Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 723 Menghadiahkannya untuk Putri Angkat

Share

Bab 723 Menghadiahkannya untuk Putri Angkat

Author: Sarjana
Ardika adalah bos baru Starindum?

Dia yang telah mengeluarkan uang sebesar enam triliun untuk membeli Starindum?!

Lea dan yang lainnya tercengang.

"Nggak mungkin!" seru mereka hampir pada saat bersamaan.

Lea sama sekali tidak memercayai hal itu. "Nggak mungkin pecundang itu orangnya! Dia adalah suami idiot Luna!"

"Nona, aku serius. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Hardi, bos Starindum sebelumnya bersikap hormat kepadanya."

Pengawal itu berkata, "Dia yang menginstruksikan satpam-satpam Starindum untuk menyita ponsel kami. Selain itu, dia juga bilang .... Dia bilang ...."

Lea memelototi lawan bicaranya dan berkata, "Cepat katakan apa yang dia bilang?"

"Seperti ini kata-kata yang keluar dari mulutnya."

Pengawal itu berkata dengan hati-hati, "Selain bisa memamerkan kekayaan, Lea hanyalah orang bodoh yang nggak bisa apa-apa. Dia ingin menungguku? Kalau begitu, biarkan saja dia menerima hukuman berdiri di luar selama tiga jam, agar para penduduk bisa melihat sendiri bagaimana karakte
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 724 Dimulai Dari Starindum

    "Nggak perlu mencari masalah dulu."Gilang melambaikan tangannya dan berkata, "Sekarang hal yang terpenting adalah menundukkan Luna agar dia berganti marga menjadi Misra, lalu merebut aset yang ada di tangannya. Adapun mengenai Grup Bintang Darma, pasti akan ada orang yang turun tangan untuk menyelidiki mereka."Ancaman yang dilontarkan oleh Ardika dengan niat membunuh yang kuat saat perjamuan malam Keluarga Misra, Gilang sama sekali tidak menganggap serius ancaman itu.Tidak peduli seserius apa pun Ardika saat melontarkan ancaman itu, siapa yang akan memedulikan ancaman dari seorang pecundang sepertinya?Gilang tertawa dingin dan berkata dengan nada mengejek, "Berani-beraninya orang rendahan sepertinya mengancamku! Sungguh konyol!""Prang ... prang ...."Tepat pada saat ini, terdengar suara pecahan barang dari arah ruang tamu.Saat Gilang berjalan keluar, melihat putrinya yang sedang menghancurkan barang-barang untuk melampiaskan amarah itu, Gilang pun mengerutkan keningnya."Lea, sud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 725 Ada Orang yang Datang Membuat Masalah

    Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak bisa memutuskan hal ini."Harus diakui bahwa belakangan ini Handoko memang sudah mengalami perubahan yang signifikan.Sosok pria lemah yang bahkan takut untuk berkelahi dan hanya ditindas oleh orang lain, belakangan ini dia terus ribut-ribut mengatakan bahwa dia ingin bergabung dengan tim tempur sepanjang hari.Tujuan akhirnya adalah pergi ke medan tempur perbatasan.Namun, Desi sama sekali tidak menyetujui keinginan putranya.Medan tempur perbatasan sangat berbahaya, dia tidak ingin terjadi sesuatu pada putra kesayangannya ini."Handoko, sudah saatnya makan!"Sosok bayangan Desi muncul di depan pintu vila.Melihat Draco yang berjongkok di tepi danau, dia langsung memelototi Draco dan berkata, "Kenapa kamu datang lagi? Belakangan ini Handoko terus ribut-ribut mengatakan dia ingin bergabung dengan tim tempur sepanjang hari, apa kamu yang memengaruhinya?"Dia sama sekali tidak menyukai Draco.Dari waktu ke waktu, pria itu menyelinap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 726 Putra Kodam

