Firza pernah mendengar Amir mengungkit hal-hal itu dengan santai.Saat ini, Ardika sudah bukan apa-apa lagi baginya. Dia berkata dengan kesal, "Dasar sialan! Ayahku saja nggak berani memukulku, tapi dia malah berani memukulku. Kebetulan sekali, kali ini aku akan menekanmu di Vila Bistani, memaksamu untuk menyerahkan Perusahaan Investasi Gilra!"Firza tidak menganggap penting apa yang sedang direncanakan oleh Amir, ayahnya.Menghadapi seorang pecundang seperti Ardika saja, apa perlu sampai menyusun rencana seperti itu?"Tuan Muda Firza, Kak Teodor dan yang lainnya sudah sampai di Vila Bistani."Saat Firza sedang memikirkan bagaimana caranya memberi pelajaran kepada Ardika baru bisa memuaskan dirinya sendiri, tiba-tiba saja seorang anak buahnya buka mulut dan melontarkan beberapa patah kata itu."Ayo, kita pergi sambut kedatangan Kak Teodor."Dia langsung bangkit, lalu membawa anak buahnya untuk pergi menyambut kedatangan Teodor.Firza dan Teodor sudah lama saling mengenal satu sama lain
"Ada seorang pengurus bernama Radita yang mengungit hal ini. Dia mengatakan seharusnya Vila Bistani menyiapkan kamar terbaik untuk Kak Teodor, tapi dia malah langsung dipecat."Firza sengaja menambahkan "bumbu-bumbu" lagi untuk menyulut amarah Teodor."Dasar sialan! Kucabik-cabik mereka!"Saking kesalnya, Teodor langsung melontarkan kata-kata kasar.Dia adalah orang yang sangat memedulikan harga diri. Tidak peduli ke mana pun dia pergi, yang terpenting baginya adalah dihormati dan dilayani oleh orang lain.Berani-beraninya pihak Vila Bistani melakukan pengaturan seperti ini untuknya, tentu saja hal itu langsung menyulut amarahnya.Tepat pada saat ini, Cynthia bersama karyawan-karyawan lainnya berjalan menghampiri Teodor. "Halo, Kak Teodor, aku adalah Cynthia, manajer umum Vila Bistani. Aku mewakili Vila Bistani menyambut kedatanganmu dan timmu ...."Sebelumnya, dia tidak berdiri terlalu dekat dengan Teodor. Jadi, dia tidak tahu begitu Teodor tiba di sini, sang selebriti internet sudah
Setelah mendengar ucapan Firza, Teodor juga tidak banyak bicara lagi.Dia menganggukkan kepalanya, menyetujui Ardika yang menyambut kedatangannya.Cynthia menghela napas lega. Kemudian, dia membawa Teodor dan timnya ke kamar mereka secara pribadi.Setelah tiba di kamarnya, Teodor bertanya pada Firza, "Firza, apa kamu nggak merasa malu-maluin saja membiarkan menantu benalu itu menemani kita bermain di sini? Mengapa tiba-tiba dia yang bertugas menemani kita bermain? Pasti jauh lebih menyenangkan kalau istrinya yang menemani kita bermain."Dalam lubuk hatinya, dia benar-benar memandang rendah Ardika."Sebaiknya kamu jangan mengincar istrinya lagi. Wanita itu sudah ditargetkan oleh seorang tuan muda yang berasal dari keluarga kaya. Pria itu bahkan mengundang Luna untuk menjadi presdir Grup Hatari."Tuan muda dari keluarga kaya yang dimaksud oleh Firza adalah Liander.Dia mendengar dari Amir, ayahnya, karena tertarik pada Luna, Liander baru membeli Grup Hatari, lalu menyerahkan perusahaan i
Tidak ada yang menyangka begitu melihat Ardika, Teodor langsung melontarkan kata-kata sindiran menyakitkan seperti itu.Dalam sekejap, suasana ruang pribadi yang tadinya bising hening seketika.Baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza menatap Ardika dengan tatapan aneh.Sorot mata menyindir dan menganggap remeh Ardika tampak jelas di mata mereka.Cynthia tidak ingin Ardika terjebak dalam situasi sulit seperti itu, dia berkata dengan nada sedikit marah, "Kak Teodor, Tuan Ardika adalah bos kami, tolong bersikap sopan padanya!""Huh!"Teodor mendengus dingin, lalu tertawa dingin dan berkata, "Memangnya kenapa kalau dia adalah bos? Apa hanya karena dia adalah bos, aku nggak boleh berbicara jujur? Bukankah fakta Pak Ardika adalah menantu benalu sudah tersebar luas dan diketahui oleh seluruh penduduk Kota Banyuli? Apa aku ada salah bicara?"'Memang benar hal itu sudah diketahui oleh semua orang Kota Banyuli, tapi nggak ada seorang pun yang akan melontarkan kata-kata seperti itu di hada
