, mendapat dukungan dari banyak orang.Bahkan ada orang yang disebut-sebut mengetahui "kebenaran" kejadian itu buka suara, mengatakan bahwa setelah Teodor dan timnya tiba di Vila Bistani, demi menyambut kedatangan mereka, staf-staf vila berinisiatif menawarkan diri untuk memanggil wanita-wanita penghibur untuk mereka.Teodor yang selalu menjaga mor

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 872 Temani Aku Tidur Sekali Maka Suamimu Kumaafkan

    TV Satelit Denpapan memiliki banyak penonton setia.Di seluruh negeri, TV Satelit Denpapan menempati peringkat depan.Kali ini, demi mempromosikan Gunung Amona, Grup Hatari bekerja sama dengan TV Satelit Denpapan. Pada jam-jam tertentu, iklan promosi Gunung Amona akan ditayangkan.Iklan promosi berdurasi lima belas detik bernilai dua miliar setiap kali penayangannya.Setelah kasus pemukulan yang dilakukan oleh Ardika beredar luas, TV Satelit Denpapan segera mengeluarkan pernyataan pembatalan penayangan iklan promosi yang dijadwalkan akan segera ditayangkan."Bu Luna, anggota TV Satelit Denpapan juga mengatakan bahwa saat kita menandatangani kontrak sudah ada pernyataan kalau pihak kita yang melakukan kesalahan, sampai-sampai iklan promosi nggak bisa ditayangkan, TV Satelit Denpapan nggak perlu bertanggung jawab memberikan kompensasi ..." kata Nikita dengan ekspresi muram.Grup Hatari dan TV Satelit Denpapan sudah menandatangani penayangan iklan promosi sebanyak seratus kali! Itu artiny

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 873 Meminta Farlin Turun Tangan

    "Aku sudah pernah melihat foto Bu Luna. Bu Luna benar-benar seorang wanita yang sangat cantik, membuat hatiku berdebar sangat kencang. Hahaha ...."Dengan pengeras suara diaktifkan, suara tawa liar Teodor terdengar sangat menusuk indra pendengaran."Teodor, bermimpi saja kamu! Aku nggak akan setuju!"Saking kesalnya, Luna merasa ingin menangis. Dia benar-benar ingin segera memutuskan panggilan telepon itu.Teodor tertawa dingin dan berkata, "Karena Bu Luna nggak bersedia, maka nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Aku mau lihat tanpa aku sebagai Duta Promosi, siapa lagi yang bisa membangkitkan kembali proyek Gunung Amona. Aku harap saat itu tiba, Bu Luna nggak datang menemuiku dan memohon padaku!"Gigi Luna terkatup rapat mendengar ucapan pria sialan itu.Sekarang dia sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi pada proyek Gunung Amona.Tepat pada saat ini, Ardika berjalan menuju ke arah ponsel, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, Teodor, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 874 Duta Promosi Gratis

    "Sebelumnya, saat Pak Farlin dan timnya kembali dari medan pertempuran perbatasan, beliau mendapatkan perlakuan spesial layaknya penyelamat negara. Nggak lama setelah dia kembali, ada banyak perusahaan besar yang menemui beliau, ingin mengundang beliau untuk menjadi Duta Promosi. Tapi, beliau menolak semua penawaran itu begitu saja."Tentu saja Nikita ingin Farlin menjadi Duta Promosi Grup Hatari, tetapi dia tahu hal itu adalah hal yang tidak memungkinkan.Farlin benar-benar hanya fokus berkecimpung di dunia medis.Dia sendiri juga tidak kekurangan uang, semua kebutuhannya dipenuhi oleh negara. Karena itulah, dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal yang membuatnya tidak bisa fokus, seperti menjadi Duta Promosi.Luna juga menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ardika, kamu jangan bermimpi. Walau hubungan Pak Farlin dengan keluarga kita cukup baik, juga ada batasannya. Urusan pribadi nggak bisa digabungkan dengan urusan pekerjaan. Kamu juga tahu sendiri bagaimana kondisi Grup Hatari s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 875 Diganti Menjadi Rumah Sakit Ortopedi

