"Jangan berpikir kalian bisa menjalani kehidupan seperti dulu lagi, jangan berpikir kalian bisa menguasai Kota Banyuli lagi."Ardika berkata, "Bantu aku beli Starindum, maka aku akan membiarkan kalian menjalani kehidupan orang biasa. Berdirilah."Karena tiga keluarga besar sudah hancur dan mundur dari dunia persilatan, maka mereka tidak bisa didukung untuk bangkit kembali.Adapun mengenai apakah kelak mereka bisa membalikkan keadaan atau tidak, semuanya tergantung pada generasi muda mereka."Terima kasih atas kebesaran hati Tuan Ardika! Kami pasti akan melakukan yang terbaik!"Kepala keluarga tiga keluarga besar sangat berterima kasih atas kesempatan yang Ardika berikan pada mereka.Biarpun hanya bisa menjalani kehidupan orang biasa, bagi mereka yang kini sudah terpuruk dan sangat menyedihkan, itu sudah termasuk surga di bumi.....Begitu melihat Hardi berjalan memasuki ruang pertemuan dan sedang memakan es krim, Musafa pun tersenyum dan bertanya, "Hardi, Ardika sudah mulai makan es kr
Di dalam ruang pertemuan.Senyuman di wajah Musafa dan belasan pemuda lainnya langsung membeku.Senyuman di wajah Santi, Jonas dan yang lainnya membeku.Senyuman di wajah Lea membeku.Senyuman di wajah Hardi juga membeku.Orang-orang ini mengeluarkan uang sebesar enam triliun bersama-sama untuk membeli Starindum.Bahkan di dunia investasi, boleh dibilang ini juga merupakan kasus pembelian yang cukup menghebohkan.Sekarang malah ada orang yang mengejek mereka melakukan penggalangan dana.Hanya satu hal dalam benak mereka. 'Coba kamu yang pergi menggalang dana sebanyak ini! Dasar sialan!'Saat ini, orang-orang di dalam ruang pertemuan itu hampir muntah darah saking kesalnya.Mereka langsung menoleh dan melihat ke arah pintu dengan sorot mata penuh amarah.Sebenarnya siapa manusia arogan yang berani berbicara lancang seperti itu pada mereka?!"Ardika!"Sorot mata Lea langsung berubah menjadi tajam.Kalau bukan demi menjaga citranya di hadapan pemuda-pemuda yang mengejarnya, dia benar-bena
Ardika menunjuk satu per satu dari orang-orang yang tersisa.Mereka semua hanya bisa memasang ekspresi muram tanpa bisa mengucapkan sepatah kata pun."Kalian nggak bisa mengeluarkan uang itu, aku bisa. Kalau kalian bukan pecundang, memangnya apa?"Selesai berbicara, Ardika langsung melambaikan tangannya pada Elsy tanpa melirik orang-orang itu sama sekali. "Elsy, siap-siap untuk menandatangani kontrak.""Menandatangani kontrak apaan? Siapa bilang aku bersedia menjualnya pada kalian?!"Akhirnya Hardi sudah mendapatkan kesempatan untuk berbicara. Dia memelototi Ardika, tertawa dingin dan berkata, "Saham ada di tanganku! Aku yang berhak menentukan menjual Starindum kepada siapa!"Santi berkata dengan bangga, "Ardika, hilangkan saja pemikiranmu itu! Kontrak sudah ditandatangani! Kamu sudah datang terlambat!""Ya, benar!"Hardi mengambil kontrak yang baru selesai ditandatangani, lalu melambai-lambaikannya di hadapan Ardika. "Kamu sudah lihat sendiri, 'kan? Nona Lea sudah menandatangani kontr
Musafa dan yang lainnya memelototi Ardika dengan amarah yang meluap-luap.Saking kesalnya mendengar ucapan Ardika itu, wajah mereka sampai sudah berkedut.Menghabiskan uang untuk mencetak sia-sia?Memangnya berapa banyak uang yang perlu dikeluarkan untuk mencetak?!Ardika si sialan itu jelas-jelas sedang mengejek mereka!Mereka bergegas datang dari kota asal masing-masing ke Kota Banyuli.Setelah menghabiskan waktu setengah hari, pada akhirnya mereka tidak memperoleh hasil apa pun.Tujuan mereka untuk membeli Starindum dan mempermalukan Grup Bintang Darma pun berubah menjadi bahan tertawaan."Hardi, berani-beraninya kamu menganggap hak milik orang lain sebagai milikmu dan menjualnya kepada kami! Tunggu saja kamu!"Musafa menunjuk Hardi dengan amarah yang meluap-luap.Pria bajingan itu yang telah membuat mereka malu."Tuan Musafa, dengarkan penjelasanku dulu. Aku jelas-jelas sudah menundukkan tiga tua bangka itu. Aku akan segera meminta anggota preman untuk memberi mereka pelajaran."Ha