"Bagus! Pak Ardika memang hebat!"Teodor tertawa sambil bertepuk tangan, seakan-akan sangat mengagumi Ardika. Namun, sesungguhnya sorot matanya dipenuhi dengan ejekan.Melihat Ardika berinisiatif maju, dia mengira menantu benalu itu berniat menentangnya.Siapa sangka, Ardika langsung tunduk dan memenuhi keinginannya untuk meminum bir.Suara tawa meremehkan pun menggema di seluruh ruang pribadi tersebut.Saat ini, baik anggota tim Teodor maupun anak buah Firza mengeluarkan suara tawa meremehkan.Sambil mengikuti Teodor bertepuk tangan, Firza melontarkan sindiran. "Ckckck, Futari, bukankah sebelumnya kakak iparmu sangat hebat? Sekarang kenapa dia malah menjadi selemah ini?""Bisa-bisanya dia meneguk bir secepat itu, sampai-sampai orang yang nggak tahu mungkin akan menganggapnya hanya sedang meminum air."Baginya, sebelumnya Ardika menyerangnya dengan penuh keyakinan hanya karena mengandalkan identitasnya sebagai bos Vila Bistani.Namun, identitas yang Ardika miliki itu adalah pemberian L
"Pak Ardika, kenapa kamu masih melamun saja? Cepat pilihkan wanita cantik untukku."Melihat Ardika masih tidak mengambil tindakan, Teodor melontarkan beberapa patah kata itu dengan tidak sabar. Dia benar-benar sudah menjadikan Ardika sebagai muncikari.Hal itu tidak hanya semata-mata mengenai penghinaan, kalau Ardika benar-benar menuruti keinginan Teodor, maka kelak dia pasti akan menjadi bahan makian banyak orang. Dia akan dicap sebagai muncikari selamanya.Cynthia buru-buru mewakili Ardika berbicara. "Maaf, Kak Teodor, nggak ada wanita-wanita cantik yang kamu maksud di Vila Bistani ....""Huh!"Sebelum Cynthia sempat menyelesaikan kalimatnya, dia sudah disela oleh cibiran dingin seseorang.Salah seorang anak buah Firza adalah penduduk asli Kota Banyuli. Dia tertawa dingin dan berkata, "Bu Cynthia, kamu sedang mengelabui siapa? Semua penduduk asli Kota Banyuli tahu Vila Bistani adalah 'sarang wanita cantik'.""Sebagian besar dari orang-orang luar yang berkunjung ke Kota Banyuli pasti
Ekspresi Cynthia langsung berubah menjadi pucat pasi.Kalau dia tidak menemani pria itu tidur, maka Teodor mengancam akan membatalkan kerja sama dengan Grup Hatari.Mengembangkan Vila Bistani adalah rencana utama bisnis Grup Hatari.Dia sangat berterima kasih pada Luna karena telah membiarkannya menduduki posisi sebagai manajer umum Vila Bistani. Dia tidak ingin kerja sama antara Grup Hatari dengan Teodor hancur begitu saja.Namun, kalau memintanya untuk menemani Teodor tidur, dia pasti tidak bersedia.Dengan ekspresi sedikit sedih, dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika. Dia ingin tahu keputusan apa yang diambil oleh pria itu.Teodor juga terus mendesak Ardika, dia berkata, "Pak Ardika, apa kamu sudah selesai mempertimbangkan permintaanku? Aku nggak suka mengulangi ucapanku dua kali.""Kak Teodor, sudah kubilang sebaiknya kamu kembali ke kamarmu dan mandi air dingin untuk memenangkan dirimu. Apa kamu nggak sadar apa yang sedang kamu lakukan? Kamu sedang main api."Sorot mata Ardi
Untung saja ada bahan pengedap suara di dinding ruang pribadi tersebut. Kalau tidak, Teodor pasti sudah patah tulang.Namun, tetap saja dia merasakan rasa sakit yang luar biasa."Ah ... ah ... ah ...."Teodor terjatuh ke sofa dan tampak meringkuk. Saat itu juga, organ dalamnya terasa bergejolak. Tidak peduli seberapa banyak bir yang diteguknya tadi, sekarang rasanya dia ingin memuntahkan semua bir itu keluar.Hal yang lebih menyakitkan bagi Teodor bukanlah sakit yang menjalar di tubuhnya, melainkan sakit hatinya.Dia sama sekali tidak menyangka menantu benalu pecundang seperti Ardika berani memukulnya.Kalau sampai hal seperti ini tersebar luas, maka hancur sudah reputasi Teodor."Habisi dia! Cepat habisi dia!"Sambil telungkup tak berdaya di sana, dia berteriak dengan marah. Saat ini, dia sudah tidak memedulikan hal lain lagi. Dia hanya ingin menghabisi Ardika untuk melampiaskan kebenciannya!"Ah ... ah ... ah ...."Namun, detik berikutnya, beberapa orang pengawalnya yang menerjang ke