    Farlin berkata, "Hubungan suami Luna, presdir Grup Hatari denganku sangat baik. Dia meminta bantuanku, jadi aku setuju untuk membantunya. Sudah dulu, aku nggak bisa berbicara panjang lebar denganmu, masih ada pasien yang harus kuperiksa."Setelah mendengar penjelasan singkat Farlin, Julman merasa sedikit iri.Bahkan sebelumnya saat dia sendiri mengundang gurunya untuk menjadi Duta Promosi perusahaannya, dia dimarahi oleh gurunya.'Bisa-bisanya Guru setuju untuk menjadi Duta Promosi Grup Hatari, sebenarnya apa latar belakang Ardika itu?'Dia segera meminta asistennya untuk menyelidiki latar belakang Ardika."Ardika hanya seorang menantu benalu yang bergantung pada istrinya, dikenal sebagai pecundang di Kota Banyuli. Hmm, istrinya memang presdir dari dua perusahaan, tapi juga hanya sedikit berpengaruh di kota kecil seperti Kota Banyuli.""Dengan status dan kedudukan Guru sekarang, tokoh hebat biasa di dunia politik dan dunia bisnis saja nggak pernah dia anggap serius. Kenapa pecundang it

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 876 Kalau Begitu Biarkan Dia Menunggu Saja

    "Apa informasi ini bisa dipercaya?!" tanya Amir pada asistennya dengan nada seakan-akan ingin memastikan.Farlin tidak pernah menerima penawaran pekerjaan dunia bisnis, semua orang sudah mengetahui hal ini.Walaupun Amir sangat senang sekaligus bersemangat mendengar informasi itu, tetapi tetap ada kecurigaan yang menyelimuti hatinya."Informasi ini seratus persen bisa dipercaya. Julman sendiri yang mengatakannya," kata asisten Amir.Amir menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nggak peduli di mana pun dia berada, Julman selalu membangga-banggakan dirinya adalah murid Pak Farlin. Saat dia ingin membuka jalur distribusi untuk perusahaannya, dia pernah meminta bantuanku. Karena kata-kata itu keluar dari mulutnya, maka pasti seperti itulah kenyataannya."Dia dan Julman sudah lama saling mengenal satu sama lain, dia sudah mengenal karakter orang itu dengan jelas.Dengan memanfaatkan identitasnya sebagai murid Farlin dan reputasi Farlin, hanya dalam kurun waktu beberapa tahun saja, pria itu su

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 877 Tidak Bertindak Sebelum Saat yang Tepat

    "Kenapa Julman bisa berhubungan dengan Amir?!"Luna sangat bingung.Amir adalah bawahan Keluarga Mahasura ibu kota provinsi, yang sebelumnya bekerja sama dengan Gilang untuk merebut perusahaannya.Melihat asisten Julman membawa pria paruh baya itu naik ke lantai atas dengan penuh hormat, dia mulai merasakan firasat buruk.Nikita berkata dengan nada agak serius, "Bu Luna, aku dengar-dengar Amir ingin menghidupkan kembali beberapa rumah sakit yang telah mereka beli di Kota Banyuli yang sudah berada di ambang kematian. Apa mungkin mereka juga ingin mengundang Pak Farlin menjadi Duta Promosi?"Sebagai seorang manajer profesional, dia merasa pasti ada tujuan tersendiri di balik setiap tindakan yang diambil oleh Amir. Pria paruh baya itu tidak akan melakukan hal-hal yang sia-sia.Samar-samar, ekspresi jijik tampak di wajah Luna. Dia berkata, "Nggak mungkin. Beberapa rumah sakit itu sudah melakukan banyak pelanggaran hukum, reputasi beberapa rumah sakit itu sangat buruk di Kota Banyuli."Dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 878 Memangnya Grup Hatari Layak

