"Ada seorang pengurus bernama Radita yang mengungit hal ini. Dia mengatakan seharusnya Vila Bistani menyiapkan kamar terbaik untuk Kak Teodor, tapi dia malah langsung dipecat."Firza sengaja menambahkan "bumbu-bumbu" lagi untuk menyulut amarah Teodor."Dasar sialan! Kucabik-cabik mereka!"Saking kesalnya, Teodor langsung melontarkan kata-kata kasar.Dia adalah orang yang sangat memedulikan harga diri. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, yang terpenting baginya adalah dihormati dan dilayani oleh orang lain.Berani-beraninya pihak Vila Bistani melakukan pengaturan seperti ini untuknya, tentu saja hal itu langsung menyulut amarahnya.Tepat pada saat ini, Cynthia bersama karyawan-karyawan lainnya berjalan menghampiri Teodor. "Halo, Kak Teodor, aku adalah Cynthia, manajer umum Vila Bistani. Aku mewakili Vila Bistani menyambut kedatanganmu dan timmu ...."Sebelumnya, dia tidak berdiri terlalu dekat dengan Teodor. Jadi, dia tidak tahu begitu Teodor tiba di sini, sang selebriti internet sudah
Setelah mendengar ucapan Firza, Teodor juga tidak banyak bicara lagi.Dia menganggukkan kepalanya, menyetujui Ardika yang menyambut kedatangannya.Cynthia menghela napas lega. Kemudian, dia membawa Teodor dan timnya ke kamar mereka secara pribadi.Setelah tiba di kamarnya, Teodor bertanya pada Firza, "Firza, apa kamu nggak merasa malu-maluin saja membiarkan menantu benalu itu menemani kita bermain di sini? Mengapa tiba-tiba dia yang bertugas menemani kita bermain? Pasti jauh lebih menyenangkan kalau istrinya yang menemani kita bermain."Dalam lubuk hatinya, dia benar-benar memandang rendah Ardika."Sebaiknya kamu jangan mengincar istrinya lagi. Wanita itu sudah ditargetkan oleh seorang tuan muda yang berasal dari keluarga kaya. Pria itu bahkan mengundang Luna untuk menjadi presdir Grup Hatari."Tuan muda dari keluarga kaya yang dimaksud oleh Firza adalah Liander.Dia mendengar dari Amir, ayahnya, karena tertarik pada Luna, Liander baru membeli Grup Hatari, lalu menyerahkan perusahaan i
Tidak ada yang menyangka begitu melihat Ardika, Teodor langsung melontarkan kata-kata sindiran menyakitkan seperti itu.Dalam sekejap, suasana ruang pribadi yang tadinya bising hening seketika.Baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza menatap Ardika dengan tatapan aneh.Sorot mata menyindir dan menganggap remeh Ardika tampak jelas di mata mereka.Cynthia tidak ingin Ardika terjebak dalam situasi sulit seperti itu, dia berkata dengan nada sedikit marah, "Kak Teodor, Tuan Ardika adalah bos kami, tolong bersikap sopan padanya!""Huh!"Teodor mendengus dingin, lalu tertawa dingin dan berkata, "Memangnya kenapa kalau dia adalah bos? Apa hanya karena dia adalah bos, aku nggak boleh berbicara jujur? Bukankah fakta Pak Ardika adalah menantu benalu sudah tersebar luas dan diketahui oleh seluruh penduduk Kota Banyuli? Apa aku ada salah bicara?"'Memang benar hal itu sudah diketahui oleh semua orang Kota Banyuli, tapi nggak ada seorang pun yang akan melontarkan kata-kata seperti itu di hada
"Bagus! Pak Ardika memang hebat!"Teodor tertawa sambil bertepuk tangan, seakan-akan sangat mengagumi Ardika. Namun, sesungguhnya sorot matanya dipenuhi dengan ejekan.Melihat Ardika berinisiatif maju, dia mengira menantu benalu itu berniat menentangnya.Siapa sangka, Ardika langsung tunduk dan memenuhi keinginannya untuk meminum bir.Suara tawa meremehkan pun menggema di seluruh ruang pribadi tersebut.Saat ini, baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza mengeluarkan suara tawa meremehkan.Sambil mengikuti Teodor bertepuk tangan, Firza melontarkan sindiran. "Ckckck, Futari, bukankah sebelumnya kakak iparmu sangat hebat? Sekarang kenapa dia malah menjadi selemah ini?""Bisa-bisanya dia meneguk bir secepat itu, sampai-sampai orang yang nggak tahu mungkin akan menganggapnya hanya sedang meminum air."Baginya, sebelumnya Ardika menyerangnya dengan penuh keyakinan hanya karena mengandalkan identitasnya sebagai bos Vila Bistani.Namun, identitas yang Ardika miliki itu adalah pemberian L