    Orang-orang yang datang adalah sekelompok pemuda berjumlah sekitar belasan orang.Masing-masing dari aura mereka memancarkan aura yang tidak biasa.Di belakang, ada orang yang mengikuti mereka.Ada pengawal, ada asisten, atau pebisnis yang datang dengan membawa tas kantor."Siapa Hardi?! Kami ingin membeli Starindum!"Pemuda yang berdiri di paling depan melirik semua orang di dalam ruang pertemuan.Sambil memicingkan matanya, dia mengangkat kepalanya dengan arogan.Hardi terkejut bukan main. Dia sudah bisa menebak bahwa latar belakang sekelompok pemuda ini tidak biasa.Dia berjalan maju dan bertanya dengan sopan, "Aku adalah Hardi. Maaf, kalau boleh tahu kamu siapa?""Musafa Lumino dari Keluarga Lumino Kota Barokah," kata pemuda yang berbicara tadi dengan acuh tak acuh.Ekspresi semua orang di dalam ruang pertemuan langsung berubah drastis. Kota Barokah terletak di selatan Kota Banyuli. Kedua kota ini berdekatan. Jadi, mereka semua sudah pernah mendengar tentang Keluarga Lumino Kota Ba

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 727 Sudah Memprovokasi Orang Hebat

    "Bisakah kamu tutup mulutmu? Aku nggak bertanya padamu."Musafa hanya melirik Elsy sekilas, ekspresinya tampak sangat arogan.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Hardi dan berkata, "Aku bertanya sekali lagi padamu. Apa kamu bersedia menjual Starindum kepada kami?"Elsy buru-buru berkata, "Pak Hardi, kamu jangan takut, mereka nggak akan berani memaksamu untuk menjual Starindum kepada mereka ...."Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Hardi sudah membuat keputusan."Ya, aku bersedia!"Sama seperti saat berada di hadapan Ardika kemarin, Hardi langsung melangkah maju, menganggukkan kepalanya dan berkata dengan penuh hormat, "Dipandang tinggi oleh kalian adalah sebuah kehormatan bagi Starindum, juga merupakan sebuah kehormatan bagiku!"Ada beberapa pemuda yang sedikit menganggukkan kepala mereka, sedangkan pemuda-pemuda lainnya sama sekali tidak bereaksi.Seakan-akan semuanya memang sudah seharusnya berjalan seperti ini.Elsy tidak menyangka Hardi akan mengambil kep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 728 Memaksanya untuk Datang

    Begitu mendengar ucapan Waluya, ekspresi pemuda itu langsung berubah.Dia mendengus, lalu tidak bersuara lagi.Mereka semua adalah pemuda-pemuda yang mengejar Lea. Jadi, tentu saja hubungan di antara mereka tidak harmonis.Kali ini hanya karena mendengar Lea sudah dipukul, mereka baru bekerja sama untuk mencari perhitungan dengan Ardika.Setelah Elsy pergi, terdengar kata-kata sindiran dilontarkan oleh pemuda-pemuda itu dari arah belakangnya."Apa kita nggak keterlaluan dengan datang bersama-sama seperti ini? Hanya sendirian saja, kita juga sudah bisa menginjak-injak Ardika itu.""Panggil Lea ke sini. Aku mau lihat apakah dia berani menampar Lea di hadapan kita atau nggak.""Dia pasti nggak berani. Aku sudah menyelidiki identitasnya. Dia hanyalah menantu benalu keluarga kelas dua. Sebelumnya, dengan melakukan penyamaran, dia membangun kembali Grup Bintang Darma. Ya, boleh dibilang dia cukup hebat, tapi dia sama sekali bukan apa-apa di hadapan kita ...."Mendengar ucapan pemuda-pemuda i

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 729 Berjemur Matahari dan Makan Es Krim

    Hariyo berkata dengan senang, "Ardika, sekarang mereka semua sudah datang ke Kota Banyuli untuk mencari masalah denganmu. Kamu sudah pasti akan mati!"Mendengar ucapan Hariyo, Futari dan Handoko sudah hampir menangis saking cemasnya.Mereka benar-benar ketakutan mendengar ucapan Hariyo."Kak Ardika, bagaimana ini? Kak Luna bawa Paman ke rumah sakit untuk mengganti perban bersama Bibi. Bagaimana kalau aku meneleponnya agar dia segera pulang dan memikirkan solusi untuk menangani masalah ini?"Selesai berbicara, Futari mengeluarkan ponselnya, hendak menelepon Luna."Untuk apa kamu mengganggu Luna hanya karena masalah sepele seperti ini?"Ardika menghentikan Futari.Sebelumnya Ardika sudah menerima panggilan telepon dari Elsy.Awalnya dia tidak menganggap serius sekelompok pemuda itu.Dia berencana untuk mengirim orang membeli Starindum saja.Namun, siapa sangka rumor malah beredar luas di luar sana.Sepertinya dia memang harus mengunjungi Starindum secara pribadi."Sekarang aku akan pergi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 730 Kami Datang Atas Perintah

