Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 854 Kak Teodor

Share

Bab 854 Kak Teodor

Author: Sarjana
Firza pernah mendengar Amir mengungkit hal-hal itu dengan santai.

Saat ini, Ardika sudah bukan apa-apa lagi baginya. Dia berkata dengan kesal, "Dasar sialan! Ayahku saja nggak berani memukulku, tapi dia malah berani memukulku. Kebetulan sekali, kali ini aku akan menekanmu di Vila Bistani, memaksamu untuk menyerahkan Perusahaan Investasi Gilra!"

Firza tidak menganggap penting apa yang sedang direncanakan oleh Amir, ayahnya.

Menghadapi seorang pecundang seperti Ardika saja, apa perlu sampai menyusun rencana seperti itu?

"Tuan Muda Firza, Kak Teodor dan yang lainnya sudah sampai di Vila Bistani."

Saat Firza sedang memikirkan bagaimana caranya memberi pelajaran kepada Ardika baru bisa memuaskan dirinya sendiri, tiba-tiba saja seorang anak buahnya buka mulut dan melontarkan beberapa patah kata itu.

"Ayo, kita pergi sambut kedatangan Kak Teodor."

Dia langsung bangkit, lalu membawa anak buahnya untuk pergi menyambut kedatangan Teodor.

Firza dan Teodor sudah lama saling mengenal satu sama lain
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noufan Galang
ngarang cerita tai gini kok panjang amat sih,anjiing
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 855 Memandang Rendah Aku

    "Ada seorang pengurus bernama Radita yang mengungit hal ini. Dia mengatakan seharusnya Vila Bistani menyiapkan kamar terbaik untuk Kak Teodor, tapi dia malah langsung dipecat."Firza sengaja menambahkan "bumbu-bumbu" lagi untuk menyulut amarah Teodor."Dasar sialan! Kucabik-cabik mereka!"Saking kesalnya, Teodor langsung melontarkan kata-kata kasar.Dia adalah orang yang sangat memedulikan harga diri. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, yang terpenting baginya adalah dihormati dan dilayani oleh orang lain.Berani-beraninya pihak Vila Bistani melakukan pengaturan seperti ini untuknya, tentu saja hal itu langsung menyulut amarahnya.Tepat pada saat ini, Cynthia bersama karyawan-karyawan lainnya berjalan menghampiri Teodor. "Halo, Kak Teodor, aku adalah Cynthia, manajer umum Vila Bistani. Aku mewakili Vila Bistani menyambut kedatanganmu dan timmu ...."Sebelumnya, dia tidak berdiri terlalu dekat dengan Teodor. Jadi, dia tidak tahu begitu Teodor tiba di sini, sang selebriti internet sudah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 856 Kamu Adalah Menantu Benalu Itu

    Setelah mendengar ucapan Firza, Teodor juga tidak banyak bicara lagi.Dia menganggukkan kepalanya, menyetujui Ardika yang menyambut kedatangannya.Cynthia menghela napas lega. Kemudian, dia membawa Teodor dan timnya ke kamar mereka secara pribadi.Setelah tiba di kamarnya, Teodor bertanya pada Firza, "Firza, apa kamu nggak merasa malu-maluin saja membiarkan menantu benalu itu menemani kita bermain di sini? Mengapa tiba-tiba dia yang bertugas menemani kita bermain? Pasti jauh lebih menyenangkan kalau istrinya yang menemani kita bermain."Dalam lubuk hatinya, dia benar-benar memandang rendah Ardika."Sebaiknya kamu jangan mengincar istrinya lagi. Wanita itu sudah ditargetkan oleh seorang tuan muda yang berasal dari keluarga kaya. Pria itu bahkan mengundang Luna untuk menjadi presdir Grup Hatari."Tuan muda dari keluarga kaya yang dimaksud oleh Firza adalah Liander.Dia mendengar dari Amir, ayahnya, karena tertarik pada Luna, Liander baru membeli Grup Hatari, lalu menyerahkan perusahaan i

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 857 Hukuman Minum Tiga Gelas Bir

