Ardika melirik Dedi dengan sorot mata seakan sedang melirik orang yang ajalnya akan segera tiba tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Diabaikan oleh Ardika, amarah Dedi langsung meluap. Dia hendak mengucapkan sesuatu.Namun, tepat pada saat ini, Derril berjalan menghampirinya bersama beberapa orang dengan ekspresi dingin dan tegas. "Dedi, untuk apa kamu beromong kosong lagi dengan seorang tahanan? Langsung mulai saja proses interogasinya. Proses interogasi harus segera diselesaikan. Aku harus segera kembali ke ibu kota provinsi."Derril melirik Ardika dengan sorot mata meremehkan.Di matanya, Ardika tidak lebih dari seekor serangga."Oke, kalau begitu proses interogasinya dimulai sekarang."Dedi melambaikan tangannya kepada beberapa orang anak buahnya, lalu berkata, "Bawa dia masuk."Begitu mendengar perintah dari Dedi, beberapa orang itu langsung menghampiri Ardika dan menariknya.Ardika tidak tahu mereka ingin mencari tahu informasi apa dari dirinya, dia berencana untuk melihat situasi
Seluruh ruang interogasi dipenuhi dengan suara tawa keras Ardika.Suara tawanya ini sangat menusuk indra pendengaran.Namun, yang jauh lebih menusuk indra pendengaran adalah nada bicaranya yang santai.Sontak saja reaksi Ardika langsung membuat ekspresi Dedi, Derril dan Ferdinan berubah drastis."Apa yang kamu tertawakan?!"Amarah Ferdinan langsung meluap. Dia bisa merasakan sikap acuh tak acuh Ardika."Ah, aku hanya sedang mentertawakan kamu konyol," kata Ardika dengan tenang.Bisa-bisanya ada orang yang ingin memainkan dilema tahanan terhadap dirinya, mencoba untuk menggunakan trik seperti ini untuk menembus pertahanan mentalnya, agar dia mengeluarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan.Tanpa perlu mengungkit tentang tim tempur, kemampuan untuk melakukan dan menghadapi pengintaian dan investigasi adalah kemampuan yang wajib dimiliki. Di Kediaman Dewa Perang saja, ada banyak orang berbakat seperti itu. Orang-orang itu telah melakukan penelitian terhadap trik-trik tersebut h
Seperti dinyalakan pemanas ruangan, suasana di ruang sebelah sangat panas.Ridwan tergeletak di lantai dengan lemah. Sekujur tubuhnya berkeringatan, tetapi permukaan kulit bibirnya tampak terkelupas, menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ekstrem."Tuan Ardika, aku nggak mengkhianatimu."Dengan sedikit celah di kelopak matanya, Ridwan melihat keberadaan Ardika. Seulas senyum menyedihkan mengembang di wajahnya, nada bicaranya terdengar lemah."Dedi, Derril, kalian benar-benar cari mati!" teriak Ardika dengan marah.Kalau situasi dibiarkan seperti ini terus, Ridwan akan mati dehidrasi!"Byur!"Tepat pada saat ini, seorang petugas membawa seember air memasuki ruangan, lalu menggunakan gayung untuk menggayung air dan menuangkannya ke alat pemanggang yang terletak di samping.Seketika itu pula, asap panas pun mengepul.Ruangan kecil itu langsung terasa panas seperti kompor."Ardika, kamu nikmati saja sauna di dalam sini terlebih dahulu. Bawa Ridwan keluar, jangan sampai dia mati," kata Dedi deng
"Tuan Kodam sangat sibuk, mengapa dia masih bisa memperhatikan kasus sepele seperti ini?"Dedi tidak mengerti mengapa Helios tiba-tiba memperhatikan kasus Ardika.Derril berkata, "Tuan Kodam nggak hanya memperhatikan kasus ini, dia bahkan menyebut nama Ardika secara khusus, meminta sekretarisnya untuk menanyakan detail kasus Ardika.""Apa? Apa mungkin Ardika sudah menjalin hubungan dengan Tuan Kodam dan meminta Tuan Kodam untuk membantunya?" kata Dedi dengan nada terkejut sekaligus curiga.Dia memang sedang melakukan tindakan kejahatan. Terlebih lagi, sekarang kasus ini masih belum ada perkembangan. Dia takut kalau Kodam ikut campur dalam hal ini, akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya.Derril terkekeh dan berkata, "Ardika memang cukup pandai memainkan relasinya sampai-sampai Tuan Kodam memperhatikan kasusnya. Tapi, Tuan Kodam bukan datang untuk membantunya.""Hmm? Mengapa demikian?" tanya Dedi buru-buru."Apa kamu tahu tindakan bodoh apa yang telah dilakukan oleh Ardika?"Derri