    "Kak Ardika, jangan menyetujui permintaannya, bisa-bisa nyawamu melayang!"Begitu mendengar ucapan Handoko, ekspresi ketakutan setengah mati terpampang jelas di wajah Futari."Oh? Nggak setuju, ya? Kalau begitu, seharusnya jangan berdiri di sana lagi! Pulang sana dan tunggu ajal menjemputmu!"Hardi tertawa dingin dan berkata, "Kalau kamu ingin memasuki pintu Starindum dan bertemu dengan tuan muda-tuan muda terhormat di dalam, kamu harus berdiri selama tiga jam dengan patuh dan memakan es krim hingga kamu nggak sanggup untuk memakannya lagi."Mendengar ucapan pria paruh baya itu, Handoko dan Futari makin cemas, sampai-sampai mengentakkan kaki mereka.Mereka beranggapan bahwa Ardika pasti akan menyetujui persyaratan tidak masuk akal mereka.Belasan pemuda yang mengejar Lea itu berasal dari latar belakang yang tidak biasa!Ardika juga pasti sudah tahu kali ini dia sudah tertimpa masalah besar.Dia pasti harus bertemu dengan orang-orang itu, lalu tunduk dan meminta maaf pada mereka."Kenap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 731 Tragedi yang Menimpa Tiga Keluarga Besar

    Setelah tiga keluarga besar hancur.Kepala keluarga tiga keluarga besar yang dulunya sangat berkuasa atas Kota Banyuli, juga sudah pensiun.Baru beberapa hari tidak bertemu, mereka seakan sudah menua sepuluh tahun.Mereka tampak sedikit tidak bersemangat, tidak sebugar dulu lagi.Saat ini, mereka yang sedang berhadapan dengan Ardika terlihat gemetaran.Ardika menatap mereka dengan tatapan acuh tak acuh, "Kepala keluarga tiga keluarga besar, ternyata kalian sangat hebat, ya. Bukankah aku sudah menyuruh kalian untuk menyerahkan seluruh aset kalian kepada negara, malah masih ada aset yang kalian pertahankan?""Brak!"Kepala keluarga tiga keluarga besar langsung berlutut dan bersujud di hadapan Ardika dengan gemetaran.Handoko, Futari dan Hariyo tercengang menyaksikan pemandangan itu.Mengapa kepala keluarga tiga keluarga besar begitu takut pada Ardika?"Tuan Ardika, kami sudah bersalah! Kami benar-benar nggak sengaja membohongi Tuan!""Setelah ada Grup Agung Makmur dan Grup Bintang Darma

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1843 Anggap Saja Aku Menghina

    "Ya, benar."Ardika mengangguk sambil tersenyum, "Sebagai teman, sudah sewajarnya memberikan bantuan kecil seperti itu.""Apa katamu?! Memberikan bantuan?"Tidak tahu apa yang salah dengan ucapan Ardika itu, emosi Violet langsung meledak. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu bilang memberikan bantuan?!""Tahukah kamu setelah kejadian itu berlalu, ada berapa orang yang mentertawakan Tina?""Dengar-dengar, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan wanita?""Pria yang hanya bisa mengandalkan wanita sepertimu, biarpun hanya berpura-pura menjadi pacar Tina, juga hanya mencoreng reputasi Keluarga Bangsawan Dienga Supham!"Selesai berbicara, Violet memelototi Tina dengan tajam, seakan-akan menyalahkan keponakannya bertindak sembarangan.Senyuman di wajah Ardika langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia mendapati kemungkinan besar lidah tajam Tina, diwarisi dari bibinya yang satu ini.Begitu datang, wanita itu langsung menjulukinya sepert