    Tidak ada yang menyangka begitu melihat Ardika, Teodor langsung melontarkan kata-kata sindiran menyakitkan seperti itu.Dalam sekejap, suasana ruang pribadi yang tadinya bising hening seketika.Baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza menatap Ardika dengan tatapan aneh.Sorot mata menyindir dan menganggap remeh Ardika tampak jelas di mata mereka.Cynthia tidak ingin Ardika terjebak dalam situasi sulit seperti itu, dia berkata dengan nada sedikit marah, "Kak Teodor, Tuan Ardika adalah bos kami, tolong bersikap sopan padanya!""Huh!"Teodor mendengus dingin, lalu tertawa dingin dan berkata, "Memangnya kenapa kalau dia adalah bos? Apa hanya karena dia adalah bos, aku nggak boleh berbicara jujur? Bukankah fakta Pak Ardika adalah menantu benalu sudah tersebar luas dan diketahui oleh seluruh penduduk Kota Banyuli? Apa aku ada salah bicara?"'Memang benar hal itu sudah diketahui oleh semua orang Kota Banyuli, tapi nggak ada seorang pun yang akan melontarkan kata-kata seperti itu di hada

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 858 Memang Menganggapmu Sebagai Muncikari

    "Bagus! Pak Ardika memang hebat!"Teodor tertawa sambil bertepuk tangan, seakan-akan sangat mengagumi Ardika. Namun, sesungguhnya sorot matanya dipenuhi dengan ejekan.Melihat Ardika berinisiatif maju, dia mengira menantu benalu itu berniat menentangnya.Siapa sangka, Ardika langsung tunduk dan memenuhi keinginannya untuk meminum bir.Suara tawa meremehkan pun menggema di seluruh ruang pribadi tersebut.Saat ini, baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza mengeluarkan suara tawa meremehkan.Sambil mengikuti Teodor bertepuk tangan, Firza melontarkan sindiran. "Ckckck, Futari, bukankah sebelumnya kakak iparmu sangat hebat? Sekarang kenapa dia malah menjadi selemah ini?""Bisa-bisanya dia meneguk bir secepat itu, sampai-sampai orang yang nggak tahu mungkin akan menganggapnya hanya sedang meminum air."Baginya, sebelumnya Ardika menyerangnya dengan penuh keyakinan hanya karena mengandalkan identitasnya sebagai bos Vila Bistani.Namun, identitas yang Ardika miliki itu adalah pemberian L

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 859 Meminta Cynthia Menjadi Teman Tidur

    "Pak Ardika, kenapa kamu masih melamun saja? Cepat pilihkan wanita cantik untukku."Melihat Ardika masih tidak mengambil tindakan, Teodor melontarkan beberapa patah kata itu dengan tidak sabar. Dia benar-benar sudah menjadikan Ardika sebagai muncikari.Hal itu tidak hanya semata-mata mengenai penghinaan, kalau Ardika benar-benar menuruti keinginan Teodor, maka kelak dia pasti akan menjadi bahan makian banyak orang. Dia akan dicap sebagai muncikari selamanya.Cynthia buru-buru mewakili Ardika berbicara. "Maaf, Kak Teodor, nggak ada wanita-wanita cantik yang kamu maksud di Vila Bistani ....""Huh!"Sebelum Cynthia sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh cibiran dingin seseorang.Salah seorang anak buah Firza adalah penduduk asli Kota Banyuli. Dia tertawa dingin dan berkata, "Bu Cynthia, kamu sedang mengelabui siapa? Semua penduduk asli Kota Banyuli tahu Vila Bistani adalah 'sarang wanita cantik'.""Sebagian besar dari orang-orang luar yang berkunjung ke Kota Banyuli pasti

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 860 Bertindak Karena Amarah Sudah Tersulut

