"Aku sudah pernah melihat foto Bu Luna. Bu Luna benar-benar seorang wanita yang sangat cantik, membuat hatiku berdebar sangat kencang. Hahaha ...."Dengan pengeras suara diaktifkan, suara tawa liar Teodor terdengar sangat menusuk indra pendengaran."Teodor, bermimpi saja kamu! Aku nggak akan setuju!"Saking kesalnya, Luna merasa ingin menangis. Dia benar-benar ingin segera memutuskan panggilan telepon itu.Teodor tertawa dingin dan berkata, "Karena Bu Luna nggak bersedia, maka nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Aku mau lihat tanpa aku sebagai Duta Promosi, siapa lagi yang bisa membangkitkan kembali proyek Gunung Amona. Aku harap saat itu tiba, Bu Luna nggak datang menemuiku dan memohon padaku!"Gigi Luna terkatup rapat mendengar ucapan pria sialan itu.Sekarang dia sudah tidak menaruh harapan apa pun lagi pada proyek Gunung Amona.Tepat pada saat ini, Ardika berjalan menuju ke arah ponsel, lalu tertawa dingin dan berkata, "Eh, Teodor, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendi
"Sebelumnya, saat Pak Farlin dan timnya kembali dari medan pertempuran perbatasan, beliau mendapatkan perlakuan spesial layaknya penyelamat negara. Nggak lama setelah dia kembali, ada banyak perusahaan besar yang menemui beliau, ingin mengundang beliau untuk menjadi Duta Promosi. Tapi, beliau menolak semua penawaran itu begitu saja."Tentu saja Nikita ingin Farlin menjadi Duta Promosi Grup Hatari, tetapi dia tahu hal itu adalah hal yang tidak memungkinkan.Farlin benar-benar hanya fokus berkecimpung di dunia medis.Dia sendiri juga tidak kekurangan uang, semua kebutuhannya dipenuhi oleh negara. Karena itulah, dia sama sekali tidak tertarik pada hal-hal yang membuatnya tidak bisa fokus, seperti menjadi Duta Promosi.Luna juga menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ardika, kamu jangan bermimpi. Walau hubungan Pak Farlin dengan keluarga kita cukup baik, juga ada batasannya. Urusan pribadi nggak bisa digabungkan dengan urusan pekerjaan. Kamu juga tahu sendiri bagaimana kondisi Grup Hatari s
Farlin berkata, "Hubungan suami Luna, presdir Grup Hatari denganku sangat baik. Dia meminta bantuanku, jadi aku setuju untuk membantunya. Sudah dulu, aku nggak bisa berbicara panjang lebar denganmu, masih ada pasien yang harus kuperiksa."Setelah mendengar penjelasan singkat Farlin, Julman merasa sedikit iri.Bahkan sebelumnya saat dia sendiri mengundang gurunya untuk menjadi Duta Promosi perusahaannya, dia dimarahi oleh gurunya.'Bisa-bisanya Guru setuju untuk menjadi Duta Promosi Grup Hatari, sebenarnya apa latar belakang Ardika itu?'Dia segera meminta asistennya untuk menyelidiki latar belakang Ardika."Ardika hanya seorang menantu benalu yang bergantung pada istrinya, dikenal sebagai pecundang di Kota Banyuli. Hmm, istrinya memang presdir dari dua perusahaan, tapi juga hanya sedikit berpengaruh di kota kecil seperti Kota Banyuli.""Dengan status dan kedudukan Guru sekarang, tokoh hebat biasa di dunia politik dan dunia bisnis saja nggak pernah dia anggap serius. Kenapa pecundang it
"Apa informasi ini bisa dipercaya?!" tanya Amir pada asistennya dengan nada seakan-akan ingin memastikan.Farlin tidak pernah menerima penawaran pekerjaan dunia bisnis, semua orang sudah mengetahui hal ini.Walaupun Amir sangat senang sekaligus bersemangat mendengar informasi itu, tetapi tetap ada kecurigaan yang menyelimuti hatinya."Informasi ini seratus persen bisa dipercaya. Julman sendiri yang mengatakannya," kata asisten Amir.Amir menganggukkan kepalanya dan berkata, "Nggak peduli di mana pun dia berada, Julman selalu membangga-banggakan dirinya adalah murid Pak Farlin. Saat dia ingin membuka jalur distribusi untuk perusahaannya, dia pernah meminta bantuanku. Karena kata-kata itu keluar dari mulutnya, maka pasti seperti itulah kenyataannya."Dia dan Julman sudah lama saling mengenal satu sama lain, dia sudah mengenal karakter orang itu dengan jelas.Dengan memanfaatkan identitasnya sebagai murid Farlin dan reputasi Farlin, hanya dalam kurun waktu beberapa tahun saja, pria itu su