'Tuan Kodam sudah datang ke Kota Banyuli?'Dedi dan Derril sedikit tercengang.Mereka tidak menyangka kasus Ardika bisa menjadi sebesar ini, sampai-sampai Kodam datang ke Kota Banyuli secara pribadi untuk menemui Ardika."Ardika, sudah tamat riwayatmu! Tuan Kodam sudah datang secara pribadi! Kali ini kulihat siapa lagi yang bisa menyelamatkanmu dan istrimu!"Dedi sangat senang."Untuk apa kamu berbicara omong kosong lagi dengan idiot itu? Ayo cepat pergi sambut kedatangan Tuan Kodam!"Derril mendengus, lalu segera menarik Dedi keluar dari ruang interogasi.Di depan pintu Kediaman Wali Kota, dua mobil melaju dan berhenti tepat di depan pintu.Dedi tahu itu adalah mobil khusus Kodam. Seorang Kodam hanya datang dengan mobil, benar-benar tidak menonjolkan diri.Melihat Helios keluar dari mobil, kedua orang itu segera menghampirinya dan memberi hormat. "Hormat kepada Tuan Kodam!""Di mana Ardika?" tanya Helios dengan ekspresi masam. Tanpa menghentikan langkah kakinya, dia bergegas berjalan
Dedi dan Derril benar-benar tercengang.Mengapa Helios memarahi mereka?Walaupun mereka bertanya-tanya mengenai sikap Helios terhadap Ardika, tetapi mereka belum benar-benar menyadari apa yang sedang terjadi.Derril buru-buru berkata, "Tuan Kodam, Ardika secara terang-terangan mengirimkan hadiah kepada Tuan, tapi dia malah nggak mengakui perbuatannya. Pak Dedi menggunakan cara kejam seperti ini juga demi melindungi reputasi Tuan."Dia mengira dengan berbicara seperti ini, dia bisa menyulut amarah Helios.Bagaimanapun juga, Kodam bergegas datang sendiri ke Kota Banyuli karena kasus ini, maka dapat disimpulkan bahwa Kodan tidak akan melepaskan Ardika begitu saja."Mengirimkan hadiah untukku? Dia melakukan hal itu karena nggak tahan melihat kalian bertindak semena-mena di Kota Banyuli! Dia sedang memberiku peringatan!"Helios memelototi Derril dengan marah dan berkata, "Coba kamu katakan! Kedatanganmu kali ini ke Kota Banyuli, kamu dan Dedi sudah mendapat berapa banyak keuntungan?!"Begit
Derril berlutut di depan kaki Ardika dan terus bersujud tanpa henti, bahkan keningnya sudah terluka.Dia adalah orang yang cerdas, dia tahu tidak ada gunanya lagi mengucapkan apa pun di saat seperti ini.Nasibnya kini ada di tangan Ardika."Ardika, aku bersalah. Keluarga Misra dan Keluarga Mahasura yang memintaku untuk mengincar keluargamu. Kalau aku tahu kamu adalah Tuan Dewa Perang, aku nggak akan berani melakukannya!"Melihat Derril sudah berlutut dan bersujud di sana, Dedi juga segera berlutut di hadapan Ardika. Dia bahkan memeluk kaki Ardika sambil berteriak dan menangis.Wali kota yang sebelumnya sangat arogan itu, kini sudah seperti seekor anjing yang sedang memohon pengampunan."Bam!"Tindakannya itu membuat Ardika jijik setengah mati. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika langsung menendang pria itu.Seperti anjing gila, Dedi kembali memeluk kaki Ardika dan berkata, "Ardika, kamu harus mengampuniku! Putraku sudah kamu dorong dari lantai tiga gedung, hingga saat ini dia ma
Semua orang yang berada di depan pintu Kediaman Wali Kota tercengang.Mereka sama sekali tidak menyangka Ardika yang telah berstatus sebagai tahanan masih bisa melenggang keluar dengan santai dan dalam kondisi baik-baik saja.Sebaliknya, Dedi yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Banyuli malah berubah menjadi tahanan.Di bawah tatapan banyak orang, kedua tangannya diborgol, dia masuk ke dalam mobil polisi dengan ekspresi sedih.Hal yang lebih mengejutkan lagi adalah Ardika didampingi oleh Helios, Kodam Provinsi Denpapan. Keduanya tampak mengobrol dan bercanda bersama."Eh? Kenapa bisa menjadi begini? Kodam Helios datang ke Kota Banyuli bukan hanya nggak menjatuhkan hukuman kepada Ardika, melainkan malah melakukan penangkapan terhadap Pak Dedi?""Apa mungkin cara Ardika berhasil? Hati Tuan Kodam tergerak setelah menerima hadiah properti, rumah dan perusahaan dari Ardika?"Orang-orang itu sangat kecewa. Mereka tidak mengerti mengapa situasi bisa menjadi seperti ini.Sebelumnya merek