    "Hmm? Ini ...."Julman menerima dokumen-dokumen tersebut.Amir tersenyum dan berkata, "Julman, kalau kerja sama ini berhasil disepakati, selain memberikan bayaran yang sepantasnya kami berikan kepada Pak Farlin, perusahaanmu juga akan mendapatkan dana investasi sebesar 100 miliar. Selama kamu menandatanganinya, dana akan langsung masuk ke rekening perusahaanmu."Begitu mendengar ucapan Amir, tentu saja hati Julman tergerak.Namun, dia masih merasa sedikit kurang puas. Bagaimanapun juga, biarpun nominal investasi itu besar, tetapi itu juga merupakan sebuah bentuk transaksi.Selain itu, Amir juga akan memperoleh saham dari perusahaannya.Dia merasa dengan pengaruh gurunya, keuntungan yang bisa diperolehnya tidak terbatas pada penawaran Amir saat ini."Kak Amir, lihatlah kamu ini, kita sudah lama mengenal satu sama lain. Untuk apa kamu membahas tentang investasi seperti ini? Kamu sudah pernah membantuku ...."Melihat sikap Julman yang dibuat-buat, kilatan dingin melintas di mata Amir.Dia

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2215 Tuan Muda Werdi

    "Plak ...."Begitu Futari selesai berbicara, pundaknya langsung ditepuk. Akibat pukulan itu, Futari berseru kaget. Dia menatap Ardika dengan sorot mata agak marah."Kak Ardika, kenapa kamu memukulku?!"Ardika berkata dengan kesal, "Kamu ini masih muda, tapi sudah licik saja, ya. Kamu memanfaatkanku lagi, 'kan?!""Baiklah. Maafkan aku, Kak Ardika. Bantu aku sekali ini saja, ya ...."Sambil menarik-narik lengan Ardika, Futari mulai menunjukkan sikap manjanya.Melihat tingkah adik iparnya itu, hati Ardika langsung meleleh. Dia buru-buru menarik lengannya dan berkata, "Oke, oke, oke, aku bantu kamu."Adik iparnya yang satu ini, masih semuda ini saja bisa memainkan trik "meluluhkan pria" seperti ini. Beberapa tahun lagi, bukankah dia akan menjadi "malapetaka" bagi para pria?Ardika berjalan berdampingan dengan Futari. Sambil memperhatikan Raina yang melangkah dengan sepatu hak tingginya seolah-olah tidak memedulikan siapa pun itu, dia bertanya dengan datar, "Tapi, Raina ini juga aneh, menga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2214 Harus Memperhatikan Sikap Makan

    Namun, Raina sama sekali tidak menyadari Ardika hanya menanggapinya dengan santai. Dia malah merasa Ardika sudah rendah diri. Dalam sekejap, dia diliputi perasaan unggul sekaligus bangga."Ardika, tahukah kamu biaya konsumsi di Hainiken sangat tinggi. Di dalam sana, bahkan hanya segelas air saja, harganya bisa mencapai ratusan ribu.""Tapi, kamu nggak perlu khawatir, karena biaya konsumsi malam ini akan ditanggung oleh Nona Rosa.""Apa kamu tahu siapa Nona Rosa? Nona Rosa adalah putri Pak Wilgo, wakil ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan. Malam ini adalah pesta ulang tahunnya. Aku adalah teman baiknya, jadi aku juga diundang!""Satu hal lagi, orang-orang yang hadir malam ini adalah para nona dan tuan muda, serta tokoh-tokoh penting dunia seni. Futari sudah masuk ke Fakultas Seni Universitas Denpapan. Kelak, orang-orang ini pasti bisa membantunya.""Jadi, Ardika, saat kamu sudah masuk ke dalam nanti, jaga sikapmu. Jangan bertindak sembarangan, juga jangan bicara sembarangan.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2213 Hainiken