    Ekspresi Cynthia langsung berubah menjadi pucat pasi.Kalau dia tidak menemani pria itu tidur, maka Teodor mengancam akan membatalkan kerja sama dengan Grup Hatari.Mengembangkan Vila Bistani adalah rencana utama bisnis Grup Hatari.Dia sangat berterima kasih pada Luna karena telah membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum Vila Bistani. Dia tidak ingin kerja sama antara Grup Hatari dengan Teodor hancur begitu saja.Namun, kalau memintanya untuk menemani Teodor tidur, dia pasti tidak bersedia.Dengan ekspresi sedikit sedih, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Dia ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh pria itu.Teodor juga terus mendesak Ardika, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu sudah selesai mempertimbangkan permintaanku? Aku nggak suka mengulangi ucapanku dua kali.""Kak Teodor, sudah kubilang sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan mandi air dingin untuk memenangkan dirimu. Apa kamu nggak sadar apa yang sedang kamu lakukan? Kamu sedang main api."Sorot mata Ardi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 861 Bermain Api Juga Harus Lihat-Lihat Orang

    Untung saja ada bahan pengedap suara di dinding ruang pribadi tersebut. Kalau tidak, Teodor pasti sudah patah tulang.Namun, tetap saja dia merasakan rasa sakit yang luar biasa."Ah ... ah ... ah ...."Teodor terjatuh ke sofa dan tampak meringkuk. Saat itu juga, organ dalamnya terasa bergejolak. Tidak peduli seberapa banyak bir yang diteguknya tadi, sekarang rasanya dia ingin memuntahkan semua bir itu keluar.Hal yang lebih menyakitkan bagi Teodor bukanlah sakit yang menjalar di tubuhnya, melainkan sakit hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka menantu benalu pecundang seperti Ardika berani memukulnya.Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, maka hancur sudah reputasi Teodor."Habisi dia! Cepat habisi dia!"Sambil telungkup tak berdaya di sana, dia berteriak dengan marah. Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi Ardika untuk melampiaskan kebenciannya!"Ah ... ah ... ah ...."Namun, detik berikutnya, beberapa orang pengawalnya yang menerjang ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 862 Terserah Dia Saja

    "Aku harap kamu benar-benar bisa melakukannya."Ardika langsung menghapus rekaman suara itu di hadapan Teodor.Dia juga tak peduli apakah Teodor berbicara dengan jujur atau sekadar membohonginya. Hal yang terpenting adalah kalau kelak pria itu benar-benar berani membalas dendam, biarpun dia tidak punya rekaman suara itu lagi, Ardika juga bisa menyingkirkan pria itu dengan mudah.Tujuannya memutar rekaman suara itu pada Teodor hanya sekadar ingin memberi peringatan pada pria itu.Melihat Ardika sudah menghapus rekaman suara itu, dalam hati Teodor menghela napas lega.Dia hidup dengan bergantung pada penggemar dan popularitasnya. Reputasinya sangatlah penting baginya. Jadi, tentu saja dia tidak berharap rekaman suara itu tersebar luas."Kak Teodor, aku harap ini hanya kesalahpahaman kecil di antara kita. Jangan sampai merusak keharmonisan antara kedua belah pihak. Saat waktunya minum-minum, silakan minum-minum. Saat waktunya menjalankan kerja sama, tolong jalankan kerja sama dengan baik.

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2293 Lubang di Dasar Kolam

    Zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang yang tenang dan damai.Persaingan antara ahli fengsui juga sangat sengit, disertai dengan pertumpahan darah.Jadi, kebanyakan formasi yang diatur oleh ahli fengsui sangat berbahaya, sama sekali tidak akan memberikan kesempatan bagi lawan untuk bertahan hidup.Karena orang-orang yang bisa mematahkan formasi dengan kekerasan, juga merupakan ahli bela diri, tetapi bukan berasal dari keluarga atau kalangan sendiri.Bagaimanapun juga, kalau berasal dari kalangan sendiri, akar warisan yang diperoleh sama. Mereka memiliki cara untuk mematahkan formasi tanpa perlu menggunakan pemaksaan.Karena tidak berasal dari kalangan sendiri, maka itu artinya adalah musuh.Tentu saja, makin banyak yang mati, makin baik.Mendengar ucapan Windono, beberapa orang murid Windono langsung memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Eh, bocah, kamu sudah mencelakai adik seperguruan kami! Aku akan menghabisimu!""Kamu pasti sengaja, 'kan?!"Ardika terkekeh pelan dan berkat

