Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2119 Hal yang Mudah

Share

Bab 2119 Hal yang Mudah

Author: Sarjana
Ardika menggelengkan kepalanya.

Hingga saat seperti ini, wanita yang satu ini masih saja menunjukkan sikap angkuh yang konyol.

Ardika berkata dengan memasang ekspresi mempermainkan, "Kalau begitu, coba kamu katakan, kamu berencana membalas budiku dengan cara apa?"

Ekspresi Vita sedikit berubah. Kemudian, dia berkata dengan dingin, "Ardika, untuk apa kamu mempermalukanku seperti ini lagi di saat seperti ini?"

"Aku adalah orang lumpuh yang nggak punya apa-apa, bagaimana aku bisa membalas budimu?"

"Kekuasaan? Nggak ada seorang pun yang menganggap serius aku, wakil ketua cabang Provinsi Denpapan di atas nama ini. Bahkan, orang seperti Cahdani saja bisa mendesakku ke jalan buntu."

Sekujur tubuh Cahdani gemetaran, dia buru-buru berkata, "Bu Vita, aku hanya gegabah sesaat! Sebenarnya aku sangat menghormatimu!"

Vita melemparkan sorot mata dingin ke arah pria itu, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

"Uang? Apa lagi uang, tentu saja aku nggak punya."

"Ardika, kamu hanya suka melihat seorang wani
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hendri Yanto
lanjuuuuuuuut...........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2120 Pedang Ular Gelap

    "Hal yang mudah ...."Vita menatap Ardika dengan lekat, sekujur tubuhnya gemetaran.Hanya saja, setelah kehilangan segalanya, dia baru menyadari betapa berharganya segala sesuatu yang dimilikinya dulu.Terutama setelah kekuatannya dilumpuhkan, dia benar-benar merasakan betapa kejamnya dunia ini.Orang-orang yang dulunya menjilatnya, rekan-rekan yang selalu menyapanya dengan penuh hormat, langsung berubah seratus delapan puluh derajat, menganggapnya seperti orang asing.Para senior dan tetua Organisasi Snakei cabang Gotawa yang sebelumnya sangat menyayanginya dan membelanya, tidak lagi memedulikannya. Pada akhirnya, mereka bahkan memindahkannya ke cabang Provinsi Denpapan, menempatkannya di posisi wakil ketua cabang Provinsi Denpapan.Setelah bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan, dia selalu ditindas oleh orang-orang. Hari ini, kalau dia benar-benar jatuh ke tangan Cahdani, dia tidak berani membayangkan apa yang akan terjadi pada dirinya.Vita bertanya dengan susah payah, "Apa persy

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2121 Beri Aku Jawabanmu

    Pedang Ular Gelap.Pedang itu adalah senjata ajaib Vanya, sang Ratu Ular, juga merupakan pedang suci yang mewakili kekuasaan tertinggi Organisasi Snakei.Pedang yang terpampang nyata di depan mata ini, sangat jelas adalah replikanya.Biarpun hanya replika, juga hanya ketua cabang Organisasi Snakei yang memenuhi kualifikasi untuk memilikinya.Kala itu, sebagai orang berbakat yang menempati peringkat sepuluh besar dari tiga puluh enam cabang Organisasi Snakei, Vanya, sang Ratu Ular baru memberi Vita sebilah pedang ini.Sebelumnya, Vita membawa Pedang Ular Gelap ke Kota Banyuli. Dia mengira hanya dengan membawa Pedang Ular Gelap, dia sudah bisa menekan pembunuh ayah angkatnya.Namun, siapa sangka Ardika bisa melumpuhkannya dengan mudah dan merebut Pedang Ular Gelap.Setelahnya, karena Pedang Ular Gelap, muncullah serangkaian masalah.Jadi, saat melihat Pedang Ular Gelap yang dulunya ada di tangannya itu, kembali muncul di hadapannya, perasaan Vita campur aduk.Namun, hal yang membuatnya t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2122 Pulih Kembali