"Tampar dirimu sendiri sebanyak sepuluh kali terlebih dahulu untuk menyenangkan hati Lea.""Kamu pikir kamu siapa?! Berani-beraninya kamu menampar Lea! Kamu pikir Lea adalah wanita yang bisa kamu tampar sesuka hatimu?!""Sepuluh tamparan hanya sebuah permulaan. Kalau hari ini kamu nggak memberi pelajaran padamu, sia-sia saja kami datang ke sini!""Kalau kamu berani membantah perintah kami, seharusnya kamu sudah tahu konsekuensinya. Salah satu dari keluarga kami saja sudah bisa menghabisimu dengan mudah!"Satu per satu dari sekelompok pemuda itu melontarkan kata-kata tajam kepada Ardika.Hari ini mereka datang demi menuntut keadilan untuk Lea, jadi mereka tidak akan melepaskan Ardika dengan mudah.Seperti yang telah mereka katakan sendiri, kalau mereka tidak memberi Ardika pelajaran, maka sia-sia saja mereka datang ke sini.Handoko sama sekali tidak menyangka.Dalam situasi seperti sekarang pun orang-orang itu masih enggan melepaskan kakak iparnya.Melihat aura membunuh mereka yang kuat
Mendengar Ardika terus mengatai mereka pecundang, ekspresi sekelompok pemuda itu langsung berubah menjadi agak muram."Ya, memangnya kamu bisa apa kalau kami menindas yang lemah dengan menggunakan kekuasaan kami? Keluarga salah satu dari kami bisa menghabisimu dengan mudah. Sekarang kami yang berjumlah belasan orang mencari perhitungan denganmu bersama-sama, ini adalah sebuah kehormatan bagimu!"Musafa dan yang lainnya menatap Ardika dengan arogan. "Cepat tampar dirimu sendiri! Jangan beromong kosong lagi! Hari ini kamu pasti akan mati di tangan kami!"Santi dan Jonas juga terus mendesak Ardika untuk tidak mengulur-ngulur waktu lagi.Lea tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia tetap mempertahankan citranya.Namun, sorot matanya yang tertuju pada Ardika sangat dingin.Tiba-tiba, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah wanita itu, lalu berjalan ke arah wanita itu. "Lea, apa kamu masih ingat ucapanku semalam?"Lea mengerutkan keningnya, tidak mengerti maksud Ardika.Santi dan Jonas berter
Beberapa pemuda lainnya juga menganggukkan kepala mereka.Namun, api amarah yang meluap-luap tersembunyi dalam mata mereka.Sangat jelas bahwa ini hanyalah rencana sementara mereka.Begitu Lea terbebas dari bahaya, mereka harus menghabisi Ardika baru bisa merasa puas!"Apa? Membiarkanku pergi? Nggak mempersulitku?"Ardika tertawa dingin dan berkata, "Kalian sangat arogan. Siapa yang mengizinkan sekelompok pecundang seperti kalian berbicara seperti itu padaku?"Selesai berbicara, dia melayangkan satu tamparan lagi ke wajah Lea."Kamu!"Sekelompok pemuda itu terkejut sekaligus marah.Mereka semua tidak menyangka idiot itu benar-benar tidak berbicara logika.Mereka sudah menyatakan bahwa mereka akan melepaskan Ardika, tetapi pria itu malah melayangkan satu tamparan lagi ke wajah Lea."Oke, oke, kami akui sikap kami tadi nggak baik, kami minta maaf padamu."Musafa memaksakan seulas senyum, berusaha keras agar Ardika bisa merasakan "keramahannya"."Hmm? Hanya meminta maaf saja?"Ardika meli
Lea berteriak dengan melengking seperti orang gila, dia menggunakan berbagai macam kata-kata kasar untuk memaki Ardika.Saat ini, dia sudah kehilangan citranya sebagai sosok dewi yang dingin.Bahkan Waluya dan yang lainnya juga mengerutkan kening mereka.Mereka bisa memahami perasaan Lea saat ini. Wanita pujaan mereka itu pasti sangat marah diperlakukan seperti itu.Namun, kata-kata kejam dan kasar yang keluar dari mulut Lea membuat Lea tampak tidak seperti Lea yang mereka kenal."Ah, akhirnya kamu nggak bisa melanjutkan aktingmu lagi."Ardika tertawa dan berkata, "Apa kamu tahu mengapa aku terus menamparmu? Aku ingin menunjukkan karakter aslimu pada mereka yang menganggapmu sebagai wanita pujaan hati mereka."Selesai berbicara, dia mengangkat lengannya dan melayangkan dua tamparan lagi ke wajah Lea.Kemudian, dia baru melepaskan Lea yang terus menangis dan berteriak histeris itu."Oke, akhirnya sepuluh tamparan sudah selesai."Ardika menepuk-nepuk tangannya, lalu mengalihkan pandangan