"Kenapa Julman bisa berhubungan dengan Amir?!"Luna sangat bingung.Amir adalah bawahan Keluarga Mahasura ibu kota provinsi, yang sebelumnya bekerja sama dengan Gilang untuk merebut perusahaannya.Melihat asisten Julman membawa pria paruh baya itu naik ke lantai atas dengan penuh hormat, dia mulai merasakan firasat buruk.Nikita berkata dengan nada agak serius, "Bu Luna, aku dengar-dengar Amir ingin menghidupkan kembali beberapa rumah sakit yang telah mereka beli di Kota Banyuli yang sudah berada di ambang kematian. Apa mungkin mereka juga ingin mengundang Pak Farlin menjadi Duta Promosi?"Sebagai seorang manajer profesional, dia merasa pasti ada tujuan tersendiri di balik setiap tindakan yang diambil oleh Amir. Pria paruh baya itu tidak akan melakukan hal-hal yang sia-sia.Samar-samar, ekspresi jijik tampak di wajah Luna. Dia berkata, "Nggak mungkin. Beberapa rumah sakit itu sudah melakukan banyak pelanggaran hukum, reputasi beberapa rumah sakit itu sangat buruk di Kota Banyuli."Dia
"Hmm? Ini ...."Julman menerima dokumen-dokumen tersebut.Amir tersenyum dan berkata, "Julman, kalau kerja sama ini berhasil disepakati, selain memberikan bayaran yang sepantasnya kami berikan kepada Pak Farlin, perusahaanmu juga akan mendapatkan dana investasi sebesar 100 miliar. Selama kamu menandatanganinya, dana akan langsung masuk ke rekening perusahaanmu."Begitu mendengar ucapan Amir, tentu saja hati Julman tergerak.Namun, dia masih merasa sedikit kurang puas. Bagaimanapun juga, biarpun nominal investasi itu besar, tetapi itu juga merupakan sebuah bentuk transaksi.Selain itu, Amir juga akan memperoleh saham dari perusahaannya.Dia merasa dengan pengaruh gurunya, keuntungan yang bisa diperolehnya tidak terbatas pada penawaran Amir saat ini."Kak Amir, lihatlah kamu ini, kita sudah lama mengenal satu sama lain. Untuk apa kamu membahas tentang investasi seperti ini? Kamu sudah pernah membantuku ...."Melihat sikap Julman yang dibuat-buat, kilatan dingin melintas di mata Amir.Dia
Hati Nikita langsung mencelus.Sebagai asisten Julman, Erika adalah orang yang paling dekat dengan pria itu.Sikap yang ditunjukkannya sudah pasti mewakili sikap Julman.Apa mungkin Julman tidak ingin membiarkan Farlin bekerja sama dengan Grup Hatari?Saat ini, bahkan Luna sendiri sudah merasakan firasat buruk."Erika, tolong jaga tutur katamu. Suamiku nggak menjilat Pak Farlin, mereka sudah lama saling mengenal satu sama lain."Luna berjalan menghampiri Erika, lalu berkata dengan dingin, "Selain itu, tolong jelaskan ucapanmu tadi. Mengapa kamu mengatakan Grup Hatari nggak layak mengundang Pak Farlin menjadi Duta Promosi?""Memangnya kamu pikir kamu siapa? Atas dasar apa aku perlu memberimu penjelasan? Apa kamu pikir kamu sudah hebat hanya dengan menjadi presdir perusahaan kota kecil seperti Kota Banyuli?!"Erika langsung menyerang Luna dengan kata-kata kasar tanpa ragu, sorot mata iri tampak jelas di matanya."Namamu Luna, 'kan? Aku beri tahu kamu, Grup Hatari jangan harap bisa mengun
Sambil tersenyum, Julman melambaikan tangannya, mengisyaratkan Luna untuk duduk.Dia mengamati tubuh Luna dengan sorot mata mesum.Luna tetap berdiri di tempat dan berkata, "Mengenai minum-minum, nanti kita baru bicarakan lagi. Tadi, saat di luar, aku sudah dengar asisten Tuan Julman mengatakan bahwa Perusahaan Investasi Mahasura sudah mendapatkan kontrak eksklusif Pak Farlin.""Aku hanya ingin menanyakan pada Tuan Julman kebenaran hal ini. Kalau benar-benar seperti itu faktanya, nggak ada yang perlu kita diskusikan lagi."Setelah mendengar ucapan Luna, Julman langsung memelototi Erika, seolah-olah menyalahkan asistennya itu banyak bicara.Melihat kecantikan Luna, gairahnya sudah bergejolak. Awalnya, dia berencana untuk meminta Luna menemaninya minum-minum, menyentuh tubuh wanita itu, baru berbicara jujur pada wanita itu. Sekarang rencananya sudah gagal."Bu Luna, apa maksudmu? Apa kamu sedang menyalahkanku?"Senyuman di wajah Julman langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dengan