    Berdasarkan rencana awal Ardika, membersihkan cabang Gotawa dan cabang Provinsi Denpapan, bisa dilakukan dengan menghabisi setengah anggota, lalu memenangkan hati setengah anggota.Diberi hukuman terlebih dahulu, baru diberi yang manis-manis. Dengan cara seperti ini, sudah bisa memegang kekuasaan dengan kokoh.Namun, saat dia melihat Vita, dia berubah pikiran.Dia ingin membuat Vita sepenuhnya tunduk padanya, bukannya ingin meninggalkan ancaman untuk dirinya sendiri. Itulah sebabnya, dia harus membuat wanita itu menyetujui penawarannya tanpa terpaksa.Ardika tidak bermaksud untuk memaksa wanita itu.Dia sudah memberi wanita itu kesempatan, apakah wanita itu bersedia menangkap kesempatan ini atau tidak, tergantung pada wanita itu sendiri.Setelah terdiam sejenak, Vita langsung melangkah maju dan berlutut di hadapan Ardika."Vita memberi hormat kepada Pak Ardika!""Mulai hari ini, aku hanya akan mendengarkan perintah Pak Ardika!"Begitu mengambil keputusan, Vita tidak ragu lagi. Dia melo

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2123 Menunjukkan Kesetiaan

    "Jangan terburu-buru berterima kasih, kita bicarakan hal yang penting dulu."Ardika melambaikan tangannya, lalu duduk di sofa."Pertama-tama, aku beri tahu kamu, aku nggak memelihara pecundang.""Jadi, selanjutnya kamu harus menempati posisi sebagai ketua cabang Provinsi Denpapan.""Tapi, aku nggak akan mengangkatmu secara langsung. Kamu harus membersihkan Organisasi Snakei sendiri, menarik dukungan dan kekuasaan sendiri.""Baik yang sekarang sudah memperebutkan kekuasaan secara terang-terangan seperti Giorgi dan Wilgo, atau yang masih terkesan misterius seperti Revando, hanya ada dua pilihan untuk menghadapi orang-orang ini, tundukkan, atau kirim mereka ke alam bawah sana untuk menemani Sirilus.""Dalam kunjunganku kali ini, aku masih ada banyak urusan-urusan lainnya. Aku nggak ingin membuang-buang terlalu banyak waktu dalam urusan cabang Provinsi Denpapan, jadi aku hanya bisa memberimu waktu setengah bulan.""Vita, tunjukkan kemampuanmu padaku."Kalau Vita menunjukkan kemampuan yang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2124 Aku Adalah Anjing yang Profesional

    Tentu saja Cahdani mengerti tentang mencabut hingga ke akarnya.Saat ini, saking ketakutannya, jiwanya seperti sudah meninggalkan raganya. Dia langsung menerjang ke depan, memeluk kaki Ardika dan berkata sambil menangis dengan keras, "Pak Ardika, justru karena Pak Ardika sudah membunuh Ayah dan yang lainnya, aku lebih nggak berani lagi mengkhianati Pak Ardika.""Nyawaku sama sekali nggak ada artinya, Pak Ardika bisa menghabisiku dengan mudah.""Pak Ardika, aku mohon, beri aku satu kesempatan!""Aku bersedia menjadi anjing Pak Ardika, aku akan menggigit siapa pun sesuai perintah Pak Ardika!""Ya, ya, aku juga akan menunjukkan kesetiaanku. Giorgi adalah teman aliansiku, aku bisa membuat janji temu dengannya di tempatku dengan alasan untuk membicarakan urusan kami, lalu dibunuh atau disiksa, keputusan ada di tangan Pak Ardika!"Demi bertahan hidup, saat ini Cahdani benar-benar sudah menggunakan cara apa saja.Ardika memperkirakan biarpun sekarang dia meminta pria itu untuk pergi memakan t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2125 Kakak Sepupu Jeslin

    Ardika melambaikan tangannya, menyuruh Cahdani yang berlinang air mata bahagia itu untuk pergi.Vita juga ikut pamit undur diri.Saat mereka berdua berjalan keluar bersama-sama dan tatapan mereka bertemu, seakan-akan ada percikan api yang meledak.Bagi mereka berdua, mereka tidak mungkin bisa berdamai.Bagaimanapun juga, hari ini mungkin saja Vita akan didesak oleh Cahdani ke jalan buntu, bahkan hampir dilecehkan oleh pria itu.Sementara itu, Cahdani juga mengerti wanita yang satu ini adalah wanita yang arogan, tidak mungkin akan memaafkannya, jadi dia juga tidak berinisiatif untuk berdamai.Begitu ada kesempatan, mereka akan menyerang satu sama lain tanpa ragu.Tentu saja Ardika sangat senang dengan situasi ini.Setelah meminta dua orang itu untuk pergi, Ardika juga tidak berlama-lama di vila Levin, dia langsung kembali ke pusat kota dan menginap di sebuah hotel bintang lima.Baru saja selesai mandi, Ardika yang bersiap untuk beristirahat sejenak, menerima sebuah pesan.Pesan yang dik