"Pak Ardika, kenapa kamu masih melamun saja? Cepat pilihkan wanita cantik untukku."Melihat Ardika masih tidak mengambil tindakan, Teodor melontarkan beberapa patah kata itu dengan tidak sabar. Dia benar-benar sudah menjadikan Ardika sebagai muncikari.Hal itu tidak hanya semata-mata mengenai penghinaan, kalau Ardika benar-benar menuruti keinginan Teodor, maka kelak dia pasti akan menjadi bahan makian banyak orang. Dia akan dicap sebagai muncikari selamanya.Cynthia buru-buru mewakili Ardika berbicara. "Maaf, Kak Teodor, nggak ada wanita-wanita cantik yang kamu maksud di Vila Bistani ....""Huh!"Sebelum Cynthia sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh cibiran dingin seseorang.Salah seorang anak buah Firza adalah penduduk asli Kota Banyuli. Dia tertawa dingin dan berkata, "Bu Cynthia, kamu sedang mengelabui siapa? Semua penduduk asli Kota Banyuli tahu Vila Bistani adalah 'sarang wanita cantik'.""Sebagian besar dari orang-orang luar yang berkunjung ke Kota Banyuli pasti
Ekspresi Cynthia langsung berubah menjadi pucat pasi.Kalau dia tidak menemani pria itu tidur, maka Teodor mengancam akan membatalkan kerja sama dengan Grup Hatari.Mengembangkan Vila Bistani adalah rencana utama bisnis Grup Hatari.Dia sangat berterima kasih pada Luna karena telah membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum Vila Bistani. Dia tidak ingin kerja sama antara Grup Hatari dengan Teodor hancur begitu saja.Namun, kalau memintanya untuk menemani Teodor tidur, dia pasti tidak bersedia.Dengan ekspresi sedikit sedih, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Dia ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh pria itu.Teodor juga terus mendesak Ardika, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu sudah selesai mempertimbangkan permintaanku? Aku nggak suka mengulangi ucapanku dua kali.""Kak Teodor, sudah kubilang sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan mandi air dingin untuk memenangkan dirimu. Apa kamu nggak sadar apa yang sedang kamu lakukan? Kamu sedang main api."Sorot mata Ardi
Untung saja ada bahan pengedap suara di dinding ruang pribadi tersebut. Kalau tidak, Teodor pasti sudah patah tulang.Namun, tetap saja dia merasakan rasa sakit yang luar biasa."Ah ... ah ... ah ...."Teodor terjatuh ke sofa dan tampak meringkuk. Saat itu juga, organ dalamnya terasa bergejolak. Tidak peduli seberapa banyak bir yang diteguknya tadi, sekarang rasanya dia ingin memuntahkan semua bir itu keluar.Hal yang lebih menyakitkan bagi Teodor bukanlah sakit yang menjalar di tubuhnya, melainkan sakit hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka menantu benalu pecundang seperti Ardika berani memukulnya.Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, maka hancur sudah reputasi Teodor."Habisi dia! Cepat habisi dia!"Sambil telungkup tak berdaya di sana, dia berteriak dengan marah. Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi Ardika untuk melampiaskan kebenciannya!"Ah ... ah ... ah ...."Namun, detik berikutnya, beberapa orang pengawalnya yang menerjang ke
"Aku harap kamu benar-benar bisa melakukannya."Ardika langsung menghapus rekaman suara itu di hadapan Teodor.Dia juga tak peduli apakah Teodor berbicara dengan jujur atau sekadar membohonginya. Hal yang terpenting adalah kalau kelak pria itu benar-benar berani membalas dendam, biarpun dia tidak punya rekaman suara itu lagi, Ardika juga bisa menyingkirkan pria itu dengan mudah.Tujuannya memutar rekaman suara itu pada Teodor hanya sekadar ingin memberi peringatan pada pria itu.Melihat Ardika sudah menghapus rekaman suara itu, dalam hati Teodor menghela napas lega.Dia hidup dengan bergantung pada penggemar dan popularitasnya. Reputasinya sangatlah penting baginya. Jadi, tentu saja dia tidak berharap rekaman suara itu tersebar luas."Kak Teodor, aku harap ini hanya kesalahpahaman kecil di antara kita. Jangan sampai merusak keharmonisan antara kedua belah pihak. Saat waktunya minum-minum, silakan minum-minum. Saat waktunya menjalankan kerja sama, tolong jalankan kerja sama dengan baik.