"Ya, benar."Ardika mengangguk sambil tersenyum, "Sebagai teman, sudah sewajarnya memberikan bantuan kecil seperti itu.""Apa katamu?! Memberikan bantuan?"Tidak tahu apa yang salah dengan ucapan Ardika itu, emosi Violet langsung meledak. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu bilang memberikan bantuan?!""Tahukah kamu setelah kejadian itu berlalu, ada berapa orang yang mentertawakan Tina?""Dengar-dengar, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan wanita?""Pria yang hanya bisa mengandalkan wanita sepertimu, biarpun hanya berpura-pura menjadi pacar Tina, juga hanya mencoreng reputasi Keluarga Bangsawan Dienga Supham!"Selesai berbicara, Violet memelototi Tina dengan tajam, seakan-akan menyalahkan keponakannya bertindak sembarangan.Senyuman di wajah Ardika langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia mendapati kemungkinan besar lidah tajam Tina, diwarisi dari bibinya yang satu ini.Begitu datang, wanita itu langsung menjulukinya sepert
"Selain itu, wanita itu memang cukup berkemampuan. Beberapa tahun yang lalu, saat Keluarga Dienga nggak stabil, dia berhasil menyelamatkan Keluarga Dienga dengan kemampuannya seorang diri.""Bahkan Thomas bisa menjadi Komandan tim tempur Provinsi Denpapan, juga merupakan hasil dari tindakannya.""Jadi, seluruh Keluarga Dienga tunduk padanya.""Terlebih lagi, dia menggunakan alasan demi kebaikanku, ingin aku menikah, anggota keluarga lainnya lebih nggak bisa berkomentar lagi."Sepertinya, Nyonya Keluarga Dienga yang satu ini memang cukup hebat.Sebagai wanita yang dinikahi oleh ayah Tina setelah bercerai, wanita itu bisa memegang kendali atas Keluarga Dienga.Terlebih lagi, Keluarga Dienga adalah sebuah keluarga besar, sangat jelas kemampuannya begitu luar biasa."Tapi, setelah berbicara sebanyak ini, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?""Seharusnya aku nggak termasuk teman curhat yang baik, bukan?"Ardika berkomentar sambil merentangkan tangannya.Dia sudah memutuskan, dengan m
Di kalangan kelas atas, keturunan keluarga besar biasa, biasanya disebut sebagai Tuan Muda.Keluarga besar di atas level itu, juga disebut sebagai Tuan Muda.Sementara itu, orang yang bisa mendapatkan julukan Pangeran, hanyalah keturunan keluarga bangsawan.Tidak ada peraturan khusus, tetapi makin banyak orang yang menggunakan panggilan dan julukan khusus itu, maka lambat laun menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat.Selain itu, bahkan dalam internal keluarga bangsawan pun, bukan semua orang bisa mendapatkan julukan tersebut.Paling tidak harus orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga.Sejak dilahirkan, orang seperti ini sudah menduduki puncak dunia.Memiliki darah terhormat!Terhormat sejak lahir!Kata-kata ini cocok untuk mendeskripsikan orang-orang seperti ini."Apa kamu ketakutan?"Melihat ekspresi Ardika, Tina mendecakkan lidahnya dan berkata, "Tapi ini juga bukan salahmu. Keluarga bangsawan benar-benar sulit dibayangkan oleh kelua
Saat ini, Hamdi berkata, "Kali ini, karena kejadian yang menimpa Keluarga Dougli Galea, Perusahaan Investasi Mahasura berencana untuk meninggalkan Kota Banyuli. Mereka sedang menjual aset-aset mereka.""Lalu, mengenai beberapa rumah sakit swasta itu, kemarin Amir mengunjungi Kediaman Wali Kota secara pribadi dan menanyakan apakah Kediaman Wali Kota tertarik untuk mengambil alih rumah sakit tersebut atau nggak.""Menurutku, Amir melakukan tindakan ini, seharusnya untuk menunjukkan sikapnya pada Tuan."Ardika tertegun sejenak. Kemudian, di menyunggingkan seulas senyum main-main dan berkata, "Oh? Apa pada akhirnya Keluarga Mahasura sudah mulai ketakutan?"Zilwar sudah dilumpuhkan, menjadi seperti seorang kasim. Dia sudah bisa membayangkan Abraham selaku ayah kandung Zilwar pasti akan menggila.Karena itulah, dia meminta Davinko untuk mengirim Pasukan Pengawal Internal dari tim tempur. Selama beberapa hari ini, mereka yang bertugas melindungi Luna, Elsy dan yang lainnya.Sepertinya kematia
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,