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2126 Kayla

    "Uh ...."Mendengar ucapan Kayla, Ardika langsung teringat.Kala itu, dia sering dibawa ke rumah oleh Sutandi, sedangkan Kayla ini juga sering diantar ke rumah Sutandi untuk mengerjakan PR.Ya, yang Ardika ingat, interaksi antara dirinya dengan Kayla hanya sekadar ini.Siapa sangka Kayla malah mengatakan dirinya pernah diam-diam menyukai wanita itu, bahkan wanita itu pernah menolaknya.Ardika benar-benar merasa dirugikan."Itu ... yang penting kamu senang saja, terserah kamu."Ardika juga tidak tahu harus memberi tanggapan seperti apa pada wanita itu, seakan-akan mengatakan apa pun tidak terlalu baik."Kamu sudah ingat?"Kayla mendengus dengan agak bangga, lalu berkata dengan nada bicara senang, "Sepertinya kamu sudah melupakan kejadian dulu, baguslah kalau seperti itu. Bagaimanapun juga, kita berdua berasal dari dunia yang berbeda. Saat itu, pertemuan kita di rumah Paman Sutandi, hanyalah sebuah kejadian yang nggak terduga."Ardika malas beromong kosong dengan wanita yang terlalu perc

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2127 Memperluas Wawasan

    "Maaf, aku nggak mengerti."Ardika menanggapi wanita itu dengan santai.Dia sudah berbicara panjang lebar seperti itu, tetapi Ardika hanya menanggapinya dengan beberapa patah kata singkat itu.Kayla benar-benar kesal setengah mati.Beberapa saat kemudian, wanita ini berkata sambil menggertakkan giginya, "Oke, oke, karena kamu nggak mengerti, maka aku akan memberimu satu kesempatan untuk mengerti!""Jam tujuh malam, aku akan menunggumu di Restoran Pigero di Gedung Goldis, agar orang kampungan sepertimu bisa menambah wawasan dengan melihat kota besar ini!""Ardika, kamu berani datang atau nggak?""Kalau kamu menjadi seorang pengecut, kelak jangan mengganggu bibiku sekeluarga dengan nggak tahu malu lagi!"Awalnya mendengar penawaran Kayla, Ardika sama sekali tidak berminat.Namun, karena lokasi janji temu wanita itu tetapkan di Gedung Goldis, hal ini sedikit menarik minat Ardika.Dia ingin lihat bagaimana situasi Grup Goldis.Karena itulah, Ardika berkata, "Oke, aku akan tiba di Gedung Go

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2289 Pak Windono

    Ardika mendongak, melihat matahari yang sudah bersinar cerah di luar sana. Dia pun berkata, "Cuaca hari ini cukup bagus. Begini saja, Pak Jace, sekarang kamu kerahkan pompa untuk menguras air di kolam hingga kering terlebih dahulu.""Lalu, kerahkan eskavator untuk membersihkan lumpur. Sekitar pukul dua sore, saat energi positif mencapai titik puncaknya, aku akan turun tangan langsung.""Hantu atau roh apa pun yang ada di dalam air itu, kali ini harus dihancurkan sepenuhnya!"Melihat Ardika begitu percaya diri, Jace juga sudah mulai tenang."Baik, aku akan meminta Limdo untuk mengaturnya sekarang!"Tak lama kemudian, Limdo sudah mengerahkan beberapa buah pompa berkekuatan besar kemari dan mulai menguras air.Walaupun sangat bising, tetapi Jace sekeluarga malah merasa suara itu sangat enak didengar.Dalam kurun waktu kurang dari dua jam, air sudah terkuras hingga kering. Dasar kolam dipenuhi dengan lumpur, tidak kelihatan ada keanehan apa pun.Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2288 Angin Menyatukan Air, Air Menimbulkan Angin