"Orang-orang Negara Jepara menjebak Kasandra, kami malah sama sekali nggak menyadarinya. Mereka benar-benar sulit diwaspadai."Ekspresi Jace tampak sangat muram."Mereka ingin menanam mantra juga nggak semudah itu, di sekeliling objek, perlu adanya media fisik. Nanti aku akan membantumu memeriksanya."Ardika melambaikan tangannya. Sambil melihat Kasandra yang terjatuh dalam pelukan Jace dan Lolita dengan ekspresi pucat pasi itu, dia berkata, "Belakangan ini, Nona Kasandra sudah terkena mantra. Kondisi mentalnya terganggu, serta kondisi fisiknya melemah, nggak bisa dihindari.""Tapi kalian juga nggak perlu terlalu khawatir, carikan saja beberapa ahli pengobatan tradisional yang bisa diandalkan, minta mereka untuk meresepkan obat untuknya. Setelah menjalani masa pemulihan selama tiga bulan hingga setengah tahun, dia pasti akan sepenuhnya pulih kembali.""Baik, baik!"Akhirnya Jace sudah diliputi perasaan bahagia, dia segera menginstruksikan anak buahnya untuk mencarikan dokter.Sebagai s
Hamparan bunga-bunga yang tadinya tidak menunjukkan pergerakan apa pun, kini bergoyang dengan kencang. Sosok bayangan seseorang yang mengenakan setelan pakaian hitam ketat melompat keluar, lalu menerjang ke arah tembok. Kecepatannya luar biasa cepat.Walaupun kecepatan sosok bayangan hitam itu cepat, tetap saja Ardika lebih cepat.Dia melompat dengan mengerahkan sedikit kekuatan pada ujung jari kakinya. Kemudian, dia langsung muncul di belakang sosok bayangan hitam itu seperti hantu, lalu langsung melayangkan sebuah pukulan ke targetnya itu."Bam ...."Sosok bayangan hitam yang awalnya sudah menggapai bagian atas tembok, langsung terjatuh ke tanah dan mulai memuntahkan darah."Sial!""Berani-beraninya kamu mengacaukan rencana shinobi! Terlepas dari siapa pun kamu, kamu pasti akan mati!"Sosok bayangan hitam itu merangkak bangkit dengan terhuyung-huyung. Dia melontarkan kata-kata itu dengan tajam, sepasang mata di atas maskernya itu memancarkan sorot mata yang dingin."Ternyata memang b
"Eh ... ini ....""Apa si Ardika itu begitu menakutkan?""Nggak, ini nggak mungkin. Orang kampungan ini adalah seorang penipu, bagaimana mungkin dia lebih hebat dibandingkan Biksu Karuna?"Gijran terduduk di lantai, berteriak dengan volume suara keras seakan-akan jiwanya sudah meninggalkan raganya.Dia tidak menyangka Kasandra yang bahkan hampir membunuh Biksu Karuna itu, begitu ketakutan saat menghadapi Ardika.Hal ini benar-benar tidak masuk akal!Jace juga menunjukkan ekspresi tidak mengerti.Biarpun dia tahu ada kemungkinan Ardika bisa menangani masalah ini. Bagaimanapun juga, sebelumnya saat di kereta api cepat, Ardika juga yang telah menyelamatkan nyawanya.Namun, melihat Ardika bisa membuat Kasandra ketakutan semudah itu, tentu saja adalah sebuah pemandangan yang di luar nalar."Sial, apa bocah ini ... adalah dewa?!"Wilfred membelalak kaget.Sebelumnya dia masih menganggap remeh Ardika, merasa Ardika adalah seorang penipu, yang sengaja melawan seorang ahli seperti dirinya. Itul