    Namun, Raina berpikir lagi. 'Setelah sampai di Hainiken dan melihat situasi di sana, si Ardika ini pasti nggak akan bisa mengucapkan kata-kata seperti ini lagi.'Hanya seorang kakak ipar penjaga pintu seperti Ardika, pasti tidak akan bisa memengaruhi Werdi dan Futari malam ini.Setelah berpikir demikian, Raina sudah tenang. Setelah Futari masuk ke dalam mobil, dia langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya.Futari duduk di kursi penumpang samping pengemudi. Sambil berbalik, menyandarkan dadanya pada kursi, dia bertanya dengan penasaran, "Kak Ardika, mengapa kamu berada di kompleks vila Gunung Halfi? Kamu tinggal di vila yang mana? Apa vila itu cukup besar? Bagaimana kalau kamu atur sebuah kamar untukku, agar aku bisa mengawasimu dengan baik?""Yah, kebetulan, ayah dan ibuku, serta pamanku dan yang lainnya terus mengomeliku sepanjang hari. Aku sudah nggak tahan lagi."Tentu saja Futari tahu kemampuan Ardika.Walaupun kakak iparnya itu tidak mungkin begitu sampai di ibu kota

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2212 Penjaga Pintu

    Namun, Raina malah tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia bahkan malas untuk melirik Ardika. Dia hanya bertanya sekali lagi, "Futari, apa kamu yakin mau mengajak kakak iparmu yang kampungan ini?""Kamu harus memikirkannya dengan baik. Orang-orang yang menghadiri pertemuan malam ini adalah para nona dan tuan muda dengan relasi yang luas dan pengaruh yang kuat di ibu kota provinsi. Selama kamu bisa menjalin hubungan baik dengan orang-orang ini, pasti akan sangat membantu di kemudian hari.""Sedangkan kakak iparmu ini sama sekali bukan orang yang satu dunia dengan orang-orang itu. Kalau dia pergi ke Hainiken pun, hanya cocok untuk berinteraksi dengan para penjaga pintu itu!""Kalau dia ikut bersamamu, membuat keributan dan menjadi bahan tertawaan, bahkan kamu juga akan ikut menjadi bahan tertawaan.""Apa kamu benar-benar nggak khawatir?"Ardika hanya mengangkat alisnya, tidak mengucapkan sepatah kata pun.Kalau bukan karena Futari mengatakan hubungan wanita itu dengan keluarga Futari san

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2211 Raina Jokro

    Awalnya Raina masih sedikit menantikan kemunculan Ardika.Menurutnya, orang yang tinggal di Gunung Halfi, pantas menjadi kenalannya.Namun, sekarang setelah mendapati Ardika hanyalah seorang satpam, minatnya itu langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia bahkan malas untuk melirik Ardika."Futari, apa kamu yakin mau membawa kakak iparmu ini ke sana?""Perlu kamu ketahui, pertemuan malam ini adalah pertemuan para nona dan tuan muda, contohnya Tuan Muda Kalris dari Grup Goldis, Nona Rosa, putri wakil ketua Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan dan yang lainnya. Selain itu, juga ada Tuan Muda Werdi yang sangat menyukaimu itu.""Sepertinya kakak iparmu ini nggak cocok untuk ikut acara seperti itu, bukan?"Raina melontarkan kata-kata ini dengan nada bicara datar.Hubungan Keluarga Jokro dengan Futari sekeluarga cukup baik, tetua dari kedua keluarga sering berinteraksi dengan satu sama lain.Tidak lama lagi Futari sudah mulai masuk kuliah, itu juga sudah terbilang sebuah masyarak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2210 Panggilan Telepon dari Futari