    "Dia sudah mati, nggak mungkin bisa berulah lagi.""Kalau ada rohnya, juga pasti sudah kuhabisi sejak awal."Ardika menanggapi ucapan Lolita sambil menggelengkan kepalanya.Setelah merenung sejenak, dia berkata dengan nada bicara agak dingin, "Menurutku, ada orang yang masih nggak terima, jadi sengaja berulah.""Ada yang berulah?"Jace dan Lolita menunjukkan ekspresi serius, sorot mata mereka tampak sedikit panik.Selama beberapa waktu ini, mereka sekeluarga sudah lelah baik secara fisik maupun mental. Siapa sangka, Kasandra baru saja diselamatkan, tetapi sudah terjadi hal seperti ini lagi."Nggak perlu khawatir."Ardika melambaikan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Karena hari ini aku sudah datang, aku akan membantu kalian mengatasi kekhawatiran kalian ini sepenuhnya.""Di mana gambarnya? Coba kulihat."Jace segera memanggil Limdo untuk membawakan setumpuk kertas itu kemari."Tuan Ardika, aku sudah meminta Limdo untuk mencarikan keseluruhan gambar kompleks asrama Kediaman

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2287 Kejadian Aneh di Kediaman Keluarga Sinantri

    Namun, begitu bertemu Ardika, Kasandra malah langsung seakrab itu dengan Ardika. Hal ini benar-benar di luar bayangan Jace dan Lolita.Terlebih lagi, boleh dibilang ini adalah pertama kalinya Kasandra bertemu dengan Ardika.Walaupun sebelumnya dia sudah sempat bertemu dengan Ardika sebanyak dua kali di rumah, tetapi saat itu Kasandra dikendalikan oleh orang lain. Dia dalam kondisi tidak sadar.Pasangan suami istri ini benar-benar tidak bisa memahami hal ini. Pada akhirnya, mereka hanya beranggapan bahwa karena Ardika telah menyelamatkan Kasandra, itulah sebabnya Kasandra bisa merasa akrab terhadap Ardika secara naluriah."Baiklah, kalau begitu aku panggil kamu Kasandra saja."Ardika menyunggingkan seulas senyum tak berdaya, dia juga cukup menyukai gadis manis yang satu ini.Setelah mendengar ucapan Ardika, Kasandra baru puas. Dia menarik Ardika masuk ke dalam rumah dengan antusias, lalu menyeduhkan teh untuk Ardika dengan antusias pula."Hei, sekarang putriku sudah dewasa. Biasanya gad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2286 Pertama Kali Bertemu Judian

    Setengah jam kemudian.Ardika langsung melajukan mobilnya memasuki kompleks asrama Kediaman Wali Kota.Baru saja memarkir mobilnya di depan rumah Jace, Ardika sudah melihat sosok bayangan Jace sekeluarga muncul di depan halaman rumah.Sosok Kasandra yang cantik dan elegan juga berdiri di belakang Jace dan Lolita, kelihatannya kondisi mental juga jauh membaik.Selain Jace sekeluarga, juga ada seorang pemuda dengan postur tubuh tegap dan paras tampan berada di sana.Saat ini, pemuda itu berbalik dan berkata, "Paman Jace nggak perlu mengantarku lagi, aku pamit dulu.""Ke depannya aku akan tetap berada di ibu kota provinsi. Aku sudah punya lebih banyak waktu untuk datang mengunjungi Paman dan Bibi Lolita, tentu saja juga Kasandra."Kemudian, Jace sekeluarga berbasa-basi beberapa patah kata lagi sebelum pemuda itu berjalan keluar.Tak lama kemudian, sebuah mobil dengan pelat tim tempur Provinsi Denpapan melaju perlahan-lahan ke sisi pemuda tersebut.Saat ini, kebetulan Ardika berjalan masuk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2285 Manajer Departemen Bisnis

    "Memintaku untuk menjadi presdir? Apa kamu takut identitasku terungkap terlalu lambat?"Ardika melirik Cahdani sekilas dengan sorot mata acuh tak acuh.Dilirik oleh Ardika seperti itu, jantung Cahdani langsung berdegap dengan kencang. Dia buru-buru berkata, "Nggak, nggak, nggak, bukan begitu. Aku nggak bermaksud seperti itu. Kak Ardika, kamu seperti ini juga cukup baik. Tapi, menjadi seorang karyawan biasa sama sekali nggak cocok untuk identitasmu. Bagaimana kalau kamu menjabat sebagai seorang petinggi level menengah?""Kak Ardika, dengan begini kamu nggak perlu khawatir identitasmu terekspos, juga bisa mencampuri urusan perusahaan secara terang-terangan."Ardika mengangguk perlahan dan berkata, "Benar juga. Kalau begitu, begini saja. Jabatan Kalris sebelumnya untukku saja.""Manajer departemen?"Cahdani mengangguk dan berkata, "Hmm, boleh dibilang juga sudah termasuk petinggi level menengah. Kalau begitu, ditetapkan seperti ini saja.""Kalian sudah dengar apa yang kukatakan, 'kan? Ngg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2284 Kamu Bisa Langsung Menjabat Sebagai Presdir