"Jangan, Kasandra!"Jace dan istrinya berteriak dengan sedih pada saat bersamaan.Mereka hanya tahu kalau Biksu Karuna mati, Kasandra juga tidak punya harapan hidup lagi."Hei, biksu tua, kamu berempati pada orang lain juga nggak perlu cari mati sendiri seperti ini."Dalam sekejap mata, sebuah tangan besar muncul dari arah belakang Biksu Karuna, menarik jubah biksu tua tersebut, lalu melemparkan biksu tua tersebut ke arah sofa di belakang seperti yang dilakukannya pada Jace sebelumnya.Orang ini tidak lain adalah Ardika!"Bocah, kamu ...."Para biksu lainnya langsung marah besar. Namun, detik berikutnya, mereka langsung mengerti Ardika melakukan itu untuk menyelamatkan Biksu Karuna.Namun, memperlakukan Biksu Karuna dengan cara kasar seperti itu, bocah ini benar-benar menyebalkan.Tidak memedulikan tatapan terkejut semua orang, Ardika menatap ke arah Kasandra yang tengah mengayunkan pisau ke arahnya itu, lalu berteriak dengan tegas."Enyah sana!"Semua orang langsung tercengang.Apa ya
Begitu mendengar ucapan ini, ekspresi Limdo sedikit berubah.Saat ini, Jace yang tadinya masih diliputi ekspresi bahagia itu, senyumannya juga tampak memudar. Dia sedikit mengerutkan keningnya."Hehe ...."Gijran baru saja membuka mulutnya, ingin melontarkan kata-kata sindiran. Tepat pada saat ini, tiba-tiba suara sedingin es seseorang menyelanya."Eh, pria tua bangka, kamu cari mati!"Di bawah tatapan terkejut semua orang, Kasandra yang tadinya tampak tenang tiba-tiba saja melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Tidak ada yang menyangka akhirnya Kasandra buka suara. Akan tetapi, kalimat yang diucapkannya tidak sesuai dengan identitasnya.Bahkan, orang-orang sempat merasakan seolah-olah di dalam tubuh gadis polos di hadapan mereka ini, sesungguhnya ada sesosok aura yang sangat jahat!"Kasandra, kamu ...."Jace dan istrinya juga membuka mulut mereka dengan tidak percaya. Saat ini, mereka benar-benar merasa asing pada putri mereka itu.Saat itu juga, di bawah tatapan terkejut banyak ora
Saat ini, bahkan seorang tuan muda yang suka bertindak semena-mena seperti Gijran juga merasakan sosok bayangan punggung Biksu Karuna luar biasa besar. Dia bahkan sampai tidak bisa menahan diri dan ingin berlutut, memberi penghormatan.Harus diakui, Biksu Karuna memang sudah mendalami ajaran Buddha.Dalam sekejap, suara lantunan sutra menyelimuti seluruh ruang tamu."Teknik hipnotis yang luar biasa! Apa ini adalah teknik pencerahan legendaris negara timur dalam ajaran Buddha itu?!"Wilfred yang sebelumnya dilukai oleh Kasandra, kini muncul di belakang kerumunan semua orang dan tengah menatap Biksu Karuna dengan tercengang.Walaupun tidak mengerti arti sutra itu, tetapi bahkan dia yang sudah menganggap dirinya sendiri sebagai seorang ahli psikologi pun, saat ini hatinya sudah tergerak. Dia juga ingin menyatukan kedua tangannya dan ikut melafalkan sutra bersama biksu tua itu.Tidak perlu diragukan lagi, yang paling ahli dalam menggunakan teknik hipnotis adalah agama-agama besar.Bagaiman