"Ya, benar."Ardika mengangguk sambil tersenyum, "Sebagai teman, sudah sewajarnya memberikan bantuan kecil seperti itu.""Apa katamu?! Memberikan bantuan?"Tidak tahu apa yang salah dengan ucapan Ardika itu, emosi Violet langsung meledak. Dia memelototi Ardika dengan marah dan berkata, "Berani-beraninya kamu bilang memberikan bantuan?!""Tahukah kamu setelah kejadian itu berlalu, ada berapa orang yang mentertawakan Tina?""Dengar-dengar, kamu adalah menantu benalu yang hanya bisa mengandalkan wanita?""Pria yang hanya bisa mengandalkan wanita sepertimu, biarpun hanya berpura-pura menjadi pacar Tina, juga hanya mencoreng reputasi Keluarga Bangsawan Dienga Supham!"Selesai berbicara, Violet memelototi Tina dengan tajam, seakan-akan menyalahkan keponakannya bertindak sembarangan.Senyuman di wajah Ardika langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Dia mendapati kemungkinan besar lidah tajam Tina, diwarisi dari bibinya yang satu ini.Begitu datang, wanita itu langsung menjulukinya sepert
"Selain itu, wanita itu memang cukup berkemampuan. Beberapa tahun yang lalu, saat Keluarga Dienga nggak stabil, dia berhasil menyelamatkan Keluarga Dienga dengan kemampuannya seorang diri.""Bahkan Thomas bisa menjadi Komandan tim tempur Provinsi Denpapan, juga merupakan hasil dari tindakannya.""Jadi, seluruh Keluarga Dienga tunduk padanya.""Terlebih lagi, dia menggunakan alasan demi kebaikanku, ingin aku menikah, anggota keluarga lainnya lebih nggak bisa berkomentar lagi."Sepertinya, Nyonya Keluarga Dienga yang satu ini memang cukup hebat.Sebagai wanita yang dinikahi oleh ayah Tina setelah bercerai, wanita itu bisa memegang kendali atas Keluarga Dienga.Terlebih lagi, Keluarga Dienga adalah sebuah keluarga besar, sangat jelas kemampuannya begitu luar biasa."Tapi, setelah berbicara sebanyak ini, sebenarnya apa tujuanmu memanggilku kemari?""Seharusnya aku nggak termasuk teman curhat yang baik, bukan?"Ardika berkomentar sambil merentangkan tangannya.Dia sudah memutuskan, dengan m
Di kalangan kelas atas, keturunan keluarga besar biasa, biasanya disebut sebagai Tuan Muda.Keluarga besar di atas level itu, juga disebut sebagai Tuan Muda.Sementara itu, orang yang bisa mendapatkan julukan Pangeran, hanyalah keturunan keluarga bangsawan.Tidak ada peraturan khusus, tetapi makin banyak orang yang menggunakan panggilan dan julukan khusus itu, maka lambat laun menjadi sebuah kebiasaan dalam masyarakat.Selain itu, bahkan dalam internal keluarga bangsawan pun, bukan semua orang bisa mendapatkan julukan tersebut.Paling tidak harus orang-orang yang memenuhi kualifikasi untuk memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga.Sejak dilahirkan, orang seperti ini sudah menduduki puncak dunia.Memiliki darah terhormat!Terhormat sejak lahir!Kata-kata ini cocok untuk mendeskripsikan orang-orang seperti ini."Apa kamu ketakutan?"Melihat ekspresi Ardika, Tina mendecakkan lidahnya dan berkata, "Tapi ini juga bukan salahmu. Keluarga bangsawan benar-benar sulit dibayangkan oleh kelua
Saat ini, Hamdi berkata, "Kali ini, karena kejadian yang menimpa Keluarga Dougli Galea, Perusahaan Investasi Mahasura berencana untuk meninggalkan Kota Banyuli. Mereka sedang menjual aset-aset mereka.""Lalu, mengenai beberapa rumah sakit swasta itu, kemarin Amir mengunjungi Kediaman Wali Kota secara pribadi dan menanyakan apakah Kediaman Wali Kota tertarik untuk mengambil alih rumah sakit tersebut atau nggak.""Menurutku, Amir melakukan tindakan ini, seharusnya untuk menunjukkan sikapnya pada Tuan."Ardika tertegun sejenak. Kemudian, di menyunggingkan seulas senyum main-main dan berkata, "Oh? Apa pada akhirnya Keluarga Mahasura sudah mulai ketakutan?"Zilwar sudah dilumpuhkan, menjadi seperti seorang kasim. Dia sudah bisa membayangkan Abraham selaku ayah kandung Zilwar pasti akan menggila.Karena itulah, dia meminta Davinko untuk mengirim Pasukan Pengawal Internal dari tim tempur. Selama beberapa hari ini, mereka yang bertugas melindungi Luna, Elsy dan yang lainnya.Sepertinya kematia
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,