    Kalris langsung menoleh. Saat itu juga, dia berkata dengan gigi terkatup, "Cahdani, kamu yang menjebakku dari belakang!"Cahdani yang kedua lengannya masih terbalut perban, berjalan melenggang masuk dengan membawa beberapa orang anak buahnya."Kalris, 'kan? Dengar-dengar tadi malam kamu memakiku saat berada di Hainiken, apa kamu cari mati?"Begitu masuk, Cahdani langsung mempertanyakan Kalris dengan tajam sekaligus dingin.Walaupun Kalris sangat arogan, tetapi menghadapi Cahdani yang luar biasa arogan, dia masih kalah telak.Mendengar ucapan ini, jantung Kalris langsung berdegap dengan kencang. Dia berkata dengan suara bergetar, "Cah ... Cahdani, ini hanya kesalahpahaman.""Kesalahpahaman apanya?!"Cahdani langsung menendang Kalris hingga tubuh Kalris terpental dan membentur sebuah meja kerja hingga hancur berkeping-keping.Melihat Kalris yang tergeletak di lantai sambil menutupi perutnya dengan ekspresi kesakitan tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun, Cahdani langsung melambaikan ta

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2283 Apa Hebatnya Wilgo

    "Oke, Jeslin, nanti kita baru ngobrol lagi!"Kalris melambaikan tangannya. Kemudian, dia menyalakan sebatang rokok dengan santai, lalu mengisapnya satu isapan sebelum berkata sambil tersenyum, "Eh, Ardika, kamu mau pergi sendiri, atau aku bantu kamu?""Di Grup Goldis, kamu nggak akan bisa menang dariku!"Ardika berkata tanpa menyetujui, juga tidak menyangkal ucapan pria itu, "Oh? Siapa bilang?""Aku yang bilang!"Kalris mengembuskan asap rokoknya dengan arogan.Ardika tersenyum dan berkata, "Maaf, tapi sebentar lagi kata-katamu sudah nggak ada artinya lagi."Kalris tertawa meremehkan dan berkata, "Kenapa? Apa mungkin kamu bisa mengusirku dari Grup Goldis ....""Siapa yang namanya Kalris?!"Begitu dia selesai berbicara, tiba-tiba sekelompok orang berjalan memasuki ruangan dengan memasang ekspresi dingin.Seorang wanita paruh baya dengan ekspresi galak yang memimpin sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan tersebut dengan dingin.Kalris mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan kesal,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2282 Mengingkari Janji

    "Plak ...."Kalris langsung memukul tangan Ardika, lalu berkata dengan dingin, "Bonus enam miliar? Mimpi saja kamu! Apa kamu pikir perusahaan ini adalah milik keluargamu?!""Jangankan bonus sebesar sepuluh persen, bonus sebesar empat persen yang sudah ditetapkan sebelumnya juga nggak ada!""Ingin menjadi karyawan tetap? Hari ini kamu baru mulai masuk kerja, kamu sudah ingin menjadi karyawan tetap? Nggak ada aturan seperti ini! Aturan Grup Goldis adalah, paling singkat masa percobaan orang baru juga membutuhkan satu bulan!"Siapa sangka di bawah tatapan banyak orang, Kalris malah menjilat ludahnya sendiri.Ardika memicingkan matanya, lalu bertanya dengan nada bicara agak dingin, "Kalau begitu, Tuan Muda Kalris berencana untuk mengingkari janji?""Tadi bukan seperti ini ucapanmu."Kalris mendengus dingin dengan acuh tak acuh, lalu berkata, "Sebelumnya aku memang bilang begitu. Tapi yang kubilang adalah kamu harus menangani Juki dan yang lainnya. Setelah mereka menandatangani kontrak, bar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2281 Penghasilan Per Tahun Sudah Mencapai Enam Miliar

    Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status