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2292 Lapisan Pasir Hisap

    "Orang yang nggak jelas asal usulnya sepertimu malah berani nggak menghormati ahli fengsui seratus tahun yang lalu! Memangnya kamu pikir kamu siapa?!""Biksu Karuna memujimu karena berniat untuk memotivasi generasi muda, jangan terlalu memandang tinggi dirimu sendiri!""Ardika, 'kan? Cepat berlutut di pinggir kolam, minta maaf pada leluhur kami!"Semua murid Windono langsung menunjuk Ardika dan menegurnya dengan marah.Mereka bahkan memintanya untuk berlutut di pinggir kolam dan meminta maaf.Karena fengsui di tempat ini memang diatur oleh leluhur Keluarga Sudrajat, maka dengan seperti ini juga sudah termasuk meminta maaf terhadap leluhur mereka.Ardika menanggapi dengan santai. "Jangankan leluhur kalian itu sudah mati, biarpun dia hidup kembali sekarang dan berdiri tepat di hadapanku, dia juga nggak pantas menerima penghormatan seperti itu dariku.""Guru, bocah ini benar-benar nggak menyesali perbuatannya, berani-beraninya dia bersikap nggak hormat pada leluhur kita! Kita harus member

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2291 Kolam Tidak Boleh Disentuh

    Jace tidak menanggapi ucapan Windono, tetapi ekspresinya sudah memberi tahu Windono jawabannya.Windono berkata, "Pak Jace, aku jujur saja, kakek buyutku pernah meninggalkan pesan bahwa pusat dari fengsui yang diaturnya itu adalah kolam ini.""Dia secara khusus berpesan bahwa apa pun yang terjadi, kolam ini nggak boleh disentuh. Kalau nggak, situasi fengsui akan berbalik, akan menimbulkan konsekuensi yang besar!"Windono berbicara dengan memasang ekspresi serius.Jace melirik Ardika sekilas, lalu berkata sambil mengerutkan keningnya, "Pak Windono, bukankah kakek buyutmu sudah terlalu berlebihan?""Sudah sekitar seratus tahun berlalu, apa konsekuensi yang bisa ditimbulkan oleh sebuah fengsui?"Walaupun dia juga memercayai hal-hal seperti ini, tetapi dia meragukan fengsui yang diatur sekitar seratus tahun yang lalu ini masih bisa menimbulkan konsekuensi setelah seratus tahun berlalu.Dibandingkan dengan Windono, dia lebih memercayai ucapan Ardika bahwa ada yang aneh dengan kolam ini.Kal

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2290 Berasal dari Keluarga Ahli Fengsui

    "Pak Windono berasal dari keluarga ahli fengsui. Pak Windono nggak hanya merupakan pimpinan Harven, tapi juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fengsui Ibu Kota Provinsi!""Beliau sedang bicara dengan Pak Jace, apa hakmu menyelanya?""Apalagi mempertanyakan Pak Windono seperti ini!""Cepat tampar wajahmu sendiri dan minta maaf pada Pak Windono!"Murid wanita itu menegur Ardika dengan ekspresi tegas. Sementara itu, Windono sendiri bahkan tidak melirik Ardika sama sekali."Kamu yang lancang!"Begitu murid wanita itu selesai berbicara, Jace sudah berteriak dengan marah, "Ardika adalah tamu kehormatan yang kuundang kemari, kamu menegurnya seperti ini, aku malah ingin menanyakan padamu memangnya kamu siapa?! Siapa yang memberimu keberanian ini?!""Pak Jace, aku ...."Murid wanita itu malu setengah mati, raut wajahnya tampak memerah.Sangat jelas dia tidak menyangka seorang wali kota seperti Jace akan melindungi orang yang tidak penting itu dengan sedemikian rupanya.Dia menatap Ardika dengan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status