    Suasana hati Ardika langsung berubah menjadi baik. Sambil tersenyum, dia berkata, "Futari, aku baru datang ke ibu kota provinsi beberapa hari, masih sangat sibuk. Katakan saja, kamu mau makan apa, mau main apa, aku akan membawamu! Anggap saja sebagai bentuk permintaan maaf dariku!"Setelah berinteraksi dengan Futari cukup lama, Ardika juga sudah sedikit berpengalaman dalam menghadapi gadis muda seperti adik iparnya ini."Nah, begini masih lumayan!"Futari mendengus dengan arogan, lalu berkata, "Karena kamu begitu tahu diri, nanti saat aku melapor pada Kak Luna, aku akan bilang kamu baik-baik saja di sini, nggak pergi menemui wanita.""Eh, aku memang nggak pergi menemui wanita sama sekali, oke?!"Ardika benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Makin lama, adik iparnya yang satu ini makin cerdas saja. Sekarang gadis muda itu sudah mulai "memerasnya"."Hehe, itu belum tentu, aku harus lihat dengan mata kepalaku sendiri!"Futari berkata dengan nada bicara arogan sekaligus malu-malu, "Begi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2209 Dipecat

    Beberapa orang staf pihak manajemen vila yang sedari tadi mengikuti manajer pria itu dari belakang, juga tercengang.Awalnya mereka melihat Sutandi sekeluarga melontarkan ejekan dan sindiran terhadap Ardika, jadi mereka sama sekali tidak menganggap serius Ardika.Ardika jelas-jelas sudah mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu, bahkan vila tersebut adalah pemberian dari Jace untuknya. Akan tetapi, mereka hanya menganggap ucapan Ardika sebagai lelucon.Siapa sangka, itu benar-benar kebenaran."Pak ... Pak Gevon, apa kamu nggak salah? Ini adalah bocah miskin yang menyelinap masuk dengan berpura-pura menjadi kurir pesan antar!""Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri gurunya sekeluarga mengejeknya dan menyindirnya. Bahkan gurunya sendiri saja nggak percaya dia adalah pemilik vila ini!""Apa kamu yakin kamu nggak salah?!""Semua orang di ibu kota provinsi tahu pemilik vila nomor satu ini adalah Pak Jace. Bagaimana mungkin tokoh hebat seperti Pak Jace menghadiahkan vila untuk bo

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2208 Benar-Benar Adalah Pemilik Vila

    Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi dingin. "Sudah kubilang, kamu jangan menyesal ....""Oke, jangan bilang aku nggak memberimu kesempatan!"Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh manajer pria itu. Sambil mengusap-usap wajahnya yang sebelumnya dihantam oleh kartu akses itu, dia mencibir dan berkata, "Serang! Usir bocah yang menyelinap masuk ini keluar!"Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas bocah itu.Begitu dia selesai berbicara, para petugas keamanan itu langsung menerjang ke arah Ardika dengan ganas.Sebagai petugas keamanan kompleks orang-orang kaya, tentu saja kemampuan mereka jauh melampaui petugas keamanan biasa di luar sana. Orang-orang ini adalah prajurit pensiunan.Namun, tentu saja mereka bukan tandingan Ardika."Bam ... bam ... bam ...."Dengan iringan serangkaian hantaman, disertai dengan serangkaian suara kesakitan teredam, para petugas keamanan itu langsung tergeletak tak berdaya di lantai.Berhubung para petugas keamanan ini

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2207 Kamu Curi Dari Mana

    Area vila mewah di Gunung Halfi ini, memang ada larangan pesan antar masuk.Jadi, sama seperti Sutandi sekeluarga, manajer yang satu ini juga secara naluriah merasakan Ardika pasti menyelinap masuk dengan tujuan jahat.Ini adalah area orang-orang kaya ibu kota provinsi, orang-orang yang bisa tinggal di sini adalah tokoh hebat.Kalau sampai Ardika membuat masalah dan membuat tokoh-tokoh hebat itu tidak puas, saat itu tiba, dia tidak hanya akan kehilangan pekerjaannya, tetapi juga akan kehilangan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan tokoh hebat selamanya.Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku adalah pemilik vila nomor satu.""Kamu adalah pemilik vila?"Manajer pria itu tertegun sejenak, mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki berulang kali. Kemudian, dia meludah dan berkata, "Kamu? Apa kamu tahu berapa harga vila nomor satu ini?""Menurutku, mimpi pun kamu nggak akan bisa menghasilkan uang sebanyak itu!"Manajer ini sudah lama melayani

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status