Tanpa memedulikan Gijran, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Biksu Karuna, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Biksu tua, bagaimana kalau kita bertanding saja? Mari kita lihat apakah aura Buddha dalam dirimu yang bisa menyelamatkan Nona Kasandra, atau aura membunuh dalam diriku yang bisa menyelamatkannya dari ajal."Kalau orang lain yang mengatainya seperti ini, Ardika juga malas untuk memedulikannya.Namun, begitu membuka mulut, Biksu Karuna ini malah mengatakan seharusnya dia berada di Neraka Avici.Dalam sutra ajaran Buddha, Neraka Avici adalah tempat yang paling kejam dan penuh dengan penderitaan.Kalimat itu menunjukkan bahwa Biksu Karuna bukan hanya sekadar beromong kosong untuk menargetkan Ardika, melainkan benar-benar bisa melihat ada aura membunuh yang kuat dalam dirinya.Tentu saja Ardika tahu dari mana asal aura membunuh yang kuat dalam dirinya itu.Membunuh satu orang dianggap sebagai kejahatan, membunuh satu juta orang dianggap sebagai pahlawan.Membunuh sembilan juta
"Tuan Ardika, Nyonya menganut kepercayaan Buddha, adalah umat setia Kuil Mudita.""Mendapati Wilfred sudah nggak bisa menyembuhkan Nona Kasandra, Nyonya langsung menghubungi biksu yang biasanya bertugas untuk melayani umat di Kuil Mudita, mengundang Biksu Karuna."Takut Ardika merasa tidak senang, Limdo mendekati Ardika dan memberi penjelasan dengan suara rendah.Sebenarnya, Jace juga tidak menentang istrinya mengundang Biksu Karuna kemari. Bagaimanapun juga, saat itu dia juga tidak memastikan sebenarnya Ardika bisa datang atau tidak. Biarpun Ardika datang, Ardika juga belum tentu bisa menyelamatkan Kasandra.Berbeda halnya dengan Biksu Karuna, dia sudah sangat terkenal di dunia ajaran Buddha ibu kota provinsi. Bahkan di seluruh Gotawa, dia sudah merupakan seorang biksu yang sangat terkenal, sangat banyak umatnya.Kalau benar-benar seperti yang Ardika katakan, Kasandra terkena mantra orang Negara Jepara, bukankah lebih cocok kalau Biksu Karuna yang turun tangan?Ardika mengangguk, tida
Terlepas dari masalah sebesar apa pun itu, Jace akan mempertaruhkan masa depannya, bahkan nyawanya untuk membantu Ardika menangani masalah!Kalau sampai hal seperti ini tersebar keluar, pasti akan ada banyak orang yang iri setengah mati.Bagaimanapun juga, di ibu kota provinsi, walaupun kelihatan dari luar masih ada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan yang menekannya, tetapi kekuasaannya tetap sangat besar.Hanya dengan mendapatkan sedikit keuntungan darinya saja, orang biasa sudah bisa memperoleh keuntungan yang tidak berani bayangkan seumur hidup."Untuk apa aku menginginkan nyawa Tuan Jace?"Ardika hanya tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan Jace.Bagi orang lain, mungkin Wali Kota Ibu Kota Provinsi adalah tokoh besar yang tidak bisa digapai. Akan tetapi, bagi Ardika, sama sekali bukan apa-apa.Namun, selanjutnya dia akan menangani urusan di ibu kota provinsi. Dengan adanya bantuan dari Jace, bisa memudahkannya untuk melakukan banyak hal."Ayo, biar aku lihat kondis