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1842 Bibi Ingin Bertemu Denganmu

    "Selain itu, wanita itu memang cukup berkemampuan. Beberapa tahun yang lalu, saat Keluarga Dienga nggak stabil, dia berhasil menyelamatkan Keluarga Dienga dengan kemampuannya seorang diri.""Bahkan Thomas bisa menjadi Komandan tim tempur Provinsi Denpapan, juga merupakan hasil dari tindakannya.""Jadi, seluruh Keluarga Dienga tunduk padanya.""Terlebih lagi, dia menggunakan alasan demi kebaikanku, ingin aku menikah, anggota keluarga lainnya lebih nggak bisa berkomentar lagi."Sepertinya, Nyonya Keluarga Dienga yang satu ini memang cukup hebat.Sebagai wanita yang dinikahi oleh ayah Tina setelah bercerai, wanita itu bisa memegang kendali atas Keluarga Dienga.Terlebih lagi, Keluarga Dienga adalah sebuah keluarga besar, sangat jelas kemampuannya begitu luar biasa."Tapi, setelah berbicara sebanyak ini, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?""Seharusnya aku nggak termasuk teman curhat yang baik, bukan?"Ardika berkomentar sambil merentangkan tangannya.Dia sudah memutuskan, dengan m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1841 Pangeran

    Di kalangan kelas atas, keturunan keluarga besar biasa, biasanya disebut sebagai Tuan Muda.Keluarga besar di atas level itu, juga disebut sebagai Tuan Muda.Sementara itu, orang yang bisa mendapatkan julukan Pangeran, hanyalah keturunan keluarga bangsawan.Tidak ada peraturan khusus, tetapi makin banyak orang yang menggunakan panggilan dan julukan khusus itu, maka lambat laun menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat.Selain itu, bahkan dalam internal keluarga bangsawan pun, bukan semua orang bisa mendapatkan julukan tersebut.Paling tidak harus orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga.Sejak dilahirkan, orang seperti ini sudah menduduki puncak dunia.Memiliki darah terhormat!Terhormat sejak lahir!Kata-kata ini cocok untuk mendeskripsikan orang-orang seperti ini."Apa kamu ketakutan?"Melihat ekspresi Ardika, Tina mendecakkan lidahnya dan berkata, "Tapi ini juga bukan salahmu. Keluarga bangsawan benar-benar sulit dibayangkan oleh kelua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1840 Tina Mau Kencan Buta Lagi

    Saat ini, Hamdi berkata, "Kali ini, karena kejadian yang menimpa Keluarga Dougli Galea, Perusahaan Investasi Mahasura berencana untuk meninggalkan Kota Banyuli. Mereka sedang menjual aset-aset mereka.""Lalu, mengenai beberapa rumah sakit swasta itu, kemarin Amir mengunjungi Kediaman Wali Kota secara pribadi dan menanyakan apakah Kediaman Wali Kota tertarik untuk mengambil alih rumah sakit tersebut atau nggak.""Menurutku, Amir melakukan tindakan ini, seharusnya untuk menunjukkan sikapnya pada Tuan."Ardika tertegun sejenak. Kemudian, di menyunggingkan seulas senyum main-main dan berkata, "Oh? Apa pada akhirnya Keluarga Mahasura sudah mulai ketakutan?"Zilwar sudah dilumpuhkan, menjadi seperti seorang kasim. Dia sudah bisa membayangkan Abraham selaku ayah kandung Zilwar pasti akan menggila.Karena itulah, dia meminta Davinko untuk mengirim Pasukan Pengawal Internal dari tim tempur. Selama beberapa hari ini, mereka yang bertugas melindungi Luna, Elsy dan yang lainnya.Sepertinya kematia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1839 Kandidat Wali Kota

    Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1838 Grup Mitsun

    Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1837 Hidup dan Mati Keluarga Dougli

    Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1836 Semuanya Sudah Berakhir

    "Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1835 Keinginan untuk Bertahan Hidup Sangat Kuat

    Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status